Beranda / Urban / Sang Penguasa, Mr. Levon / Menelusuri Rekaman CCTV

Share

Menelusuri Rekaman CCTV

Penulis: imam Bustomi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-28 22:21:06

“Ya! Siapa dirimu yang membuatku semakin kagum?” tanya Rose melebarkan senyuman.

Levon menghembuskan nafas pelan sambil mengerutkan hidung, “Aku manusia.”

“Hahahaha ... Dan kau juga seorang laki-laki.”

“Bukan ... aku seorang pria.”

“Hahahaha ... kau sangat manis sekali.”

“Apakah kita gagal?” tanya Levon sambil tangannya mengekspresikan seperti orang yang sedang makan.

“Hahahaha ... baiklah.” Levon dan Rose pergi ke restoran sederhana di samping perusahaan LEO Group. 

Ketika Levon dan Rose selesai makan, mereka kembali untuk melanjutkan pekerjaan. Di detik itu juga, Levon penasaran pergi ke ruangan P3K perusahaan yang berada di lantai dua.

Levon mengintip di balik pintu yang sedikit terbuka. Dia tersenyum miring melihat Fletcher sudah bangun dari pinsannya dan sedang berbicara dengan Eric yang sudah duduk di kursi sebelah ranjang pasien.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
bang4rdi
hadoh baru awap ini aja author dah ngantuk, pake nama salah
goodnovel comment avatar
Dirga Yahya
namanya tertukar ethan dengan jackson
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Levon Tidak Takut Dipenjara

    Setelah sampai di depan pintu ruangan Rose, Levon menyengir mendengar perselisihan antara Rose dan Fletcher. Ia mengerti, Fletcher sedang melancarkan aksinya untuk mendapatkan cinta Rose.Pintu ruangan Rose terbuka lebar, sehingga Levon masuk begitu saja dan berpura-pura tidak tahu ada Fletcher di dalam, “Permisi, Nona— Tuan Fletcher?” Levon berpura-pura menghentikan langkah dan sedikit terkejut dengan keberadaan Fletcher.“Kebetulan sekali kau ada disini, Sampah!” pekik Fletcher dengan tatapan mata merendahkan Levon.“Levon?” sapa Rose lembut.“Sepertinya aku menganggu waktu kalian,” balas Levon sambil memutar badannya.“Tunggu, Levon.” Fletcher berkata lembut tersenyum palsu sambil menghampiri Levon. “Apakah kau lupa, kau telah memukulku di kantin? Kau bisa saja kulaporkan pada polisi atas tuduhan penganiayaan kepadaku, tetapi kau tak perlu khawatir. Kau tidak akan kulaporkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Levon Memperlihatkan Wajah Sang Penguasa

    “Hahahaha,” Levon justru tertawa menatap Fltecher.“Mengapa kau tertawa, Bodoh?” tanya Fletcher dengan senyuman miring. Ia menganggap Levon sudah gila.“Tuan, saya mengejarmu bukan untuk memohon padamu agar tidak melaporkanku pada polisi. Apalagi memberikan dua tiket itu secara sia-sia kepada Tuan,” jelas Levon menertawakan Fletcher.Fletcher menampar keras Levon dengan tatapan marah, “Lalu untuk apa kau mengejarku kalau bukan untuk itu?”“Untuk ini.” Levon tersenyum seperti tidak merasakan adanya tamparan. Ia mengambil hp di kantong celana dan memberikan pada Fletcher.“Kau sepertinya sudah gila!” Fletcher tidak mau mengambil hp itu, tapi beberapa detik kemudian ia menyengir dan tertawa keras, “Kau memang benar-benar sudah gila karena takut masuk penjara.”Levon tak mau kalah, ia juga tertawa keras seirama dengan Fletcher. Dan itu justru membuat Fletch

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Memperhatikan Hal Kecil

    “Aku sang penguasa!” Levon menyeringai dan hanya menjawab dari dalam hatinya. Ia terus tetap melangkah meninggalkan Fletcher.Levon mengambil peralatan cleaning service di ruangan lantai satu. Levon tak langsung pergi ke ruangan Rose. Ia pergi ke ruangan CEO terlebih dahulu.Melihat pintu bergerak, Pulisic spontan berdiri dari meja kerjanya. Ia tahu siapa yang membuka pintu itu. Hanya Sang Tuan dan dirinya yang dapat membuka pintu ruangan CEO.“Tuan?” sapa ramah Pulisic dengan posisi setenga membungkuk tanda hormat.“Ada tugas untukmu,” ucap Levon tanpa basa-basi. Tatapannya begitu dingin dan sangat serius.“Siap, Tuan. Saya akan menjalankan tugas itu!” respon cepat Pulisic dengan sikap sempurna seperti seorang prajurit yang siap menerima tugas dari komandan perang.“Cepat kau hapus permanen rekaman cctv yang mengarah pada lift. Sebelum ada yang tahu, hapus rekaman yang memper

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Rencana Mengungkap Identitas Levon

    “Saat kita berada di dalam lift, aku tidak melihat Levon seperti yang kukenal. Dia seperti binatang buas ... Sangat dingin dan menakutkan,” ungkap Fletcher pada Eric yang mendaratkan tubuhnya juga di kursi di depan meja kerja Fletcher.“Itu sudah biasa jika orang sedang marah.”“Tidak, tidak ... Tidak seperti yang kau lihat waktu dia marah di kantin. Dia tidak sedang marah. Dari cara sikapnya, dia bukan orang sembarangan. Jika kau melihanya, kau tak akan sanggup menatapnya lebih lama.” Fletcher menjelaskan dengan menerawang jauh mengingat sikap mengerikan yang ditunjukkan Levon di dalam lift.“Apa kau sedang bercanda?” Jari Eric mengetuk-ngetuk meja dan sedikit tidak percaya dengan ucapan Fletcher.“Kau akan percaya jika kamu melihat rekaman cctv itu.” Fletcher menyandarkan tubuh di kursi kerjanya sambil menghembus napas kasar.“Oke, aku akan percaya setelah melihatnya sendiri.&rdquo

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Dunia Peri Dan Penyihir

    Di malam hari sekitar pukul 18:30, Rose menjemput Levon di rumah sewanya. Mereka langsung menuju restoran RDO dan menemui Ethan untuk meminta tiket ekslusif premium gratis sesuai yang dijanjikan.Saat memasuki pintu belakang, ada sebuah lorong panjang di dalam. Di ujung lorong, ada sebuah pintu yang di jaga ketat oleh lima orang satpam. Levon dan Rose cukup memperlihat tiket itu mereka, dan mereka membukakan pintu yang menghubungkan ke dunia fantasi.“Wooowwwww ... apakah aku sedang bermimpi?” Levon membuka mulut dan tidak berkedip ketika ia sudah berada di dunia fantasi. Ia menampar pipinya sendiri untuk memastikan, apakah ia sedang bermimpi atau tidak. “sakit, aku tidak bermimpi.”“Kamu lihat sendiri, kita seperti ada di dunia lain.” Rose juga tidak mengedipkan mata menyapu pandangan ke sekelilingnya.“Iya Rose, dunia fantasi ini adalah ideku. Dan kamu beruntung, pemiliknya saat ini sedang bersamamu.” Levo

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Pengganggu

    “Tolong usir dia!” perintah Rose pada satpam yang lewat di hadapannya. “dia sudah mengganggu ketenangan pengunjung lainnya.”“Itu tidak benar. Aku kesini datang untuk menikmati keindahan dunia fantasi ini, bukan untuk mengganggu,” timpal Fletcher.“Baiklah seperti ini saja. Kalian berpisah,” kata Si Satpam bijak dalam menangani permasalahan pengunjung.“Kamu dengar itu, Fletcher!” pekik Rose mempertebal ucapannya dan menarik tangan Levon untuk pergi dari hadapan Fletcher. Sementara itu, Si Satpam juga pergi meninggalkan Fletcher.“Sialan,” umpat Fletcher kesal. “aku harus cari cara untuk mengganggu mereka.”Beberapa detik berpikir keras, akhirnya Fletcher menemukan cara untuk mengganggu mereka. Ia memanggil seorang penyihir, “Penyihir oh penyihir. Datanglah!”Penyihir itu datang dari udara dan menghampiri Fletcher dengan wajah memerah, “Meng

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Hukuman Untuk Ethan

    Senyuman miring Ethan dan Fletcher kini semakin kecut. Mereka kesal karena obat itu dicampur ke hidangan Leo pizza, tetapi Levon tidak memakannya. Kini justru mereka melihat Rose memanggil waitress untuk membawa Leo pizza itu ke belakang. Dari gerakannya, mereka tahu Rose meminta waitress untuk membungkus Leo Pizza dan ingin dimakan dirumah.“Aku udah kenyang, bisakah kita melanjutkan petualangan lagi?” ajak Levon pada Rose sambil mengambil hp barunya di kantong celana.“Ya tentu! Sekarang masih jam delapan. Masih kurang empat jam untuk menikmati keindahan ruangan bawah tanah ini.” jawab Rose pada Levon yang sedang mengetik pesan di hp.Mereka pun menyusuri dan pergi ke dunia fantasi yang lain. Mereka pergi ke dunia fantasi kerajaan dan zaman masa purba.Mereka benar-benar takjub akan keindahan dunia fantasi di ruangan bawah tanah restoran RDO. Hingga tidak terasa ada pemberitahuan bahwa sudah hampir jam 12. Itu artinya restoran RD

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Mencari Identitas Levon

    Ethan tidak tahan menahan sakit perut, dan berlari menuju kamar mandi. Sementara itu, Levon dan anak buahnya tertawa puas menatap Ethan. “Itu akibat jika bermain-main denganku,”ucap Levon menyeringai. “Jaga dia! Jangan sampai Ethan mencari obat penawar. Jika dia mulai tidak merasakan kesakitan, beri makan hotdog itu lagi padanya. Lakukan sampai jam tujuh. Dan katakan padanya, dia dipecat oleh Tuan Leo!” titah Levon begitu dingin menatap kelima anak buahnya. Lalu, ia menoleh ke arah Pulisic dan menderap langkah ke luar. Pulisic mengerti, ia mengikuti Sang Tuan dari belakang untuk mengantarnya pulang. *** Keesokan hari di kantor, semua mata menatap iri dan dengki pada Levon yang baru datang. Levon tersenyum miring, tetapi ia tetap memasang wajah konyol dan berpura-pura heran melihat tatapan mereka. “Hei Lev, apakah kamu sudah memakan Leo Pizzanya?” tanya Rose menghampiri Levon. “Iya sudah, tetapi Leo Pizza itu membuatku sakit perut.” Lev

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29

Bab terbaru

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   240. Akhir Cerita

    Air mata Angelina mengalir deras, menumpahkan semua kesedihannya. Kalimatnya barusan diucapkan secara sadar. Ia siap mati, Jika dengan nyawanya bisa membuat Amelia kembali ke jalan yang Sementara itu, Amelia sangat terkejut. Tanpa dugaannya sama sekali, Angelina mengetahui identaitasnya. “Nona Amelia? Aku Ketty ... Namaku Ketty, bukan Nona Amelia,” ucap Amelia masih belum mengaku. “Sudahlah, Nona. Buka topengmu. Jika kau ingin membunuhku, silahkan saja. Aku tidak akan melawannnya,” kata Angelina pasrah. Amelia mulai cemas. Ia mulai curiga bahwa Angelina datang bersama dengan Levon dan orang-orang kepercayaannya. “Aku bukan Nona Amelia!” teriak Amelia. “Aku Ketty ... Aku memanggilmu kesini untuk menyelesaikan masalahku. Tapi kau justru berpihak pada wanita itu.” Amelia masih mempertahankan penyamarannya. Lalu ia berjalan cepat ke arah sudut pintu. Ia melihat layar pengintai aktifitas di luar, depan dan sekitar kamarnya. Tidak ada siapa-siapa, batinnya. Lalu ia kembali memutar ba

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   239. Angelina Dalam Bahaya

    “Sayang sekali, padahal kue ini sangat enak,” ucap Amelia sambil meletakkan kue itu ke wadahnya“Em kalau begitu, makanlah,” kata Angelina setengah mengetes.“Ah aku sudah kenyang ... aku sudah banyak menghabiskan kue ini,” kilah Amelia tersenyum paksa, menutupi rasa kesalnya.“Ow ya, Ketty. Rumahmu dimana?” tanya Angelina.“Hemmm dekat dengan mansion Tuan Leo,” jawab Amelia.“Apa Tuan Leo mengenalmu?” tanya Angelina memancing.“Emmm tidak ... Tuan Leo tidak mengenalku,” kilah Amelia. “ow ya lanjutkan pembahasan yang tadi ... Jadi bagaimana menurutmu? Apa aku harus mengalah?”“Terkadang kita harus mengalah demi kebahagiaan orang yang kita cintai,” jawab Angelina bijak. “Tapi aku tidak sudi wanita iblis itu merebut orang yang aku cintai ... Hanya aku yang pantas mendampinginya, bukan wanita iblis itu,” respon Amelia sedikit emosi. Tatapan tajamnya mulai diperlihatkan pada Angelina. “tunggu ... Apa itu artinya kau mendukung wanita itu merebut pujaan hatiku?” tanyanya.Angelina menghela

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   238. Angelina Masuk Sendirian

    “Ya, Tuan.” Angelina mengangguk dengan tatapan serius “aku siap kehilangan nyawa asal Nona Amelia kembali menjadi orang baik. Karena aku memang salah.”Mendengar itu, Levon terharu. Ia menatap Angelina dengan tatapan bangga. Jack dan teman-temannya pun merasakan hal yang sama.“Aku tidak salah memilih calon istri ...” ucap Levon dengan tatapan lembut. Lalu ia mengambil ponsel Angelina. “Aku tidak akan membiarkan calon istriku celaka.”Angelina meneteskan air mata, lalu ia spontan memeluk Levon.“Tuan, aku stress. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku ingin sekali menjadi istri Tuan, tapi disisi lain ... aku kasihan pada Nona Amelia. Aku tidak mau merebut Tuan darinya,” kata Angelina menangis dalam pelukan Levon. Lalu ia melepas pelukannya dan mendongak menatap penuh arti pada calon suaminya itu. “Menikahlah saja dengan Nona Amelia, Tuan.”“Aku menyayangi Amelia. Dia adikku, dan selamanya statusnya tidak berubah ... Sementara kau, Angel. Kau adalah calon istriku,” respon Levon tersenyu

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   237. Rencana Jahat Amelia

    Dengan pakaian khas pria bertopeng, Amelia menunggu di salah satu kamar apartemen British, kira-kira jarak tempuhnya sekitar satu jam dari apartemen Hoston. Amelia sudah menyelipkan sebuah pisau di sela-sela lubang sofa. Ia juga mencampurkan racun di makanan ringan berupa kue keju yang ada di atas meja. “Leo sudah berbohong padaku, Angelina tidak pulang ke Washington.” Angelina sangat marah, ia sudah tidak sabar ingin bertemu gadis itu dan segera membunuhnya. “Aku pastikan hari adalah hari terakhirnya bisa bernapas!” Sementara itu, Jack bergerak cepat setelah menerima pesan dari Levon. Ia melacak nomor ponsel yang diberikan Sang Tuan. “kamar nomor 987,” ucap temannya pada Jack setelah berhasil melacak keberadaan pemilik nomor itu. Jack dan teman-temannya menyusuri setiap lorong, menaiki lift untuk sampai ke kamar teratas yang ada di apartemen British. Salah satu di antara mereka menyamar sebagai cleaning service, namanya Sancho. TOK! TOK! Sancho mengetok pintu kamar Amelia, se

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   236. Wanita Itu Hanya Umpan

    Levon tampak duduk di kursi ruangan makan yang ada di apartemen Hoston. Ia sudah janjian dengan Angelina untuk makan bersama.“Hem dia sangat cantik,” gerutu Levon ketika melihat Angelina datang. Ia memandangi penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Kecantikannya sangat natural.“Tuan sudah menunggu lama?” tanya Angelina sambil menarik kursi makan yang menghadap Levon.“Hemm dua menit yang lalu,” jawab Levon. lalu ia memanggil waitress“Mau makan apa, Angel?” tanya Levon, Angelina pun mengamati daftar menu makanan dan minuman yang ada di hadapannya.“Tuna sandwich, terus minumannya emmm ...lemon tea.”“Dua tuna sandwich, dua lemon tea,” ulang Levon pada waitress yang berdiri di samping meja makan mereka.“Baik, mohon ditunggu.”Angelina terkekeh pelan, “Kenapa Tuan memesan menu yang sama?”“Karena sebent

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   235. Bukan Sebuah Permainan

    Amelia turun dari atas dan bepura-pura tidak mengetahui apa-apa. Dengan mengenakan pakaian olaharaga, ia menghampiri mereka.“Hai,” sapa Amelia ramah. “Selamat pagi semuanya.”“Pagi,” jawab mereka bersamaan.“Mau kemana, nak?” tanya Emma perhatian. Sebenarnya ia merasa kasihan dan tidak tidak tega mendengar keputusan Levon mengirim sepupunya itu kembali ke Turki.“Mau olahraga, Anne,” jawab Amelia. “Ya udah dulu, lanjutkan obrolan kalian.”Amelia berjalan ke luar mansion. Ia ingin melarikan diri tanpa naik mobil karena orang-orang kepercayaan Levon ada dimana-mana.Pandangannya mengawasi sekitar jalan. Dirasa aman, ia meyetop taksi yang kebetulan lewat.“Nona Amelia?” tanya supir taksi itu setelah tahu siapa penumpangnya.“Hem antarkan aku ke toko pakaian terdekat,” titah Amelia. “cepat, aku terburu-buru.”“B

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   234. Obat Sariawan

    “Arg! Sial!” teriak Amelia menghempaskan tubuhnya ke kasur sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. Lalu ia berdiri lagi dan mulai merusak barang-barang miliknya di kamar itu.“Leo!” teriaknya lagi penuh emosi. Kali ini ia mengacak-acak sprei kasur. “Apa kau menginginkan aku mati? Kenapa kau tak mencegahku, Leo? Kenapa kau malah mengantar wanita iblis itu pulang?”Angelina sangat marah karena setelah mengirim video itu, Levon justru tidak panik dan berusaha datang menemuinya.“Leo!” teriakannya lebih kencang hingga suaranya serak. “gara-gara wanita iblis itu, kau jauh dariku!”Sementara itu Levon sudah sampai di mansion. Kedatangannya ditemui Emma.“Leo kenapa pulang? Dimana Angel? Bukannya kau mengantarkan Angel ke Washington?” tanya Emma cemas.“Tidak, Anne. Leo mengantarnya ke apartemen Hoston. Sementara waktu dia lebih baik tinggal di sana sampai keadaan di mans

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   233. Penyebab Tuan Leo Hampir Terbunuh

    Amelia mengirimkan sebuah video yang memperlihatkan dirinya sedang melakukan aksi percobaan bunuh diri dengan cara memakan serbuk sabun cuci.“Ada apa, Leo?” tanya Emma sekilas melihat perubahan ekspresi wajah Levon.“Hem tidak ada apa-apa, Anne,” kilah Levon. Beruntung ia barusan menekan mute suara di ponselnya.“Hem Anne kira ada sesuatu.”Levon menggelengkan kepala. Lalu pandangannya bergeser ke arah Angelina. “Ow ya, Angel. Aku akan mengantarmu pulang.”“Tidak perlu, Tuan. Aku minta bantuan pada Fred saja,” respon Angelina menolak. Ia berusaha menghindar dari Levon.“Biarlah Levon yang mengantarmu pulang, Angel,” kata Emma.“Tidak perlu ....” Angelina berhenti berbicara ketika Emma menatapnya dengan isyarat dirinya tidak boleh menolak dihantar Levon. “Baik, Anne.”Malam ini aja aku menuruti permintaan Anne. Setelah ini aku akan m

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   232. Ancaman Bunuh Diri

    “Nona, jangan lakukan itu.” Yang tadinya Angelina diam seribu bahasa, akhirnya bersuara. Tatapannya penuh rasa bersalah. “Aku tidak akan menerima perjodohan ini. Maafkan aku ... aku gadis yang tidak tahu diri. Seharusnya dari dulu aku tidak hadir dalam keluarga Tuan Leo.” “Jika kau menyadari semua kesalahanmu, pergilah sekarang juga!” bentak Amelia pada Angelina dengan sorot mata tajam. “Jika kau tidak ingin melihatku mati, pergilah sejauh mungkin dan jangan perlihatkan wajahmu lagi! Kalau perlu pindah Negara!” Angelina meneteskan air mata, “Baik, Nona. Aku akan pergi dari kehidupan Tuan Leo. Aku akan menjauh dari Tuan Leo ... Maafkan semua kesalahanku. Sejujurnya aku tidak pernah punya niat merebut Tuan Leo dari Nona.” Angelina pun berlari ke kamarnya dengan tangisan, sedangkan sedari tadi tatapan tajam Levon tetap menyorot pada Amelia. “Menikahlah denganku, Leo. Aku janji akan menjadi istri yang baik untukmu,” ucap Amelia dengan buliran tangisan, me

DMCA.com Protection Status