She Mei merasa kesal sepanjang perjalanan, sebab Lu Bei dari waktu ke waktu selalu mengganggunya. Mulai dari mencoba mendekatinya, bahkan secara terang-terangan menggodanya. Tidak tahan lagi dengan perlakuan pemuda itu, She Mei ingin membuat perhitungan dengannya, tapi Fang segera menghentikannya.
"Saudara Lu, tolong jangan ganggu She Mei lagi. Dia kurang nyaman dengan kehadiranmu, mohon Saudara Lu mengerti." Fang memberi peringatan kepada Lu Bei karena ia tidak ingin Pemuda itu kena batunya.
"Kenapa memangnya, kau cemburu Saudara Fang?" Lu Bei memperhatikan wajah Fang dengan lekat namun tidak menemukan keanehan yang dipikirkannya.
Belum sempat Fang menjawab, Shen Yue sudah bersuara terlebih dahulu.
"Dasar pria mesum, baru saja saling mengenal sudah mau bermain api." ucapannya itu tidak jelas ditujukan kepada siapa, namun Lu Bei maupun Fang merasakan pada diri mereka sendiri. Namun, karena itu keluar dari mulut Shen Yue, kedua Pemuda tersebut tidak berani
Musuh yang berjumlah puluhan bahkan mencapai ratusan tidak berarti apa-apa di hadapan Shen Long, Shen Yue, Lu Bei dan Tong Min yang merupakan murid utama tiga sekte besar dunia persilatan. Begitu juga dengan Li Jianchen, ia menunjukkan permainan pedang yang luar biasa. Ia menunjukkan meskipun dirinya telat menjadi seorang pendekar namun Li Jianchen cukup berbakat.Lan Xuefeng juga tidak tinggal diam, gadis itu selalu berada di dekat Li Jianchen dan bertarung bersamanya. Mereka bak sepasang pendekar yang saling melengkapi satu sama lain.Di antara mereka, yang paling ganas dan banyak membunuh adalah She Mei. Siluman Ular Hijau itu tidak mengampuni satupun anggota Kelompok Gagak Pembunuh yang menyerangnya.Dalam waktu singkat, seluruh anggota Kelompok Gagak Pembunuh berhasil dilumpuhkan dan menyisakan Tang Bohu sendirian yang sedang bertarung sengit dengan Fang."Tidak kusangka ternyata masih banyak trik rahasia yang kau miliki. Aku selalu percaya dengan ke
"Hei, lepaskan aku! Kau tidak bisa menahanku seperti ini!" Tang Bohu berteriak dengan keras sambil memberontak ingin melepaskan ikatan pada tubuhnya. Tapi bukannya terlepas, ikatan itu malah semakin mengencang bahkan sampai membuat tubuhnya kesakitan.Tang Bohu tidak menyangka saat pertama kali membuka matanya, ia akan melihat Fang yang tengah duduk di kursi pada sebuah ruangan itu. Awalnya ia mengira bahwa itu halusinasinya setelah bangkit dari kematian, namun saat dirinya memukul pipinya, Pemimpin Kesembilan Kelompok Gagak Pembunuh tersebut masih merasakan sakit. Saat itulah ia menyadari bahwa dirinya masih hidup dan Fang yang di hadapannya adalah nyata.Fang bangkit dari tempat duduknya, lalu perlahan berjalan mendekat k arah Tang Bohu yang membuat Pria paruh baya itu semakin merontah dengan kuat. Namun, tetap saja tidak mampu melepaskan ikatan pada tubuhnya."Seberapa kuat pun kau mencobanya, kau tidak akan bisa melepaskan ikatan itu. Mei bilang tali itu ber
Shen Long, Lu Bei, Tong Min dan Li Jianchen sangat terkejut saat mereka kembali ke penginapan, menemukan Tang Bohu sudah menjadi mayat. Pandangan mereka tertuju pada Fang yang saat ini tengah duduk di sebuah kursi dan menundukkan kepalanya. "Saudara Fang, kenapa kau membunuhnya?" tanya Lu Bei kebingungan. Melihat dari wajah Fang yang penuh penyesalan, membuat Lu Bei yakin bahwa Pemuda itu belum mendapatkan apa yang mereka inginkan. "Saudara Fang, apa yang sebenarnya terjadi?" Shen Long ikut mempertanyakan alasan kematian Tang Bohu. Melihat Fang tidak menjawab pertanyaan Lu Bei dan Shen Long, Li Jianchen mengambil inisiatif untuk mendekati saudara angkatnya itu dan duduk di sampingnya. "Saudara Fang, aku tau kau bukan yang membunuh Tang Bohu. Sebenarnya, siapa yang melakukannya?" Pertanyaan Li Jianchen ini membuat Fang mengangkat kepalanya. Wajahnya terlihat penuh penyesalan. Fang tidak mengerti kenapa hatinya sedih saat melihat kematian Tang B
Perjalanan Fang dan ketujuh temannya menemui sedikit titik terang. Mereka yakin, Hutan Dua Alam ada hubungannya dengan Kelompok Gagak Pembunuh. Sesuai pengetahuan dari She Mei, mereka akan pergi ke arah tenggara dari tempat rombongan itu saat ini. Perjalanan mereka tidak memiliki hambatan yang berarti, hingga tiba di depan Hutan Dua Alam. Meskipun belum memasuki ke arah dalamnya, namun Fang dan rekan-rekannya sudah bisa merasakan aura yang kuat dari hutan tersebut. "Aku pernah memasuki tempat ini. Di dalamnya terdapat banyak sekali hewan gaib yang memiliki kemampuan tinggi. Kalian yakin ingin melanjutkan lagi perjalanan?" She Mei memberitahukan informasi yang ada pada dirinya. "Sudah sejauh ini, rasanya sulit untuk kembali," balas Fang tersenyum tipis. "Saudara Fang benar, kita sudah melakukan perjalanan yang jauh. Sayang jika mundur sekarang." Shen Long menyetujui ucapan Fang. "Aku setuju dengan kalian. Lagipula, hewan gaib seperti apa yang b
Shen Long begitu terkejut saat terbangun ia melihat seekor hewan kecil yang tengah menjilati pipinya."Hei apa ini?" Dengan refleks, Shen Long mengibaskan tangannya yang membuat hewan itu terpental. Namun, ia tidak merasakan sakit, melainkan menjilati kakinya sendiri.Kepala Shen Long masih terasa pusing akibat terlalu banyak minum arak semalam. Pandangannya tertuju pada rekan-rekannya yang lain, mereka masih tertidur dengan nyenyak. Pemuda itu tersenyum tipis setelah menemukan Li Jianchen yang sedang membawa kayu bakar."Pendekar Shen, kau sudah bangun?" sapa Li Jianchen sembari tersenyum sumringah lalu meletakkan kayu bakar yang baru saja ia kumpulkan."Heh, iya Pangeran Li!" balas Shen Long malu-malu. Sebagai pemimpin rombongan, ia merasa lalai karena membiarkan Li Jianchen berjaga semalaman.Perhatian Li Jianchen teralihkan kepada hewan kecil yang Shen Long lemparkan sebelumnya. Hal itu juga membuat murid Sekte Pedang Surgawi tersebut menaikkan
Lu Bei dan Tong Min merasakan sesuatu yang aneh mendekati mereka. Belum sempat keduanya bereaksi, tiba-tiba bayangan hitam menerkam mereka. Kedua Pemuda itu sempat mempertahankan kesadaran sebentar, lalu tidak sadarkan diri setelahnya. Mereka bahkan tidak sempat berteriak ataupun meminta pertolongan.Li Jianchen dan Lan Xuefeng tidak bernasib lebih baik. Saat mereka mulai masuk ke tengah Hutan Dua Alam, keduanya sudah merasakan keanehan.Srat!Li Jianchen menebaskan pedangnya ke arah kiri dan menghasilkan gelombang kekuatan berwarna kebiruan yang segera melesat ke semak-semak tidak jauh darinya juga Lan Xuefeng. Semak-semak itu bertaburan ke udara, namun tidak ada siapapun yang terlihat di sana."Kenapa tidak ada siapa-siapa? Jelas-jelas aku merasakan sesuatu di balik semak-semak itu!" Li Jianchen menaikkan sebelah alisnya setelah kecurigaannya tidak terbukti benar."Apa aku yang terlalu banyak pikiran?" sambungnya lagi. Pemuda itu bertanya pada di
Pedang Penggetar Langit bergerak begitu cepat ditangan Fang, membuat Wang Ergou cukup kesulitan menangkis dan menghindarinya. Tak bisa menahan sepenuhnya, Wang Ergou memilih untuk mengalirkan tenaga dalam dan menerima tebasan itu.Slice!Pedang Penggetar Langit mendarat tepat di bahu kiri Pemimpin Kelima Kelompok Gagak Pembunuh tersebut, beruntungnya tidak begitu dalam. Namun, tetap saja membuat Wang Ergou harus melompat mundur dan menjaga jarak dari Fang."Anak Muda ini, bahkan dia memiliki jurus pedang sekuat itu," gerutu Wang Ergou. Perhatiannya tertuju pada bahunya yang kini mengalir darah segar. Lalu memandang ke arah Fang yang tengah melihatnya dengan tatapan datar.Melihat pria dibalik topeng putih itu sedang terluka, Shen Yue berniat mengambil keuntungan. Ia menyerangnya menggunakan salah satu ilmu terbaik milik Sekte Pedang Surgawi yang hanya bisa dipelajari oleh murid utama saja."Tarian Seribu Bunga!"Shen Yue bergerak dengan lemb
Salah satu kepala Ular Tujuh Warna-She Haiwang memandangi ke arah Fang yang dalam kondisi memprihatinkan. Kepala lainnya memperhatikan She Mei yang berada tidak jauh dari Fang. Gadis itu segera bangkit meskipun sedang terluka parah. Ia lalu memberikan hormat kepada She Haiwang."Yang Mulia," sapa She Mei dengan tubuh bergetar hebat. Ia tidak menyangka Fang bisa menjadikan Ular Tujuh Warna yang merupakan raja dari seluruh ular di dunia sebagai hewan panggilannya.Sssttt!Ular Tujuh Warna berdesis pelan, membuat She Mei tidak berani menatapnya.Sementara itu, lima kepalanya yang lain sedang menatap lekat ke arah Wang Ergou. She Haiwang mengetahui bahwa pria bertopeng putih itu yang menyebabkan Fang dalam kondisi seperti saat ini. Tatapannya penuh amarah dan nafsu membunuh yang membuat siapa saja akan bergidik ngeri. Tidak terkecuali Wang Ergou, tubuhnya berdesir dan bulu kuduknya merinding."Anak Muda, kali ini kau selamat. Tapi, aku punya kabar baik
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung