Kunjungan Alden yang tidak ditemani Indira sempat menjadi tanda tanya Siwi yang menyayangkan hal tersebut. Setelah Alden mengemukakan semua bukti kuat dari pencariannya, Keenan dan Siwi justru tersenyum simpul dan mengatakan telah mengetahui dari narasumber langsung.
“Siapa maksud kalian? Paklek Bagus?” tanya Alden.
“Pakdhe Sandy,” sahut Siwi. Alden terperangah.
Keenan menambahkan jika rumah tangga Sandy juga sedang dalam goncangan hebat karena Mirna menuntut cerai.
“Kupikir lebih baik Pakdhe tidak bersama dengan Budhe Mirna. Wanita itu juga yang merongrong selama ini sampe Pakdhe Sandy kalang kabut memenuhi permintaan keluarga istrinya.” Alden terlihat memahami lebih baik dari Keenan.
“Mama yang cerita,” jelas Alden menjawab kernyitan Siwi dan Keenan. “Tau sendiri emak gue, mirip reporter pencari berita,” keluh Alden. Shana tertawa. Wanita itu tidak menyangka jika berbagai karakter keluar
Kekuatan yang paling ampuh adalah kerja keras dan percaya diri. Dengan dua modal tersebut, seseorang menjadi tidak terhentikan dalam menggapai semua cita-cita yang terancang dalam hidup mereka. Bagi Siwi mengalah pada eyangnya justru memberikan kemenangan telak dipihaknya dalam perebutan tanah.Oknum yang telah mengugat mereka, terancam hukuman penipuan dengan bukti dari Alden tanpa melibatkan Widari bahkan Bagus, paman mereka. Namun jauh di dalam lubik hatinya, Siwi masih harus menundukkan satu lagi tantangan dalam hidupnya. Menikah!Genta masih meminta waktu padanya untuk mengumpulkan persiapan yang lebih mantap dalam menjalani hubungan mereka ke depannya nanti. Siwi memiliki segalanya dan Genta menolak untuk menikmati semua hasil kerja kerasnya. Seandainya Genta bisa lebih terbuka dan fleksibel untuk menerima saran juga kebesaran hati Siwi, semua tidak akan sesulit ini.Ibu dan ayahnya masih sibuk mengurus Widari yang harus dirawat dan mendapat pengawasan kel
Tidak peduli seberapa kuat bagi Siwi mencoba untuk menerima kembali Genta, hatinya terus mengingkari.Ternyata, sepintar apa pun otak kita, tidak akan mampu mengalahkan kemauan hati. Logikanya berteriak penuh protes atas sikap Siwi yang terlalu egois dan keras kepala, tapi hatinya terus berkata tidak. Mungkin inilah yang namanya gengsi.Wanita itu baru menyadari jika antara dia dengan Genta seperti air dan api. Memiliki awalan yang sama, tapi huruf berikutnya yang berbeda.Cinta menyatukan mereka, tapi perbedaan yang mencolok meretakkan janji setia dan kesungguhan keduanya untuk saling mendukung menundukkan tantangan dalam mencapai tujuan utama.Rangkuman kenangan yang terekam hadir berulang kali seperti video yang diputar terus oleh benaknya. Ia makin tersiksa. Siwi menduga jika masalahnya dengan Genta tidak ada ujung pangkalnya. Namun justru tidak memahami akar masalah tersebut, Siwi bingung bagaimana mencari penyelesaian yang terbaik.&l
Suapan demi suapan mengarah pada mulut Widari. Vero terlihat sangat telaten merawat Widari. Sesekali mulut mertuanya menyemburkan sisa nasi dan menerpa wajah Vero.Cibiran kesal terukir pada muka nenek tua yang seperti muak pada menantunya. Bahkan dalam kegilaannya, Widari masih menunjukkan rasa tidak suka pada Vero. Rupanya kebencian Widari sudah mendarah daging.Vero mengusap wajahnya dengan sabar dan tidak menunjukkan sikap yang jengkel. Dia menyudahi ketika Widari membuang muka. Setelah membersihkan semua butiran nasi di pangkuan Widari dan juga lantai, Vero meninggalkan mertuanya sendiri di kamar.“Ver,” panggil Seto. Vero berhenti dan menoleh.“Kalo tidak tahan dengan sikap ibu, biarkan perawat yang urus,” ucap Seto dengan wajah prihatin. Vero tersenyum dan mengelus lengan suaminya dengan lembut.“Jangan ngomong gitu ah! Kita ini wajib merawat ibu, Mas. Aku nggak keberatan sama sekali kok,” cetus Vero melun
Siwi mendengar lagu selama perjalanan menuju Solo. Lantunan lagu dari Chrisye yang berjudul cintaku membangkitkan semangat Siwi yang begitu menggebu untuk bertemu dengan kekasihnya.'Kan kujalin laguBingkisan kalbukuBagi insan duniaYang mengagungkan cintaBetapa nikmatnyaDicumbu asmaraBagai embun pagiYang menyentuh rerumputanCinta akan kuberikan bagi hatimu yang damaiCintaku gelora asmara seindah lembayung senjaTiada ada yang kuasa melebihiIndahnya nikmat bercintaSemua lirik terasa mengena dan itulah curahan hatinya saat ini. Ketika mobilnya memasuki halaman luas rumah Genta, Siwi mulai berdebar dan tidak tahu harus memulai dengan kalimat apa. Haruskah ia langsung meminta maaf dan memintanya kembali? Atau justru sok jual mahal dan memancing Genta untuk meminta maaf lebih dulu?Genta terlihat muncul dan melangkah dengan ragu. Ketika sudah mendekat, Siwi membuka kaca mobilnya dan meringis serba
Bagaimana Indira menjalani hidupnya saat ini, itu akan selalu ia kenang di kemudian hari. Segala bentuk tekanan dan intimidasi dari menjadi istri seorang Alden Aminata ia hadapi dengan tegar dan tangguh. Walau kadang rapuh, Indira mencoba mencari hiburan dengan bertukar pikiran pada mertua dan kakak iparnya.“Jadi Mama pernah ngalamin juga?” tanya Indira pada ibu mertuanya. Menik mengangguk.“Tau sendiri, jaman dulu masih jarang ada cowok bule. Nggak kayak sekarang, bertebaran di mana-mana. Papa kamu itu paling ganteng pada jamannya. Tapi waktu mama berhasil menjadi pilihannya yang terakhir, baru sadar. Ternyata nggak gampang punya suami ganteng,” papar Menik mengenang pengalamannya saat awal-awal menjadi istri Raka.“Godaanku adalah pekerjaan,” ucap Abby yang suaminya adalah salah satu astronot dari German yang bertugas di luar angkasa full time dan hanya libur setahun sekali.“Russel itu paling lama di rumah sam
Dayu mengenggam tangan Indira dengan erat. Dayu kehilangan kata-kata dan tidak bisa memberikan penghiburan yang tepat. Dirinya juga tidak pernah menyangka, pernikahan yang baru berjalan sepuluh bulan tersebut harus dirundung keretakan.“Mertua dan Abby, telepon kamu udah puluhan kali. Mereka pasti khawatir dengan kondisi kamu, Ndi,” ucap Dayu pelan. Indira menyusut hidungnya dan menggelengkan kepala.“Aku mau tenangin pikiran dulu, Yu. Aku nggak bisa ketemu dengan siapa pun yang berhubungan dengan Alden,” jawab Indira dengan suara serak.Dayu mengelus tangan Indira dan memahami pilihannya.“Istirahat dan ambil waktu sebanyak mungkin buat nenangin diri. Aku yang akan jawab telpon mereka,” timpal Dayu. Indira mengangguk dan mengucapkan terima kasih.Begitu Dayu pergi, Indira memandang langit-langit kamar yang pernah ia tempati dulu. Lila tidak mengubah sedikit pun semua yang ada di kamar ini. Beberapa potong bajuny
Tantri mengangkat kepalanya dengan hati-hati dan mulai melihat sekeliling kamarnya. Dirinya masih ada di rumah sakit dan hari ini akan pulang. Tidak ada siapa pun saat ini dan dengan cepat, tangannya meraih tas yang ada di atas meja samping tempat tidurnya.Setelah menemukan ponsel, ia segera menelepon seseorang.‘Halo!’“Kenapa, Tan?’‘Keluarga Alden tetap nuntut untuk ambil tes DNA!’“Kan udah gue jawab kemarin, sesuai dengan permintaan Loe.’‘Iya, gue tahu! Tapi dalam sebulan, gue harus menjalani itu! Tes DNA tetep mereka tuntut!’‘Gini deh, iyain aja. Hasilnya ntar gue rekayasa!’Senyum terukir pada wajah Tantri.‘Thanks!’‘Jangan cuman thanks doang! Biaya tutup mulut ama kerja gue mana?’‘Gampang! Transfer ke rekening biasa ‘kan?’‘Cakep! Pokoknya semua beres!’&ls
Keesokan harinya, Renzo mulai membaik. Indira sangat lega dan memeluk tubuh gempal balita yang menjadi bagian hidup Indira dengan erat. Keceriaan Renzo juga sudah kembali. Seharian ini, Dayu terus meluangkan waktu untuk Indira dan Renzo, sementara Lila pergi ke kantor dan menyelesaikan pekerjaan mereka.Indira meminta Lila untuk membawakan peralatan menggambarnya supaya bisa menyelesaikan di rumah. Ia akan tinggal sementara di rumah waktu tanpa gangguan.“Sore nanti, hasil DNA keluar kata Abby,” ucap Indira pada Dayu. Renzo sedang asyik menonton kartun di televisi.“Terus kamu gimana? Mau ke sana dan ikut liat?” Dayu tampak tidak senang dengan penundaan Indira yang memilih menjauh sementara waktu. Tadinya ia berhasil memompa semangat Indira untuk terus maju dan menuntut haknya.“Renzo ‘kan nggak mungkin aku bawa atau nempuh perjalanan sini Gianyar bolak balik. Dia masih sakit,” jawab Indira.“Jadi kar
You know I want youIt's not a secret I try to hideI know you want meSo don't keep sayin' our hands are tiedYou claim it's not in the cardsAnd fate is pullin' you miles awayAnd out of reach from meBut you're here in my heartSo who can stop me if I decideThat you're my destiny?What if we rewrite the stars?Say you were made to be mineNothing could keep us apartYou'd be the one I was meant to findIt's up to you, and it's up to meNo one can say what we get to beSo why don't we rewrite the stars?Maybe the world could be oursTonightYou think it's easyYou think I don't wanna run to youBut there are mountainsAnd there are doors that we can't walk throughI know
Inilah kisah dari beberapa manusia yang mampu menaklukkan tantangan hidup dan cobaannya.Indira Sartika, seorang wanita yang begitu tegar menjalani berbagai krisis dalam hidupnya selama ini, akhirnya merengkuh dan layak mendapatkan buah dari keprihatinannya.Bukan karena dia wanita hebat dan memiliki kualitas bertahan yang mumpuni, tapi karena dia mencoba mengikuti nuraninya yang tidak mungkin berbohong. Setiap jalan yang ia ambil selalu menempuh cara benar dan bukan yang mudah.Berani berkata tidak dan menolak segala nikmat dunia, demi mempertahankan martabat sebagai wanita yang juga pantas dihormati.Pria melihat dia sebagai pribadi yang begitu berharga untuk dimiliki, karena prinsipnya tidak sekedar menjadi perempuan yang pasrah.Indira tahu dengan baik, tujuan hidup dan keinginannya. Tahu bagaimana memperjuangkan haknya sebagai wanita dan juga berani mengambil tanggung jawab meskipun pahit.Siwi dan Shana adalah saksi bagaimana Indira me
Alunan musik yang memenuhi ruang keluarga membuat hati siapa pun menjadi damai. Pilihan mereka adalah menikah di Bali dan setelah persiapan matang di Salatiga, akhirnya bersama-sama terbang ke Bali dua hari lalu.Besok adalah hari yang mereka nantikan. Persiapan gedung dan catering memang menggunakan event organizer, tapi Indira dan Menik tampak tidak bisa diam.Keduanya sibuk memeriksa bunga, pilihan makanan, tamu undangan, tempat duduk dan bahkan persiapan bulan madu. Keduanya memastikan jika ini akan berjalan baik dan tidak ada kendala.Kini malam sebelum pernikahan, Gya harus tinggal di hotel dan menjauh dari Renzo sementara waktu. Alden menggoda putranya yang tampak mulai gugup dengan seloroh yang cukup vulgar. Keenan menimpali dengan tawa yang tergelak. Genta dengan tenangnya mengatakan semua akan berakhir indah.“Seindah lenguhan panjang dan senyum cemerlang di pagi hari!” imbuh Alden tanpa menahan diri.Indira muncul dan bertola
Silka dan Ignar bergilir merawat dan menjaga Gya hingga sembuh. Renzo masih harus menyelesaikan keperluan surat menyurat untuk persyaratan pernikahan.Setiap sore dia datang menggantikan kedua adik sepupunya dan tidur di rumah sakit.Gya memang tidak memiliki luka dalam, tapi sepertinya dia masih menyimpan ketakutan tersendiri. Wajahnya sesekali mengernyit dan cemas.“Kamu masih inget kejadian itu, Kak?” tanya Silka tampak prihatin.Gya memejamkan mata dan membenarkan.“Kebencian sama Bayu nggak sebanding dengan penyesalanku karena udah ngebiarin dia masuk dalam hidup ini.”“Nyalahin diri adalah target Bayu yang sebenarnya. Jangan terpengaruh oleh hal itu, Kak. Kayaknya nggak berharga banget,” bantah Silka dengan cepat-cepat.“Ya. Dia memang mau ngancurin aku pelan-pelan, lewat pikiranku.”Gya sadar sekali akan hal itu.“Kita nggak akan ngebiarin itu, kan?” Silk
Renzo merasakah tubuhnya gemetar oleh amarah yang mengelegak. Melihat kekasihnya dihajar sedemikian rupa oleh pria biadab, membuat Renzo diliputi dendam.Alden dan Indira terus menenangkan dengan kata-kata lembut.“En, tenang. Pakai ini dan bukan ini,” ucap Alden sembari menunjuk kepala kemudian lengan.Putranya duduk terkulai dan meremas rambut gusar.Ibu dan kakak Gya sudah dikabari dan mereka sedang menuju ke rumah sakit dari hotel. Pernikahan tinggal dua minggu lagi dan suasana gembira menjadi duka dalam sekejap.Saat bertemu dengan Leo dan Dion, kedua pria yang akan menjadi kakak iparnya tersebut menepuk pundaknya dengan pelan.“Kita nggak akan bertindak apa pun, kecuali lapor polisi! Semua bakal ditindak melalu proses hukum yang benar dan tahan emosi kalian. Kalo ada yang nekad, Bayu menang dan kita kalah telak!” ingat Alden dengan lantang dan tegas.Ibu Gya terlihat gemetar dan tidak sanggup berdiri. Ind
Persiapan pernikahan memang selalu merepotkan. Namun Gya tidak melihat sedikit pun kesulitan yang membuatnya kelelahan dan stress. Ibu mertuanya, Indira, selalu membantu dan mengarahkan dengan sabar.Pemilihan pernak pernik yang berbeda pendapat dengan keluarga besarnya, akhirnya berhasil ditengahi dengan elegan dan bijak oleh Indira.Ibu Gya memuji berkali-kali tentang calon ibu mertuanya yang ternyata masih muda dan sangat cantik tersebut. Terlebih lagi ayah mertuanya, Alden, yang mirip dengan pria muda dengan penampilan masih tidak kalah menarik dan modis dengan Renzo.Dengan hati-hati, Gya menjelaskan mengenai siapa Renzo dan ibunya semakin kagum dengan keluarga mereka. Gya melihat dengan jelas, bagaimana ibunya sedikit syok dan tersentuh oleh kebesaran hati Indira yang membesarkan Renzo tanpa menimbang dia bukan putra yang terlahir dari rahimnya.Keputusan buat Indira tidak memiliki anak kandung adalah karena dirinya merasa lebih dari cukup mendapatk
Alden berdiri di depan bingkai foto di ruang tengah rumah Salatiga. Matanya menatap gambar dirinya bersama Indira dan Renzo dalam baju adat Jawa.Di sebelah bingkai foto besar tersebut, terdapat foto Indira bersama Jantayu dan Renzo dengan baju pernikahan modern. Hatinya berdesir sakit.Bukan karena cemburu, melainkan merasa prihatin akan nasib Jantayu yang malang.Pria baik itu tidak sempat menjalani kehidupan bahagia yang lama dengan wanita luar biasa, Indira. Alden bahkan sempat mengalah demi memberi kesempatan pada Jantayu untuk menjadi pria yang bisa meneruskan harapannya.“Kayaknya baru kemarin dia ada di sini,” gumam Indira tiba-tiba ada di sebelahnya.Alden mengingat dengan jelas saat datang ke rumah ini beberapa belas tahun yang lalu setelah Jan meninggal. Foto itu menjadi satu-satunya kehangatan yang terpancar dan bisa memberi sinar juga kekuatan bagi Indira untuk bertahan dalam kesedihan.Dunia istrinya mungkin dalam k
Kembali ke Jakarta dengan status baru, cukup membuat Silka risih. Antara dia dan Alka adalah hubungan kecelakaan yang tidak disengaja.Sementara kembali pada aktivitas kuliah yang super sibuk mendekati akhir semester, Silka memilih tidak lagi memusingkan tentang Alka.Pria itu cukup memberinya ruang dan gerak yang tidak mengikat. Mungkin inilah enaknya pacaran dengan orang dewasa. Banyak pengertian yang dia dapatkan dari Alka.“Sil! Kamu beneran pacaran sama dosen baru anak fakultas kedokteran?” tanya teman kuliahnya dengan wajah penasaran.Silka mengangguk ragu.“Gila! Keren banget sih! Pak Alka itu ganteng dan baik banget!”Silka terus mendengarkan puluhan pujian untuk kekasihnya yang hingga detik ini belum pernah dia cium atau pegangan tangan.Setelah mendekati jam masuk kelas, Silka mengakhiri obrolan satu arah itu dan melenggang masuk. Selama kuliah berjalan, dia tidak habis-habisnya memikirkan tentang Alk
Mungkin bertemu jodoh itu terjadi tanpa bisa terduga.Bagi Silka yang masih berusia awal dua puluhan, ini bukan menjadi pertimbangan seriusnya. Terlebih lagi Ignar juga masih bimbang akan jati dirinya, semua keluarga tidak akan berpusat pada hal pernikahan dalam waktu dekat.Mengunjungi orang tua dan kerabatnya di Salatiga memang menyenangkan. Dia kadang malas meninggalkan kota kecil tempat ia tumbuh dan besar. Teman masa kecilnya ada di sini. Tapi Silka untuk saat ini tidak memiliki pilihan.Semua keluarga berkumpul di rumahnya. Ayahnya, Keenan, tampak masih tampan meskipun menjelang usia setengah baya. Mati-matian ayahnya menolak dengan mengatakan masih lima tahun lagi, tapi Silka suka mengangguk dengan gencar.Malam itu Renzo datang sendiri dan Silka senang karena memiliki waktu untuk berbagi lebih banyak. Perhatian kakak sepupunya memang tertuju pada dua hal akhir-akhir ini.Untuk Ignar dan Gya, kekasihnya.Silka merindukan masa-masa di