Share

Menjemput Impian Masa Depan

Indira masih terisak dan kini hatinya makin sakit ketika menyadari bahwa Jan memang sempat malu untuk mendekati dirinya.

“Ndi, jangan nangis,” pinta Jan kembali dengan suara lirih. Pria itu masih tidak berani beranjak dari tempat duduk karena Indira terlihat tidak ingin kehadirannya.

“Aku nangis karena kamu menganggap status jandaku memalukan!” seru Indira dengan jengkel.

Jan menunduk. Mulutnya yang terlalu lancang mengatakan ungkapan jujur hatinya, kini justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.

“Kalo aku jujur, dan itu malah salah, aku minta maaf. Tapi …,”

“Tapi apa, Jan? Dari awal aku mengutukmu karena memperlakukan Bea dengan buruk! Sekarang aku justru terlibat dengan perasaan yang nggak jelas dan kamu ada di dalamnya!” isak Indira.

“Ya udah. Aku pergi. Mungkin kamu pengen berpikir dulu dan menimbang lebih baik.” Jan mengalah dan meninggalkan Indira dengan langkah gon

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status