"Akhirnya, aku terbebas juga!" Si makhluk yang kini telah berubah menjadi seorang pria tampan menggerak-gerakkan badan. Sudah lama sekali ia tidak berada dalam wujud seperti ini. Tubuhnya terasa sedikit kaku. Di sisi lain, Bai Lihai menatap tajam pada pria itu. Meskipun ia terlihat berusia seperti pertengahan 20-an tahun, tapi usia yang sebenarnya sudah lebih dari seratus tahun. Sebenarnya, cukup wajar seorang Kultivator untuk bisa awet muda. Namun, kemudaan pria itu sedikit tidak wajar. Biasanya, Kultivator berusia lebih dari seratus tahun hanya akan bisa membuat dirinya terlihat seperti berusia 40-an atau 50-an tahun. Selain itu, Bai Lihai juga merasakan keanehan dengan kekuatan pria tersebut. Tetap saja tidak ada perbedaan dengan saat ia masih berwujud makhluk aneh berkepala besar sebelumnya. Tidak ada Qi yang mengalir di tubuhnya, melainkan sebuah kekuatan dari sumber energi yang tidak ia kenal. Itu artinya, kekuatan itu tidak berasal dari kutukan, melainkan pria ini memang men
"Kapan aku bisa keluar dari sini? Atau masih ada yang Nona ingin sampaikan?" Tang Chen sudah tidak sabar untuk keluar dari Pagoda Perak, sehingga ia menayakannya pada wanita bercadar. Matanya sudah gatal untuk melihat dunia luar yang sudah lama tidak ia lihat. "Kita akan keluar sekarang!" Wanita bermarga Zhu melemparkan sebuah Totem. Seketika, muncul sebuah lorong berbentuk lingkaran. Bai Lihai membulatkan mata melihat itu. Itu adalah sebuah Totem Teleportasi. Benda ini terkenal sangat langka karena sangat sulit untuk dibuat. Bahkan, Master Array sekalipun tidak sanggup menciptakan Totem jenis ini. Cukup wajar wanita itu memiliki pusaka langka seperti Totem Teleportasi. Si wanita memiliki hubungan dengan pihak misterius itu. Jika Bai Lihai saja diberi banyak pusaka langka, sudah pasti orang yang lebih dekat dengan mereka juga akan diberikan. "Ayo pergi!" Wanita bercadar mengajak Tang Chen memasuki lorong teleportasi. "Bagaimana denganku! Apa aku juga harus ikut dengan kalian?" Ba
Jika Alter Ego saja tidak tau, apalagi Bai Lihai. Pertanyaan itu sudah barang tentu tidak bisa dijawab oleh Bai Lihai. Pada dasarnya, ketika Alter Ego mengambil alih jiwa seseorang, maka Super Ego tidak akan menyadarinya. Jikapun menyadarinya, itu baru dirasakan saat Super Ego kembali menguasi jiwa. Kejadian satu tahun lalu memang sangat aneh. Super Ego Bai Lihai tetap sadar meski Alter Ego-nya berkuasa. Bai Lihai berpikir apa yang membuat itu bisa terjadi. Ia teringat, sebelumnya wanita bermarga Zhu memberinya sebuah Pil yang disebut bisa menjinakkan makhluk mengerikan di Puncak Makam Naga. Nyatanya, makhluk itu tetap menyerang si pemuda. Jika dipikirkan lagi, wanita itu pasti punya alasan memberi Bai Lihai Pil itu. Jika Pil itu bukan untuk menaklukkan makhluk mengerikan itu, pasti ada sesuatu yang lain. Bisa jadi Pil ini yang mempengaruhi Super Ego Bai Lihai tetap tersadar meski Alter Ego menagambil alih dirinya. "Aku tidak ingin berbasa-basi denganmu. Katakan, apa kau yang harus
"Kuharap anak muda itu tidak mendapatkan luka serius! Dia masih terlalu muda untuk menghadapi kematian!""Kenapa kau justru mengkhawatirkannya? Jika dia mendapat sesuatu yang buruk, itu salahnya sendiri. Masih di ranah Qi Refining saja dia sudah nekat memasuki Pagoda Perak. Jika dia mati, itu adalah bayaran atas kepercayaan dirinya yang berlebihan!"Para Kultivator di luar Pagoda Perak masih terus mengomentari keberanian Bai Lihai yang memasuki tempat tersebut. Nada-nada sumbang terus terdengar. Mereka semua berpikir tindakan pemuda bertopeng itu terlalu gila untuk ukuran tingkat Kultivasi-nya. Di antara mereka, ada satu gadis yang menunjukkan kekhawatiran lebih dari yang lainnya. Gadis itu tidak lain adalah Xiao Qiumei, gadis yang telah bersama si pemuda sejak sebelum memasuki Tanah Mutiara Putih. Meski belum lama kenal dan belum banyak yang ia ketahui tentang Bai Lihai, Xiao Qiumei sudah merasa sangat dekat dengan si pemuda. Bagi si gadis, pemuda itu memiliki hati yang tulus. Dia b
"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa aku terlihat cantik dengan jubah ini?" Xiao Qiumei berputar memamerkan jubah barunya. "Jubah Siluman Level-D memang memiliki kualitas yang rendah. Benda ini bahkan tidak bisa membentuk desain sesuai karakter pemakainya!" Bai Lihai berkomentar bahwa desain jubah tidak cocok dengan karakter Xiao Qiumei. Xiao Qiumei melihat-lihat kembali jubah itu. Setelah dipikir-pikir, gadis itu juga merasa bahwa desain jubah memang tidak cocok dengan dirinya. Jubah itu memiliki kesan status yang tinggi, sangat berbeda dengan si gadis yang hanya berasal dari kelas menengah ke bawah. "Mungkin jubah ini memprediksi aku akan jadi orang besar di masa depan. Hahaha...!" Xiao Qiumei tertawa mengatakan khayalannya. Meski mengatakan bahwa desain yang tidak cocok adalah karena kualitas Jubah Siluman yang rendah, tapi pikiran Bai Lihai tidak berkata seperti itu. Bisa jadi, desain yang melambangkan status tinggi ini memang menunjukkan karakter Xiao Qiumei yang sebenarnya.
Bai Lihai memasuki goa lebih dalam. Semakin jauh ia melangkah, kepadatan Qi semakin besar. Sebuah tempat yang memiliki kepadatan Qi yang besar adalah sebuah harta bagi seorang Kultivator. Qi yang padat bisa mempermudah dalam meningkatkan praktik Kultivasi. Namun, si pemuda juga paham, tujuan utamanya bukanlah itu. Sementar itu, Xiao Qiumei juga memasuki goa. Ia juga merasakan hal yang sama dengan Bai Lihai. Rasa kesalnya langsung hilang, berganti dengan sebuah keriangan. Hanya saja, keriangan itu hanya sesaat setelah si gadis teringat bahwa ada Racun Anggrek Iblis yang bersemayam di tubuhnya. "Aku lupa kalau Kultivasi-ku terhalang!" gumam si gadis. Seketika, Xiao Qiumei berlari ke arah Bai Lihai dan menarik pemuda itu. "Lebih baik kita cari dulu Anggrek Dewa, lalu kembali lagi ke sini!"Xiao Qiumei ingin segera menemukan penawar untuk racun di tubuhnya. Dengan kondisinya yang seperti ini, kepadatan Qi yang besar ini sama sekali tidak berarti. Praktik Kultivasi-nya terhalang oleh Rac
Benda ini disebut dengan Pisau Pemotong Permata. Seperti namanya, Item Sihir ini memiliki kamampuan untuk memotong berbagai jenis batu permata, seperti giok, bahkan berlian sekalipun. Permasalahan bagi Bai Lihai saat ini adalah bukan bagaimana cara menggunakan Pisau Pemotong Permata. Namun, bagaimana cara membentuk giok-giok ini. Untuk membuat sebuah Totem, terlebih dahulu dilakukan membentuk batu giok menjadi seperti sebutir telur. Mengingat si pemuda tidak memiliki bakat dalam hal memahat, hal itu tentu sesuatu yang sulit baginya. "Sepertinya, aku perlu mempelajari banyak hal untuk membuat Totem ini!" Bai Lihai bergumam sendiri. Sebuah bongkahan batu giok diambil. Si pemuda mulai menggerakkan pisau pada batu giok. Dapat dilihat kualitas dari Item Sihir itu. Bagaimana Pisau Pemotong Permata memotong batu giok terlihat sama seperti pisau dapur yang memotong kentang. Kekerasan batu giok sama sekali tidak berarti bagi benda itu. Serpihan giok berjatuhan satu persatu. Mulai terlihat
Xiao Qiumei langsung menyimpan 'telur-telur' itu di dalam Cincin Ruang. Benda ini akan ia gunakan untuk merayu Bai Lihai. "Aku akan memberikannya padamu, tapi kau harus memenuhi permintaanku," ucap Xiao Qiumei. "Aku bisa membuatnya sendiri, jadi jangan coba-coba memaksaku dengan cara seperti itu!" Bai Lihai sama sekali tidak tertarik dengan perkataan Xiao Qiumei."Mana bukti kau bisa membuatnya? Hais... kau jangan sok hebat. Jangan berpikir kau bisa melakukan semuanya sendiri. Kita harus saling membantu. Sebaiknya terima saja tawaranku!" Xiao Qiumei menaik-turunkan alis. Ia yakin Bai Lihai tidak akan menolak permintaannya. Bai Lihai berpikir sejenak. Dari pada menghabiskan waktu untuk belajar membuat 'telur-telur' itu, mungkin lebih baik menerima tawaran Xiao Qiumei. Namun, si pemuda takut kalau si gadis meminta yang macam-macam. "Baiklah, tapi jangan minta yang aneh-aneh," ucap Bai Lihai. "Tenang saja, permintaanku sangat masuk akal! Aku punya dua permintaan. Pertama, aku ingin me
"Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me
Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc
Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha
"Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"
Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d
Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas
Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se
Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat
Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob