"Hei, Sistem!" panggil Arthur saat dia berjalan melewati lorong menuju ruang ganti.
"Apa kamu mendengarku?" Arthur tidak punya alasan lagi untuk tetap berada di tempat itu. Dia baru saja memperoleh sebuah sistem hebat yang jauh di luar pemahamannya. Dia tidak sabar ingin segera menemukan kebenaran tentangnya.
[Ya, Tuan. Aku akan menjawab semua pertanyaan Anda. Aku akan selalu setia dan bersama Anda.]
"Tolong ulangi sekali lagi, kenapa aku bisa mendapatkan sistem ini? Ini terasa sangat aneh dan ajaib, seperti dalam cerita fiksi!" Arthur bertanya, masih belum sepenuhnya memahami apa yang sedang terjadi.
Arthur tahu bahwa ia telah mendapatkan sesuatu yang luar biasa, penuh dengan potensi tak terbatas, dan ia telah melihat sendiri bahwa saldo di rekeningnya meningkat secara drastis.
[Tidak ada keraguan tentang apa yang telah aku katakan, Tuan.]
[Aku dapat menjamin bahwa aku sepenuhnya milik Anda. Jadi, jangan khawatir. Aku akan membantu Anda untuk hidup dalam keamanan dan kepuasan.]
Arthur mengangguk dan merasa lega. "Jadi, apa yang bisa aku lakukan dengan poin VIP yang kamu sebutkan, Sistem? Apa aku bisa menjadi orang yang kuat? Apa itu terlalu berlebihan untuk dunia normal ini? Akankah aku menjadi superhero dan melawan kejahatan?" Dia bertanya dengan antusias.
[Tuan, sistem memiliki potensi yang tak terbatas, namun keterampilan yang kita bicarakan di sini adalah keterampilan hidup milik manusia biasa, seperti bernyanyi, mengemudi, dsb. Semuanya bisa Anda dapatkan secara instan; hak istimewa yang hanya Anda miliki, Tuan.]
[Untuk mendapatkan Poin VIP, cukup lakukan perbuatan baik, dan sistem akan menghadiahkan Anda poin VIP pada skala tertentu.]
"Jadi, aku harus melakukan perbuatan baik untuk mendapatkan Poin VIP? Perbuatan baik seperti apa? Aku akan mendapatkan Poin VIP jika menyumbangkan uang ke panti asuhan?" Arthur mencoba memahami sistem itu, karena penjelasan tentang perbuatan baik ini cukup membingungkan.
[Tuan, Anda tidak perlu terlalu memikirkan hal itu. Biarkan perjalanan Anda membimbing Anda, dan ikuti perasaan hati Anda. Anda akan menemukan apa yang Anda cari dalam hidup!]
[Memberi sumbangan ke panti asuhan pasti akan memberi Anda poin VIP, tetapi Anda tidak boleh mengambil keuntungan dari hal itu dengan melakukannya berulang kali.]
[Perbuatan baik yang Anda lakukan harus berasal dari hati Anda.]
Setelah memastikan jawaban sistem, Arthur pergi dengan percaya diri lebih awal dari jam kerja biasa. Saat ia hendak meninggalkan gedung, seseorang berlari ke arahnya. Arthur mengenali siapa dia, ia adalah John, bertubuh gemuk, dia adalah bos cleaning service di kantor.
John memanggilnya, "Hei! Arthur!"
"Mau kemana kamu? Apa menurutmu kantor ini milik orang tuamu, jadi kamu bisa datang dan pergi sesuka hati? Jika kamu masih ingin pergi, aku harus memecatmu, dan kamu harus kembali ke jalanan, itu semua terserah padamu!" John berucap dengan nada yang mengancam.
"Kamu bahkan tidak akan mendapatkan satu sen pun untuk pesangon! Keluar dari sini sekarang! Kamu hanya sampah!" kata John kepadanya.
"Terima kasih atas semua kebaikan Anda kepada saya, Tuan John. Saya harap Anda tidak akan menyesali ini!" jawab Arthur, lalu berpaling tanpa menoleh.
Beberapa orang bergumam saat Arthur pergi. Mereka berkata, "Pemuda itu akan mati kelaparan, dan beritanya akan disiarkan di TV dalam beberapa hari. Dia tidak akan punya cukup uang untuk menyewa tempat atau membeli makanan."
"Apalagi di musim dingin ini, orang yang kekurangan gizi seperti dia tidak akan bisa bertahan pada malam yang dingin. Semoga mayatnya tidak dimakan tikus di jalanan," tambah mereka.
Arthur pun berlari keluar dari gedung Perusahaan Brown yang menjulang tinggi. Ia tidak sabar menguji sistem baru yang baru saja diperolehnya.
Sore itu, matahari bersembunyi di balik awan gelap, dan jalanan diselimuti salju. Arthur hanya memakai jaket tipis, membuatnya merasa kedinginan dan berharap dia dapat membeli baju atau jaket baru untuk menghangatkan tubuhnya.
Ia berhenti di depan mesin minuman dan memilih kopi panas. Ia memasukkan kode, dan segelas kopi panas disajikan di hadapannya.
Sudah lama Arthur tidak mempunyai saldo di rekening, dan dia sangat senang saat menerima segelas kopi panas. Dia meneguk kopi yang dijual seharga 5 USD (75 ribu rupiah) dan merasakan kehangatan menyebar ke seluruh tubuh.
"Lima dolar untuk segelas kopi? Aku tidak pernah memimpikan ini sebelumnya. Tapi rasanya agak aneh, apa mungkin karena aku tidak terbiasa dengan minuman mahal?"
Southlake adalah kota yang berkembang pesat, dipenuhi perusahaan besar, tempat mewah, dan tempat hiburan mewah. Akibatnya, orang yang tidak memiliki pekerjaan akan berakhir di jalanan. Namun, dengan uang yang dimiliki Arthur, dia merasa bisa memiliki apa pun.
"Sepuluh triliun dolar!? Mustahil! Uang sebanyak itu sekarang ada di rekeningku? Aku bisa membeli apa pun yang aku mau, rumah, mobil, makanan enak?"
Usai merenung sejenak, Arthur memutuskan untuk pergi ke restoran termewah di kota, hanya beberapa menit jauhnya. Bangunannya terdiri dari 30 lantai dan banyak mobil mewah terparkir di luar.
Saat ia mendekati pintu masuk, seorang satpam berpakaian hitam menghalanginya.
"Hei, gembel! Apa kamu tahu tempat apa ini? Kamu pikir kamu pantas berada di sini?"
Satpam itu memandang rendah Arthur yang memakai baju usang dan wajah kusut. Dia khawatir bosnya akan marah jika dia membiarkan pria gembel itu tinggal terlalu lama di pintu masuk, sehingga dia bisa kehilangan pekerjaan.
"Cepat pergi dari sini! Pengemis tidak diterima di tempat ini!" Kata Satpam dengan nada merendahkan.
"Tuan, bukankah orang-orang yang punya uang datang ke sini? Kupikir aku punya alasan untuk tetap tinggal. Mungkin kamu harus memeriksa dengan benar, dengan siapa kamu berbicara sebelum menyingkirkan mereka," ujar Arthur panjang lebar.
Arthur sudah kedinginan dan ingin masuk ke restoran Golden Park. Ia telah mendengar banyak kenyamanan yang ditawarkan di sana, seperti mandi air hangat, tempat tidur yang nyaman, makanan yang lezat dan bergizi layaknya seorang bangsawan. Dia sangat ingin merasakannya.
Penjaga restoran mengeluarkan tongkat hitam dan mendorong tubuh Arthur menjauh, "jika kamu tidak segera pergi, aku harus memaksamu dan menyiksamu! Dengan kehadiranmu di sini hanya dua menit saja, itu bisa menodai reputasi restoran ini dan tidak akan kubiarkan itu!"
Arthur menatap wajah penjaga dengan tegas. "Aku punya uang, dan aku bisa membeli apa pun di tempat ini! Jangan menilai orang hanya dari penampilannya saja! Anda akan menyesal karena telah meremehkanku!"
Penjaga itu sudah terbiasa bertemu dengan orang-orang seperti Arthur. Pengemis gila dengan terlalu banyak ambisi, yang percaya bahwa mereka adalah orang kaya, lelucon paling konyol.
Sebagai penjaga di kawasan elit, hal semacam itu tidak asing lagi. Sekaligus, dia merasa marah dan kasihan, tapi dia harus tetap mempertahankan sikap profesionalnya. Kesabaran satpam tersebut mulai menipis. "Jika kamu tidak mau pergi, terpaksa aku harus memukulmu, pengemis!"
Dan saat satpam itu hendak menyerang Arthur, seseorang berseru memanggil di belakang. "Tuan, ada masalah apa di sini?" Seorang gadis bertanya kepadanya.
Gadis itu muncul dari pintu restoran. Ia mengenakan seragam pelayan dan memiliki rambut pirang bergelombang. Tingginya sekitar 175 cm, sedikit lebih pendek dari Arthur yang tingginya 180 cm. Dia memiliki badan yang seksi, fitur wajah yang muda, ekspresi lembut dan menenangkan.
"Siapa dia?" gumam Arthur dalam hati.
Seorang pelayan muncul dari dalam restoran dan mendekati Arthur dan penjaga yang sedang berdebat. Arthur terbelalak kagum dengan kecantikan dan pesona pelayan itu. "Apa karena restoran ini yang termahal di kota?" tanya Arthur. "Tempat ini bukan tempat yang boleh dikunjungi siapa pun," jawabnya. Nama gadis itu adalah Edna. Kecantikannya sebanding dengan publik figur dan selebritas. Meski demikian, ia memilih bekerja sebagai pelayan di restoran, bukan di dunia hiburan, karena ia harus merelakan keperawanannya untuk mendapatkan posisi yang baik. Tugas Edna adalah memenuhi kebutuhan orang tua dan saudara perempuannya, dan ia sangat disukai banyak orang dan laki-laki. Terlepas dari kekaguman yang diterimanya, Edna tetap fokus pada pekerjaannya karena itu membuatnya merasa dihargai, meskipun upah yang diperolehnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan membantu keluarganya di desa. Edna memperhatikan Arthur yang berjalan menuju restoran. Dia telah melihatnya berkali-kali d
Arthur terdiam saat melihat keindahan di hadapannya; meja makan bundar besar dengan kursi mewah, dekorasi elegan, kolam air panas, sofa santai dengan layar besar, dan jendela kaca besar yang menawarkan pemandangan kota yang spektakuler. Itu adalah tempat yang hanya pernah dia lihat di iklan dan pamflet, yang hanya bisa dia diimpikan. Edna membimbing Arthur ke meja dan berkata, "Tuan Gardner, maaf atas perilaku saya sebelumnya. Saya harap Anda bisa memaafkannya dan tidak memberikan penilaian jelek pada tempat ini." Arthur dapat merasakan kehangatan dan ketulusan Edna melalui suaranya, dan dia sangat terkejut bahwa hari-harinya yang sulit telah digantikan oleh pelayanan yang luar biasa. Edna berkata, "Tuan Gardner, Anda dapat melakukan apa pun yang Anda inginkan di sini. Jika Anda mau makan, kami akan menyajikan makanan terbaik disini." "Baik, terima kasih, Nona Edna," kata Arthur pelan. "Saya ingin bersantai dan mandi terlebih dahulu, karena saya kedinginan. Lalu saya ingin makan.
"Edna, kamu bisa tinggal di sini, dan makan bersamaku," kata Arthur lembut.Tapi Edna hanya menundukkan kepalanya sekali. "Maaf, Tuan Gardner, tapi saya merasa tidak layak untuk duduk di meja makan ini bersama Anda. Saya dapat membantu mengambilkan makanan jika Anda ingin, tetapi saya rasa tidak tepat bagi saya untuk makan di meja yang sama dengan Anda." "Yah, tidak apa-apa. Aku butuh teman bicara dan aku tidak keberatan jika kamu melakukannya bersamaku." Bob, manajer restoran, mendengar tentang seorang tamu yang datang dan membeli akses Keanggotaan Platinum, meskipun penampilannya seperti pengemis. Dia juga tahu Edna telah memperlakukannya dengan tidak hormat sebelumnya. "Maksudmu dia membeli akses Keanggotaan Platinum? Apa kamu bercanda?" tanya Bob. Dia kemudian memeriksa identitas kartu yang digunakan oleh tamu, Arthur, dan menemukan bahwa kartu itu benar-benar bertuliskan namanya. Tidak ada indikasi penipuan. "Omong kosong apa ini, Arthur Gardner? Aku belum pernah mendengar n
"Apakah kamu bercanda?" tanya Bob tidak percaya. "Kamu ingin membeli tempat ini? Apa kamu benar-benar berpikir itu adalah sesuatu yang bisa kamu beli di tempat? Bahkan jika tersedia, apa kamu memiliki uang untuk membelinya? Apakah kamu benar-benar gila?” Bob yakin bahwa orang di hadapannya adalah penipu. Dia pikir membeli properti ini adalah ide paling aneh yang pernah didengarnya. Restoran itu terhubung dengan hotel berbintang tujuh, satu-satunya di kota itu dan terkenal karena kemewahannya serta harganya yang mahal. Turis dari berbagai negara dan benua akan datang ke kota ini hanya untuk menikmati layanan hotel bergengsi. "Kamu hanya perlu menyampaikan pesanku pada bosmu," kata Arthur tegas, emosinya bertambah. "Jelaskan kepadanya bahwa aku serius ingin membeli restoran ini dan hotel yang menyertainya. Sebutkan saja harganya." Arthur mengarahkan pandangannya ke sekitar ruangan; dia bermimpi untuk menetap di tempat paling mewah di kota. Dia yakin bahwa membeli kedua bangunan ada
[Nama: Arthur Gardner] [Saldo: 9.989.994.999.995,00 USD [Tubuh: 20 (Lemah)] [Pikiran: 35 (Bagus)] [Poin VIP: 10] [Keterampilan: Butuh Poin VIP untuk membuka keterampilan baru] [Pasangan - 1] [Edna Ross (22) - 65%] [Komentar Sistem: Anda mulai memahami cara menikmati hidup, Anda bahkan berhasil menyelamatkan gadis pertama Anda! Anda bertingkah seperti pria normal, meskipun Anda masih perjaka. Sepertinya Anda benar-benar menyukai wanita, ya Tuan?] "Apa apaan!" Arthur berseru tak percaya, menatap komentar yang ditampilkan layar. Seperti pria pada umumnya, Arthur menginginkan kekayaan, ketenaran, dan wanita; itu adalah ambisi bersama. Dia bertekad mencapai apapun yang dia inginkan dalam hidup. Untuk tujuan ini, dia memilih Edna sebagai asistennya, ia butuh seseorang yang dapat dipercaya dan diandalkan. Arthur memperhatikan total saldo di akunnya tercermin dalam sistem, serta nama rekannya. Terkejut, dia mengamati bahwa persentase Edna meningkat dari 55% menjadi 65% dalam hitung
"Apa yang bisa kulakukan dengan 10 Poin VIP, Sistem?" tanya Arthur. [Anda dapat menambahkan keterampilan baru dengan 10 poin atau meningkatkan tubuh atau pikiran Anda.] [Kamu bisa melakukan apa saja selama imajinasimu memungkinkan.] Penasaran, Arthur merenungkan, "Apa yang akan terjadi padaku jika aku menambahkan 10 poin ke tubuhku? Sepertinya ini patut dicoba. Baiklah, ayo tambahkan 10 poin VIP ke tubuhku." [Oke, sistem akan segera memproses.] Arthur melangkah ke kamar mandi yang menakjubkan di kamarnya, mengagumi bak mandi besar yang terbuat dari marmer putih dan emas. Dia melenggang ke cermin tinggi, menanggalkan pakaian saat pergi. Pada saat itu, dia melihat perubahan yang luar biasa pada fisiknya. Gelombang energi mengalir melalui pembuluh darahnya, dan kelelahan serta rasa sakit di tubuhnya menghilang dengan tiba-tiba. "Aku ingin tahu seberapa banyak kemajuan yang telah kubuat dalam transformasi fisikku," kata Arthur sambil berpikir. "Kupikir berolahraga bisa memberiku b
Edna mengambil handuk dari koper dan menawarkan membantu Arthur membersihkan noda di bajunya. "Biarkan saya membantu Anda, Tuan," ujarnya. Arthur mengangguk, memberikan izin. "Saya membawakan baju ganti untuk Anda," usulnya. "Akan lebih baik jika Tuan menggantinya dengan ini, karena baju Anda basah. Tak akan nyaman untuk Anda." Dia mencoba mengeringkan basah di baju Arthur, tetapi itu tampaknya tak banyak membantu. "Seseorang sekaya Anda harus terlihat sempurna dalam keadaan apapun," tambahnya. Edna kemudian mengambil kemeja putih dan jas hitam dan meletakkannya di samping Arthur. "Apa kau keberatan kalau kulepas bajuku di sini?" tanyanya, melirik Edna sebentar. Edna menggelengkan kepalanya dengan cepat dan tersenyum manis pada Arthur. "Saya tidak keberatan, Tuan. Apalagi Anda dulu juga telanjang di depan saya saat mandi air panas di restoran," katanya. "Benarkah itu?" Arthur memikirkan kembali situasinya. "Bukannya aku melepas baju saat kau keluar, dan berada di kolam ketika k
Toko mobil itu adalah pameran mobil Bugatti, tempat orang-orang terkaya di kota berkumpul untuk memanjakan hasrat mereka dengan uang. Edna mengetahui toko mobil tersebut menawarkan model edisi terbatas, Bugatti EF100 — dengan hanya 10 unit yang dibuat secara global. Edna perlahan mengangguk saat dia mengikuti Arthur ke pintu masuk. Ia merenungkan hiburan mewah seorang pria kaya. Dia tampaknya membeli bisnis bernilai miliaran dolar dengan mudah, dan sekarang, dia mau beli mobil lagi, tak peduli berapa banyak mobil yang sudah dimiliki. Pintu kaca besar gedung megah itu terbuka, dan Arthur serta Edna lekas melangkah masuk. Seorang pria berjas hitam, yang tampak berusia empat puluhan, menyapa mereka. "Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Dia bertanya. James, manajer penjualan tempat tersebut, mencoba mengenali sosok pria di hadapannya, mengamati penampilannya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia merasa curiga terhadap pria itu karena dia telah bekerja di sana cukup lama untuk mengetahu
Keputusasaan terlihat jelas di wajah setiap orang. Semua harapan seolah telah hilang dari mereka. Ketika waktu yang telah ditentukan oleh Mr. Zee segera berakhir, mereka mulai takut akan kemungkinan terburuk."Bos, aku yakin kamu akan datang tepat waktu," gumam Sylvia dengan kekhawatiran, suaranya bergetar saat dia berbicara.Gemuruh suara helikopter terdengar dari suatu tempat di atas. Orang-orang bertukar pandang, tidak ada yang benar-benar percaya dengan apa yang mereka dengar sampai suara helikopter semakin keras."Apa itu? Apakah mereka datang dengan anggota lebih banyak?" seseorang berspekulasi, suaranya dipenuhi kegelisahan.“Apakah itu masih belum cukup? Kita bahkan tidak bisa melakukan apapun sekarang." orang lain menimpali dengan hampa.Semua mata tertuju pada helikopter yang melayang di atas mereka dengan perasaan tidak menyenangkan, bertanya-tanya apa yang akan menjadi nasib mereka selanjutnya.Mr. Zee dipenuhi dengan kegembiraan. Sudut bibirnya melengkung membentuk cibira
Arthur bersiap menghadapi kemungkinan terburuk ketika Sylvia meneleponnya. Pikirannya segera mulai berpacu, merencanakan rencana perlawanan terhadap musuh yang ada di hadapan mereka saat ini. "Celine," Arthur memanggil Celine melalui ponselnya, berkata dengan nada mendesak. "Aku butuh bantuanmu sekarang." "Bos," jawab Celine hati-hati. “Apakah ini berkaitan dengan berita di televisi?”“Ya, Sylvia ada di sana. Dia baru saja menelepon dan mengatakan ada sesuatu yang aneh yang sedang terjadi. Aku ingin mengetahui sejauh mana kemungkinan terburuk yang akan terjadi." Arthur menjelaskan sebelum berhenti untuk mengambil napas dalam-dalam.“Kalau begitu, aku akan mengirimkan beberapa kamera drone ke lokasi itu agar kamu bisa memantau situasi di sana, bos,” kata Celine tanpa ragu.“Baiklah,” jawab Arthur dengan tekad dalam suaranya. Dia tahu bahwa hanya masalah waktu saja sebelum segalanya menjadi lebih buruk, jadi dia harus bertindak secepat mungkin jika ingin menjaga mereka semua tetap ama
Mr. Zee, sosok misterius yang memakai jubah hitam, berdiri tegap di tengah lapangan seolah tak terkalahkan. Kehadirannya menimbulkan suasana yang menakutkan bagi semua orang, dan semua mata tertuju padanya saat pertanyaan berputar di dalam diri setiap orang: "Siapa pria ini?"Tiba-tiba, sebuah helikopter muncul dari langit dan melayang di atas stadion. salah satu penumpangnya berteriak kepada semua yang hadir, “Selamat siang, pemirsa! Bisakah kalian melihat apa yang terjadi di bawah sana? Semua orang berlarian dalam kekacauan, mencoba melarikan diri dari pria misterius itu dan para pengikutnya, tapi semua jalan keluar telah dikunci dengan ketat.”Jelas sekali bahwa dia adalah seorang reporter dari salah satu stasiun televisi yang menyiarkan acara tersebut secara langsung.Reporter tersebut melanjutkan laporannya dengan suasana kegembiraan yang semakin meningkat, “Seperti yang kalian lihat di sini, ada lusinan pria yang mengenakan pakaian serba hitam dan topeng menyeramkan yang terseba
Lima helikopter turun dari langit dan melayang di atas lapangan, membuat semua pemain panik.Walaupun bingung, satu kata bergema di benak mereka semua: "Lari!"Mereka berpencar dan berlari mati-matian dari area lapangan untuk menjauh.Pelatih meneriakkan perintahnya. "Cepat masuk!"Dia mendesak semua anggota tim sepak bola untuk bergerak lebih cepat demi keamanan mereka.Salah satu pemain berhenti, berbalik untuk melihat helikopter yang mengancam yang melayang di atas pertandingan mereka. Dia berjalan mendekati pelatih yang sedang mengeluarkan perintah dan berteriak padanya."Apa yang sedang terjadi?" Teriaknya, berusaha untuk didengar di tengah suara mesin helikopter yang semakin lama semakin keras.Pelatih membalas tatapannya dengan tatapan penuh tekad. Dengan suara yang tenang namun tegas, dia menjawab dengan kuat, "entahlah. Yang jelas aku ingin kamu selamat!"Dia kemudian dengan cepat mengeluarkan peluitnya dan meniupnya beberapa kali, sambil melambaikan tangannya ke depan untuk
Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh seluruh warga Southlake City; kota mereka akan menjadi tuan rumah salah satu klub sepak bola paling sukses di negara ini. Tidak ada yang lebih bersemangat daripada Sylvia, yang bergegas ke Golden Chamber Hotel seperti angin puyuh. Dia menyelesaikan persiapannya untuk pertandingan besar dengan semangat membara, mengemas makanan ringan dan mengumpulkan berbagai macam pernak-pernik lainnya."Aku tidak menyangka kamu akan selesai dengan tugasmu dengan begitu cepat," komentar Arthur dari tempat duduknya di sofa. "Kamu berubah dari orang yang tidak tertarik beristirahat menjadi menganggap sepak bola seolah itu adalah hidupmu!" Ucapannya membuat Sylvia sedikit tersipu; dia belum sempat mengungkapkan cintanya pada permainan itu kepadanya sebelumnya."Ya, Bos," jawabnya sambil memutar-mutar sehelai rambut di jarinya. “Ayahku selalu mengajakku menonton sepak bola bersama sejak aku masih kecil, jadi aku tidak mau ketinggalan saat mereka bertanding.”Eksp
Arthur terjebak dalam aktivitas kantor yang menarik. Hiruk pikuk di tempat kerja membuatnya melupakan waktu yang terus berlalu. Dia pun bahkan tidak menyadari bahwa hari telah bergeser ke malam. Sylvia yang telah bekerja keras selama ini membuat Arthur cemas, lalu ia memaksanya untuk berlibur dari stres pekerjaannya.Ia telah duduk di kursi kerjanya sejak pagi, fokus pada layar laptop di hadapannya. Tanpa disadari, ia lupa waktu. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara ketukan di pintu, "Ya." jawabnya dengan suara tenang.Edna masuk ke ruangan dengan setelan eksekutif berwarna putih dan rok selutut berwarna krem. Rambut pirangnya yang tebal dikait rapi ke belakang menjadi sanggul. Dengan perlahan, ia berjalan mendekati Arthur dan meletakkan tangannya dengan lembut di atas mejanya."Halo, Bos. Bukankah sekarang sudah masuk waktu istirahat siang?" kata Edna dengan hati-hati. "Aku rasa Anda perlu istirahat sekarang." Dia melanjutkan dengan antusias, "Aku akan meminta koki di kantor untuk meny
Claudina terdiam setelah mendengar tawaran Arthur, agar dia berlatih seni bela diri dan senjata api. Dia menatapnya dengan mata lebar dan tidak berkedip."Arthur," gumamnya pelan, "mengapa kamu mendadak menanyakan hal ini? Apa alasannya?"Arthur menghela napas untuk memulai berbicara Tatapan mata yang tulus saat dia menatap langsung ke mata Claudina dan berbicara dengan sungguh-sungguh."Karena sekarang kamu memiliki kemampuan menghipnotis ini, Claudina. Jika di masa depan kamu harus berpartisipasi dalam pertempuran melawan The Hunters. Jadi, sebelum waktunya tiba, aku harap kamu dapat belajar ketrampilan seni bela diri dan senjata, agar tidak terjadi sesuatu hal buruk kepadamu."Claudina berhenti sejenak sebelum berbicara. Kepalanya tertunduk seolah sedang merenung. Ketika dia akhirnya membuka mulut untuk menjawab, suaranya sedikit bergetar."Arthur, tentu saja, aku sangat tertarik untuk mencobanya," ucapnya ragu-ragu. "Tetapi apakah kamu benar-benar yakin aku bisa melakukannya? Kamu
Sebuah mobil mewah berwarna hitam yang berkilauan meluncur perlahan ke pintu masuk perusahaan Brown. Jendela berkilauan di bawah sinar matahari saat berhenti, dan Arthur melangkah keluar dari pintu samping mobil.Dia mengenakan setelan eksekutif rapi yang melengkapi pesonanya yang memukau. Semua mata tertuju padanya saat dia berjalan menuju pintu masuk dengan langkah kuat dan percaya diri.“Lihat, itulah Bos Gardner. Aku sudah lama tidak melihatnya di kantor. Dia terlihat lebih tampan dari sebelumnya, bukan?" kata seseorang dengan kagum."Aku setuju denganmu. Dia semakin gagah dan menawan dari hari ke hari," tambah yang lainnya dengan kagum.“Hei, bukankah kalian semua punya hal yang lebih baik untuk dikerjakan? Namun Aku akui bahwa Bos Gardner adalah tipe pria idaman bagi setiap wanita. Meskipun usianya masih muda, dia sudah memiliki segalanya— ketampanan, kekayaan, kekuasaan...kemampuannya!" orang ketiga menimpali dengan iri.Ketika Arthur masuk ke kantor, Edna sudah berdiri menyamb
Di sebuah kafe yang terletak di atas rooftoop sebuah gedung, Arthur duduk dan menikmati secangkir cappuccino yang ada di hadapannya. Dia menyesapnya dengan perlahan dan merasakan kelegaan yang memenuhi tenggorokannya saat rasa manis espresso menyelimuti indra perasanya."Ah.. ini enak sekali," gumamnya pelan sambil mendesah puas.Angin bertiup pelan dan menenangkan, membawa dentingan lembut dari cangkir-cangkir yang ada di dalam kafe hingga ke telinganya. Dengan jumlah pengunjung yang terbatas, ia bisa merasakan ketenangan yang melingkupi jiwanya seperti sebuah pelukan.“Sudah lama sekali aku tidak merasakan ketenangan seperti ini,” pikirnya dalam hati dengan kepuasan.Melihat sekelilingnya pada pemandangan malam, lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti berlian yang menyebar di atas karpet hitam beludru. Bintang-bintang di langit mengedipkan mata seolah-olah bergabung dalam paduan suara sunyi yang bahkan dalam kekacauan pun, tetap ada harmoni.Tiba-tiba, Arthur dikejutkan oleh sebuah