Meskipun terlihat terkejut, tidak ada kemarahan di wajah Iblis Hati karena tidak berhasil membunuh Fang. Sebaliknya sosok itu tersenyum lebar dan mengangguk pelan.
"Cukup banyak pendekar-pendekar yang telah melewati fase ini untuk mencapai tingkat Pendekar Bumi, namun hanya beberapa di antara mereka yang sepertimu, memilih mencapainya dengan kemampuanmu sendiri. Sebagian besar dari mereka langsung menerima tawaran Iblis Hatinya untuk bergabung membuat kekuatan mereka tidak sempurna dan fondasinya pun kurang matang. Terutama mereka dari kalangan pendekar aliran hitam.
Melihat tekad di matamu, aku yakin kau akan menjadi pendekar tersohor di dunia persilatan. Ku harap kau menggunakan kemampuanmu dengan baik."
Selepas berkata demikian, tubuh Iblis Hati mulai memudar dan transparan lalu beberapa saat kemudian menghilang sepenuhnya. Suasana yang sebelumnya terang kini kembali menjadi gelap seketika.
Fang ingin menghentikan Iblis Hati sebab ada beberapa hal yang
Jangan lupa vote dan rate bintang 5
Kenapa akhir-akhir ini sering sekali hujan." Fang bertanya pada dirinya sendiri meskipun lebih terlihat mengutuk langit. Dua hari telah berlalu semenjak dirinya meninggalkan gubuk tempat singgah sebelumnya. Sehari yang lalu hujan juga turun meskipun hanya gerimis dan tidak lama. Hari ini pun sama, namun lebih deras daripada kemarin."Bintang Kecil kau harus bertahan ya, aku yakin kau kuat." Fang tidak menemukan tempat yang cocok untuk beristirahat dan berteduh sepanjang perjalanan membuat Bintang Kecil kedinginan. Fang membantunya dengan mengalirkan tenaga dalam sebab itulah Bintang Kecil masih kuat.Penantian panjang keduanya membuahkan hasil, Fang melihat sebuah kota dari kejauhan. Bersamaan dengan itu juga hujan mulai mereda dan sepenuhnya berhenti ketika jarak Fang dan kota yang dilihatnya tinggal beberapa ratus meter lagi. Dirinya menebak itu merupakan kota yang dimaksudnya di dalam peta. Ia kemudian meminta Bintang Kecil mempercepat langkahnya.Meskipun ko
Fang mendengarkan cerita pak tua Tong Yan dengan seksama tanpa memotongnya sedikitpun hingga dia selesai menjelaskan.Seminggu yang lalu, sekelompok orang bersenjata lengkap menggunakan topeng khas yang sama mendatangi kota Bukit Kecil. Mereka merampas secara paksa harta benda warga tanpa terkecuali kediaman walikotanya.Prajurit-prajurit yang berjaga di lumpuhkan dengan cepat tanpa perlawanan yang berarti. Bukan hanya itu, mereka juga di bunuh dengan kejam lalu di bakar. Bahkan para pendekar yang sedang singgah di kota tersebut, juga tidak terlepas dari cengkeraman kelompok tersebut.Pak tua Tong Yan juga mengatakan bahwa mereka akan kembali lagi dalam kurun waktu seminggu ke depan untuk mengambil harta yang diinginkan. Mereka juga membawa beberapa gadis untuk menjadi sandera agar warga kota Bukit Kecil mewujudkan yang mereka inginkan."Salah satu dari gadis itu adalah putriku. Dia satu-satunya harta yang ku miliki sekarang." Pak tua Tong Yan tidak bisa
Setelah selesai menemui walikota Jia, Fang diajak pak tua Tong untuk tinggal di kediamannya. Ia pun menerima tawaran tersebut.Fang menghabiskan waktunya dengan melatih ilmu pernapasannya untuk meningkatkan kekuatannya. Dirinya menyadari, semakin tinggi tingkat kependekaran semakin banyak pula tenaga dalam yang dibutuhkan untuk naik ke tahap selanjutnya. Sudah lima hari penuh Fang mengurung dirinya di kamar, sebelumnya ia meminta pak tua Tong untuk tidak mengganggunya kecuali ada hal yang mendesak. Fang beralasan untuk menyiapkan beberapa hal untuk menghadapi kelompok Gagak Pembunuh.Suatu pagi ketika Fang sedang memejamkan matanya dan melatih pernapasan, pintu kamarnya diketuk dan suara pak tua Tong terdengar di balik pintu tersebut."Pendekar Fang... Pendekar Fang..." Suara pak tua Tong tampak memburu.Fang menyelesaikan latihannya lalu membuka pintu kamar, mendapati pak tua Tong sedang panik."Pelan-pelan, Kek. Apa yang sebenarnya terjadi?" Fang
Tiga hari sudah berlalu, Fang menunggu kedatangan pemimpin Zhou sembari mengamati pergerakan kelompok Gagak Pembunuh. Kelompok ini sering menghabiskan waktu mereka dengan mabuk-mabukan terutama di malam hari. Namun, yang menarik perhatian Fang, tidak ada satupun yang mencoba menyentuh gadis-gadis yang mereka tangkap padahal tingkat kekuatan mereka cukup tinggi.Dari pengamatannya, Fang menemukan pendekar yang paling lemah berada di tingkat kekuatan Pendekar Emas sementara mayoritas di tingkat Pendekar Ahli. Hal ini menunjukkan setidaknya pemimpin Zhou yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi, mungkin di tingkat Pendekar Kaisar atau bahkan lebih. Berbekal pemikiran itu, Fang menganggap bahwa pertarungan yang akan dilakukannya tidaklah mudah dan belum tentu dirinya bisa menang."Tidak heran mereka menjadi kelompok penjahat nomor satu di Kekaisaran Yang." Fang bergumam pada dirinya sendiri. Ia terus mengamati kelompok Gagak Pembunuh hingga pada akhirnya menemukan hasi
Pukulan pemimpin Zhou dan tapak Fang bertemu menghasilkan suara yang keras memenuhi malam. Ledakan juga tercipta di sekitar mereka, keduanya mengalirkan tenaga dalam yang cukup besar dalam pertukaran jurus itu. Tidak ada yang terluka, namun pemimpin Zhou mundur beberapa langkah sementara Fang masih berdiri kokoh di tempat ia berpijak seperti sediakala."Kau," pemimpin Zhou menunjuk Fang dengan tatapan tidak percaya, "Bagaimana kau bisa memiliki kekuatan mengerikan seperti ini?" Dia tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya.Fang menggelengkan kepalanya, tidak berniat menjawab pertanyaan itu. Ia mengalihkan perhatian pemimpin Zhou dengan menyerangnya, "Seharusnya kau memperhatikan musuhmu dan tidak membahas yang lain." Suara Fang pelan namun terdengar jelas di telinga pemimpin Zhou.Untungnya pria bertopeng itu mampu menahan serangan Fang, namun membuatnya harus melompat dari pohon dan kembali ke dekat anak buahnya.Fang ikut melompat dan membuat jarak beb
Chu Di dan pendekar lainnya maju menyerang Fang terlebih dahulu. Mereka melakukan itu untuk menyibukkannya dan berharap bisa membuat celah, lalu pemimpin Zhou bisa menyerangnya. Melihat dari strategi yang mereka tampilkan, Fang menebak kelompok Gagak Pembunuh sering melakukan hal ini. Akan tetapi, tentunya Fang adalah orang yang berbeda, ia mampu menganalisa pergerakan lawannya dalam sekali lihat dan mengetahui apa yang harus dilakukannya.Sesuai dugaan Fang, pemimpin Zhou menyerang dirinya saat ia memperlihatkan celah. Pria bertopeng itu tidak menyadarinya, celah itu memang sengaja Fang buat untuk menarik perhatiannya.Ketika pemimpin Zhou ingin menyerangnya dengan memanfaatkan celah, Fang berbalik arah dan mendaratkan satu pukulan ke dada pria bertopeng tersebut."Argh," pemimpin Zhou menjerit pelan, dia buru-buru mengalirkan tenaga dalam untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan."Ketua," jerit anggota kelompok Gagak Pembunuh bersamaan. Mereka menat
Fang menghindari serangan-serangan pedang pemimpin Zhou, meskipun dari kekuatan serta tenaga dalamnya lebih besar daripada pria bertopeng tersebut, namun tetap saja bukanlah hal yang bijak untuk menyambut serangannya dengan tangan kosong."Permainan pedangmu cukup baik, tetapi masih banyak celah. " Di sela-sela pertarungan mereka, Fang mengomentari pemimpin Zhou yang membuat pria paruh baya itu mendengus kesal dibalik topengnya."Omong kosong!" Pemimpin Zhou tidak terima dengan pendapat Fang. Dia merupakan pendekar yang telah lama malang melintang di dunia persilatan, sudah banyak pendekar-pendekar yang tewas di pedangnya, jadi dia tidak merasa permainan pedangnya banyak menunjukkan celah."Akan ku buat kau menarik kata-katamu." Pria bertopeng tersebut menambahkan.Serangannya berubah semakin cepat, Fang harus menggunakan tenaga dalam yang besar untuk melapisi tubuhnya agar jika terkena sabetan tidak mengalami luka parah. Namun, sebisa mungkin ia menghind
Setelah membebaskan para gadis yang menjadi tahanan, Fang melanjutkan aksinya dengan mendatangi satu persatu tenda kelompok Gagak Pembunuh yang ada di tempat itu untuk mencari harta yang mereka tinggalkan. Fang begitu terkejut sekaligus terpukau setelah melihat gunungan harta berupa perhiasan maupun uang yang tersimpan di satu tenda."Tidak heran kelompok Gagak Pembunuh bisa menjadi kumpulan penjahat nomor satu di Kekaisaran Yang. Mereka bisa mengumpulkan harta sebanyak ini? Sudah berapa banyak orang-orang yang mereka rampok?" Fang bergumam dalam hatinya, masih memandangi gunungan harta yang ada di hadapannya."Aku tidak akan bisa membawanya sendiri, namun meninggalkannya di tempat ini bukanlah hal yang bijak." Pemuda itu mengusap dagunya, berpikir keras bagaimana cara membawa harta-harta tersebut.Fang kemudian teringat pada penjelasan kakeknya ketika ia masih di Hutan Kematian. Sang kakek mengatakan, dari cerita mendiang ibunya Fang, Liontin yang tersemat di leherny
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung