Awalnya patriak Song mampu menahan serangan kedua belas tubuh Fang, tapi lama-kelamaan itu membuatnya kewalahan juga. Patriak Song mengira itu adalah ilusi semata, namun setelah terkena satu serangan ia mulai menyadari bahwa tubuh-tubuh Fang adalah nyata.
Jbuak!
Satu tendangan berhasil mendarat tepat di dada patriak Song membuatnya terpental hingga puluhan meter. Padahal dirinya sudah mengalirkan tenaga dalam yang besar, namun tetap saja berhasil ditembus.
"Aku tidak akan kalah darimu!" Patriak Song menggenggam tongkatnya dengan erat.
"Tongkat sakti, menembus jiwa!" Satu persatu tubuh tiruan Fang diserangnya, dan berhasil dikalahkan. Tubuh-tubuh itu pun kemudian menghilang dengan sendirinya. Tampaknya jurus yang digunakan patriak Song barusan memiliki kemampuan melenyapk
Pengemis tua yang merupakan salah satu tetua dari partai pengemis langsung menyerang patriak Song ketika pertempuran dimulai. Sementara Li Jianchen memilih panglima Bing untuk lawan tarungnya. Sementara anggota pengemis lainnya bertarung melawan gabungan dari anggota sekte Lembah Kematian dan pasukan kekaisaran Yin.Meskipun jumlah kelompok Fang lebih sedikit dibandingkan rombongan lawan, tapi mereka bertarung dengan penuh keberanian. Perbedaan jumlah ternyata tidak menyurutkan semangat bertarung mereka.Pertempuran besar-besaran terjadi, dan yang paling banyak korban berjatuhan adalah pasukan kekaisaran Yin sebab mereka hanyalah manusia biasa. Namun, para pengemis juga banyak yang tewas, terutama ditangan para tetua sekte Lembah Kematian yang menyerang dengan membabi-buta.Bau amis darah mulai tercium di lokasi per
Panglima Bing tidak menyangka api yang menyala di pedang Li Jianchen akan berpindah ke pedangnya dan bahkan lebih besar daripada sebelumnya. Dengan cepat ia melepaskan pedangnya itu dan disaat yang bersamaan ia juga mampu melesatkan satu pukulan ke bahu Li Jianchen. Panglima Bing memegangi tangannya yang terasa panas, sambil memandangi Li Jianchen yang termundur beberapa meter menjauh darinya, "Bocah ini lebih berbahaya daripada yang ku perkirakan." Di sisi lain, luka-luka di tubuh pengemis tua semakin banyak. Dia yang awalnya mampu mengimbangi patriak Song kini sudah terlihat kewalahan. Napasnya pun sudah memburu. Patriak Song yang melihat hal itu mulai mencibirnya. "Sudah ku katakan sebaiknya kau menyerah. Lagipula apa keuntungan yang diberikan pemuda itu pada kalian. Walikota Chu bisa memberikannya beberapa ka
Li Jianchen menggunakan qi-nya yang tersisa untuk melindungi tubuh dari serangan panglima Bing yang akan datang.Boom!Pedang lebar panglima Bing berbenturan dengan senjata Li Jianchen, membuat pemuda itu terpental puluhan meter hingga menabrak pohon tempat pengemis tua yang sedang memulihkan kondisi."Argh!"Jbuak!Darah segar kembali keluar dari mulut Li Jianchen dan lebih banyak daripada sebelum-sebelumnya. Wajahnya pucat pasih, terlihat dirinya kehilangan banyak darah. Qi-nya juga sudah habis, membuat dirinya tak bisa bertarung lagi. Akhirnya, Li Jianchen tidak sadarkan diri.Bersamaan dengan itu, Fang juga melihat kemalangan yang menimpa sang adik, membuatnya berteriak keras.
Semakin lama pertarungan semakin di dominasi kelompok sekte Lembah Kematian dan pasukan kekaisaran Yin, sementara rombongan Fang serta kelompok partai pengemis mulai berjatuhan korban dan membuat mereka terpojok.Dari sekian banyaknya anggota partai pengemis yang datang membantu, kini tinggal tersisa sekitar dua puluh orang saja. Tiga diantaranya merupakan tetua kelompok tersebut."Bagaimana ini tetua Yin?" tanya seorang pendekar paruh baya yang merupakan tetua juga di kelompok partai pengemis. Ia memiliki perawakan yang tinggi hampir dua meter, dengan pakaian yang penuh sobekan.Pendekar yang dipanggil tetua Yin itu mengalihkan pandangannya pada pengemis tua yang masih memulihkan kondisinya di bawah pohon, kemudian menatap ke arah rombongan lawannya."Tidak ada. Kita ha
Anggota sekte Lembah Kematian dan pasukan kekaisaran Yin menatap tidak percaya dengan apa yang ada dihadapan mereka saat ini. Sebelumnya mereka yakin akan mengakhiri pertarungan tidak lama lagi, namun setelah melihat bala bantuan kelompok lawan yang datang membuat nyali mereka sedikit menciut.Rombongan itu sudah bertarung lama, dan tentu saja itu memakan banyak tenaga dalam yang membuat mereka kelelahan. Apalagi mereka juga harus berhati-hati dalam membunuh, terlalu banyak memakan korban akan berdampak pada nafsu pembunuh dan mental yang mereka miliki.Namun, rombongan Hong Xiuquan yang baru tiba tidak menunggu kelompok sekte Lembah Kematian dan pasukan kekaisaran Yin untuk menyelesaikan pikiran mereka. Dengan aba-aba dari Hong Xiuquan, mereka terjun ke dalam pertempuran."Jangan sisakan satupun dari mereka. Ini adalah era baru untuk kota Bukit Barisan!"Pertarungan yang lebih besar kembali terjadi. Para tetua masing-masing sekte langsung mencari musuh y
Permintaan anggota sekte Lembah Kematian untuk membiarkan mereka hidup ditolak mentah-mentah oleh bangsawan Hong. Ia tidak ingin membiarkan hidup orang-orang yang berpotensi membahayakan kota Bukit Barisan di masa mendatang. Pria paruh baya itu kemudian meminta para pendekar yang dibawah perintahnya membunuh semua anggota sekte Lembah Kematian yang tersisa.Para pendekar pun menuruti perintah bangsawan Hong, sementara anggota sekte Lembah Kematian tidak melakukan perlawanan karena menyadari apapun yang mereka lakukan sekarang akan berakhir sia-sia.Di sisi lain, Fang mengamatinya dengan wajah yang penuh kerutan. Ia kemudian menghela napas panjang, tidak mencoba menghentikan ataupun menghalangi eksekusi itu.Setelah mengalami banyak peristiwa, Fang mulai mengetahui wajah asli dunia persilatan. Kedamaian tidak akan pe
Fang memberikan harta yang dijanjikan pada kelompok partai pengemis setelah dirinya tiba di kediaman bangsawan Hong. Bahkan ia juga menambahkan sekantong besar lagi uang yang semuanya berisi koin emas dari hartanya pribadi. Hal itu ia lakukan sebagai ucapan terima kasih sekaligus permintaan maaf karena peristiwa ini menewaskan tetua serta banyak anggota partai pengemis."Sampaikan salam ku pada patriak kalian. Jika ditakdirkan, aku akan menemui dan memberikan penjelasan secara langsung kepada beliau." ucap Fang setelah memberikan bayaran sesuai perjanjian."Kau harus mengunjungi markas utama kami, pendekar Fang. Patriak kami ingin sekali bertemu dengan Anda." Mendengar hal itu membuat Fang kebingungan."Maksudnya, senior?" tanya Fang penasaran."Aku tidak punya wewenang
Seminggu setelah bangsawan Hong resmi terpilih menjadi walikota baru di kota Bukit Barisan. Pasukan dari istana datang menemuinya. Kaisar Li mengirim langsung salah satu kasim untuk menyampaikan selamat dan meminta bangsawan Hong untuk datang ke istana. Hal itu ditujukan untuk peresmian dan pelantikannya serta pengambilan sumpahnya sebagai penjabat negara.Kasim itu juga memanggil Li Jianchen serta memintanya pulang bersama rombongan mereka atas perintah dari sang kaisar."Yang Mulia Berkata…" sang Kasim hendak berbicara lebih jauh untuk membujuk Fang kembali, namun kata-katanya terhenti di tenggorokan setelah melihat pemuda itu mengangguk setuju."Apa… Anda langsung setuju begitu saja, pangeran?" Pertanyaan itu membuat Li Jianchen menaikkan alisnya.
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung