Share

Bab 104

Penulis: Abimana
Tidak seorang pun yang percaya dengan kata-kata Arjuna.

Meskipun penghasilan Arjuna besar, menafkahi lima puluh orang lebih terasa mustahil.

Tadi Arjuna bicara baik-baik, keluarga gadis-gadis itu tidak mau memakaikan kembali pakaian anak mereka.

Sekarang Arjuna tidak lagi membujuk, mereka malah dengan cepat memakaikan pakaian putri mereka, kemudian membawa putri mereka keluar.

Dari orang dewasa hingga anak gadis, semuanya merasa patah semangat.

Raditya membawa sekelompok orang untuk melontarkan komentar-komentar sinis di luar rumah Arjuna.

Ada yang mengatakan bahwa Arjuna pelit.

Ada pula yang mengatakan bahwa Arjuna hanya ingin memamerkan kekayaannya, sebenarnya dia tidak mempunyai uang.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa Arjuna tidak mampu sebagai pria sehingga dia tak berani menikahi banyak istri.

Pernyataan-pernyataan sarkastik makin banyak dan makin kasar.

Setelah mengejek Arjuna, mereka mulai menertawakan orang-orang yang membawa anak perempuan mereka ke rumah Arjuna.

"Hei, apakah k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 105

    Wanita tadi berlari ke depan Arjuna, lalu dia berlutut."Arjuna, tadi kamu bilang akan menerima semua gadis ini. Kamu tidak boleh menarik kembali kata-katamu.""Tidak akan. Selama mereka bersedia tinggal, aku akan menerima mereka semua," ujar Arjuna sembari memberi isyarat kepada Disa untuk memapah wanita itu berdiri.Wanita itu menolak untuk berdiri. "Arjuna, aku tahu kamu adalah orang baik, tapi kata-kata saja tidak cukup."Arjuna menoleh, kemudian berkata kepada Daisha, "Daisha, pergi ambil kertas, tinta dan kuas."Meskipun Daisha tidak mengerti apa tujuan Arjuna, dia segera mengiakan, lalu melakukan apa yang diminta Arjuna."Bu." Arjuna menunjuk Daisha yang datang membawa kertas, tinta dan kuas. "Ini istriku. Aku memintanya untuk menulis surat jaminan. Dia akan menulis nama putrimu dan membuat dua salinan. Kita masing-masing mendapat satu lembar. Kamu sudah bisa tenang, 'kan?""Oh, menantuku!" Wanita itu segera mengubah cara panggilnya. Dia menarik putrinya, bersujud kepada Arjuna,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 106

    Sekelompok orang itu membawa putri mereka pergi memotong rumput."Jangan, jangan, jangan!" Arjuna yang sudah tersadar, buru-buru menghentikan mereka. "Mereka tidak tinggal di sini.""Tempat ini memang tidak cukup besar. Menantuku, bagian mana dari rumahmu yang lebih besar? Kami akan membangun rumah jerami di sana.""Bukan!" Arjuna menjelaskan, "Tadi aku sudah bilang akan membiarkan mereka bertahan hidup. Tapi mereka tidak perlu menikah denganku, tidak perlu tinggal bersamaku."Keluarga gadis-gadis itu saling memandang. Tidak ada satu pun yang mengerti apa yang dimaksud Arjuna."Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kamu menikahi mereka, tapi tidak tinggal bersama mereka?" teriak Raditya.Keluarga gadis-gadis itu penuh dengan keraguan. "Menantuku, kalau kamu tidak mengizinkan mereka tinggal di Desa Embun, di mana mereka akan tinggal?""Semuanya, bawa pulang anak kalian dulu." Arjuna mengangkat tangannya. "Beri aku waktu lima hari untuk mencari tempat tinggal yang bagus untuk anak-anak k

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 107

    Meskipun pakaian gadis-gadis di belakang lebih bagus daripada pakaian Putri Delapan, itu hanya sedikit lebih baik. Kaki dan tangan mereka juga bengkak karena radang dingin.Ketika mereka meninggalkan rumah Arjuna, seperti ibunya Putri Delapan, mereka juga mendiskusikan maskawin apa yang akan mereka bawa lima hari kemudian.Ada yang membawa beras, ada yang membawa bebek, ada yang membawa daging, ada pula yang membawa selimut.Ketika membicarakan tentang membawa selimut, banyak orang memandangnya dengan tatapan iri.Dalam beberapa tahun terakhir, produksi kapas sangat rendah sehingga harganya relatif mahal. Bagi orang biasa, sungguh luar biasa bisa memiliki selimut sebagai maskawin.Melihat mereka berpakaian sederhana dan tipis, tetapi dengan riang membicarakan maskawin, Arjuna agak terharu."Tunggu sebentar, teman-teman."Arjuna mengambil dompet dari tangan Daisha."Aku punya sedikit uang. Satu gadis dapat sepuluh sen sebagai biaya hidup selama lima hari.""Berapa?"Selain Magano dan pe

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 108

    "Bagaimana kamu melakukannya, bukan kita. Kamu membenci Arjuna dan punya dendam dengannya, sedangkan aku tidak."Shaka menjauhkan diri dari masalah ini. Dia ingin menjatuhkan Arjuna, tetapi dia tidak akan terlibat secara pribadi.Raditya tertegun sejenak, kemudian dia mengumpat dalam hati.Bagus sekali, Shaka. Jelas-jelas kamu yang mencariku dan memberi ide dulu, sekarang malah bilang kamu tidak ingin membalas dendam terhadap Arjuna. Licik sekali.'Namun, lupakan saja. Selama bisa menjatuhkan Arjuna, Raditya tidak peduli walau Shaka tidak mau mengakuinya."Ya, aku sendiri."Shaka barulah merasa puas. Dia menatap tembok yang memisahkannya dari rumah Arjuna, kemudian dia berkata, "Langkah berikutnya mudah. Awasi dia, jangan beri dia kesempatan untuk melarikan diri. Selain itu, kalau kamu melihat dia melakukan gerakan apa pun, pikirkan cara untuk merusak rencananya.""Jangan khawatir soal itu." Raditya melambaikan tangannya, tampak acuh tak acuh. "Hanya lima hari. Memangnya dia benar-bena

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 109

    "Aku tidak sedang bersikap keras kepala. Aku benar-benar punya tempat untuk mereka tinggal.""Benarkah? Di mana?" Melihat Arjuna begitu percaya diri, Arkana pun bingung. Jangan-jangan Arjuna diam-diam menemukan rumah di suatu tempat selama kurun waktu ini?"Hm ...." Arjuna menggaruk kepalanya, lalu menyengir. "Sekarang aku juga tidak yakin di mana mereka tinggal.""Arjuna, sudah begini kamu masih bercanda?" Arkana agak marah.Magano dan yang lainnya juga tampak sedikit tidak senang.Bagaimana Arjuna bisa menghadapi hal sebesar itu dengan sikap sesantai ini?Walaupun Arjuna tidak menerima gadis-gadis itu pada akhirnya, pemerintah tidak akan menghukumnya dengan keras. Hal itu akan memengaruhi reputasi Arjuna. Reputasi tidak dapat diukur dengan uang.Semua orang terlihat serius, Arjuna juga menjadi serius. "Aku benar-benar tidak bercanda. Ayo kita jual ikan."Pagi ini, ada banyak orang di jalan dari Desa Embun menuju kota kabupaten.Arjuna mengerti bahwa sebagian besar orang itu mengawasi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 110

    "Bukankah sudah kukatakan kalau mereka bukan istri baruku, aku tidak akan menikahi mereka? Aish, nanti baru kujelaskan kepada kalian."Arjuna mengenakan sepatunya, lalu berjalan keluar untuk membuka gerbang rumah."Tuan, selamat pagi. Semoga Tuan selalu sehat."Begitu pintu terbuka, lima puluhan gadis di luar menyambut Arjuna secara bersamaan.Arjuna, yang telah menjalani dua kehidupan, telah banyak makan garam. Akan tetapi, dia tetap terkejut dengan pemandangan di hadapannya.Wah, lima puluhan gadis memberikan penghormatan bersamaan. Ini tidak kalah seru dengan adegan dalam drama di mana para selir memberikan penghormatan kepada kaisar.Pakaian gadis-gadis itu berbeda dari lima hari sebelumnya. Kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian katun merah.Di Kerajaan Bratajaya, gaun pengantin kaum orang biasa berwarna merah. Kalau menikah pada musim panas, mereka akan mengenakan baju katun merah. Sedangkan pada musim dingin, mereka mengenakan mantel katun merah.Namun, mantel katun merah yan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 111

    Arjuna menyerahkan ayam kepada Magano, memintanya untuk mengambil lima tael perak dari Daisha, kemudian meminta seseorang mengantarkannya ke rumah Putri Delapan.Disa, Daisha dan keluarga Arkana dengan hangat menyambut para gadis dan keluarga mereka. Halaman rumah menjadi ramai, semua orang dipenuhi dengan kegembiraan."Menurutku, kalian jangan hanya fokus senang. Coba lihat rumah Arjuna, apakah ada tempat yang bisa ditinggali putri kalian?"Di luar pintu, suara Raditya memecahkan suasana gembira di halaman.Gadis-gadis itu barulah menyadari bahwa rumah Arjuna sama persis dengan apa yang mereka lihat lima hari lalu.Lima hari yang lalu, ketika mereka pergi, Arjuna menjanjikan mereka tempat tinggal baru."Dalam waktu lima hari, menantuku pasti tidak sempat menyiapkannya."Beberapa anggota keluarga membela Arjuna, beberapa keluarga meninggalkan mahar, lalu pergi. Setelah beberapa saat, mereka kembali dengan ekspresi tidak senang."Tidak ada rumah jerami di sekitar Desa Embun.""Hah? Kena

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 112

    Seorang pria berpakaian bagus melompat turun dari kereta, kemudian berjalan ke arah Arjuna."Arjuna, pabriknya sudah siap, besok sudah bisa mulai bekerja. Apakah karyawanmu sudah siap?""Hahaha! Ternyata begitu!"Raditya yang tadinya terusir, tiba-tiba berlari kembali sambil bertepuk tangan.Raditya menunjuk pria berpakaian bagus yang ada di depan Arjuna. "Apakah kalian tahu siapa dia?"Orang-orang menggelengkan kepala. Mereka semua adalah orang-orang termiskin, bagaimana mungkin mereka mengenal orang yang begitu kaya?"Aku beri tahu, namanya Tamael. Dia adalah pemilik Rumah Bordil Prianka.""Rumah Bordil Prianka?"Ketika menyebut Rumah Bordil Prianka, orang-orang menunjukkan tatapan mencemooh.Meskipun para pria gemar pergi ke rumah bordil, tempat-tempat itu kurang layak."Apa yang dia lakukan di sini?" Kedatangan Tamael membuat orang-orang menjadi bingung."Huft!"Raditya tertawa. "Kalian benar-benar lucu. Sebagai pemilik Rumah Bordil Prianka, tentu saja dia datang merekrut gadis-gad

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 116

    Arjuna sibuk di pabrik pengolahan ikan sepanjang hari. Saat dia hampir tiba di rumah, dia mendengar bunyi terompet, gong dan genderang. Alunannya sangat meriah.Dalam situasi yang kurang baik selama beberapa tahun terakhir, suara-suara meriah seperti itu sudah jarang terdengar. Bahkan Daisha, yang biasa lembut dan pendiam, sangat senang mendengarnya. Dia mengangkat tirai, kemudian bertanya kepada Disa yang mengemudi kereta kuda."Kak Disa, dari rumah mana suara-suara itu?""Tidak tahu, rasanya sangat dekat dengan rumah kita.""Nada terompet sangat ceria. Mungkin ada gadis yang menikah dengan pria baik.""Kerajaan Bratajaya sudah berbeda dari sebelumnya. Dulu menikah, pihak mempelai pria yang meniup terompet. Setelah jumlah pria menipis, jadi pihak perempuan yang meniup terompet.""Bagus sekali!"Kedua saudari itu menunjukkan tatapan iri pada saat yang sama. Mereka mengingat kembali saat mereka dialokasikan untuk Arjuna, mereka berpelukan sambil menangis.Menangis karena ketidakadilan t

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 115

    Jantungnya yang berdebar-debar sejak lima hari lalu kini mencelos.Saat ibunya menariknya ke hadapan Arjuna, dia telah jatuh cinta pada pria ini.Lima hari terakhir adalah lima hari terbahagia dalam hidupnya.Karena dia akan menikah dengan pria yang dia cintai.Pertanyaan Putri Delapan membuat gadis-gadis yang sudah dan sedang naik ke kereta langsung tertegun.Mereka begitu senang hingga melupakan hal ini.Perempuan adalah spesies yang peka. Mereka dapat melihat bahwa Arjuna adalah pria yang baik.Putri Delapan bukan satu-satunya perempuan yang menyukai Arjuna.Mereka semua ingin menikahi Arjuna. Sangat, sangat ingin."Aku tidak sebaik yang kamu bayangkan. Lain kali kerjalah dengan baik, akan ada pria yang lebih menyayangimu menikahimu."Kata-kata seperti itu sangat normal di zaman modern, tetapi ...."Tuk!"Putri Delapan berlutut di depan Arjuna."Hari ini, aku sudah masuk ke Kediaman Kusumo dengan seutas benang merah yang diikatkan di kepalaku. Dalam kehidupan ini, baik hidup maupun

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 114

    "Sok misterius, aku pikir apa. Makanan itu biasanya kugunakan untuk memberi makan ayam dan bebek.""Oh?" Arjuna menatap Raditya dengan dingin. "Itulah alasan kamu tidak berguna. Kamu menggunakannya untuk memberi makan ayam, tapi aku bisa mengubahnya menjadi harta karun."Raditya langsung membantah, "Apakah itu harta karun memangnya tergantung katamu? Ikan kecil seperti itu ada banyak di perapian pegunungan. Beri makan hewan ternak saja, mereka tidak suka.""Raditya benar." Orang-orang setuju. Panen di daerah tersebut telah buruk dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang pernah coba memberi makan hewan ternak dengan ikan kecil, tetapi hewan-hewan ternak saja tidak suka."Enak atau tidak, kalian coba dulu saja." Arjuna menyodorkan piring ke depan orang-orang, meminta mereka mencicipinya.Orang-orang awalnya skeptis. Namun setelah beberapa orang mengambil inisiatif untuk makan, ikan-ikan kecil di dalam piring Arjuna pun habis dalam sekejap."Enak, enak sekali.""Arjuna, bagaimana kamu m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 113

    "Kalau itu aku, aku akan segera melaporkannya ke pihak berwenang. Kalau mereka tidak melakukan apa-apa, aku akan membuat onar di Restoran Kebon Sirih untuk menghentikan pasokan ikannya. Kalau tidak, orang yang dia celakai kelak akan makin banyak.""Arjuna, bukankah kamu seharusnya memberi kami penjelasan?" Keluarga gadis-gadis itu langsung menghadapi Arjuna. Jika Arjuna benar-benar ingin menikahi putri mereka, mereka tentu akan berterima kasih dan bersedia melakukan apa pun.Akan tetapi, jika Arjuna ingin menjual putri mereka ke Rumah Bordil Prianka, mereka pasti akan bertarung dengan Arjuna."Semuanya, tenang." Khawatir orang-orang itu akan menyakiti Arjuna, Magano buru-buru membawa Ravin dan yang lainnya untuk berdiri di depan Arjuna.Magano dengan marah berteriak, "Raditya, kamu menyebar rumor dan memfitnah!""Apakah aku menyebar rumor dan fitnah? Coba biar Arjuna menjawab, apakah dia menyuruh Tamael kemari untuk membawa gadis-gadis ini pergi?"Tamael memelototi Raditya. "Kamu pikir

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 112

    Seorang pria berpakaian bagus melompat turun dari kereta, kemudian berjalan ke arah Arjuna."Arjuna, pabriknya sudah siap, besok sudah bisa mulai bekerja. Apakah karyawanmu sudah siap?""Hahaha! Ternyata begitu!"Raditya yang tadinya terusir, tiba-tiba berlari kembali sambil bertepuk tangan.Raditya menunjuk pria berpakaian bagus yang ada di depan Arjuna. "Apakah kalian tahu siapa dia?"Orang-orang menggelengkan kepala. Mereka semua adalah orang-orang termiskin, bagaimana mungkin mereka mengenal orang yang begitu kaya?"Aku beri tahu, namanya Tamael. Dia adalah pemilik Rumah Bordil Prianka.""Rumah Bordil Prianka?"Ketika menyebut Rumah Bordil Prianka, orang-orang menunjukkan tatapan mencemooh.Meskipun para pria gemar pergi ke rumah bordil, tempat-tempat itu kurang layak."Apa yang dia lakukan di sini?" Kedatangan Tamael membuat orang-orang menjadi bingung."Huft!"Raditya tertawa. "Kalian benar-benar lucu. Sebagai pemilik Rumah Bordil Prianka, tentu saja dia datang merekrut gadis-gad

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 111

    Arjuna menyerahkan ayam kepada Magano, memintanya untuk mengambil lima tael perak dari Daisha, kemudian meminta seseorang mengantarkannya ke rumah Putri Delapan.Disa, Daisha dan keluarga Arkana dengan hangat menyambut para gadis dan keluarga mereka. Halaman rumah menjadi ramai, semua orang dipenuhi dengan kegembiraan."Menurutku, kalian jangan hanya fokus senang. Coba lihat rumah Arjuna, apakah ada tempat yang bisa ditinggali putri kalian?"Di luar pintu, suara Raditya memecahkan suasana gembira di halaman.Gadis-gadis itu barulah menyadari bahwa rumah Arjuna sama persis dengan apa yang mereka lihat lima hari lalu.Lima hari yang lalu, ketika mereka pergi, Arjuna menjanjikan mereka tempat tinggal baru."Dalam waktu lima hari, menantuku pasti tidak sempat menyiapkannya."Beberapa anggota keluarga membela Arjuna, beberapa keluarga meninggalkan mahar, lalu pergi. Setelah beberapa saat, mereka kembali dengan ekspresi tidak senang."Tidak ada rumah jerami di sekitar Desa Embun.""Hah? Kena

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 110

    "Bukankah sudah kukatakan kalau mereka bukan istri baruku, aku tidak akan menikahi mereka? Aish, nanti baru kujelaskan kepada kalian."Arjuna mengenakan sepatunya, lalu berjalan keluar untuk membuka gerbang rumah."Tuan, selamat pagi. Semoga Tuan selalu sehat."Begitu pintu terbuka, lima puluhan gadis di luar menyambut Arjuna secara bersamaan.Arjuna, yang telah menjalani dua kehidupan, telah banyak makan garam. Akan tetapi, dia tetap terkejut dengan pemandangan di hadapannya.Wah, lima puluhan gadis memberikan penghormatan bersamaan. Ini tidak kalah seru dengan adegan dalam drama di mana para selir memberikan penghormatan kepada kaisar.Pakaian gadis-gadis itu berbeda dari lima hari sebelumnya. Kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian katun merah.Di Kerajaan Bratajaya, gaun pengantin kaum orang biasa berwarna merah. Kalau menikah pada musim panas, mereka akan mengenakan baju katun merah. Sedangkan pada musim dingin, mereka mengenakan mantel katun merah.Namun, mantel katun merah yan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 109

    "Aku tidak sedang bersikap keras kepala. Aku benar-benar punya tempat untuk mereka tinggal.""Benarkah? Di mana?" Melihat Arjuna begitu percaya diri, Arkana pun bingung. Jangan-jangan Arjuna diam-diam menemukan rumah di suatu tempat selama kurun waktu ini?"Hm ...." Arjuna menggaruk kepalanya, lalu menyengir. "Sekarang aku juga tidak yakin di mana mereka tinggal.""Arjuna, sudah begini kamu masih bercanda?" Arkana agak marah.Magano dan yang lainnya juga tampak sedikit tidak senang.Bagaimana Arjuna bisa menghadapi hal sebesar itu dengan sikap sesantai ini?Walaupun Arjuna tidak menerima gadis-gadis itu pada akhirnya, pemerintah tidak akan menghukumnya dengan keras. Hal itu akan memengaruhi reputasi Arjuna. Reputasi tidak dapat diukur dengan uang.Semua orang terlihat serius, Arjuna juga menjadi serius. "Aku benar-benar tidak bercanda. Ayo kita jual ikan."Pagi ini, ada banyak orang di jalan dari Desa Embun menuju kota kabupaten.Arjuna mengerti bahwa sebagian besar orang itu mengawasi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 108

    "Bagaimana kamu melakukannya, bukan kita. Kamu membenci Arjuna dan punya dendam dengannya, sedangkan aku tidak."Shaka menjauhkan diri dari masalah ini. Dia ingin menjatuhkan Arjuna, tetapi dia tidak akan terlibat secara pribadi.Raditya tertegun sejenak, kemudian dia mengumpat dalam hati.Bagus sekali, Shaka. Jelas-jelas kamu yang mencariku dan memberi ide dulu, sekarang malah bilang kamu tidak ingin membalas dendam terhadap Arjuna. Licik sekali.'Namun, lupakan saja. Selama bisa menjatuhkan Arjuna, Raditya tidak peduli walau Shaka tidak mau mengakuinya."Ya, aku sendiri."Shaka barulah merasa puas. Dia menatap tembok yang memisahkannya dari rumah Arjuna, kemudian dia berkata, "Langkah berikutnya mudah. Awasi dia, jangan beri dia kesempatan untuk melarikan diri. Selain itu, kalau kamu melihat dia melakukan gerakan apa pun, pikirkan cara untuk merusak rencananya.""Jangan khawatir soal itu." Raditya melambaikan tangannya, tampak acuh tak acuh. "Hanya lima hari. Memangnya dia benar-bena

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status