Fang begitu terpukau setelah melihat barang-barang yang ada di tempat itu. Ternyata Rumah Anggrek Ungu adalah tempat yang menjual peralatan khusus yang bisa membantu para pendekar. Misalnya saja Tanaman Gaib, senjata, pil bahkan Fang bisa menemukan pakaian yang terbuat dari kulit Hewan Gaib.
Beberapa saat kemudian, ia dihampiri oleh seorang gadis muda yang tidak lain adalah pelayan Rumah Anggrek Ungu.
"Ada yang bisa saya bantu, adik kecil?" tanya pelayan itu dengan sopan. Fang tersenyum tipis, "Aku belum memikirkannya," jawabnya dengan canggung.
"Kau bisa melihat-lihat terlebih dahulu. Kalau kau membutuhkan bantuan, panggil saja diriku." Pelayan itu meninggalkan Fang dan kembali mengerjakan tugasnya. Fang mengangguk, ia kemudian berkeliling untuk melihat-lihat barang yang ada di tempat itu.
Langkah Fang terhenti saat ia melewati sebuah lemari kaca yang di dalamnya terdapat beberapa senjata pedang. Bukan karena bentuknya yang unik dan bagus, tapi karena Fa
Di tengah-tengah obrolan mereka, tiba-tiba Shen Yue ditabrak seorang gadis yang belakangan diketahui adalah pelayan Rumah Anggrek Ungu. Hal itu membuat Shen Yue terjatuh."Aduh," rengek gadis kecil itu."Maaf… maafkan aku nona," Gadis pelayan itu mengulurkan tangannya ingin membantu Shen Yue berdiri. Namun, Shen Yue adalah anak yang keras kepala, angkuh, sombong dan pemarah, sebab itulah ia tidak menggubris permohonan maaf sang pelayan. Hal itu mungkin disebabkan dari kecil ia sudah dimanjakan oleh orang-orang sekitarnya membuatnya sulit untuk menerima ada yang menyakitinya."Lancang," teriak Shen Yue sambil berdiri dan membersihkan pakaiannya. "Kau tidak tahu siapa yang kau tabrak?" sambungnya sambil menunjuk ke arah sang pelayan. "Aku tidak mau tahu, kau harus mendapat hukuman. Panggil managermu kemari.""Yue'er, tidak perlu diperpanjang. Dia sudah meminta maaf," Shen Teng menenangkan adiknya. Memang sifat keduanya berbanding terbalik, Shen Teng
Tidak lama setelah kepergian Fang, pelayan tadi kembali kali ini ia tidak sendirian melainkan bersama seorang wanita paruh baya yang terlihat berusia lima puluh tahunan.Dia adalah manajer Rumah Anggrek Ungu di kota ini, Ai Lin. Manajer Ai sedang membaca laporan keuangan Rumah Anggrek Ungu di ruangannya saat asisten pribadinya masuk dan memberitahukan ada seorang pelayan ingin menemuinya. Karena penasaran, ia mempersilahkan pelayan itu masuk."Apa kau bilang? Kau tidak salah bicara?" Manajer Ai menepuk meja di hadapannya setelah mendengar penjelasan pelayan itu."Kau… kau membuat kesalahan besar," Manajer Ai langsung berdiri dari tempat duduknya dan mengajak pelayan itu menemui rombongan sekte Pedang Surgawi dengan buru-buru."Ku dengar pelayanku membuat masalah denganmu, nona Shen?" Tanya manajer Ai dengan sopan dan memperkenalkan identitasnya."Ah, sebenarnya itu bukan masalah yang besar manajer Ai. Cuma Yue'er saja yang mempersulit pelaya
Shen Yue meninggalkan Rumah Anggrek Ungu dengan wajah kesal, ia sesekali mendengus tanpa mengatakan sepatah katapun. Shen Teng bersama anggota sekte Pedang Surgawi mengikutinya dari belakang, membiarkan gadis kecil itu meluapkan kemarahannya.Shen Yue menghentikan langkahnya setelah cukup jauh dari Rumah Anggrek Ungu. Saat ia menoleh ke belakang, Shen menemukan dirinya sendirian di dalam kerumunan pedagang dan pembeli, tidak terlihat satupun anggota sekte Pedang Surgawi yang bersamanya."Kemana kak Teng dan yang lainnya?" tanyanya dalam hati. Ada sedikit ketakutan terbesit dibenaknya."Apakah mereka tidak memperdulikanku?" kemarahan memenuhi pikirannya."Awas saja, aku akan melaporkan ini kepada guru." Shen Yue menghentakkan kakinya lalu berniat menyusuri kembali jalan yang telah ia lalui berharap bisa menemukan Shen Teng dan anggota sekte Pedang Surgawi lainnya.Suara tawa tiba-tiba terdengar di telinganya, membuat gadis kecil itu berhenti dan men
Shen Teng menemukan adiknya, Shen Yue sedang menahan serangan dari belasan anggota kelompok Gagak Pembunuh yang berada di tingkat Pendekar Emas Kelas Dua dan Tiga, tanpa pikir panjang ia bersama anggota sekte Pedang Surgawi membantunya. "Berani-beraninya kelompok Gagak Pembunuh menyerang di tempat keramaian seperti ini!" umpat geram Shen Teng dengan keras yang membuat pemimpin kelompok Gagak Pembunuh menoleh saat sedang menyaksikan anak buahnya yang bertarung dengan Shen Yue "Oh inikah putra sulung patriak Shen Wang yang berbakat itu?" balas pemimpin kelompok Gagak Pembunuh dengan tatapan tajam "Memangnya kenapa kalau kami membuat keributan disini?" sambungnya menjawab umpatan Shen Teng sebelumnya "Aku tidak habis pikir saja. Yang ku dengar, biasanya kalian akan melukai bahkan membunuh lawan dengan cara menyerang mereka dari belakang. Tapi setelah ku lihat lagi, hal itu benar. Kalian memang tidak menyerang dari belakang kali ini, tetapi mengeroyok gad
Semakin lama pertarungan, Shen Teng dan anggota sekte Pedang Surgawi menjadi kewalahan, napas mereka juga mulai terputus-putus."Kita tidak akan bisa lagi menahannya terlalu lama, sebaiknya tuan muda pergi meninggalkan tempat ini bersama nona Shen." saran salah satu anggota sekte Pedang Surgawi. Mereka tidak bisa membiarkan Shen Teng maupun Shen Yue terluka apalagi sampai terbunuh di tempat ini. Mereka akan mencoba menahan kelompok Gagak Pembunuh, lalu akan meninggalkan pertarungan sebisa mungkin."Tidak! Bagaimana jika kalian tidak bisa meninggalkan pertarungan. Bukankah kalian akan tewas di tempat ini?" pertanyaan Shen Teng membuat anggota sekte Pedang Surgawi terdiam."Saat aku memutuskan untuk keluar dari sekte, aku sudah siap untuk menghadapi semua resikonya. Lagipula, bukankah ini salah satu pengalaman yang bisa ku dapat. Aku akan tetap di sini bersama kalian dan mencari cara agar bisa keluar dalam keadaan hidup-hidup." Shen Teng sudah membulatkan tekadnya
Fang menyaksikan semua pertarungan antara anggota sekte Pedang Surgawi dan kelompok Gagak Pembunuh. Ia sangat kagum melihat kemampuan yang ditunjukkan oleh Shen Yue dan Shen Teng."Apakah semua anggota sekte Pedang Surgawi memiliki kemampuan seperti ini?" gumamnya terpana. Jika benar, maka Fang tidak bisa membayangkan bagaimana kekuatan sekte Pedang Surgawi seluruhnya.Namun semakin lama, ia bisa melihat anggota sekte Pedang Surgawi tidak diuntungkan. Tapi Fang masih terus menyaksikan pertarungan itu.Ketika ia melihat anggota sekte Pedang Surgawi dibuat tidak berdaya, Fang ingin membantu tetapi diurungkannya setelah mengingat kejadian di Rumah Anggrek Ungu.Namun saat pemimpin kelompok Gagak Pembunuh berniat membunuh Shen Yue, entah kenapa perasaan Fang menjadi ragu, hatinya memintanya untuk membantu gadis kecil itu. Padahal jika diingat-ingat lagi, Fang memiliki masalah dengannya.Tidak ingin merasa bersalah selama hidupnya jika terjadi sesuatu p
Kakek sedang membeli beberapa barang saat ia melihat banyak pedagang berlarian ke arahnya. Ia menghentikan salah satu dari mereka dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi."Apa yang terjadi? Kenapa kalian berlari ketakutan?""Itu di sana… ada dua kelompok orang sedang bertarung. Sekelompok menggunakan topeng yang sama bercorak burung gagak, sementara kelompok lainnya menggunakan jubah dengan corak pedang. Kami berlari karena tidak ingin menjadi korban pertarungan mereka." ungkap pria paruh baya itu."Sebaiknya kalian juga bersembunyi, aku takut pertarungan mereka akan melebar sampai ke sini." sambungnya mengajak penjual dan pembeli yang ia temui agar bersembunyi dulu untuk sementara.Orang-orang di tempat itu mendengar perkataan sang pria paruh baya, tanpa pikir panjang mereka mengikuti ajakannya dan mulai mencari tempat untuk berlindung.Sementara itu Kakeknya Fang mengangguk dan berterima kasih sebelum memutuskan untuk pergi melihat pertar
Fang dan Kakek disambut oleh Xiao Laohu ketika tiba di kediamannya. Harimau Cambuk Api itu langsung mendekati Fang dan mengeluskan kepalanya ke kaki sang bocah."Kenapa kau rindu padaku?" tanya Fang tersenyum tipis dan disambut anggukan oleh Xiao Laohu."Baru juga ditinggal sebentar!" ucapnya kembali dan mengelus kepada Xiao Laohu dengan pelan."Lihat aku membawakan kau ini…!" sambungnya dan mengeluarkan mainan berbentuk tulang lalu diberikannya kepada Xiao Laohu.Kakek yang dari tadi melihat hal itu hanya tersenyum pahit. "Hanya kau yang memperlakukan seekor Harimau Cambuk Api seperti itu,""Maksudnya Kek?" tanya Fang meminta penjelasan, ia tidak mengerti."Orang lain akan memberikannya daging hewan gaib yang bernilai tinggi, hanya kau yang memberikannya tulang itu pun tulang mainan." jelas Kakek."Tapi dia menyukainya," Fang menunjuk Xiao Laohu yang sedang menggigit tulang mainan yang diberikannya. Terlihat juga sang Harimau
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung