Home / Fantasi / Sang Dewa Game - SVSS1 / Bab 60: Satria vs 17 Player Level Tinggi (part 1)

Share

Bab 60: Satria vs 17 Player Level Tinggi (part 1)

Author: Jajaka
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Serang!” teriak Skyred.

Empat swordman langsung melesat menuju Satria sambil menebaskan pedangnya, suara dentingan terdengar berbunyi saat Satria menghalau empat pedang dari swordman yang datang menyerang. Dua lancer langsung melesat lagi melayangkan tombaknya dari atas mengincar lehera Satria, tapi dengan mudah Satria menghentakan kakinya dan melompat ke samping.

Dua fighter ikut melesat dari belakangnya mengincar punggung, kali ini Satria memilih menangkis serangan musuhnya menggunakan pedang. Di saat yang bersamaan assassin tiba-tiba saja sudah ada di dekatnya sambil menebaskan pisau mereka, dari bentuknya Satria yakin kalau senjata mereka sudah di enchant dengan racun.

Karena itulah Satria memilih menunduk sambil menancapkan pedangnya ke tanah dan menghantam dua assassin tersebut dengan tendangan kedua kakinya. Assassin yang merupakan player dari Squad Rone berhasil menghindar tapi assassin dari Squad Yell yang merupakan seoran
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 61: Satria vs 17 Player Level Tinggi (part 2)

    Satria berhasil membelokan serangan pukulan petir, sementara itu fighter yang menggunakan pukulan air tangannya terkena tendangan Satria hingga skillnya tidak mengenai sasaran. Satria kemudian melompat mundur untuk menjaga jarak. Tapi melihat kesempatan datang akhirnya Rone dan dua wizard serta satu sorcerer langsung menggunakan sihirnya.“Greater thunder spear!” ucap Rone. Tubuhnya langsung diselimuti enam lingkaran sihir dan tongkatnya memancarkan cahaya gradasi berwarna biru petir.“Thunder rain!” teriak seorang player dengan job sorcerer. Lima lingkaran sihir langsung muncul di sekitar tubuhnya. Tongkatnya juga mendadak diselimuti oleh cahaya gradasi berwarna biru petir.“Icy burst!”“Thunder burst!” teriak dua wizard terakhir. Empat lingkaran sihir mendadak muncul di sekitar tubuh mereka. Tongkatnya juga mulai memancarkan cahaya gradasi berwarna putih dan biru petir.

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 62: Satria vs 17 Player Level Tinggi (part 3)

    Riuh angin yang begitu dingin langsung bergemuruh mengiringi tombak hitam Satria yang melesat. Cahaya gradasi berwarna putih terus terpancar menyelimuti tombaknya, melihat hal itu dua guardian langsung maju ke depan dan menggunakan skill pertahanan miliknya. Tapi seorang player dengan job class lancer dari Squad Rone melompat ke depan seraya mengambil ancang-ancang untuk melemparkan tombaknya.“Dia meremehkan kita, itu hanyalah skill lancer level 40!” tukas lancer tersebut sembari bersiap untuk menggunakan skillnya.“Hmm.. pengetahuannya tentang skill benar-benar kurang, dia harusnya tahu kalau player level 70 menggunakan skill milik level 40 tetap saja kekuatan dan dampaknya tidak bisa disamakan dengan saat digunakan oleh level 40,” batin Satria.“Thunder lance!” teriak player tersebut sambil melesatkan tombaknya yang diselimuti oleh cahaya gradasi berwarna biru petir.“Maksimal defend!&rd

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 63: Dua Undead Level Tinggi

    “Serang terus dia jangan biarkan lolos!” teriak Skyred.“Kalian jangan takut! Setiap orang juga pasti punya kelemahan, sekuat apapun dia!” timpal Rone sambil meminum MP potion yang dia keluarkan dari slot tasnya.“Aku memang punya kelemahan, tapi aku lebih tahu kelemahanku sendiri daripada kalian,” ujar Satria pelan sambil meminum satu lagi MP potion yang diselipkan di pinggangnya, tubuhnya masih melayang jatuh dari udara.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, tongkat hitam di tangannya kini menjadi tongkat sihir lagi tapi bentuknya berbeda dengan saat dia menggunakan job class wizard.“Jumlah mereka terlalu mengganggu, mending kalau mereka bisa menghiburku,” batin Satria seraya mengangkat tongkatnya ke atas.“Summon: undead king thunderia!” ucap Satria mengucapkan skillnya.Saat itu juga riuh angin kembali bergemuruh dari tit

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 64: Skill Fighter Level 70

    “Fire punch!” teriak seorang fighter.“Thunder punch!” teriak satu fighter lagi sambil menghantamkan tinjunya ke tubuh undead yang memakai armor.‘Bhoommrrr’Suara dentuman terdengar saat kedua serangan mendarat ke tubuh undead, tapi pukulan mereka hanya menimbulkan asap putih saja yang mengepul. Saat menghantam armor tersebut mereka bisa merasakan kalau armor itu sudah menyatu dengan tubuh undead. Melihat hal itu Satria hanya menyeringai saja. undead yang membawa pedang petir hitam terlihat bergerak ke sisi lain menghadapi empat swordman yang menghalaunya.Kedua undead lawan juga langsung bergerak menghadapi kedua undead yang di summon oleh Satria. Suara dentuman terdengar kembali saat serangan empat swordman ditahan oleh pedang petir hitam undead thunderia. Rone yang ada di barisan belakang mulai mengangkat tongkat sihirnya ke udara untuk menyerang dua undead yang Satria panggil.&

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 65: Akhir Pasukan Skyred

    “Jika saja kalian tidak menyerang Kota Lunar dan menyiksa para penduduknya, mungkin kalian tidak akan berhadapan denganku. Karena itulah jangan salahkan aku,” ucap Satria yang melesat menuju Rone.“Skyred!” teriak Rone seolah meminta tolong karena tidak mungkin seorang wizard sepertinya bisa bertarung jarak dekat. Sementara itu Yell langsung melompat mendekati Skyred.“Thunder punch!” ucap Satria sambil menghatamkan tinjunya yang diselimuti petir ke tubuh Rone. Saat itu juga terdengar suara dentuman keras bersamaan dengan suara retaknya armor yang dipakai oleh Rone.‘Bhoomrrr’‘Krek’“Aaarrrrrggghhh!” jerit Rone kesakitan sebelum akhirnya tubuhnya menghitam dan hancur menjadi abu setelah dihantam pukulan petir level 70 milik Satria.Melihat hal itu membuat Skyred dan Yell ketakutan sampai tubuhnya menggigil, terlebih saat melihat Satri

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 66: Rombongan Satria Sampai di Kota Lunar

    Saat itu juga semua tawanan demi human digiring menuju Kota Lunar. Satria, Alexa dan Foxi berjalan di barisan paling depan sementara di belakangnya ada Trixi dan Luxi lalu para tawanan yang diapit oleh para pemuda dan pria warga Desa Whis. Di paling belakang berjalan dua undead yang Satria panggil, tentu saja dengan keberadaan undead itu saja tidak mungkin ada yang berani melawan lagi.Mereka berjalan terus hingga sampai ke depan pintu gerbang yang tertutup rapat. Satria langsung maju ke depan. Dia kembali mengubah job classnya ke fighter lalu menghantam pintu gerbang Kota Lunar dengan tinju kanannya. Seketika itu juga suara benturan keras terdengar, dua pintu gerbang yang terbuat dari baja terbaik dan tebal itu langsung ambruk ke depan saking kuatnya hantaman pukulan tangan kosong Satria.Ternyata di balik pintu gerbang itu sudah ada beberapa prajurit demi human yang menghadang. Mereka menghunuskan tombak dan pedangnya mengarah kepada Satria yang berjalan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 67: Kerajaan Lunar (part 1)

    “Aku usulkan bahwa Kota Lunar akan menjadi sebuah kerajaan mandiri yang tidak terikat dengan Kerajaan Luxurie ataupun Grimer! Kita akan mengolah tanah kita sendiri! Menjaga keamanan dan kedamaian rakyat kita sendiri! Percuma jika kita memiliki kerajaan tapi tidak peduli sedikitpun kepada rakyatnya!” tegas Satria.Mendadak suasana hening, semua orang yang ada di sana jelas-jelas sangat terkejut mendengar solusi terbaik yang diusulkan oleh Satria. Mereka masih belum ada yang bersuara, seolah-olah ingin mendengar penjelasan Satria mengapa sampai memilih solusi seperti itu. Alexa sendiri ikut terkejut karena Satria memutuskan hal seperti itu, meski begitu dia juga sadar kalau itu memang cara terbaik saat ini.“Itu hanyalah usulan dariku. Semuanya sudah aku pertimbangkan baik-baik. Jika kita tetap membentuk sebuah kota tanpa status yang tegas maka selamanya kita akan menjadi perebutan kerajaan di sekitar kita. Peperangan akan terus terjadi, sem

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 68: Kerajaan Lunar (part 2)

    Mendengar kata-kata Satria seperti itu membuat semua orang di sana semakin tertunduk. Alexa sejujurnya benar-benar kagum dengan Satria. Entah mengapa dia merasa kalau perkataan Satria memang menggugah keberaniannya, semua kata-kata yang Satria utarakan memang masuk akal. Alexa yakin semua orang di sana juga merasakan hal yang sama.“Sekarang aku ingin bertanya lagi kepada kalian. Tentukan keputusan kalian sekarang! Mati atau hidup menjadi pengecut? Mati atau hidup di dalam siksaan? Mati atau mewariskan kesengsaraan kepada anak cucu kalian? Mati atau hidup di dalam kehinaan?” tanya Satria dengan lantang.Semua orang yang ada di sana memang belum menjawab, tapi mereka segera mengangkat kepala mereka. Tatapan mereka sudah berbeda dari sebelumnya. Mereka kini paham bahwa tidak ada gunanya juga mereka hidup jika hanya untuk mendapat siksaan, hinaan dan kesengsaraan. Percuma saja hidup jika nasib mereka ditentukan oleh telunjuk orang lain, percuma saj

Latest chapter

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Penutup Season 1

    Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 243: Dihadang Guild Golden Wing

    Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 242: Skill Ultimate Satria (part 3)

    “Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 241: Skill Ultimate Satria (part 2)

    Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 240: Skill Ultimate Satria (part 1)

    Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 239: Melawan Glace de Rouge (part 2)

    “Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 238: Melawan Glace de Rouge (part 1)

    Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 237: Assassin Level 70 vs Assassin Level 100

    Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 236: Glace de Rouge

    “Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai

DMCA.com Protection Status