Di siang hari yang sangat terik. Satrio Wirang dan Arum Sari Sedang menaiki kuda demi melakukan perjalanan menuju Suku Pegunungan Utara. Mereka sedang melewati jalan hutan yang sepi. Kanan kiri dari jalan itu di penuhi dengan banyak pepohonan. Dahulu kala Pulau Jawa memang masih di penuhi dengan hutan belantara.
Saat mereka tengah asyik memacu dengan kuda mereka. Terdengar suara pertempuran besar di depan jalan sana.
"Berhenti!. Dinda" perintah Satrio Wirang.
"Ada apa Kanda?" tanya Arum Sari.
"Aku seperti mendengar ada sebuah pertempuran besar di depan sana" jawab Satrio Wirang.
"Lalu sekarang kita harus bagaimana Kanda" tanya Arum Sari lagi.
"Biarkan Aku melihatnya terlebih dahulu" ucap Satrio Wirang.
Satrio Wirang lalu menggunakan kekuatan dari mata Antaboga untuk melihat jauh ke depan sana. Dari matanya Satrio Wirang dapat melihat seorang pedang dan pengawalnya sedang bertarung melawan para perampok dan sepertinya pedang dan para p
Kerajaan Salakanegara adalah kerajaan terbesar untuk saat ini. Di bawah kepemimpinan Raja Dewa Warman. Kerajaan Salakanegara menjadi Kerajaan dengan kekuatan militer yang sangat kuat. Apalagi jumlah pasukan yang dimiliki Kerajaan Salakanegara mencapai ratusan ribu prajurit. Dengan kekuatan seperti itu Kerajaan Salakanegara sedang giatnya melakukan inflasi militer besar-besaran untuk memperluas wilayahnya. Sudah banyak kerajaan-kerajaan kecil yang mereka taklukan.Di sebuah ruangan yang ada dalam istana Raja Dewa Warman dan Aryo Guntur sedang berunding tentang kerajaan mana yang akan mereka taklukan selanjutnya."Panglima kerajaan mana yang akan menjadi tujuan kita selanjutnya.?" tanya Raja Dewa Warman."Sebaiknya kita menyerang Kerajaan Wesi Kuning terlebih dahulu, Yang Mulia" ucap Aryo Guntur."Mengapa Kita harus menyerang kerajaan kecil itu. Bahkan luas dari kerajaan itu hanya satu persen dari kerajaan Kita ini" ucap Sang Raja ragu."Mohon ampun
Tidak terasa lima hari telah berlalu sejak rapat darurat itu. Senjata-senjata yang sedang tinggal sedikit lagi selesai. Satrio Wirang, Wirang, Raja Argadana dan Anggoro sedang berkumpul membahas persiapan perang mereka sudah sejauh mana. Satrio Wirang untuk mengajuk usul untuk menutup sementara tembok sebelah utara dengan kayu terlebih dahulu mungkin tidak dapat menghentikan pasukan musuh tapi setidaknya dapat menghambat mereka. Saat mereka sedang serius membahas semua itu dengan serius tiba-tiba ada seorang prajurit masuk dan berbisik pada Raja Argadana. Sontak wajah Raja Argadana langsung pucat. Bahkan Raja Argadana sudah tidak mampu berdiri lagi. Dia langsung duduk di kursinya. Melihat itu Anggoro, Satrio Wirang dan Arum Sari menjadi penasaran sebenarnya apa yang di bisikan oleh prajurit tadi pada Raja Anggara. "Ada apa?, Kakak" tanya Anggoro. "Ini benar-benar bahaya pasukan Salakanegara sudah ada di perbatasan" panik Raja Argadana. "Apa bukan kah
Sudah dua minggu berlalu dari petarungan berdarah antara Satrio Wirang melawan seribu pasukan Kerajaan Salakanegara yang dipimpin oleh Senopati Adhiyaksa. Kerajaan Wesi Kuning sudah kembali damai. Rakyat di sana sudah memulai kegiatan sehari-hari mereka seperti sediakala. Para prajurit sudah mulai mahir menggunakan senjata rahasia jamur beracun rancangan Satrio Wirang. Tembok kerajaan bagian utara yang roboh sudah diperbaiki. Berkat jasanya mengalahkan 1000 pasukan Kerajaan Salakanegara. Satrio Wirang di anggap pahlawan oleh rakyat Kerajaan Wesi Kuning. Rakyat di sana begitu menghormatinya dan selalu memperlakukannya begitu baik.Di istana Kerajaan Wesi Kuning. Satrio Wirang, Arum Sari, Anggoro dan Raja Argadana sedang berkumpul untuk membahas apa yang akan mereka lakukan selanjutnya dan tentang masa depan Kerajaan Wesi Kuning."Sekarang apa langkah Kita selanjutnya?" tanya Anggoro mengawali pembicaraan."Kekuatan Kita sudah bertambah. Semua prajurit
Di sebuah pasar pedesaan yang ramai dengan orang berjualan. Satrio Wirang sedang berjalan-jalan di pasar itu. Dia pergi sendirian karena Arum Sari sedang tidak enak badan. Jadi Arum Sari memutuskan untuk tidak ikut Satrio Wirang berlanja di pasar dan lebih memilih beristirahat di penginapan. Sedangkan Satrio Wirang mendapatkan tugas untuk berbelanja keperluan untuk perjalanan mereka. Karena bekal mereka yang sudah mulai menipis sedangkan perjalanan mereka menuju tempat Suku Pegunungan Utara masih sangat jauh.Satrio Wirang mampir ke toko obat-obat karena teringat Arum Sari yang sedang sakit. Namun Setelah masuk ke dalam toko. Dia kebingungan memilih obat untuk Arum Sari. Dia tahu penyakit apa yang sedang di derita Arum Sari. Yang dia tahu hanya kondisi Arum Sari yang lemas dan tubuhnya sangat lemas. Di tengah kebingungannya memilih obat yang cocok untuk Arum Sari. Tiba-tiba ada yang memberikannya sebuah obat."Beli saja ini!, dia hanya deman biasa" kata orang itu
Satrio Wirang, Arum Sari dan Alikusuma sudah sampai di Pegunungan utara. Mereka bertiga ingin segara mendaki pegunungan itu. Namun baru berada di lereng gunung saja mereka sudah dihadang oleh beberapa orang dari Suku Pegunungan Utara. Ternyata bukan sekedar rumor bahwa orang-orang dari Suku Pegunungan Utara memiliki tubuh yang kekar. Dan mereka juga terlihat sangat kuat. Orang-orang dari Suku Pegunungan itu bersenjatakan sebuah kapak dari yang besar.Satrio Wirang yang tidak ingin membuat keributan mengabaikan orang-orang dari suku pegunungan utara yang menghadangnya dan tetap berjalan menaiki pegunungan itu. Namun baru beberapa orang-orang sudah berada di depannya dan menghalangi jalanya."Orang luar di larang memasuki wilayah pegunungan" kata salah satu orang dari Suku Pegunungan Utara."Aku ingin bertemu dengan Kebo Ijo. Jadi jangan halangi jalan Kami" marah Satrio Wirang."Ada urusan apa Kamu ingin menemui pemimpin kami?" tanya orang dari Suku P
Angin berembus sangat kencang di puncak pegunungan. Matahari bersinar tepat di atas puncak pegunungan. Seakan-akan ingin menjadi saksi dari pertempuran dua insan manusia yang akan mempertaruhkannya mereka. Satrio Wirang berdiri dengan gagah berani. Jubah Naga Hitamnya yang beterbangan tertiup angin membuatnya terlihat seperti sorang pahlawan. Sedangkan di arah berlawanan berdiri Kebo Ijo memegang Pusaka Gada Naga Bumi. Tubuh Kebo Ijo yang besar seolah menutupi matahari. Dia terlihat seperti raksasa yang sangat mengerikan apalagi Gada Naga Bumi yang besar berada di tangannya membuat seperti tidak mungkin untuk di kalahkan."Ambil senjata mana saja yang Kau suka" Kebo Ijo menawarkan berbagi senjata pada Satrio Wirang."Aku di tidak membutuhkan senjata-senjata itu" tolak Satrio Wirang."Baik lah tapi jangan menyesal" ucap Kebo Ijo."Lebih baik kita mulai saja pertarungan ini" ajak Satrio Wirang.Mereka berdua sudah bersiap di posisi masing-masin
Siang itu Satrio Wirang sedang berada di sebuah penginapan. Dia termenung melihat keluar jendela penginapan. Matanya tertuju pada puncak Pegunungan utara. Dia masih belum lepas dari kekalahannya melawan Kebo Ijo. Di terbayang pertarungannya dengan Kebo Ijo. Dalam pertarungan itu semua serangan yang dia lancarkan tidak dapat melukai Kebo Ijo. Bahkan Satrio tidak mampu sedikit pun menggores kulit Kebo Ijo yang sangat keras. Meski ada luka di tubuh Kebo Ijo tapi bukan dirinya yang melakukan itu tapi Naga Antaboga yang mengambil alih tubuhnya. Di mulai membayangkan jika dia datang menemui Kebo Ijo tanpa adanya Alikusuma. Mungkin dia dan Arum Sari sudah mati di tangan Kebo Ijo.Alikusuma yang melihat Satrio Wirang termenung. Menghampirinya dan menepuk pundak Satrio Wirang."Kenapa Kamu malah melamun di sini?, Wirang" tanya Alikusuma."Entahlah, Aku sendiri juga tidak tahu" jawab Satrio Wirang."Apa Kamu masih memikirkan tentang pertarungan dengan Kebo Ij
Saat itu di sebuah halaman. Satrio Wirang menatap tajam Alikusuma. Di sisi lain Alikusuma juga membalas tatapan dari Satrio Wirang. Alikusuma memasang kuda-kudanya dan bersiap dengan Pusaka Naga Putih di tangannya. Sedangkan Satrio juga bersiap dengan kuda-kudanya. Bahkan Satrio Wirang langsung menggunakan mata Antaboganya. Wajah mereka berdua kelihatan begitu serius.Satrio Wirang memulai serangan dengan menembakkan jarum beracun dari senjata rahasianya. Tapi masih dengan mudah di tangkis dengan Tongkat Naga Putih. Ternyata itu hanya untuk mengalihkan perhatian dari Alikusuma. Satrio Wirang langsung melancarkan pukulan susulan. Namun hal ini sepertinya sudah di baca oleh Alikusuma. Belum sempat memukul Alikusuma. Satrio Wirang sudah di pukul oleh Alikusuma dengan Tongkat Naga Putihnya. Satrio Wirang merasa heran bagaimana Alikusuma bisa membaca gerakannya. Di tambah Satrio Wirang yang menggunakan mata Antaboganya bisa membaca gerakan Alikusuma tapi anehnya. Satrio Wirang mas
Satrio Wirang perlahan membuka matanya. Dia mendapati dirinya telah berada di tempat tidurnya. Tubuhnya penuh dengan perban. Dia mencoba untuk duduk meski semua tubuhnya terasa sakit. Luka yang dia terima akibat pertarungannya melawan Aryo Guntur dan Ular Sanca Ireng cukup parah.Alikusuma dan Arum Sari datang ke kamar Satrio Wirang dengan membawa beberapa ramuan obat dan makanan. Alikusuma memeriksa keadaan Satrio Wirang yang baru tersadar."Ternyata Kamu sudah tersadar. Bagaimana keadaanmu saat ini?" tanya Alikusuma."Tubuhku masih terasa nyeri untuk bergerak" jawab Satrio Wirang.Alikusuma memberikan pengobatan pada Satrio Wirang. Semua luka Satrio Wirang di beri ramuan obat oleh Alikusuma. Alikusuma juga mengganti perban Satrio Wirang. Semua perawatan terbaik Alikusuma berikan untuk Satrio Wirang. Satrio Wirang merasa lebih baik setelah mendapat perawatan dari Alikusuma."Perawatannya sudah selesai. Sekarang Kamu makanlah untuk memulihkan tenag
Raja Jaya Singa Warman, Elangga, dan Alikusuma telah tiba di tempat pertarungan Naga Antaboga dan Ular Sanca Ireng. Terlihat pemukiman warga yang menjadi tempat mereka bertarung telah porak-poranda dan sudah menjadi lautan api.Sedangkan Naga Antaboga dan Ular Sanca Ireng dengan menyemburkan api mereka tanpa memperhatikan dengan kondisi warga dan rumah warga yang telah habis terbakar karena ulah mereka. Belum lagi cambukkan dari ekor mereka yang menerbangkan semua barang dan menghancurkan semua bangunan yang ada. Yang jelas pemukiman itu telah hancur karena pertarungan dua raja ular ini.Raja Jaya Singa Warman dan yang lain tidak dapat berbuat banyak. Mengingat ukuran Naga Antaboga dan Ular Sanca Ireng yang sangat besar. Belum lagi semburan api mereka berdua yang dapat membakar seluruh rumah hanya dengan sekali sembur. Mereka hanya bisa menunggu adanya celah di antara pertarungan Naga Antaboga dab Ular Sanca Ireng. Begitu ada kesempatan baru mereka bertiga menyer
Pertarungan Satrio Wirang dan Aryo Guntur telah usai dengan hasil kemenangan untuk Satrio Wirang. Tapi saat semua mengira bahwa ini telah usai. Muncullah kabut hitam yang menyelimuti tubuh Aryo Guntur. Tiba-tiba mata Aryo Guntur menjadi merah dan dia dapat bangkit kembali. Satrio Wirang yang sudah tidak punya tenaga lagi mencoba kembali berdiri sebisa mungkin. Sebenarnya Satrio Wirang cukup heran dengan Aryo Guntur yang masih bisa bangkit meski Satrio Wirang sudah sangat yakin kalo dia tadi telah mengalahkannya."Dasar manusia tidak berguna" ujar Ular Sanca Ireng.Ternyata tubuh Aryo Guntur telah di ambil Ular Sanca Ireng. Itu yang membuat Aryo Guntur masih bisa bangkit lagi setelah menerima serangan telak dari Satrio Wirang."Siapa Kamu?" tanya Satrio Wirang."Dia adalah Ular Sanca Ireng raja dari segala ular" jelas Naga Antaboga."Hahahaa..., Kali ini Aku akan mengalahkanmu Antaboga" tawa Ular Sanca Ireng.Ular Sanca Ireng dengan menggunak
Sudah seharian penuh Satrio Wirang dan Aryo Guntur bertarung mati-matian. Karena pertarungan mereka berdua pula seluruh wilayah Kerajaan Tarumanegara menjadi gelap seharian. Semua warga tindak ada yang berani keluar rumah dan semua aktivitas warga di hentikan. Semua orang takut jika ada hal buruk yang menimpa mereka. Raja Jaya Singa Warman semakin khawatir karena pertarungan mereka belum juga usai. Meski sudah seharian penuh mereka bertarung.Arum Sari yang tidak yang tidak melihat Satrio Wirang seharian berniat untuk mencarinya tapi di tahan oleh Alikusuma. Karena Alikusuma tahu bahwa Satrio Wirang sedang bertarung melawa musuh yang sangat kuat. Dan jika sampai Arum Sari sampai menyusul Satrio Wirang maka itu akan menghambat Satrio Wirang dan mengancam nyawa Arum Sari."Langit sangat gelap. Tapi kenapa Kanda belum juga pulang. Aku khawatir pada Kanda. Aku harus mencarinya" kata Arum Sari."Tunggu. Kamu tidak perlu mencari Wirang dia sedang di istana bersama Raj
Pertemuan Aryo Guntur dan Satrio Wirang menimbulkan suasana mencengkam semua orang di Kerajaan Tarumanegara menjadi merinding tanpa tahu apa yang membuat mereka menjadi merinding ketakutan. Sepertinya dalam alam bawah sadar mereka menyadari bahwa ada bahaya besar yang terjadi.Aura yang keluar dari mereka berdua sangat lah kuat. Orang biasa pasti akan pingsan karena tidak mampu menahan tekanan aura mereka berdua. Untung saja mereka bertemu di tempat yang sepi dan tidak ada orang.Raja Jaya Singa Warman, Alikusuma, Elangga dan para pendekar dengan ilmu tinggi juga bisa merasakan bahwa ada dua orang dengan kekuatan yang sangat hebat sedang bertemu dan akan bertarung. Hal ini membuat Raja Jaya Singa Warman khawatir karena jika sampai kedua orang itu benar-benar bertarung di kerajaannya maka seluruh Kerajaan Tarumanegara bisa rata dengan tanah.Satrio Wirang juga sadar bahwa kekuatan Aryo Guntur sudah sangat besar jika sampai dirinya dan Aryo Guntur bertarung di pem
Di sebuah hutan belantara terlihat Aryo Guntur yang terbaring tidak sadarkan diri. Terlihat bahwa tubuhnya penuh luka akibat terkena jurus ledakan sukma dari Raja Jaya Singa Warman. Ledakan itu ternyata melemparkannya ke tempat yang sangat jauh. Walaupun terkena jurus sehebat itu tapi dengan ajaibnya detak jantung Aryo Guntur masih belum juga hilang. Sepertinya kekuatan yang dia serap dari orang lain telah menjadikannya sangat kuat sehingga masih bisa selamat dari jurus sedahsyat itu. Tapi sampai saat ini Aryo Guntur masih belum membuka matanya.Di dalam alam bawah sadarnya Aryo Guntur seperti sedang di dalam kawah gunung berapi sekelilingnya penuh dengan lava panas yang mendidih. Dia berusaha mencari jalan keluar dari tempat itu tapi ujung-ujungnya dia kembali ke tempat yang sama. Saat dia kebingungan mencari jalan keluar dari tempat itu muncullah sesosok ulah hitam besar dengan mata merah. Sebelum sempat Aryo Guntur memikirkan dari mana datangnya ular besar itu. Ular itu su
Setelah kekacauan besar yang terjadi akibat serangan Aryo Guntur ke Istana Kerajaan Tarumanegara. Kini Kerajaan Tarumanegara telah tenang kembali. Sudah tidak ada teror lagi dari Aryo Guntur. Karena dalam beberapa hari ini Aryo Guntur sama sekali tidak muncul dan sudah tidak ada lagi orang yang mati akibat Aryo Guntur. Pengorbanan Raja Jaya Singa Warman yang merelakan seluruh kesaktiannya untuk mengalahkan Aryo Guntur telah menyelamatkan rakyat Kerajaan Tarumanegara dari kegilaan Aryo Guntur.Tapi setelah melakukan jurus ledakan sukma yang berhasil mengalahkan Aryo Guntur. Sampai hari ini Raja Jaya Singa Warman masih tidak sadarkan diri. Sepertinya jurus ledakan sukma tidak hanya mengambil kesaktian Raja Jaya Singa Warman tapi juga merusak organ dalam dari Raja Jaya Singa Warman. Berbagai tabib telah di undang untuk menyembuhkan Raja Jaya Singa Warman tapi tidak ada satu pun dari mereka yang bisa menyembuhkan Raja Jaya Singa Warman. Alikusuma yang ahli dalam pengobatan
Satrio Wirang dan Naga Antaboga yang sudah bersahabat. Membuat Satrio Wirang dapat mengembangkan jurus baru yang lebih kuat dari jurus Terakhir Naga Hitam Antaboga yang telah berhasil mengalahkan Raja Dewa Warman sebelumnya. Tentu saja Satrio Wirang harus berlatih keras agar dapat mengusai jurus itu dan dapat mengalahkan Aryo Guntur yang sekarang telah menjadi sangat kuat. Bahkan Raja Jaya Singa Warman yang memiliki ilmu tinggi sekarang bukan tandingan dari Aryo Guntur. Kemampuan Aryo Guntur yang dapat menyerap kekuatan orang lain. Membuat Aryo Guntur bertambah kuat setiap harinya. Untuk itu di perlukan kekuatan yang sangat besar untuk mengalahkan Aryo Guntur.Setelah berlatih dalam waktu yang cukup lama. Satrio Wirang kini menjadi sangat kuat di tambah dengan dia yang dapat menggunakan kekuatan Naga Antaboga dalam tubuhnya membuatnya semakin tidak terkalahkan. Meski begitu karena waktu telah berlalu cukup lama tentunya Aryo Guntur juga bertambah semakin kuat. Agar tida
Satrio Wirang dan Elangga yang menyusul Raja Jaya Singa Warman dan Ki Naga Barong. Mereka terlambat sampai di tempat pertempuran. Ketika mereka sampai terlihat Ki Naga Barong yang sudah mati mengenaskan dan Raja Jaya Singa Warman yang terduduk tidak berdaya. Satrio Wirang mencoba periksa Ki Naga Barong tapi sudah ada dekat jantung dalam tubuh Ki Naga Barong.Elangga berusaha menenangkan Raja Jaya Singa Warman yang terkena metal akibat pertarungannya dengan Aryo Guntur. Setelah cukup lama menenangkan Raja Jaya Singa Warman akhirnya Raja Jaya Singa Warman sudah tenang kembali.Raja Jaya Singa Warman yang berhutang nyawa kepada Ki Naga Barong. Kemudian dia mengangkat mayat Ki Naga Barong dan membawanya pulang.Ketika hendak meninggalkan tempat itu. Satrio Wirang melihat Pusaka Tombak Naga Petir yang ditinggalkan oleh Aryo Guntur. Satrio Wirang mengambil Pusaka Tombak Naga Petir itu lalu mengayunkannya. Ternyata Pusaka Tombak Naga Petir sangat kuat dan sangat mudah