Share

Bab 647

Penulis: Benjamin
“Tuan Halim, saya sadar saya telah melakukan kesalahan besar. Saya harap Anda akan memberikan saya kesempatan lain—saya bersumpah saya tidak akan membiarkan ini terjadi lagi!” Penjaga keamanan itu gemetar hebat, tidak dapat mengatakan apa-apa lagi.

Penjaga itu menatap Daffa dengan tatapan memohon, tidak tahu bagaimana Daffa akan bereaksi. Dia tidak tahu apa-apa tentang Daffa, hanya mendengar orang lain berkata kalau Daffa hebat. Berdasarkan apa yang telah dia dengar, Daffa bukan hanya cerdas, tapi juga lebih kuat dari rata-rata individu—rupanya, Daffa jarang bertemu lawan yang lebih kuat dibandingkan dengannya, jadi tidak ada yang pernah menyaksikan Daffa kalah dalam pertarungan. Sekarang, orang yang sudah seperti dewa ini berdiri di hadapannya.

Daffa telah memberikannya kesempatan sebelumnya, tapi dia malah menyia-nyiakannya. Penjaga keamanan itu menjadi putus asa memikirkannya—satu-satunya harapan baginya adalah Daffa cukup baik hati untuk memberikannya kesempatan lain. Namun, tida
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 648

    Alicia menekan roknya ke bawah sebelum berlari ke luar secepat mungkin untuk mencari Daffa. Dia telah melakukan kesalahan besar dan harus meminta maaf pada Daffa sebelum terlambat.Di sisi lain, Daffa sudah memasuki mobilnya. Namun, dia belum menyalakannya. Erin duduk di kursi belakang alih-alih duduk di samping Daffa seperti yang dia lakukan dalam perjalanan menuju kemari. Daffa menyandarkan punggungnya dengan mata yang terpejam.Daffa tidak mengatakan apa-apa, tapi suasana di dalam mobil itu sangat tegang hingga Erin merasa tercekik. Erin baru hendak menyerah ketika Alicia berlari menghampiri mereka dan berhenti di dekat kursi belakang. Alicia meletakkan tangannya di gagang pintu dan hendak membukanya ketika pintu itu terbuka untuk menampilkan wajah Erin yang tersenyum.Alicia terkejut oleh hal itu dan menggumam, “Erin?”Senyum Erin kian merekah. “Kamu bisa duduk di depan. Tuan Halim sudah lama menunggu.” Suaranya lembut, membuat Alicia tenang. Alicia mengangguk dan menutup pintu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 649

    Mata Erin berbinar mendengar kata-kata Daffa. Mereka sudah mulai bersiap-siap untuk kembali ke Kota Aswar semalam, tapi itu tertunda karena mereka harus mengurus hal-hal remeh ini.Erin tersenyum dan mengeluarkan ponselnya untuk memesan tiket pesawat, menghela napas lega ketika dia selesai melakukannya. “Tuan, saya telah memesan tiket pesawat untuk pukul 4:00 sore. Kita akan tiba di Kota Aswar pukul 6:00 malam.”Daffa mengangguk. “Kalau begitu, waktunya kita berkemas.”Waktu berlalu dengan cepat. Sebelum mereka menyadarinya, sudah hampir pukul 4:00 sore. Mereka berkemas tanpa hambatan, membuat Daffa gelisah saat mereka menaiki pesawat. Nalurinya sebagai ahli bela diri terbangkit memberitahunya bahwa akan ada hal buruk yang terjadi. Daffa terus berusaha memikirkan apakah dia telah melupakan sesuatu, tapi tidak ada yang terpikirkan. Dia mengernyit dan menjepit batang hidungnya sebelum menghela napas.Kemudian, dia memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam, membiarkan kekuatan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 650

    Suara Daffa menjadi jauh lebih lembut. “Kamu boleh duduk. Tidak akan ada yang terjadi pada pesawatnya.”Di sisi lain, Erin sudah mengambilkan baju ganti untuk Daffa dari tasnya. Erin menyerahkannya pada Daffa dengan kedua tangannya, bersamaan dengan beberapa tisu basah dan kering. “Tuan, Anda tidak bisa mandi di pesawat, jadi Anda hanya bisa menggunakan ini saja.”Daffa tidak menduga ini dan dia pun tersenyum. Dia mengangguk dan berkata, “Terima kasih.” Lalu, dia bangkit berdiri dan beranjak ke kamar kecil dengan pakaian dan tisu basah itu. Tepat ketika semua orang berpikir dia akan menutup pintunya dan berganti baju, Daffa tiba-tiba berhenti dan menoleh untuk memandang sebuah pojokan pesawat itu. Seorang gadis yang terlihat seperti berusia sekitar 18 tahun duduk di sana.Daffa menyipitkan matanya dan berjalan menghampirinya. Orang-orang yang Daffa lewati merasa bulu-bulu mereka berdiri karena rasa takut mereka. Gadis itu memandang Daffa dengan takut-takut, tapi matanya terlihat ker

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 651

    Gadis itu memekik, “Pertama-tama, aku tidak merasa aku kelewatan—aku hanya ingin kamu minta maaf padaku dan bukan pada orang lain! Kedua, permintaan maafmu tidak membuatku puas. Sebaliknya, itu hanya membuatku makin kesal! Ketiga, pesuruhmu menegurku, padahal aku tidak salah apa-apa, jadi kamu harus memecat dia! Kalau kamu tidak melakukan segala hal yang baru saja kukatakan … aku tidak memiliki pilihan lain selain menyebarkan ini di seluruh internet. Ketika itu terjadi, kamu akan dikritik oleh semua orang. Kuharap kamu cukup kuat untuk menerimanya!” Dia menengadahkan kepalanya tinggi-tinggi, terlihat puas dengan dirinya sendiri.Daffa menyipitkan matanya. Kesabarannya untuk gadis itu sudah habis, jadi Daffa menegakkan tubuhnya dan berjalan mundur. Gadis itu menyeringai, berpikir Daffa akan berusaha sekuat tenaga untuk meminta maaf padanya. Sayangnya baginya, ponselnya meledak terbakar. Panasnya sangat intens hingga gadis itu merasa seperti kulitnya terbakar.Dia mengeluarkan teriakan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 652

    Kemudian, Daffa fokus pada layar, alisnya sedikit berkerut. Dia tidak mengerti bagaimana video itu bisa disunting untuk membuatnya terlihat seperti dia telah mengganggu gadis itu tanpa alasan.Erin mengernyit. “Tuan, mungkinkah gadis itu pelakunya?”Daffa menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu, tapi kurasa dia tidak sebodoh itu. Ini tidak menguntungkan dia sedikit pun.” Daffa terdengar dan terlihat tenang dan dia berjalan ke depan dengan percaya diri. Erin memasukkan ponselnya ke dalam saku dan mengikuti Daffa tanpa bersuara. Saat mereka berjalan ke luar jalur naratama, mereka dikelilingi oleh kamera yang berkedip dan beberapa reporter menghalangi jalan mereka. Alis Daffa berkerut dalam dan dia memasukkan tangannya ke dalam saku, terlihat tidak senang. Dia menoleh ke arah Erin dan berkata, “Hubungi departemen legal dan suruh mereka selesaikan ini sekarang juga.”Matanya dingin dan dia berbalik untuk kembali berjalan maju. Erin mengangguk dan mengeluarkan ponselnya. Pada saat ini,

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 653

    Erin berada persis di belakang Daffa. Dia merasakan mata Bram tertuju padanya dan menundukkan kepalanya, tidak berani bertatapan dengannya. Erin tahu dia masih kurang berpengalaman dalam hal ini. Setiap kali Daffa berada dalam masalah atau bahaya, Erin tidak dapat melindungi Daffa.Sebaliknya, Daffa-lah yang selalu melindungi Erin. Erin mau tidak mau merasa bersalah dan penuh penyesalan.Bram menghela napas, tapi tidak menegurnya saat itu juga. Bram hanya mengikuti Daffa dari kejauhan, mengawasinya hingga Daffa telah meninggalkan bandara. Daffa berhenti di hadapan limosin panjang yang dikustomisasi dengan mesin spesial.Daffa tidak pernah melihatnya sebelumnya, jadi dia menoleh ke arah Bram dengan tatapan ingin tahu. Bram tersenyum dan berkata dengan penuh hormat, “Tuan Jauhar memesan mobil ini untuk Anda karena Anda selalu membawa banyak orang bersama Anda sekarang. Mereka tidak boleh terlalu jauh dari Anda atau mereka tidak akan bisa memastikan keselamatan Anda. Mobil ini akan mem

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 654

    Bram merasa hatinya mulai berpacu ketika dia melihat Daffa dan Jauhar berpelukan. Dia bisa merasakan pembatas tipis di antara Daffa dan seluruh dunia, tapi tidak peduli setipis apa itu, tidak ada yang bisa melewatinya. Namun, sekarang, semuanya berbeda. Bram tersenyum lega. Jauhar adalah pria tua yang telah kehilangan putra dan menantunya, tapi setidaknya mereka telah meninggalkan seorang cucu untuknya.Sayangnya, sebuah kecelakaan menyebabkan Jauhar dan cucunya terpisah selama bertahun-tahun. Daffa dan Jauhar adalah satu-satunya keluarga satu sama lain yang tersisa, tapi mereka telah menjadi orang asing seiring berjalannya waktu. Hingga satu bulan sebelum mereka melacak Daffa, Bram telah kehilangan harapan untuk menemukannya, tapi kenyataannya telah membuktikan bahwa keajaiban bisa terjadi. Dia sangat tersentuh hingga dia bahkan tidak dapat berbicara.Jauhar sudah kembali tenang. Dia sangat gembira bertemu Daffa, tapi ada hal-hal yang lebih penting. Dia melepaskan Daffa. Dia masih t

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 655

    Jauhar terdiam, tatapannya berpindah-pindah antara ke lengan Daffa dan orang-orang berjubah hitam yang berlutut di lantai. Teivel khawatir Jauhar tidak dapat memahaminya, jadi dia kembali menggunakan bahasa normal. Aksennya kuat, tapi itu lebih baik daripada menggunakan bahasa kuno seperti sebelumnya. Dia berkata pada orang-orang berjubah hitam itu, “Aku sudah bukan lagi tuan kalian. Kalian adalah milik Keluarga Halim, jadi seharusnya kamu tidak berbicara mewakili aku.”Jauhar sudah kembali tenang. Dia berkata, “Itu tidak penting.”Daffa mengangkat sebelah alisnya melihat ketenangan kakeknya. Dia tahu Jauhar akan beradaptasi dengan hal ini, tapi dia tidak menduga itu akan terjadi dengan sangat cepat. Dia mau tidak mau memberikan jempol pada Jauhar di dalam hatinya—seperti yang diharapkan dari kepala Konsorsium Halim!Pada saat ini, Jauhar berkata dengan serius, “Aku tahu kamu kuat—kamu telah memberi kami banyak bantuan di masa lalu. Namun, aku masih khawatir kamu akan melukai cucuku

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 665

    Wanita itu menjelaskan, “Aku kehabisan uang dan mereka bilang mereka akan membayarku dengan bayaran yang tinggi untuk melakukan ini. Yang perlu kulakukan hanyalah membawa kamera ketika datang kemari.”Daffa mengernyit. “Bagaimana caranya kamu masuk kemari?” Nada bicaranya dingin. Penjelasan wanita itu tidak berarti apa-apa baginya.Wanita itu menelan ludah. “Aku tidak tahu. Mereka menyuruhku untuk meminum ramuan, setelah itu aku kehilangan kesadaranku. Ketika aku terbangun, aku sudah ada di sini.”Daffa mengernyit mendengarnya. Wanita itu berseru, “Tunggu! Aku bersumpah aku mengatakan yang sebenarnya!”Dia tahu Daffa tidak puas dengan jawabannya, tapi hanya itu yang dia ketahui. Dia menatap Daffa sambil menangis saat Daffa berkata, “Apakah kamu perlu berteriak padaku seperti itu?”Dia berkata dengan gemetar, “Maaf, a … aku tidak bermaksud.”Mata Daffa masih dingin, tapi dia melepaskan wanita itu. Akan tetapi, ini tidak membuat wanita itu tenang. Sebaliknya, wanita itu menegang da

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 664

    Bram menatap dia dengan tenang. “Mungkin kamu akan mempertimbangkan untuk memberitahuku kenapa kamu ada di sini jika kamu tidak ingin mati.”Pria itu tertawa terbahak-bahak. Daffa mengernyit dan berkata, “Bram, bawa dia pergi supaya kamu bisa menginterogasinya nanti.”Bram langsung mengulurkan tangannya untuk memegang pria itu—kecepatannya membuat mata Daffa berbinar. Seperti yang dia duga, Bram adalah ahli bela diri yang tampaknya lebih cakap dibandingkan semua orang yang ada di sana, termasuk Daffa. Ini membuat Daffa ingin bertarung dengannya, tapi ini tentunya bukan waktu yang tepat untuk itu. Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan keinginannya untuk menerkam Bram.Pada saat ini, Edward dan Briana muncul. Dari langkah kaki dan napas mereka, Daffa tahu mereka telah berlari sampai ke sini, membuatnya mengangkat sebelah alisnya. Dia menoleh untuk melihat ke arah pintu dan berkata, “Bram, tunggu sebentar.”Bram tidak tahu kenapa Daffa tiba-tiba menghentikannya, tapi dia melakuka

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 663

    Daffa menunjuk ke arah kamar mandi saat dia berbicara. “Kamu bisa periksa kamar mandinya jika kamu mau. Itu sama saja seperti kamar mandi lainnya. Tidak ada apa pun yang memungkinkan aku untuk mengunggah apa pun di internet.” Dia menatap Bram yang masih terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, Daffa langsung tahu apa yang Bram pikirkan dan bibirnya pun berkedut. Daffa menatap Bram dengan tatapan tidak berdaya dan berkata, “Dengar, kamera-kamera itu tidak ada hubungannya denganku.”Bram langsung menghela napas lega. Daffa menahan keinginannya untuk memutar bola matanya dan berbalik untuk melihat wanita tadi sambil mengetukkan jari-jarinya di sandaran tangan sofa. Suasananya menjadi sangat tegang hingga Bram menundukkan kepalanya lagi, memandang lantai.Setelah beberapa detik, Daffa berujar, “Bram.” Itu membuat Bram merinding dan menundukkan kepalanya makin dalam. Bram tidak dapat membayangkan apa yang hendak Daffa katakan dan keringat membasahi ken

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 662

    Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia memegang leher wanita itu dan melemparkannya ke dalam bak mandi, membuatnya megap-megap karena dia berusaha bernapas. Daffa mengabaikannya, memakai celananya, dan meletakkan tangannya di kenop pintu. Di dalam benaknya, vila Keluarga Halim adalah tempat baginya untuk bersantai dan menjalani waktu yang damai, tapi tampaknya dia keliru. Dia membuka pintu untuk melihat Erin berdiri di sana dan bibirnya berkedut. “Kukira kamu akan menunggu di luar.” Dia tidak memakai atasan karena lemari pakaiannya ada di luar.Tentunya, Erin tidak menduga akan melihat Daffa seperti ini. Dia merona dan memalingkan diri dari Daffa, tapi tidak dapat berjalan pergi—rasanya seakan-akan kakinya dilem ke lantai. Namun, mungkin otaknya berhenti berfungsi dan tidak dapat menyuruh kakinya untuk bergerak. Bagaimanapun, Erin tidak pergi.Daffa tampak terkejut oleh itu, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Alih-alih, dia berjalan melewati Erin dan memasuki ruang gantinya, muncul ke

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 661

    Wanita itu tetap terdiam di tempatnya, terlihat terkejut. Daffa berniat untuk ikut berpura-pura seolah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sangat ingin menertawai akting wanita itu yang sangat buruk. Lagi pula, tidak ada pelayan Keluarga Halim yang akan mengenakan stoking setinggi paha saat bekerja. Namun, Daffa tahu dia harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Dia memasang ekspresi marah dan menggeram, “Aku jijik oleh keberadaanmu, jadi sebaiknya kamu menjauh dariku!”Mendengarnya, wajah wanita itu menjadi pucat. Daffa mengetukkan jemarinya ke tepi bak mandi, bertanya-tanya apakah dia terlalu kasar. Apakah wanita itu akan bisa melanjutkan aktingnya? Bibir Daffa berkedut saat dia memejamkan matanya dan berkata, “Ingat, jangan pakai apa pun selain seragam yang benar lain kali kamu bekerja … tidak peduli sebagus apa itu terlihat padamu.”Daffa merasakan kekejutan dan kesenangan wanita itu mendengar perkataan Daffa dan mendengar langkah kaki menghampirinya. Daffa m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 660

    Teivel membutuhkan tempat yang sunyi supaya tidak akan ada yang mengganggunya. Daffa menunggu hingga dia tidak dapat mendeteksi Teivel sebelum mendarat di tanah. Ketika dia melakukannya, orang-orang berjubah hitam itu perlahan membuka mata mereka dan tersadar kembali. Beberapa dari mereka mulai muntah-muntah ketika mereka melihat darah tikus dan potongan-potongan yang tersebar di sekitar mereka, tapi ini tidak memengaruhi Daffa.Dia bilang, “Maaf tidak sengaja mengetahui rahasia kalian seperti ini.” Orang-orang itu kembali tenang dan menatap Daffa. Daffa tersenyum dan berkata, “Kurasa ini adalah permasalahan yang perlu diselesaikan.”Pemimpin dari mereka melangkah maju untuk menghalangi yang lain dari pandangan Daffa dan berkata dengan pelan, “Semuanya bisa didiskusikan selama kamu tidak membiarkan Pak Teivel tahu tentang ini.”Daffa mengangkat sebelah alisnya. “Sayangnya, dia sudah tahu.”Si pemimpin menjadi pucat mendengarnya, tapi amarah mulai menggelora di matanya. Namun, beber

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 659

    “Jangan khawatir, mereka tidak bisa melihatku. Kita akan baik-baik saja selama kamu tidak bergabung denganku di udara,” ucap Teivel.Daffa mengembuskan napas, meletakkan tangannya di balik punggungnya, dan melihat pemandangan di hadapannya tanpa bersuara. Ada darah tikus di mana-mana, bersamaan dengan potongan-potongan kecil daging. Dia merasa perutnya bergejolak, jadi dia menahap napasnya dan melayang, bergabung dengan Teivel di udara. “Pak, aku melihat percampuran amarah dan kesedihan di dalam matamu.”Teivel memejamkan matanya dan mengangguk. “Iya. Aku menggunakan metode rahasia untuk menelusuri ingatan mereka. Mereka telah melalui banyak hal, lebih dari yang seharusnya, sebelum mereka tertidur. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan ketika aku bertemu mereka. Ketika aku membawa mereka bersamaku, yang tertua bahkan belum berusia tujuh tahun. Aku membesarkan mereka dan mengajari mereka cara membaca dan menulis, tapi aku tidak mengajarkan meditasi pada mereka. Aku hanya ingin mer

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 658

    Jauhar menegang, tapi dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan senyumannya. “Aku belum melihat teman-teman ayahmu dalam waktu yang lama, terutama setelah orang tuamu meninggal. Mereka semua memiliki alasan tersendiri untuk pergi.” Dia menarik napas dalam-dalam. Daffa tahu Jauhar merasa terganggu. Jauhar melanjutkan, “Pada saat itu, aku tidak dapat menerima kematian ayahmu dan aku akan menghargai kehadiran mereka. Setidaknya, itu akan membuatku merasa seperti dia masih hidup. Aku tahu mereka tidak diwajibkan untuk melakukan apa pun, tapi mereka bahkan tidak repot-repot menghadiri pemakamannya. Aku menolak memercayai satu hal pun yang mereka katakan!”Dia berusaha keras untuk menahan agar amarahnya tidak meledak-ledak, tapi dia mau tidak mau tetap gemetar. “Kamu tidak boleh memercayai mereka sepenuhnya, jadi ingatlah untuk jangan percayai ucapan mereka mentah-mentah. Lagi pula, tidak ada jaminan mereka tidak berteman dengan ayahmu dengan niat tersembunyi. Siapa yang tahu

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 657

    “Ya, aku mengkhawatirkan hal yang sama. Tidak ada sihir ataupun meditasi yang akan menjaga jantung seseorang terus berdetak selama lima abad kecuali jantung yang berdetak di dalam mereka sekarang bukan milik mereka, atau ada hal lain dalam hal ini yang tidak kita ketahui.” Teivel menghela napas. “Bagaimanapun, sejarah kembali terulang. Apa yang terjadi lima abad yang lalu terjadi lagi sekarang.Daffa menggigit bibirnya dan mengernyit dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, “Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah situasi ini menjadi makin parah? Aku sejujurnya tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kukira aku sudah memberantas orang-orang berjubah hitam, tapi di sinilah mereka, muncul di hadapanku lagi.”Teivel tertawa, tapi itu bukan tawa menghina. Dia berkata, “Mereka tidak bisa diberantas—tidak dengan cara yang kamu pikirkan—karena tidak ada yang bisa menghentikan dalang utamanya setelah aku mati. Aku mengenal lawanku dengan baik. Dia pasti telah melemparkan dirinya sendiri

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status