Tak berselang lama puluhan orang berjubah hitam lainnya muncul dari berbagai arah di sekeliling Satria berada. Dilihat dari situasinya tampaknya mereka memang sudah bersiap sejak awal untuk menghadang mereka. Seorang pria dengan topeng maju menghampiri Satria, di tangannya terlihat sebilah pedang dengan gagang berkepala naga serta Kristal merah di tengahnya.
“Sudah aku duga,” batin Satria sembari menyeringai.“Serahkan uang dan perlengkapanmu kepada kami!” bentak pria tersebut sambil menghunuskan pedangnya ke leher Satria.“Seberapa keraspun kau menutupi identitasmu, kau tidak akan bisa menipu diriku. Anggota Guild Golden Wings, Gven,” kata Satria seraya menatap tajam bola mata musuhnya yang terlihat jelas dari lubang topengnya. Sejenak orang itu terdiam seakan kaget, tapi dia kemudian langsung tertawa.“Hahaha.. Ngaco sekali kata-katamu itu, aku memang ingin menjadi anggota Guild Golden Wi“Mereka bertambah?” tukas assassin pria Squad Gven.“Kelihatannya sejak awal mereka memang siap dengan item teleportasinya,” ujar wizard wanita.“Jangan khawatir, bertambah beberapa orang tidak akan mengubah pola pertempuran. Yang harus kita waspadai adalah pria itu, dia adalah orang yang paling berbahaya diantara mereka. Jika dia tumbang maka yang lainnya akan hancur tanpa diserang juga,” kata Gven.“Squad kita akan fokus menghadapinya, tapi minta petualang lain untuk membantu kita selagi bisa,” perintah Gven disambut dengan anggukan kepala anggota squadnya.“Alexa, aku serahkan Heptagram kepadamu. Noir, tangkaplah musuh sebanyak yang kau bisa dan Nekora akan menjagamu di sini. Mereka pasti mengincarku, karena itu aku tidak boleh mengecewakan mereka,” kata Satria seraya mulai maju melangkah.“Heptagram, tunjukan kalau kalian memang layak kami pilih. Tun
Perlahan dari udara yang Satria tebas mulai melesat tekanan udara yang diselimuti oleh debu tebal. Semakin lama debu-debu itu semakin besar dan memanjang serta tajam. Meski begitu itu hanyalah skill swordman level 10 saja yang tentunya lebih lemah dibandingkan skill level tinggi walaupun penggunanya adalah seorang swordman level 70.“Dia meremehkan kita ya,” gerutu Gven saat melihat tebasan jarak jauh Satria yang menuju ke arah mereka.“Thunder lance!” teriak lancer sambil melemparkan tombaknya mengincar tebasan Satria.Suara dentuman keras terdengar saat kedua skill tersebut beradu di udara. Debu-debu yang terbentang layaknya tebasan pedang itu seketika hancur berkeping-keping dan berhamburan di udara menghalangi pandangan Squad Gven serta Satria. Namun tiba-tiba saja bulu kuduk Squad Gven merasa merinding saat mendengar suara orang asing diantara tempat mereka berdiri.“Aku ingin melihat seberapa tin
“Fighter dan Swordman segera maju kepung dia! Lancr serta assassin akan membantu jika ada kesempatan, guardian akan melindungi petarung barisan belakang! Serang dia secara beruntun sampai tidak bisa mengelak dan bernafas!” teriak Gven sembari melesat maju di ikuti fighter dan lancer dari squadnya.“Kau pikir rencana seperti itu akan bisa mengalahkanku hah?” tukas Satria seraya memainkan kedua pisau di tangannya.“Thunder slash!”“Fire slash!”“Triple slash!” seketika itu juga semua puluhan swordman yang maju segera menggunakan skillnya untuk menyerang Satria.Puluhan skill dengan berbagai unsur elemen mulai menebas Satria dari berbagai titik secara bersamaan. Tapi pergerakan assassin tentunya jauh lebih cepat, wujud Satria mendadak lenyap dari pandangan orang-orang. Suara dentuman keras terdengar saat puluhan skill para bandit tersebut saling berbenturan di ti
Suara raungan bandit-bandit sewaan yang terluka juga terdengar di sekeliling Satria. Dua pisau kualitas N yang Satria gunakan tadi mulai melepuh dan hancur lebur menjadi debu karena tidak kuat menahan tekanan skill assassin level 70 yang Satria gunakan tadi. Kini hanya tersisa senjata andalannya saja di tangannya, dreamer’s weapon.Namun di saat Satria sedang menatap sekelilingnya itu tiba-tiba saja sebuah tebasan jarak jauh yang diselimuti api membara melesat menuju ke arah Satria. Aura merah layaknya api menyelimuti tekanan udara bak tebasan pedang tersebut, riuh angin yang bergemuruh juga mengiringi lesatan tebasan tersebut.“Flame slayer?” batin Satria.‘Tap’‘Dhoommrrr’Satria dengan mudah menghindari serangan tersebut. Di kejauhan terdengar suara dentuman hebat saat tebasan jarak jauh itu menghantam permukaan tanah. Saat itu juga debu-debu yang mengepul di sekitar tempat
“Apakah menurutmu ada yang lebih bagus dibandingkan dunia ini untuk orang sepertiku?” tanya Satria setelah cukup lama termenung. Alexa hanya terdiam saja seakan mencoba membayangkan andai dia berada di posisi Satria saat di dunia nyata.“Aku sendiri tidak tahu, tapi..” ujar Alexa namun kata-katanya belum selesai karena keburu terpotong oleh ucapan Satria.“Tapi akan selalu ada harapan untuk orang sesengsara apapun? Dulu aku mempercayai kata-kata itu. Tapi setelah dua tahun lebih merasakan hal yang sama seperti itu rasanya sulit bagiku untuk percaya kehidupan akan berubah. Di sana aku sudah tidak punya harapan lagi, tidak punya kekuatan, tidak punya uang, tidak punya kekuasaan dan semua musuhku ada dalam posisi yang berbanding terbalik denganku. Mereka punya uang atau kekuasaan,” potong Satria.“Mereka bisa membeli kekuatan, hukum, keadilan dan segala yang aku butuhkan. Meskipun ada yang berani membantuk
Semua orang di dalam Ibukota yang melihat rombongan Raja Foxi tampak sangat terkejut sebab lambang bendera yang ada di kereta kuda itu belum pernah mereka lihat sebelumnya. Kini rombongan Raja Foxi menjadi pusat perhatian di jalanan Ibukota. Satria juga merasakan perbedaan keadaan Ibukota Luxurie saat ini. Dia tidak menemukan satupun ras demi human ada di sana. Padahal dulu saat pertama ke sana dia melihat mereka ada di mana-mana.“Kelihatannya sudah waktunya kita menjalankan rencana selanjutnya,” ucap Satria sambil menghampiri fighter dari anggota Heptagram.“Sesuai rencana, aku ingin kamu menandai beberapa tempat dengan item ini,” tutur Satria kepada fighter tersebut sambil memberikan item voice maker kepadanya.“Baik tuan, saya akan melakukannya segera,” jawab fighter tersebut.“Susul kami di pintu masuk Istana Kerajaan Luxurie,” kata Satria disambut dengan anggukan kepala fighter.
Suara Satria terus menggema di seantero Ibukota Luxurie, semua penduduk sejenak terdiam merenung mendengarkan perkataan Satria tersebut. Kini semua aktifitas di Ibukota Luxurie seakan terhenti karena suara menggema Satria yang begitu lantang. Semua orang hanya saling memandang ke sana kemari mencari sumber suara Satria berasal.“Saat ini kami berada di halaman istana Kerajaan Luxurie. Kalian tidak mungkin bisa melihatnya tapi kami saat ini sedang dikepung oleh prajurit Kerajaan Luxurie. Padahal kami datang kemari hanya untuk mempererat hubungan baik wilayah yang terbuang dengan Kerajaan Luxurie lagi. Mungkin diantara kalian tidak ada yang menduganya, tapi aku akan membacakan surat resmi dari Kerajaan Luxurie kepada para pemimpin invasi Kerajaan Grimer di kota kami,” tutur Satria. Kemudian dia mulai membacakan surat penyerahan wilayah dari Kerajaan Luxurie.Sontak saja semua orang yang ada di istana juga terkejut bukan main saat mendengar ucapan
“Apa kau bilang? Raja Grimer ada di sini?” teriak Raja Luxurie yang terkejut bukan main saat mendengar anak buah kepala prajurit yang melapor. Semua bangsawan dan para petinggi Kerajaan Luxurie lainnya juga terkejut bukan main sebab semua yang terjadi itu diluar dugaan mereka.“Benar Paduka Raja. Saat ini bahkan Raja dari Kerajaan Lunar juga ada di depan bersama rombongan dari Grimer,” tutur orang yang melapor.“Mustahil. Bagaimana bisa mereka ada di sini? Bukankah seharusnya kereta kudanya sudah kembali pulang sesuai laporan?” ucap Raja Luxurie yang kembali terkejut bukan main. Padahal sebelumnya ada laporan dari perbatasan bahwa kereta kuda rombongan Kerajaan Lunar juga telah tidak ada di penginapannya dan terlihat pulang ke kerajaannya.“Ini di luar dugaan Paduka Raja. Gven sudah tertangkap, itu artinya para petualang yang kita bayar untuk menyergap mereka juga telah kalah. Ditambah lagi dengan kedat
Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya
Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld
“Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben
Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh
Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su
“Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan
Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend
Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert
“Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai