“Anda harus mendengarkan saya Tuan, lelaki ini pasti ingin mencari masalah,” Rex berusaha untuk mencegah Tuan Ramford berbicara lebih lanjut pada Max.
Sebenarnya saat Max mengatakan ia tengah mengumpulkan bukti ada yang berusaha merusak mobil milik Vanessa ia merasa gugup. Jika diperhatikan, kakinya mulai gemetar saking takutnya ketahuan.
“Ini tak bisa dibiarkan, aku harus menghentikan dia memberikan bukti pada Tuan Ramford. Jika tidak aku yang akan habis,” gumam Rex.
Kali ini pria bertubuh kekar itu melangkahkan kaki semakin mendekati Tuan Ramford dan juga Vanessa. Ia tampak berusaha begitu keras untuk membujuk agar pimpinan dunia gelap itu tak peduli akan pengakuan Max.
“Tuan, Nyonya. Coba Anda pikirkan kembali, hal yang begitu mudah seperti menunggui putra-putri Anda dan mengantarkannya ke rumah saja ia tidak mampu, bagaimana mungkin seorang Max akan menjadi seorang p
Max hanya tertawa sinis saat melihat Tuan Ramford memukul Rex untuk kedua kalinya. Lelaki bertubuh kekar itu memegangi pipinya yang terasa nyeri akibat pukulan dari Tuan Ramford.Tuan Ramford yang sudah begitu marah pun menarik kerah baju Rex yang saat ini bertampang polos. Kemudian kembali memukuli wajah lelaki itu sebanyak dua kali.“Kau masih ingin tahu apa kesalahanmu?” tanya Tuan Ramford kemudian kembali memukul kepala botak Rex dengan sikunya.Menjadi anak buah dari orang paling berpengaruh di Soutbay membuat Rex sama sekali tak memiliki keberanian untuk membalas apa yang dilakukan Tuan Ramford padanya. Walau sebenarnya mudah saja untuk menumbangkan Tuan Ramford dengan sekali tebas.Sepengetahuan Rex, Tuan Ramford tidak memiliki keahlian beladiri secara profesional. Kemampuan berkelahi untuk membela diri yang dimiliki olehnya berasal dari pertahanan hidup selama di jalanan.&
Mendengar dirinya tak jadi ditembak oleh Tuan Ramford, Rex pun langsung mendekap kaki Tuannya dengan erat untuk mengucapkan terima kasih.“Terima kasih Tuan atas kemurahan hati Anda. Ini benar-benar berarti bagi saya, dan saya janji tak akan melakukan perbuatan yang sama lagi, “ kata Rex dengan wajah berseri-seri.Tentu saja ia terlihat begitu bahagia, lantaran ia mendapatkan pengampunan dari pria yang paling berkuasa di sini. Menjadi pengawal yang bekerja pada Tuan Ramford memiliki arti tersendiri bagi Rex. Ia bisa mendapatkan banyak kemudahan di tempat umum. Salah satunya ia bisa mendapatkan banyak barang atau makanan gratis, dengan harapan usaha mereka mendapatkan perlindungan dari Tuan Ramford.Rex juga dengan mudah mendapatkan wanita-wanita hanya dengan menyebutkan dirinya adalah orang kepercayaan Tuan Ramford. Ia akan mentraktir dan memberikan hadiah mahal pada wanita yang dikencaninya. Jika begini, ten
“Duduklah Max, tak perlu merasa sungkan,” ajak Tuan Ramford pada Max yang masih berdiri di sampingnya.Max memang sengaja berdiri di samping pria yang mengencani Ibu dua anak itu, bersikap selayaknya seorang bodyguard. Berdiri, dan berjaga menemani bos mereka sembari menunggu perintah sang bos. Meskipun dalam hati Max mencibir keberadaan dua sejoli itu.“Dasar tak tahu malu. Seharusnya kalian berdua yang merasa segan denganku. Ini adalah rumahku, yang kubangun sebelum aku menikah dengan wanita yang ternyata jalang,” cibirnya sambil melirik ke arah Vanessa dan juga Tuan Ramford.“Eh apa itu tak masalah Tuan, Nyonya, bukankah saya hanya seorang pengawal yang bekerja pada Anda?” tanya Max yang memainkan perannya dengan begitu baik.Tuan Ramford mulai berdiri dan menepuk bahu pengawal baru itu. Ia merangkulnya sebagai sosok seorang kawan yang telah lama tak ditemui.
“Ah mungkin saja ia akan memakannya nanti, bukankah beberapa orang ada yang bertingkah demikian. Memakan bagian favorit setelah kudapan habis,” pikir Vanessa kemudian kembali menikmati tehnya.Namun sesekali wanita anggun itu mencuri pandang ke arah Max, ia merasa seolah ada suatu ikatan dengan lelaki muda itu. Max sendiri menyudahi menyantap kue yang disajikan untuknya. Lelaki itu meninggalkan buah ceri di atas piringnya.“Hah!” teriak Vanessa sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.Teriakan wanita berambut panjang itu mampu mengejutkan Max dan juga Tuan Ramford. Apalagi saat Vanessa mengacungkan jari telunjuk ke arah Max dan bibirnya terbuka seolah ingin mengatakan sesuatu.“Anda baik-baik saja Nyonya?” tanya Max dengan sopan.Ini adalah sebuah pertanyaan basi yang dilontarkan oleh Max. Sesungguhnya ia tahu apa yang membuat Vanessa berte
“Aku akan pulang terlambat malam ini, kunci semua pintu dan jendela, jika mengantuk tidurlah. Kau tak perlu menungguku untuk makan malam ataupun tidur, aku membawa kunci rumah,” tulis Max pada Jade.Pengawal baru itu tengah menunggu Tuan Ramford sambil bersandar pada mobil milik majikannya. Sebentar lagi ia akan mendampingi Tuan Ramford merealisasikan rencana untuk Rex yang dianggap telah melecehkan Vanessa.“Kau mau kemana?” balas Jade.“Aku menemani Tuan Ramford,” tulis Max singkat sambil tersenyum tipis membayangkan apa yang akan diterima oleh Rex.“Hei untuk apa kau senyum-senyum?” tanya Rex yang tiba-tiba datang.Rex memang baru saja diminta datang oleh Tuan Ramford. Seperti biasa, lelaki itu akan mengganggu Max saat melihat pengawal baru itu.“Huh, apa urusanmu jika aku tersenyum!” balas Max, m
Rex hanya menghela napas saat mengetahui dirinya harus menyupiri Max. Namun ia mencoba berbesar hati untuk tidak memprotes, karena ini adalah permintaan Tuan Ramford.“Sial, kenapa dia mendapat kehormatan untuk duduk bersanding dengan Tuan Ramford, sementara aku menyupiri mereka. Huh untung saja ini permintaan Tuan, jika tidak sudah retak kepalanya,” gumam Rex sambil menyalakan mesin mobilnya.“Antar kamai ke GG club, aku akan bertemu dengan seorang rekan bisnisku!” perintah Tuan Ramford.“Baik Tuan,” jawab Rex.Melalui narrow miror, Rex dapat melihat bagaimana Tuan Ramford dan Max saling melirik dan tersenyum satu sama lain. Sepertinya mereka berdua tengah meledek Rex yang saat ini mengemudi.“Apa maksud mereka berdua ya?” tanya Rex penuh curiga.Pria berkepala botak itu menyetir sambil sesekali melirik bosnya,
Waktu sudah hampir jam sebelas malam, dan Vanessa belum juga berhasil memejamkan matanya. Biasanya, wanita ini sudah terlelap jam sepuluh malam, dan bangun jam enam pagi. Demi menjaga kecantikannya ia membutuhkan tidur berkualitas selama delapan jam.Ia tak bisa tidur setelah bertemu Max sore tadi. Wanita empat puluh tahun itu terperangkap dalam de javu yang terus menerus memnuhi pikirannya.“Kenapa aku merasa dia mirip sekali dengan Ernest ya, memang ada orang yang memiliki kesamaan, tapi ini begitu mirip sekali, dimulai dari cara dia memberikan jas nya padaku, hingga cara makan dan minumnya, semua sama,” gumam Vanessa sendiri.Wanita berambut chopper itu pun berdiri menuju jendela, sambil menatap meja dan kursi tempatnya menikmati sajian minum teh tadi sore. Ia meremas tangannya sendiri seperti menutupi kegugupannya.“Apa Ernest belum mati ya? Atau mungkin dia terlahir kembali?&rd
Pancaran sinar matahari mendarat pada wajah Rex. Perlahan ia pun membuka kedua matanya dan mendapati pergelangan tangan dan kakinya berwarna sedikit gelap.Kepalanya terasa pusing, dan badannya sakit semua seperti baru saja melakukan perkerjaan fisik yang sangat berat.“Uuuh tubuhku rasanya remuk semuanya,” keluhnya sambil mendapati tubuhnya yang telanjang.Ia pun menoleh ke sekeliling untuk mencari ponsel ataupun air untuk diminum. Saat itulah di atas nakas ia mendapati sebuah kertas bertuliskan “PELECEHAN DIBALAS PELECEHAN”.Sontak Rex langsung meremas kertas itu dan napasnya memburu naik turun. Ia tak bisa melupakan kejadian yang baru saja dialaminya semalam.“Sial! Jadi ini rupanya alasan Tuan Ramford tidak jadi menembakku? Huh awas kau Max, aku tak akan membiarkanmu lolos,” runtuk Rex sambil mengingat kejadian semalam.
Sementara itu di pegunungan Aiken Mountain, tempat yang sangat dingin dan selalu dipenuhi kabut sepanjang tahun. Di sebuah area tanah yang lapang penuh tampak sebuah bangunan yang berdiri dengan kokoh. Di situ tempat berdirinya kelompok persaudaraan legenda bintang enam. Tak jauh dari bangunan itu tampak ratusan orang dengan pakaian serba hitam berdiri berjajar. Mereka semua menggenggam pedang dengan erat yang terbuat dari baja.Kesemuanya menunjukkan aura kematian yang sangat kuat, sekuat pedang mereka. Saat mereka memotong besi, sudah seperti memotong ranting, sangat mudah. Hanya dalam hitungan detik saja akan mampu terbelah menjadi dua bagian.Kedua mata mereka memandang begitu tajam seperti iblis dari neraka yang siap untuk menghancurkan.Mereka adalah pasukan kedua yang memang dibentuk oleh Max. Mereka semua gabungan dari pengawal terlatih yang bekerja pada Tuan Ramford.Karir Max sebagai pengawal memang melaju pesat. Dia yang awalnya tidak memiliki kemampuan dan hanya diremehka
Seketika pria berpakaian kelabu itu pun ketakutan. Wajahnya semakin lama semakin pucat pasi, “Lepaskan aku! Lepaskan!” Pria itu terus saja berteriak.Sekarang ini dia sedang merasakan aura yang mengerikan dan siap membunuh dari orang-orang yang bersamanya ini. Pria ini sangat yakin kalau orang-orang yang membawanya sekarang sudah sering membunuh orang.Dia pun yakin kalau bukan satu dua atau tiga orang yang pernah dibunuh. Mungkin saja jumlahnya ratusan. Jika tidak, tak mungkin ia bisa merasakan keganasan orang-orang itu.Sikap mereka memang terlihat biasa saja, tapi saat mengeluarkan senjata dan menyeret tubuhnya, semua tampak begitu ringan dan tidak ada kendala sama sekali. Seolah tidak ada beban apa-apa yang dialaminya.Pria bergaya kuno ini sampai tidak berani untu membayangkan apa yang akan ia terima kalau sampai jatuh ke dalam genggaman mereka.Selang beberapa menit kemudian …Bill pun tiba di hadapan Mx, dan ia langsung berkata dengan sedikit tergesa, tapi tidak meninggalkan ke
Setelah mendapatkan pukulan maut dari Max, pria berpakaian kelabu itu pun tampak begitu ketakutan. Dia sendiri adalah seorang salah satu master beladiri yang dulu pernah menolong dan mengobati Rex.Kemampuannya tidak bisa disebut sebagai sang ahli amatir atau pemula. Namun juga tidak bisa dikatakan sebagai tingkat utama, karena masih banyak ilmu yang harus dikuasai olehnya.Meskipun begitu, di hadapan Max ia bahkan tidak sanggup untuk menahan pukulan dan langsung terhempas begitu saja hanya oleh sebuah pukulan saja.Sekarang ini, pria berpakaian abu-abu itu sudah terluka sangat parah. Dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk bertarung lagi.Saat ia melihat Max berjalan menghampiri selangkah demi selangkah, wajah pria itu pun semakin terlihat pucat seperti sudah tidak ada aliran darah di sana.Max dengan angkuh datang menghampirinya, dan Ia pun bertanya dengan nada yang dingin, “Siapa yang telah menyuruhmu ke sini dan membunuh putri Nyonya Vanessa?”Begitu mendengar pertanyaan Max,
Cahaya yang terpancar itu mengarah pada leher Olive. Dia pasti mati kalau sampai belati itu memotong urat leher Olive. Gerakannya begitu cepat, sampai tidak ada orang yang sempat melakukan sesuatu.“Aaa tidaak!” Saat itu Daniel berteriak lantang, ia takut jika sesuatu terjadi pada kakaknya. Berbeda sekali dengan Vanessa yang entah dimana keberadaannya sekarang. Mungkinkah wanita itu melarikan diri.Max hanya memaki dalam hati, “Dasar perempuan tidak berguna. Ibu macam apa dia membiarkan darah dagingnya berada dalam bahaya.”Max pun dengan cepat menggeser tubuh kedua anaknya pada Jade yang sekarang berdiri di belakangnya. Jade langsung mendekap anak itu dengan erat. Sekelebat bayangan pun melintas dan berdiri di samping Max.Itu adalah Zack yang bersiap untuk mendampingi Max. Bersama dengan Max ia melayangkan tinju dan Bruk! Sebuah dentuman terdengar sanagt nyaring, seolah-olah seluruh ruangan meledak terkena pukulan Max dan Zack.Max tidak akan pernah memberi ampun pada siapapun yang
Hari ini adalah hari ulang tahun Olive. Vanessa telah menyiapkan sebuah pesta besar. Ia menyewa taman hotel Prime Bayview hanya untuk menyenangkan anak perempuannya.Tak heran jika Olive sempat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ibunya. Sejah ayahnya sakit, ia sama sekali tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya, hanya tekanan dan bahkan hukuman untuknya. Namun bagaimanapun juga Olive adalah seorang anak yang juga membutuhkan kasih sayang orang tua.Meski hari ini Olive merasakan kebahagiaan, tapi sesungguhnya kebahagiaan itu tidak untuknya. Pesta ini dibuat oleh Vanessa demi memperlancar bisnisnya.“Olive, selamat ulang tahun. Jadilah anak yang pintar dan panutan untuk adikmu. Bahagialah selalu Olive,” batin Max yang sedari tadi memperhatikan putri sulungnya dari kejauhan.Saat ini ia sama sekali tidak berani untuk menunjukkan wajahnya di dekat anak itu. Meski sesungguhnya ia ingin memeluk Olive seperti yang biasa dilakukan setiap anak sulungnya berulang tahun. Namun se
Cepat-cepat Max merubah ekspresinya. Ia kembali memasang wajah dingin, jangan sampai Vanessa melihat perubahan pada wajahnya.“Oh, benarkah Nyonya? Saya tidak tahu mengenai kapan ulang tahun mereka, istriku juga tidak bercerita apa-apa,” jawab Max.Vanessa tertawa dingin, “Ha ha sudahlah kau tidak mengetahui ulang tahun mereka itu tidak masalah. Bukankah itu bukan kewajibanmu, lagipula belakangan ini kau lebih sering mengawalku dibanding mengurus kedua anak itu. Sekarang mereka berdua sudah menjadi tanggung jawab istrimu.”“Saya mengerti Nyonya. Hanya saja saya sedikit kaget saat anda menanyakan tentang mereka berdua.”Vanessa mendesah napas panjang, “Yah aku tahu. Meski aku jauh dari mereka dan sudah lama tidak saling menyapa, bahkan aku sempat berpikir untuk membawa mereka ke sekolah asrama saja. Kau tahu kan anak-anak itu sangat berisik!”Max tidak berkata apa-apa. Kalau boleh dikata, dia yang lebih peduli dengan anak-anak dibanding Vanessa. Jade sendiri sudah lama menginginkan keh
Sementara itu di luar hotel …Bill menoleh ke arah Max. Ia penasaran dengan satu keputusan yang dibuat oleh rekannya itu.“Max, kenapa kau membiarkan Selena pergi begitu saja? Apa kau tidak ingin menghabisinya juga?”Saat ini Bill tampak begitu mengkhawatirkan keadaan. Ia teringat akan anggapan kalau kita ingin membasmi sesuatu harus dimilai dari akarnya, jika tidak maka akan tumbuh lagi.Bill menganggap otak dari semua kekacauan ini adalah Selena. Apalagi terlihat jelas bagaimana Tuan Randall begitu menghormati Selena.Saat ini tatapan Selena dipenuhi dengan kebencian terhadap Max dan Bill. Menandakan kalau ia tidak terima dengan perlakuan seperti ini dan dia tidak akan tinggal diam.Max tertawa lirih, kemudian ia pun berkata, “Dia hanya seorang Selena Harris yang tidak penting. Tidak ada gunanya untukku membunuh dia, tujuanku sekarang ini adalah untuk menyuruhnya kembali ke kota Zylan karena aku tahu kalau ia akan membalas dendam kepada Tuan Ramford dan aku, dengan begitu maka aku a
Pengawal pribadi Selena Harris menghela napas perlahan dan berkata, “Nona, tidak ada gunanya untuk membicarakan hal ini sekarang. Kita harus segera pergi dari tempat ini!”Selena Harris pun mengangguk, “Hmm, ayo kita pergi!”Selena sadar kalau saat ini Tuan Randall sudah mati dan tidak ada gunanya lagi untuk terus berlama-lama di kota Northbay. Dia harus segera kembali ke kota Zylan dan menceritakan semua masalah yang telah terjadi di sini pada keluarga besarnya.Jika keluarga besarnya tahu tentang hal ini, maka ia bisa segera membuat keputusan langkah apa yang harus mereka ambil selanjutanya. Bagaimanapun juga grup Mulder masih mereka inginkan untuk saat ini.Kematian Tuan Randall menjadi sebuah kerugian yang besar bagi keluarga Harris.Brak!Saat itu tiba-tiba pintu pun terbuka dengan cara ditendang oleh seseorang.“Ha ha ha, sepertinya sudah terlambat untuk kalian pergi sekarang,” sindir seseorang yang datang dengan tertawa sinis.“Max, kau!” seru Selena tak percaya dengan apa yang
Siapa dia sebenarnya? Sejak kapan ada seorang master yang menguasai ilmu mengerikan dari kota kecil seperti Northbay.“Jangan membuang waktuku. Kalau kau tidak punya kemampuan untuk menyelesaikan dalam waktu sepuluh menit saja, maka kembalilah!” seru Max dengan tidak sabar setelah ia menghabiskan satu kaleng beernya, yang entah kaleng ke berapa saat itu.Begitu mendengar kata-kata Max, wajah Bill pun memerah dan makin lama semakin garag. Di dalam hatinya muncul kemarahan yang berapi-api.Bill tampak tersenyum muram kemudian berkata, “Awalnya aku hanya ingin bersenang-senang, sedikit bermain denganmu bukannya tidak masalah. Sayang sekali aku hanya punya sedikit waktu.”Sebenarnya Bill masih belum ingin meninggalkan Northbay, tapi akan menjadi sangat membosankan. Lagipula ia adalah anak buah Max yang tentunya harus menuruti pria itu. Ketika dia mengikuti Max kembali ke kota Southbay ada sesuatu yang menunggu dirinya di sana, tentunya bukan sesuatu hal yang menyenangkan.Semenjak hubunga