Zhang Yuan berdecak kagum, “kesetiaan Tuan Yongsheng memang tiada duanya.”
“Itu karena dia tahu arak yang diminumnya tidak beracun,” balas Chao Yun menyepelekan kekaguman Zhang Yuan terhadap Yongsheng. Namun begitu mendengar perkataan Zhang Yuan, dia malah terbungkam tak berkutik.
Zhang Yuan yang merasa bersalah mendekati Yongsheng dan berjongkok di hadapannya. Dia masih bingung harus memulai dari mana untuk menjelaskan.
“Apa kau juga sengaja mengujiku, panglima Zhang? Kenapa tak kau biarkan aku mengalami hal yang sama dengan mereka?”
Pertanyaan ini semakin membuat Zhang Yuan canggung sebab dia sama sekali tidak memberitahukan pada Yongsheng kalau arak yang diminumnya tidak beracun, “maaf tutor agung, hal ini mendesak jadi tak sempat memberitahukannya padamu. Lagipula, kesetiaanmu terhadap kerajaan dan kaisar sudah terli
“Oh, Tuan Xu Xiao? Kau juga ingin menghadiri perjamuan? Sayang sekali perjamuannya telah selesai, kau melewatkan pertunjukan besar.” “Berhenti omong kosong! Pengawal! Tangkap dia!” pinta Xu Xiao dengan suara lantang. Alasan dia melakukan hal ini karena seorang pengawal memberitahukan pasukan Zhang Yuan dan Chao Yun menangkap semua menteri dan pejabat yang hadir serta seluruh prajurit yang ada saat itu. Jadi saat melihat Zhang Yuan keluar dari istana kaisar, dia berpikir telah terjadi sesuatu hal yang besar di istana. “Tunggu!” sela Zhang Yuan dengan nada tegas dan wajah datar hingga membuat pengawal Xu Xiao menghentikan pergerakan mereka. Zhang Yuan mengeluarkan token pemberian kaisar dari saku lengannya dan sengaja hanya memperlihatkan sekilas pada Xu Xiao saja. Melihat hal itu, Xu Xiao terpaku sejenak lalu memerintahkan semu
Keesokan harinya Qin Huang menitahkan semua menteri dan pejabat yang dipenjarakan untuk ikut menghadiri rapat keputusan atas kejadian besar yang terjadi di perjamuan, termasuk Dong Shuo juga. Satu persatu menteri dan pejabat istana yang menandatangani dokumen penggulingan kaisar memasuki aula istana dan berbaris sesuai dengan pangkat dan jabatan. Kaisar Qin Huang juga telah duduk disinggasana dan menunggu tokoh utama penyebab kekacauan besar dalam kerajaannya. “Hadirkan pemberontak Dong Shuo!” ucap Qin Huang dengan suara lantang dan tegas. Di luar pintu aula istana, Dong Shuo yang berdiri di samping Zhang Yuan dengan tangan yang terbelenggu menyunggingkan senyuman kecil ke arah Zhang Yuan. “Pemberontak Dong, silakan!” Zhang Yuan membalas sunggingan senyum Dong Shuo lalu menarik lengannya untuk masuk ke dalam aula istana.&nbs
Semua orang terkejut mendengar laporan dari sang prajurit. Bahkan menyangkal tak masuk akal karena jika memang ada penyerangan, tak mungkin musuh bisa sampai ke ibukota tanpa adanya peringatan dari pengawal yang bertugas di beberapa pos wilayah. Terlebih tidak ada kabar juga dari para jenderal di benteng perbatasan. Namun begitu mendengar pasukan dari mana yang datang menyerang, mereka terbungkam. “Pasukan Wei katamu?!” Qin Huang semakin melotot kaku. Tubuhnya yang secara tiba-tiba berdiri karena terkejut kini perlahan melemas dan terduduk lagi di singgasana. Alasan kematian dari seorang prajurit pengirim pesan rahasia ternyata karena ingin menyampaikan berita penting ini. Zhang Yuan juga terbungkam menahan kegeraman, tapi sebenarnya dia sedang memikirkan sesuatu. Sekarang dia baru mengerti alasan Dong Shuo sengaja memancingnya dengan pergerakan di dalam kerajaan, ternyata hanya untuk pengalih saja ag
Di sisa waktu yang sangat sempit, ketiga pasang mata terfokus pada alat peraga pasir di atas meja yang menunjukan situasi arena perang saat ini. Sekitar lima puluh ribu prajurit kerajaan Wei berbaris tak jauh dari pintu gerbang. Sedangkan prajurit Song yang dulunya ada sekitar seratus ribu kini tersisa empat puluh ribu, karena sebagian telah dipenjarakan. Prajurit yang tersisa juga terbagi dalam pasukan pemanah, kavaleri, dan infanteri. Jika dilihat dari jumlah, jelas sekali kalau mereka kalah banyak. Namun bagi Zhang Yuan belum tentu yang sedikit akan kalah dari yang banyak. Dia punya cara tersendiri untuk membalikkan keadaan. “Liu Bai, pertahankan gerbang kota. Aku dan jenderal Chao Yun akan maju ke medan perang!” “Tuan, apa harus aku? Bukankah masih ada beberapa komandan pasukan?” Liu Bai menolak secara halus. Tujuannya hanya satu, yaitu tak ingin membiarkan Zhang Yuan maju ke medan per
Tak jauh di depan sana, pasukan kerajaan Wei sudah menunggu kedatangan mereka. Begitu hampir dekat dengan barisan pasukan musuh, Zhang Yuan dan Chao Yun menghentikan pergerakan mereka. Memberikan jarak tengah untuk kedua belah pihak. Tak lama setelah mereka berdiam diri di posisi, salah satu prajurit Wei datang dengan menunggangi kuda. Laju larinya kuda menghantarkan debu beterbangan di udara. Sosok seorang prajurit perlahan mulai terihat lebih jelas hingga akhirnya membuka lebar mata Zhang Yuan. “Li Qianqi?!” Rahang Zhang Yuang mengeras, menahan kesalnya atas tindakan Li Qianqi. Sekarang semuanya telah dipahami, wajar saja tidak ada laporan dari benteng Utara, ternyata Li Qianqi telah bersekutu dengan pangeran Wei Hongli untuk memulai penyerangan. Semua rencana Dong Shuo memang telah sempurna, dan jika saja Zhang Yuan tidak mengambil risiko besar terhadap se
Zhang Yuan dan Chao Yun saling memandang. Di situasi seperti ini pasti ada hal penting yang membuat kaisar memanggilnya. Melihat pasukan Wei belum memulai peperangan, Zhang Yuan memutuskan untuk pergi menemui kaisar. Namun niatnya itu justru terhalang begitu melihat kembang api di langit yang sering dipakai sebagai penanda akan sesuatu hal. Bersamaan dengan itu, pasukan Wei yang tadinya tidak ada tanda pergerakan untuk menyerang, kini mulai memukul kembali lagi genderang perang mereka. Sorakan keras keluar dari semua mulut para prajurit. Garda depan pasukan kavaleri yang dipimpin oleh Li Qianqi bersiap melakukan penyerangan. “Sudah saatnya ... pergilah, jenderal Li Qianqi!” pinta Wei Hongli menatap lurus ke depan. Kembang api di langit yang terlihat merupakan penanda dari Dong Shuo kalau mereka sudah boleh menyerang dan masuk ke istana. Li Qianqi mengangkat pedang mengudara d
Zhang Yuan mendekat cepat dengan menunggangi kuda lalu melayangkan pedang tepat ke arah Li Qianqi. Namun serangan itu belum bisa melukai seorang jenderal seperti Li Qianqi, sebab dia tahu seperti apa cara bertarung dengan tangan kosong. Sementara mereka berdua sedang bertarung, bunyi suara ledakan terdengar dari arah gerbang ibukota. Hal ini membuat Zhang Yuan kehilangan konsentrasinya sebab datangnya ledakan itu berasal dari alat perang pasukan Wei yang melemparkan bola api dengan mengandalkan rancangan kayu pelempar yang besar. Dalam satu kali ledakan merusak dan menggoncangkan bangunan benteng gerbang. Kesempatan ini digunakan oleh Li Qianqi saat Zhang Yuan teralih ke hal lain. Dia menendang Zhang Yuan hingga terjatuh dari kuda ke atas tanah. Zhang Yuan sendiri terkejut dengan serangan itu dan hendak menghindar, tapi sayang tendangan Li Qianqi telah melemparkannya dari atas kuda. Dia
Formasi pertahanan dan penyerangan dari pasukan yang dilatih Zhang Yuan, ditambah dengan serangan anak panah dari atas benteng membuat pasukan Wei kalah telak hingga sisa dari mereka memilih untuk mundur kembali. Rencana kedua berhasil, semua yang berada di depan pintu gerbang masuk kembali ke dalam ibukota. Sedangkan di sisi Wei Hongli yang melihat sisa pasukannya kembali, semakin geram karena taktik licik Zhang Yuan. “Baik! Kau ingin bermain licik denganku, yah?!” Senyum samping bercampur kegeraman yang tertahan terlihat jelas di wajah Wei Hongli, “akan aku tunjukan seperti apa cara licik yang sempurna!” Tak ingin membuang waktu lagi akan kemenangan yang menurutnya sudah pasti didapatkan, Wei Hongli memerintahkan seluruh pasukan untuk maju ke gerbang benteng ibukota. Ribuan prajurit kerajaan Wei bergerak mendekati bangunan kokoh yang berada semakin tak jauh dari