Di dalam kamar Maira berganti pakaian terlebih dahulu sebelum benar benar rebahan di kasur, selesai itu Maira yang sudah berganti pakaian ia tiduran terlebih dahulu di kamarnya sambil bermain hp. Sementara itu Riski yang baru sampai di rumah ia bertemu dengan Roni yang mau berangkat ke kuliahnya tersebut.
"Ron, mau berangkat lu?" Tanyanya.
"Yah nih, tumben lu pulang nya lama bro," jawabnya.
"Lah kan emang biasanya pulangnya jam segini kali," ucap Riski.
"Oh yaya heheh, terus gimana masalah lu sama Maira?" Tanya nya tersebut.
"Yah udah ngga marahan lagi gara gara Deni ceritain semuanya, terus gue juga bingung siapa dalang semua ini," ucapnya tersebut yang sambil turun dari motornya tersebut.
"Hmmm kalau menurut gue sih ada yang benci sama lu deh fer makannya lu jadi sial terus," ucapnya.
"Nah itu yang gue pikirin Ron, menurut mah teman Maira,kenal ngga farel?" Tanyanya.
"Oh ya kenal, emang itu temannya Maira yah," ucapny
Dikarenakan yang mengechatting adalah Maira tanpa lama lama dirinya pun membalas chattingtingan tersebut, dan mereka berdua pun saling membalas pesan sampai tidur. Di pagi hari yang cerah, feri yang sedang olahraga seperti biasanya di halaman lalu tiba tiba Roni dan Ari keluar secara bersamaan dan mereka berdua juga ingin olahraga lalu langsung menyapa Riski."Woy Ris,” panggil Roni kepada Riski."Eh yah, tumben kalian berdua olahraga, biasanya mas ngga hahahaha," ucap Riski yang meledeknya"Yeee kali kali olahraga lah kita, yasudah yu kita joging ke depan aja," ucap Roni"Boleh ayo," jawabnya tersebut.Mereka bertiga pun langsung keluar untuk pergi joging santai. Ketika Riski dan teman temannya sedang berjoging tiba tiba ada segerombolan tentara yang sedang berolahraga juga lalu tentara itu menyapa Riski dan temannya tersebut."Mas olahraga juga yah?" Tanyanya salah satu tentara"Yah nih pak, kamu bertiga sedang berolahraga," j
“Kayanya iya deh sayang gara-gara pake itu, tapi ngga apa-apa udah terlanjur.”Sesampainya mereka berdua di dalam ruangan, Riski ditanya oleh Fadil karena Fadil mencium minyak wangi dari baju Riski.“Ris lu pakai minyak wangi cewe ya.”“Iya Dil tadi ada orang numpahin es jeruk ke gua jadi gua minta minyak wangi Maira aja dari pada bau jeruk.”“Haha ada-ada aja lu pake minyak wangi cewe udah gitu baunya loh Ris menyengat banget lu pasti kebanyakan ya ?” kata Fadil sambil menutupi hidungnya.“Iya bro tadi gua kebanyakan nih haha bodoamat lah soalnya gua pake minyak wangi gua banyak juga ngga menyengat gini.”“Iya kan bedalah Ris ini minyak wangi cewe kalau pakainya banyak banget jadi menyengatlah.”“Iya nih tadi Riski pakai minyak wangi banyak banget main semprot-semprot terus,” kata Maira yang ikut berbicara juga.“Pantesan Mai menyengat tu
Riski dan Maira yang sudah lama banget di kantin, Maira mengajak Riski pergi ke ruangannya kembali karena mata kuliah sebentar lagi pun akan segera dimulai.“Sayang kita ke ruangan sekarang yu lagian bau kamu udah ilang kok.”“Bener nih sayang udah ilang baunya ? Kalau udah ilang ayo deh kita ke ruangan aku juga udah bosen di kantin.”“Iya sayang beneran udah ilang ayo sayang.”Mereka berdua langsung berdiri dan berjalan ke tempat ruangan mata kuliah selanjutnya. Di dalam perjalan menuju ruangan, tiba-tiba Deni memanggil nama Riski.“Riss...Riskii,” teriak Deni dan langsung menghampirinya.“Iya bro kenapa ?”“Gua minta maaf banget ya soal tadi pas gua nunjuk lu gara-gara gua lu jadi dikeluarin dari ruangan."“Sans aja kali bro, memang bener kok gua yang bikin bau seruangan.”“Iya bro tapi gua ngerasa ngga enak banget sama lu lu jadi dikel
Mereka berdua sama-sama bingung ingin ke mana dan tiba-tiba Riski punya ide untuk makan di restoran saja.“Mending kita makan di restoran aja gimana sayang ?”“Memang kamu laper sayang ?”“Lumayan sih sayang kau ngga kamu ?”“Boleh deh sayang yuu kita cari restorannya dulu ya.” Riski dan Maira mencari restoran yang berada di dekat wilayahnya. Beberapa lama mereka berdua mencari restoran, akhirnya mereka berhasil menemukannya dan mereka pun langsung mengarahkan motornya ke parkiran. Setelah berada di parkiran, Riski dan Maira turun dari motornya dan masuk ke dalam restoran tersebut. Di saat sudah berada di dalam restorannya, mereka berdua duduk di salah satu tempat makannya lalu memanggil pelayannya untuk datang ke sini.“Mba mba,” teriak Riski yang memanggil pelayannya.Pelayannya pun langsung datang di saat dirinya dipanggil oleh Riski.“Iya mas mau pesan apa ?”
“Oh gitu kirain ibu kamu itu lagi berantem sama Riski makannya kamu pulang sama Farel terus murung di kamar,” kata ibu yang memikirkan itu.“Ngga ko Bu ngga berantem ada urusan aja Riskinya makannya sama Farel, terus kalau Maira murung di kamar itu Maira capek Bu tidur di sana juga ngga begitu nyenyay,” Maira berbohong kepada ibunya agar ibunya tidak tahu masalah dirinya karena takut apabila ibunya tahu bisa marah-marah kepada Riski.Berapa lama kemudian Maira sudah selesai makannya, lalu ia pun minum terlebih dahulu dan pergi ke kamar untuk beristirahat kembali. Sementara itu Riski yang masih belum bisa tidur, ia menonton televisi terlebih dahulu. Tetapi lama-kelamaan Riski mulai mengantuk, dia pun memilih untuk tidur sekarang saja. Pada besok hari Riski yang terbangun dari tempat tidurnya ia langsung mandi terlebih dahulu namun sebelum mandi dirinya harus mengambil handuk terlebih dahulu selesainya mengambil handuk ia pergi ke kamar mandinya u
Maira langsung berjalan ke kamar untuk mengambil tasnya terlebih dahulu lalu dirinya langsung keluar dari rumahnya tersebut dan berjalan ke arah depan perumahannya untuk menaiki ojek. Di saat sudah berada di depan perumahannya, tiba-tiba ada Farel yang menghampirinya dan mengajaknya bareng ke kampus.“Maira bareng sama gua yu ke kampusnya,” ajak Farel yang tiba-tiba datang dan berhenti persis di depan Maira.Maira yang ditawarin bareng oleh Farel menolak karena merasa tidak enak.“Ngga Rel makasih gua sendiri aja naik ojek,” kata Maira yang mencoba berjalan meninggalkan Farel tetapi tangannya ditarik oleh Farel. Farel memaksa Maira untuk bareng bersamanya karena Farel sengaja melewati depan perumahan Maira karena cuman ingin menjemput Maira.“Udah ayo bareng aja sama gua ngga apa-apa kok, sayang loh uang nya kalau naik angkot atau ojek gitu.”Maira yang di paksa untuk bareng dengan Farel dirinya langsung menuruti
Sesampainya di taman mereka berdua mengobrol tentang kejadian yang berada di tempat kemah tersebut. “Sayang sayang, ku kemaren kaget tau pas kamu tiba-tiba marah ke aku sampe bingung sendiri aku,” kata Riski kepada Maira sambil duduk berduaan di taman. “Maaf yah sayang, abis aku lihat kamu kaya gimana gitu jadi aku cemburu banget sama kamu udah gitu aku lupa lagi nanya ke yang ngirimnya itu,,” kata Maira yang merasa kesal dengan Kejari kemarin tetapi untung saja dia hanya salah paham. “Ngga papa ko sayang wajarlah kamu cemburu, aku masih penasaran siapa yang kirim foto itu sayang,” ucap Riski yang benar-benar penasaran dengan itu karena pasti ada hubungannya dengan masalah kemarin-kemarin. “Sama aku juga masih bingung banget tau sayang. Sementara itu Farel yang sudah keluar dari ruangan ia mencoba pergi ke taman karena menurut nya Maira jika masih marah dirinya butuh ketenangan dalam dirinya jadi Farel harus membuat Maira merasa nyaman dengan.
“Ibu masak apa Bu ?” Maira yang melihat ada ayam yang belum diapa-apakan. “Ini ibu masak ayam krispy makannya kamu lanjutin bikin tepung krispynya ibu mau nyiapin buat ngegorengnya dulu.” “Iya Bu sini, kok tumben Bu masak ayam krispy,” ucap Rani sambil membuat tepung krispynya. “Sekali-kali nak mumpung ada uang.” “Enak banget tuh bu jadi pengen cepat-cepat Maira makan ayam krispynya.” “Sabar sayang, Alhamdulillah nak kan ayah kamu juga baru gajian jadi kali-kali ibu masak yang enak.” Maira pun melanjutkan kembali membantu ibunya tanpa banyak tanya. Beberapa menit kemudian, makanannya pun sudah jadi. Maira langsung mencoba ayam krispynya yang dibuatkan oleh ibunya. “Hmmm enak banget Bu ayam krispynya krauk krauk gitu,” ucap Maira sambil memakan krispy dari ayamnya. “Bagus dong nak berarti kita berhasil bikinnya ayo pakai nasi makannya jangan ditambul gitu.” “Siap ibu ini Maira ambil nasinya.” Maira pun la