Beranda / Fantasi / Sang Dewa Game - SVSS1 / Bab 107: Satria vs Zeff (part 3)

Share

Bab 107: Satria vs Zeff (part 3)

Penulis: Jajaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Satria segera memutarkan tombaknya dengan ujung tumpul diayunkan mengincar leher Zeff meski akhirnya malah mengenai angin saja sebab Zeff menunduk dan membalas dengan tusukan tombaknya. Satria segera menghindar ke samping dan mengayunkan ujung tajam tombaknya mengincar perut Zeff, suara dentingan senjata kembali terdengar bersamaan dengan percikan api yang muncul saat tombak Zeff berhasil menangkis tusukan tombak Satria.

“Lumayan juga jika dibandingkan para player yang aku hadapi di Kota Lunar,” batin Satria sembari menyeringai karena akhirnya dia kembali berhadapan dengan player yang cukup tangguh tanpa bergantung kepada skill gamenya saja.

Di saat Satria sedang berhadapan dengan Zeff tersebut mendadak tanah yang dipijak oleh Satria lagi-lagi ambles ke dalam, tapi kali ini Satria sudah lebih waspada. Dia segera menghantamkan ujung tumpul tombaknya ke permukaan tanah yang ambles dan melompat ke sisi lain, terdengar Ugly kembali memerintahkan beb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 108: Skill Lancer Level 70, Ris Flameris

    Tanah di sekitar Zeff berdiri mulai bergetar bersamaan dengan riuh angin yang bergemuruh di sekitarnya. Tombak yang dia pegang tampak diselimuti oleh petir yang menyambar-nyambar, cahaya gradasi berwarna biru petir tampak terpancar dari tombak yang dipegang oleh Zeff. Satria sendiri segera mengambil ancang-ancang dan bersiap untuk mengantisipasi serangan musuhnya tersebut. Zeff sekuat tenaga langsung melesatkan skill lancer terkuatnya mengarah kepada Satria.Sementara itu belasan prajurit Zeff yang sedang mengepung Satria benar-benar kaget. Mereka tidak menyangka jika Zeff akan menggunakan serangan sekuat itu selagi mereka masih berada di dekat Satria. Namun tanpa ragu Zeff kemudian melemparkan tombaknya yang memancarkan cahaya biru petir amat terang. Riuh angin yang bergemuruh langsung terdengar menderu mengiringi tombak Zeff yang melesat.“Ris flameris!” teriak Satria yang segera menggunakan skill lancer terkuatnya.Namun saat Sat

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 109: Terbebasnya Kota Pazz (part 1)

    “Bagaimana kau tahu mereka masih hidup?” tanya Ugly.“Itu hanya tebakanku saja. Aku bukanlah orang yang bisa membaca hati atau pikiran orang lain, bukan juga orang yang bisa membaca masa depan. Aku hanya bisa berencana dan menebaknya saja,” tukas Satria.“Ikat mereka dan segera bawa ke Kota Pazz!” perintah Satria.“Baik tuan!” jawab para petualang yang tampak berseri-seri karena akhirnya mereka kembali bisa menaklukan musuh. Dengan cepat mereka mulai mengikat para prajurit Kerajaan Grimer dan menaikan mereka ke kereta kuda untuk dibawa ke Kota Pazz.Satria sendiri memacu kudanya duluan dan pergi mendekati benteng Kota Pazz yang ada di kaki bukit tempat mereka bertarung. Zeff yang juga sudah di ikat segera Satria bawa menggunakan kudanya sebagai kunci agar para prajurit Grimer yang ada di dalam Kota Pazz tidak melakukan perlawanan lagi.Tak membutuhkan waktu lama bagi Satr

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 110: Terbebasnya Kota Pazz (part 2)

    “Yang setuju silahkan acungkan tangan,” ucap Satria lagi karena masih ingin memastikannya. Semua warga yang ada di sana tampak langsung mengacungkan tangannya serentak.“Menarik. Aku dengar dia memang wakil ketua asosiasi petualang Kota Pazz saat ini. Tapi itu bukan jaminan dia mendapatkan persetujuan dari warga, Terlebih umurnya mungkin baru 25 tahunan. Biasanya orang semuda itu banyak dipertanyakan tentang tanggung jawab dan rasa kepemimpinannya, namun keadaan ini menegaskan kalau dia memang unik serta bisa dipercaya oleh warga kota,” batin Satria seraya menatap Lucy dengan sudut matanya.“Ini lebih baik karena aku tidak perlu menerangkannya lagi seperti di kota-kota sebelumnya,” pikir Satria sambil menarik nafas dalam.“Kalau memang sudah sepakat silahkan turunkan tangannya. Mulai saat ini nona Lucy adalah Walikota di sini, dia akan menjadi tangan kanan Raja Foxi Deantarius untuk mengatur Kota Pazz.

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 111: Item Game, Mythical Detection

    “Jadi, item seperti apa yang kalian gunakan untuk mendeteksi kedatangan kami?” tanya Satria lagi setelah Zeff tidak sadarkan diri.“Aku menancapkan item yang bernama Mythical Detection di beberapa titik yang ada di sekeliling Kota Pazz. Dengan item tersebut saat aku menggunakan map di menu akses akan terlihat jelas semua orang yang ada di dalam jarak jangkauan item tersebut, gambarannya berupa titik bulat dengan angka di tengahnya. Angka tersebut menunjukan level orang yang terdeteksi,” jelas Ugly.“Begitu ya. Pantas saja dia tahu kedatanganku,” batin Satria.“Jadi kalian saat kalian sudah menyadari kedatanganku, kalian langsung bergerak bukan?” tukas Satria.“Ya. Awalnya aku meminta orang itu untuk menunggu saja di kota. Tapi dia menolaknya, sebab item yang aku gunakan itu memiliki batas jarak jangkauannya. Kualitasnya juga SR jadi aku tidak memiliki banyak item seperti itu, ka

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 112: Permintaan Lucy (part 1)

    “Saya juga sangat setuju dengan hal tersebut. Sebab merekalah yang paling biadab dan paling bertanggung jawab atas kekejian yang dilakukan anak buahnya. Tapi saya jujur saja bingung. Sebab menurut saya anak buah Zeff yang bernama Ugly tidak layak mendapatkan hukuman berat, tapi jika saya ingin meringankan hukumannya juga bingung. Karena itulah saya ingin meminta pendapat tuan,” pungkas Lucy seraya menatap tajam Satria.“Apa alasan nona menganggap kalau Ugly tidak pantas mendapatkan hukuman berat? Dia malah orang terkuat setelah Zeff,” tanya Satria.“Ada banyak hal yang membuat saya berpikir seperti itu. Pertama, saya belum pernah melihatnya memaki apalagi menyiksa warga. Kedua, saya lebih sering melihatnya membantu para warga yang sedang kesusahan. Dia juga beberapa kali sempat melindungi warga yang hendak disiksa oleh Zeff, meski pada akhirnya dia juga dimaki habis-habisan. Ketiga, saya lihat dia memiliki pandangan yang berbed

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 113: Permintaan Lucy (part 2)

    Esok harinya Satria dan para petualang langsung mendapatkan jamuan besar di aula balai kota. Para warga juga ikut serta di sana sebagai bentuk rasa bahagia mereka karena kotanya sudah bebas. Tidak ada acara pemakaman hari ini karena memang tidak ada yang gugur dari pihak petualang juga. Undead king earthia yang dipanggil Satria terlihat kokoh berdiri menjaga pintu gerbang Kota Pazz.Setelah selesai makan, Lucy kemudian menyampaikan bahwa sore nanti akan diadakan persidangan untuk mengadili Zeff dan pasukan Kerajaan Grimer lainnya yang datang ke Kota Pazz. Satria sengaja meminta persidangan dilakukan hari itu juga karena dia tidak mau membuang waktu lama, renacananya dia besok berniat untuk segera pergi ke Kota Vix. Dia khawatir semakin lama dia membuang waktu, Kerajaan Grimer akan keburu mengetahui peristiwa yang terjadi di kelima kota yang ditaklukan olehnya.Siang harinya Lucy melaporkan data para petualang yang ada di Kota Pazz. Dia juga bilang sudah men

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 114: Ring of Notes (part 1)

    “Aku berniat menggunakan pengetahuanmu itu demi kemajuan Kerajaan Lunar. Tujuanku memintamu untuk ikut membebaskan Kota Vix tidak lain adalah untuk mengetahui seperti apa kemampuanmu yang sesungguhnya selain pengetahuanmu tentang berbagai item game,” tutur Satria.“Aku juga sengaja menunjukan diriku yang sebenarnya kepadamu, sebab aku ingin kita bisa bekerja sama dengan baik. Asal kau tahu, hanya ada segelintir orang di dunia ini yang tahu penampilanku yang sebenarnya,” sambung Satria.“Saya paham maksud tuan. Tapi jika tuan menginginkan saya bertarung dengan pasukan Kerajaan Grimer sayangnya saya tidak bisa melakukannya,” tukas Ugly sambil menghela nafas dalam.“Kenapa?” tanya Satria dengan tatapan tajam. Namun Ugly hanya bisa balas menatapnya tanpa bisa menjawabnya, dari raut wajahnya Satria merasa kalau Ugly bukan tidak ingin atau tidak tahu jawabannya namun dia tidak bisa menjawabnya.

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 115: Ring of Notes (part 2)

    “Noir,” ucap Satria sambil menekan cincin di jari tangannya.“Kau bisa mendengarku?” tanya Noir tanpa menggerakan mulutnya sedikitpun. Hal itu menandakan kalau telepati mereka sudah terhubung.“Ya. Aku bisa mendengarnya,” ucap Satria.“Sekarang akan aku jelaskan kenapa aku tidak bisa menyerang pasukan dari Kerajaan Grimer. Raja Grimer yang bernama Wheat Animagus Grimer memiliki sebuah skill khusus yang cukup mengerikan, siapapun yang pernah menelan darahnya maka dia tidak akan bisa mengkhianati Kerajaan Grimer. Aku tidak bisa mengatakan informasi penting tentang kerajaan, aku juga tidak bisa menyakiti orang atau demi human yang juga pernah menelan darah Raja Grimer,” jelas Noir.“Begitu rupanya. Karena itulah kau menggunakan telepati agar tidak mengatakannya. Tapi apakah dia bisa mengendalikan atau merasuki pikiranmu?” tanya Satria.“Tidak. Kami bebas me

Bab terbaru

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Penutup Season 1

    Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 243: Dihadang Guild Golden Wing

    Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 242: Skill Ultimate Satria (part 3)

    “Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 241: Skill Ultimate Satria (part 2)

    Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 240: Skill Ultimate Satria (part 1)

    Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 239: Melawan Glace de Rouge (part 2)

    “Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 238: Melawan Glace de Rouge (part 1)

    Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 237: Assassin Level 70 vs Assassin Level 100

    Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 236: Glace de Rouge

    “Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai

DMCA.com Protection Status