Beranda / Romansa / Sang Penakluk / Menjadi Pengganti

Share

Menjadi Pengganti

Penulis: Theresia Rini S
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-05 15:00:40

Cincin itu melingkar dengan manisnya di jari Niara. Batu berlian lima karat tersebut sangat indah dan pas menghiasi jari manisnya. Niara mengangguk dan tersenyum pada Alden.

"Aku suka ini," ucapnya dengan pelan. 

Alden mengatakan pada salesgirl berlian untuk menyiapkan sepasang cincin pilihan mereka dalam waktu dua minggu ke depan. 

"Berlebihan nggak sih? Cincin pernikahan aja harus bernilai milyaran?" bisik Niara saat melihat bandrol harga yang tergantung. 

Alden tertawa kecil. 

"Jangan diliat harganya dong. Ini kan menjadi lambang penghargaan tertinggiku untukmu," tukas calon suaminya dengan santai. 

"Tapi nggak perlu mahal juga. Ini kayak sia-sia dan mubazir," bantah Niara masih bersikukuh untuk membatalkannya. 

"Niara, ini belum apa-apa. Jangan terlalu mikir. Dibandingkan berlian yang ibuku pilih untuk Indira, cincin kita cuman setengahnya aja!" 

Niara tertegun. Ini kali kesekian Alden membawa nama Indira
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Penakluk   Mengingkari Fakta Menyakitkan

    Makan malam itu berakhir dengan baik. Niara lega karena dirinya tidak perlu lagi berada dalam situasi yang kurang nyaman baginya. Alden melihat dan tahu dari sikap Niara yang seperti baru terbebas dari pengawasan.Berkali-kali, dalam perbincangan malam itu, masing-masing keluarga Alden membicarakan mengenai Indira. Setelah sadar bahwa ada Niara, mereka seperti segan dan kikuk.Niara bukannya terganggu dan tidak suka. Namun berada dalam posisi saat ini, Niara seperti menjadi wanita pengganti dan tidak sedikit pun kualitasnya yang mampu menggantikan Indira.Wanita itu merasa kecil hati. Begitu terkesannya semua orang akan Indira yang tidak lagi menjadi bagian keluarga mereka. kehadirannya terasa tidak berarti.“Semua keluargamu menyukai Indira teramat sangat,” gumam Niara ketika Alden mengantarnya kembali ke hotel.Alden terdiam dan melirik ke arah Niara. Ingin rasanya membantah, tapi dia pun menyadari hal tersebut. Ibunya, Menik, bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • Sang Penakluk   Antara Benar dan Salah

    Alden tidak bisa mendapatkan kedamaian dalam benaknya hingga beberapa hari mendatang. Semua kalimat hiburan yang pernah ia lontarkan pada Niara, terkesan penuh kebohongan karena hatinya mengingkari semua.Namun begitu rapatnya ia menutup semuanya, Alden menjadi pandai bersandiwara dan bertingkah seakan-akan tidak ada yang terjadi dan khawatirkan selama ini.Sementara Menik dan calon besannya sibuk mempersiapkan pesta pernikahan mereka, Alden justru tenggelam dalam pekerjaan dan meminta Niara untuk mengerti jika banyak ketertinggalan yang harus ia kejar.“Akan ada dua keluarga yang harus aku nafkahi sekrang. Kita berdua dan Renzo,” ungkap Alden mencoba meminta pengertian dari calon istrinya.Niara tidak keberatan dan justru mendukung keputusan tersebut.Tidak ada yang melihat serta menyadari gejolak Alden yang memang tersimpan rapat. Pria itu meredam dengan sekuatnya.Menik meminta pada Shana dan Siwi untuk datang membantunya. Pes

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • Sang Penakluk   Sesuatu yang Menjadi Milik Kita

    Pesan beruntun yang Indira terima pagi itu cukup membuatnya tidak nyaman dan merasa ingin menolak tanpa menimbang.Menik memintanya untuk hadir bersama Renzo, seminggu sebelum pernikahan Alden dan Niara. Tapi akal sehatnya mendominasi kali ini.Mantan suaminya tersebut memberikan dukungan yang dulu tidak ia butuhkan pada saat pernikahannya dengan Jantayu.Meski pada waktu itu Indira justru merasa tersiksa, tapi Alden membuktikan bahwa dia berusaha ada pada waktu Indira melewati momen pentingnya.Jarinya akhirnya mengetik balasan dengan singkat.“Ya, Indi datang dengan En, Ma.”Indira segera menyingkirkan ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya yang masih setumpuk. Ia tahu jika Siwi dan Shana sudah terlebih dulu pergi ke Bali tiga hari yang lalu.Indira cukup lega mengetahui jika ada keluarganya yang bisa menghilangkan rasa sungkan nantinya.**“Papa akan menikah dengan tante Niara. En akan datang sama ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • Sang Penakluk   Bumerang Hati

    Dua hari menjelang pernikahan, Niara menerima kabar dari Alden bahwa mereka akan tinggal di apartemen untuk sementara.“Aku nggak masalah sih. Lagian jauh lebih simpel, kan?” sambut Niara tanpa keberatan sedikit pun.Alden tampak lega karena tidak perlu menghadapi konflik yang ia takutkan.“Tapi, kenapa kita nggak jadi nempatin villa?” tanya Niara mendadak tergelitik ingin tahu.Alden mendadak gugup dan tergagap menjawab.“Sebenernya vi-villa itu masih mi-milik aku dan Indira. Kupikir dia tidak keberatan, tapi ternyata dia mengatakan untuk tidak menempatinya.”Mata Niara membesar dan ia menoleh dengan ekspresi tersinggung.“Jangan marah, Nia. Memang tidak seharusnya villa itu aku tempati. Waktu Indira dengan Jantayu juga dia nggak mengutak atik,” kelit Alden memberi alasan yang mendasari keputusannya.“Tapi dia seperti tidak mempunyai simpati sedikit pun, Al! Mengirimkan sem

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • Sang Penakluk   Resiko yang Pahit

    Entah apa yang ada di pikiran keluarga Niara, tapi saat melihat Indira duduk bersama keluarga Alden, cibiran pun terlihat dari mereka.Indira dengan jelas melihat semua perlakuan mereka dari kursi seberang. Sesekali mereka berbisik dan melirik ke arah Indira dengan sinis. Suara mereka cukup jelas.“Mereka bahkan tidak mencoba mengucapkan dengan nada pelan. Maaf, Ndi, mama nggak bermaksud buat bikin kamu dalam posisi tersiksa kayak sekarang,” sesal Menik yang duduk di sampingnya.“Sudah terbiasa kok, Ma. Ini mungkin yang kesekian ratus kalinya,” sahut Indira dengan tenang.Menik merasakan hatinya berkedut dan tidak menduga akan mendengar hal itu.“Resiko pahit sebagai janda ya?” tanggap Menik dengan getir.“Tepat banget, Ma. Resiko yang paling pahit.” Senyum Indira terukir dan tidak terlihat tersinggung, justru malah geli.Kedua wanita beda generasi itu terkekeh dan mengundang pandangan j

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • Sang Penakluk   Akhir Dari Perjalanan Panjang

    Seto dan Keenan kembali dengan tangan kosong. Keduanya mulai panik dan berniat untuk memberitahu mengenai situasi saat ini pada kedua keluarga mempelai.Belum sempat mereka melangkah, Niara muncul.Wanita dengan baju pengantin putih itu tampak cantik dan menawan. Tanpa mempedulikan pandangan heran semuanya, Niara melangkah menuju altar dengan langkah tegap.Indira terhenyak dan menatap wanita itu dengan hati berdebar. Ada yang tidak beres!Niara meraih mikrofon dan naik ke atas podium di altar.“Terima kasih atas kedatangan kalian semua. Mohon maaf atas kejadian saat ini yang pasti menimbulkan banyak pertanyaan yang simpang siur. Dengan sangat menyesal, pernikahan ini dibatalkan.”Keluarga Niara berteriak memprotes dan semua mengeluarkan keberatan masing-masing.“Bukan atas andil atau kehendak Alden atau saya saja, tapi ini atas kesepakatan kami berdua!” seruan Niara membungkam semua yang masih berteriak.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • Sang Penakluk   Extra Part - Warisan Keluarga

    Lima belas tahun kemudian ….Satu persatu baju yang sudah Renzo persiapkan, ia masukkan ke dalam koper. Hari ini ia akan kembali ke Jakarta untuk mengambil gelar keduanya di salah satu universitas negeri.Pemuda yang telah berusia enam puluh empat tahun tersebut tampak gagah dan dewasa. Indira menatap putranya di pintu dengan pandangan sendu.Menyadari jika ibunya sedang berdiri di belakangnya, Renzo tertawa kecil.“Ma, aku nggak akan lama. Tiap ada kesempatan akan pulang ke Bali kok,” ucap Renzo sembari menata baju dengan rapi di koper.Indira tersenyum tipis. Wanita yang masih cantik walau hampir mencapai setengah abad usianya.“Seingatku, selama kau menjadi anak mama, nggak pernah nyusahin dan selalu mandiri. Rasanya baru kemarin mama jemput kamu les matematika, sekarang udah gede dan nggak butuh mama nemenin buat ngelakuin banyak hal.”Renzo berhenti sejenak dan menoleh. Ia menatap ibunya yang kemudi

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • Sang Penakluk   Anak Muda Generasi Milenium

    Jakarta selalu mengingatkan Renzo pada seorang pria yang begitu terkesan dalam hidupnya dulu. Jantayu.Mendiang ayahnya yang telah pergi masih menyisakan duka dalam dirinya yang tidak pernah Renzo ungkapkan pada siapa pun juga.Hari pertama, ia memilih untuk mengunjungi keluarga Jantayu dan menemui kakeknya. Neneknya telah meninggal lima tahun yang lalu dan Renzo juga sempat terpukul ketika itu terjadi. Mereka baru saja menghabiskan waktu bersama dan minggu berikutnya, ia menerima kabar bahwa neneknya telah meninggal karena serangan jantung.Kakeknya tersenyum dan menyodorkan rokok padanya.“En udah berhenti, Opa.” Dengan sopan, ia menolak.“Ayolah! Sejak kapan kamu memutuskan berhenti?”Demi menyenangkan hati pria tua yang telah sendiri menjalani hidup tanpa istri dan anak lelakinya, Renzo mengambil satu batang lalu menyalakan.Kepulan asap rokok berlomba mengebul lewat hidung dan mulut mereka.“B

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-27

Bab terbaru

  • Sang Penakluk   Lagu Cinta Untuk Dia

    You know I want youIt's not a secret I try to hideI know you want meSo don't keep sayin' our hands are tiedYou claim it's not in the cardsAnd fate is pullin' you miles awayAnd out of reach from meBut you're here in my heartSo who can stop me if I decideThat you're my destiny?What if we rewrite the stars?Say you were made to be mineNothing could keep us apartYou'd be the one I was meant to findIt's up to you, and it's up to meNo one can say what we get to beSo why don't we rewrite the stars?Maybe the world could be oursTonightYou think it's easyYou think I don't wanna run to youBut there are mountainsAnd there are doors that we can't walk throughI know

  • Sang Penakluk   Sang Penakluk

    Inilah kisah dari beberapa manusia yang mampu menaklukkan tantangan hidup dan cobaannya.Indira Sartika, seorang wanita yang begitu tegar menjalani berbagai krisis dalam hidupnya selama ini, akhirnya merengkuh dan layak mendapatkan buah dari keprihatinannya.Bukan karena dia wanita hebat dan memiliki kualitas bertahan yang mumpuni, tapi karena dia mencoba mengikuti nuraninya yang tidak mungkin berbohong. Setiap jalan yang ia ambil selalu menempuh cara benar dan bukan yang mudah.Berani berkata tidak dan menolak segala nikmat dunia, demi mempertahankan martabat sebagai wanita yang juga pantas dihormati.Pria melihat dia sebagai pribadi yang begitu berharga untuk dimiliki, karena prinsipnya tidak sekedar menjadi perempuan yang pasrah.Indira tahu dengan baik, tujuan hidup dan keinginannya. Tahu bagaimana memperjuangkan haknya sebagai wanita dan juga berani mengambil tanggung jawab meskipun pahit.Siwi dan Shana adalah saksi bagaimana Indira me

  • Sang Penakluk   Hari Bahagia Untuk Semuanya

    Alunan musik yang memenuhi ruang keluarga membuat hati siapa pun menjadi damai. Pilihan mereka adalah menikah di Bali dan setelah persiapan matang di Salatiga, akhirnya bersama-sama terbang ke Bali dua hari lalu.Besok adalah hari yang mereka nantikan. Persiapan gedung dan catering memang menggunakan event organizer, tapi Indira dan Menik tampak tidak bisa diam.Keduanya sibuk memeriksa bunga, pilihan makanan, tamu undangan, tempat duduk dan bahkan persiapan bulan madu. Keduanya memastikan jika ini akan berjalan baik dan tidak ada kendala.Kini malam sebelum pernikahan, Gya harus tinggal di hotel dan menjauh dari Renzo sementara waktu. Alden menggoda putranya yang tampak mulai gugup dengan seloroh yang cukup vulgar. Keenan menimpali dengan tawa yang tergelak. Genta dengan tenangnya mengatakan semua akan berakhir indah.“Seindah lenguhan panjang dan senyum cemerlang di pagi hari!” imbuh Alden tanpa menahan diri.Indira muncul dan bertola

  • Sang Penakluk   Senja yang Memberi Harapan

    Silka dan Ignar bergilir merawat dan menjaga Gya hingga sembuh. Renzo masih harus menyelesaikan keperluan surat menyurat untuk persyaratan pernikahan.Setiap sore dia datang menggantikan kedua adik sepupunya dan tidur di rumah sakit.Gya memang tidak memiliki luka dalam, tapi sepertinya dia masih menyimpan ketakutan tersendiri. Wajahnya sesekali mengernyit dan cemas.“Kamu masih inget kejadian itu, Kak?” tanya Silka tampak prihatin.Gya memejamkan mata dan membenarkan.“Kebencian sama Bayu nggak sebanding dengan penyesalanku karena udah ngebiarin dia masuk dalam hidup ini.”“Nyalahin diri adalah target Bayu yang sebenarnya. Jangan terpengaruh oleh hal itu, Kak. Kayaknya nggak berharga banget,” bantah Silka dengan cepat-cepat.“Ya. Dia memang mau ngancurin aku pelan-pelan, lewat pikiranku.”Gya sadar sekali akan hal itu.“Kita nggak akan ngebiarin itu, kan?” Silk

  • Sang Penakluk   Pelajaran Berharga

    Renzo merasakah tubuhnya gemetar oleh amarah yang mengelegak. Melihat kekasihnya dihajar sedemikian rupa oleh pria biadab, membuat Renzo diliputi dendam.Alden dan Indira terus menenangkan dengan kata-kata lembut.“En, tenang. Pakai ini dan bukan ini,” ucap Alden sembari menunjuk kepala kemudian lengan.Putranya duduk terkulai dan meremas rambut gusar.Ibu dan kakak Gya sudah dikabari dan mereka sedang menuju ke rumah sakit dari hotel. Pernikahan tinggal dua minggu lagi dan suasana gembira menjadi duka dalam sekejap.Saat bertemu dengan Leo dan Dion, kedua pria yang akan menjadi kakak iparnya tersebut menepuk pundaknya dengan pelan.“Kita nggak akan bertindak apa pun, kecuali lapor polisi! Semua bakal ditindak melalu proses hukum yang benar dan tahan emosi kalian. Kalo ada yang nekad, Bayu menang dan kita kalah telak!” ingat Alden dengan lantang dan tegas.Ibu Gya terlihat gemetar dan tidak sanggup berdiri. Ind

  • Sang Penakluk   Parasit Hidup

    Persiapan pernikahan memang selalu merepotkan. Namun Gya tidak melihat sedikit pun kesulitan yang membuatnya kelelahan dan stress. Ibu mertuanya, Indira, selalu membantu dan mengarahkan dengan sabar.Pemilihan pernak pernik yang berbeda pendapat dengan keluarga besarnya, akhirnya berhasil ditengahi dengan elegan dan bijak oleh Indira.Ibu Gya memuji berkali-kali tentang calon ibu mertuanya yang ternyata masih muda dan sangat cantik tersebut. Terlebih lagi ayah mertuanya, Alden, yang mirip dengan pria muda dengan penampilan masih tidak kalah menarik dan modis dengan Renzo.Dengan hati-hati, Gya menjelaskan mengenai siapa Renzo dan ibunya semakin kagum dengan keluarga mereka. Gya melihat dengan jelas, bagaimana ibunya sedikit syok dan tersentuh oleh kebesaran hati Indira yang membesarkan Renzo tanpa menimbang dia bukan putra yang terlahir dari rahimnya.Keputusan buat Indira tidak memiliki anak kandung adalah karena dirinya merasa lebih dari cukup mendapatk

  • Sang Penakluk   Meneruskan Tradisi

    Alden berdiri di depan bingkai foto di ruang tengah rumah Salatiga. Matanya menatap gambar dirinya bersama Indira dan Renzo dalam baju adat Jawa.Di sebelah bingkai foto besar tersebut, terdapat foto Indira bersama Jantayu dan Renzo dengan baju pernikahan modern. Hatinya berdesir sakit.Bukan karena cemburu, melainkan merasa prihatin akan nasib Jantayu yang malang.Pria baik itu tidak sempat menjalani kehidupan bahagia yang lama dengan wanita luar biasa, Indira. Alden bahkan sempat mengalah demi memberi kesempatan pada Jantayu untuk menjadi pria yang bisa meneruskan harapannya.“Kayaknya baru kemarin dia ada di sini,” gumam Indira tiba-tiba ada di sebelahnya.Alden mengingat dengan jelas saat datang ke rumah ini beberapa belas tahun yang lalu setelah Jan meninggal. Foto itu menjadi satu-satunya kehangatan yang terpancar dan bisa memberi sinar juga kekuatan bagi Indira untuk bertahan dalam kesedihan.Dunia istrinya mungkin dalam k

  • Sang Penakluk   Selangkah Lebih Dekat

    Kembali ke Jakarta dengan status baru, cukup membuat Silka risih. Antara dia dan Alka adalah hubungan kecelakaan yang tidak disengaja.Sementara kembali pada aktivitas kuliah yang super sibuk mendekati akhir semester, Silka memilih tidak lagi memusingkan tentang Alka.Pria itu cukup memberinya ruang dan gerak yang tidak mengikat. Mungkin inilah enaknya pacaran dengan orang dewasa. Banyak pengertian yang dia dapatkan dari Alka.“Sil! Kamu beneran pacaran sama dosen baru anak fakultas kedokteran?” tanya teman kuliahnya dengan wajah penasaran.Silka mengangguk ragu.“Gila! Keren banget sih! Pak Alka itu ganteng dan baik banget!”Silka terus mendengarkan puluhan pujian untuk kekasihnya yang hingga detik ini belum pernah dia cium atau pegangan tangan.Setelah mendekati jam masuk kelas, Silka mengakhiri obrolan satu arah itu dan melenggang masuk. Selama kuliah berjalan, dia tidak habis-habisnya memikirkan tentang Alk

  • Sang Penakluk   Jodoh Untuk Silka

    Mungkin bertemu jodoh itu terjadi tanpa bisa terduga.Bagi Silka yang masih berusia awal dua puluhan, ini bukan menjadi pertimbangan seriusnya. Terlebih lagi Ignar juga masih bimbang akan jati dirinya, semua keluarga tidak akan berpusat pada hal pernikahan dalam waktu dekat.Mengunjungi orang tua dan kerabatnya di Salatiga memang menyenangkan. Dia kadang malas meninggalkan kota kecil tempat ia tumbuh dan besar. Teman masa kecilnya ada di sini. Tapi Silka untuk saat ini tidak memiliki pilihan.Semua keluarga berkumpul di rumahnya. Ayahnya, Keenan, tampak masih tampan meskipun menjelang usia setengah baya. Mati-matian ayahnya menolak dengan mengatakan masih lima tahun lagi, tapi Silka suka mengangguk dengan gencar.Malam itu Renzo datang sendiri dan Silka senang karena memiliki waktu untuk berbagi lebih banyak. Perhatian kakak sepupunya memang tertuju pada dua hal akhir-akhir ini.Untuk Ignar dan Gya, kekasihnya.Silka merindukan masa-masa di

DMCA.com Protection Status