Home / Thriller / Salah Kamar / 35. Pilih Aku atau Kak Mira

Share

35. Pilih Aku atau Kak Mira

last update Last Updated: 2021-08-19 16:18:27

"Istri Bapak hamil lima minggu." Kalimat itu masih terus terngiang-ngiang di telinga Julian. Pria itu duduk di kursi tunggu samping brangkar istrinya. Bungkam sambil menahan emosi yang berkecamuk. Jika dia saja belum menyentuh sang istri, lalu siapa yang menghamili Anes? Apa istriku berselingkuh di belakangku? Kalimat itu yang terus saja berputar di telinganya.

Klek

Pintu ruangan terbuka. Nampak Arya dan juga Laili;istrinya datang dengan wajah panik. Keduanya berjalan cepat mendekat pada brangkar yang ditempati Anes.

"Pa-Ma," sapa Julian dengan senyuman tipis.

"Bagaimana keadaan Anes? Papa khawatir sekali tengah malam gini dengar kabar Anes kecelakaan tunggal. Memangnya apa yang dia lakukan di luar sana? Kenapa kamu tidak tahu istri kamu keluar rumah saat tengah malam?" cecar Arya pada Julian. Lelaki itu hanya bisa menunduk dengan perasaan bersalah.  Ia ingin membela diri, sekaligus menanyakan tentang empat puluh hari dia koma di rumah sakit, tetapi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Salah Kamar   36. Hati yang Patah

    "Kita tidak bisa menentukan kapan kita harus jatuh cinta, tetapi kita bisa memutuskan, kapan harus meninggalkan cinta. Kamu lihat Taka, itu di sana ada Anes bersama suaminya." Arum menunjuk pemandangan jauh di depan mereka dengan dagunya. Seorang lelaki sedang mendorong wanita di atas kursi roda dalam keadaan perut yang cukup besar. Dialah Anes;wanita yang sudah enam bulan tidak ditemui oleh adiknya.Hari ini adalah jadwal Arum fisioterapi untuk kakinya. Semenjak ikut program pemerintah seperti BPJS, Arum sudah mulai rutin untuk latihan berjalan. Kakinya sudah lebih baik, walau masih terseret-seret untuk berjalan. Siapa sangka, di rumah sakit ini, mereka bertemu dengan Anes. Wanita yang tengah mengandung anak Taka.Anes baru saja keluar dari lobi sambil didorong oleh seorang pria yang ia yakini adalah Julian dan satu orang wanita paruh baya lainnya, tetapi Arum tidak mengenalinya."Besarkan hatimu dan kembali pada niat pertama kamu, muncul saat Anes melahi

    Last Updated : 2021-08-19
  • Salah Kamar   37. Taka

    Aku sangat menyukai angin, tetapi ia selalu berubah-ubah. Kadang dingin, kadang panas. Kadang ada, kadang pergi. Hingga aku sadar beberapa hal hanya cocok untuk bertemu, tidak untuk dimiliki.Taka masih menatap sendu layar ponsel yang menampilkan pesan mutiara di sebuah aplikasi. Bersama angin yang menerpa wajahnya sore ini, ia mengingat wajah Anes. Sedikit pun takkan pernah bisa ia hapus dari ingatan. Bagaimana hidung mancung wanita itu. Kulitnya yang putih bersih dan pernah ia sentuh. Lekuk wajah, tangan, bahkan kakinya begitu terpatri di ingatannya.Kedua sepatunya basah, karena angin membawa hujan menerpa dedaunan yang memberi tumpangan untuk berteduh bagi burung gereja yang tidak ingin basah. Dia persis di bawah pohon, di dekat halte kampus. Berteduh dari hujan cukup deras, karena tidak membawa mantel hujan. Taka baru saja kembali dari mengantar tiga puluh paket kepada pelanggannya. Sebenarnya bisa saja dijemput oleh kurir, tetapi Taka memilih mengantar send

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Kamar   38. Perjumpaan

    "Katakan padaku, Mira! Kamu sedang berbicara dengan siapa?" Julian maju perlahan mendekati istrinya. Wanita itu sudah mematikan ponsel, lalu menatap Julian dengan ketakutan. Mulutnya sungguh ceroboh mengatakan apapun yang sebenarnya tidak boleh meluncur dari bibirnya."Ini, tadi Mama menelepon, menanyakan kabar kehamilanku. Kata Mama aku harus bertahan di sini, karena aku yang lebih berhak atas kamu, karena di dalam perutku ini adalah keturunan keluarga Permana. Makanya, tadi Mama sedikit keras padaku untuk memberitahu kamu, Lian," ujar Mira berbohong. Wanita itu tidak berani menatap mata suaminya. Ia berujar dengan mata yang gelisah. Julian tahu, ada yang disembunyikan Mira, meskipun apa yang dikatakan wanita itu tetap masuk akal."Hum ... Ya sudah, ayo masuk. Ini mau Magrib, pamali ibu hamil berada di luar seperti ini." Julian menarik masuk Mira ke dalam kamar, lalu menutup serta mengunci pintu balkon. Tanpa diketahui oleh Raka, Mira sudah terlebih dahulu memat

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Kamar   39. Kasmaran

    Langit benar-benar gelap, tetapi rintik hujan belum juga reda. Taka membawa Anes masuk ke dalam minimarket sejuta ummat, untuk membeli jas hujan. Jika hanya dia sendiri saja yang naik motor, tidak masalah kegerimisan, tetapi ini ada wanita yang tengah mengandung anaknya ingin ikut serta dan tidak mau bila naik mobil. Anes bersikeras ingin ikut Taka naik motor, pulang ke rumah kontrakan pemuda itu. Anes tidak mau ia sampai kehilangan jejak Taka untuk kedua kalinya.Anes memeluk pinggang Taka terlalu keras, sehingga pemuda itu kesulitan bernapas, tetapi ia tidak akan protes, ia akan membiarkan Anes melakukan apapun yang wanita itu inginkan.Motor berhenti di sebuah warung baso. Jika Anes tidak bicara apapun mengenai perut besarnya yang lapar, maka Taka tahu persis apa yang diinginkan wanita itu saat ini. Bola mata Anes berbinar saat di depannya terpampang jejeran baso yang tertata di etalase."Saya lapar, temani saya makan ya?" Taka membukakan jas huja

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Kamar   40. Tebak-tebakan Tersangka

    Uap kopi mengepul di udara. Aroma biji kopi yang sudah diseduh dengan air panas mendidih begitu sedap, menggoda kerongkongan untuk segera mencicipinya. Ditambah lagi cuaca di luar masih gerimis tipis-tipis. Menonton TV, menikmati film kolosal, ditemani sang terkasih sangat cocok dilewati malam ini. Namun berbeda keadaan yang sedang cukup mencekam di rumah tamu kontrakan Taka. Anes duduk berdampingan dengan sang kakak, sedangkan di depan mereka, duduk Taka dan juga Arum. Dua pasangan yang sepertinya menyimpan banyak kejutan dalam kehidupan percintaan mereka.Wanita yang biasa mereka panggil Bude, tentu saja merasa heran dengan keadaan di depannya, belumada satu orang pun yang bersuara memulai percakapan, padahal wanita paruh baya itu tahu, ada banyak pertanyaan bersarang di kepala dua pasang adik kakak ini.“Ehm … Bude merasa di rumah sedang tidak ada orang. Kenapa sepi sekali?” sindir wanita itu sambil menghidangkan potongan kue bolu yang dibawa oleh

    Last Updated : 2021-08-22
  • Salah Kamar   41. Julian Tak Mau Bercerai

    Doni dan Anes sampai di rumah orang tua mereka sudah pukul sebelas tiga puluh malam. Seisi rumah telah sepi. Semua orang sudah bergelung di balik selimut, berharap bertemu dengan mimpi indah yang mampu membuat pagi mereka lebih indah.Di lantai dua rumah mereka. Doni berbelok ke kanan untuk menuju kamarnya, sedangkan Anes berbelok ke kiri untuk masuk ke kamarnya. Sedangkan kamar dua adik kembar mereka ada di bawah, di dekat kamar orang tuanya.Anes menguap beberapa kali sampai matanya berair. Lekas ia mencuci wajahnya dan mengganti pakaian. Mandi malam bukan pilihan yang tepat, mengingat udara di luar sangat dingin. Bahkan sampai masuk ke dalam kamar, udara dingin itu masih menembus pori-porinya. Anes memutuskan tidak menjelaskan AC. Dia sudah cukup puas hanya dengan udara dingin dari alam."Kamu di mana? Ini sudah malam?" Anes membaca pesan dari Julian saat baru saja hendak memejamkan mata."Aku menginap di rumah Papa. Tidak mungkin aku

    Last Updated : 2021-08-23
  • Salah Kamar   42. Julian Koma

    “Julian koma.” Napas Anes tertahan saat dokter mengatakan bahwa Julian koma. Bukan hanya tak sadarkan diri sesaat, melainkan menutup mata sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Setelah Julian kembali mengeluh sakit kepala hingga berakhir pingsan di ruang keluarga rumah orang tuanya, kini dokter malah mengatakan suaminya itu koma. Anes tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Matanya terasa sangat panas dan nyeri. Ingin sekali ia menumpahkan air matanya saat ini. Bukannya sedih atas komanya Julian, tetapi merasa kesal dengan jalan takdirnya. Ia yang tadinya merasa semua akan cepat berakhir dengan perceraiannya dengan Julian, tetapi lelaki itu malah koma. Lalu, apakah boleh jika dia berharap Julian mati saja?Julian memang kejam, tetapi tidak akan sekejam itu pada Julian. Karena bagaimana pun lelaki itu pernah menjadi orang yang penting dalam hidupnya.Suara hentakan cepat sepatu yang menyusuri lorong rumah sakit, membuat Arya dan Anes

    Last Updated : 2021-08-23
  • Salah Kamar   43. Nyonya Erlita

    Anes membuka mata perlahan, saat hidungnya mencium aroma menyengat dari obat-obat dan disinfektan. Awalnya memang samar, tetapi setelah ia mengerjapkan matanya beberapa kali, barulah pandangannya jelas. Ada Mama, Papa, Doni, dan juga Taka di sana. Anes menggerakkan kepalanya ke samping untuk memastikan dia ada di ruangan apa. Selang infus yang menggantung di samping kananya membuatnya yakin bahwa ia tengah berada di kamar perawatan rumah sakit.“Ma, Pa.” Anes merasa tenggorokannya amat kering hingga terasa sakit untuk mengeluarkan kata-kata. Semua yang ada di sana menoleh da nada tatapan penuh sukur saat melihatnya membuka mata. Ririn berjalan cepat mendekat pada anaknya, lalu memberikan air mineral. Anes menyeruputmya dengan sedotan, karena tubuhnya masih sangat lemas untuk bergerak. Kepalanya juga terasa amat pening. Anes memegang pelan perban yang melilit di kepalanya. Matanya membulat sempurna, saat ingat satu hal, perutnya. Pandanganny

    Last Updated : 2021-08-24

Latest chapter

  • Salah Kamar   54. Bulan Madu yang Panas

    -Dewasa_ Tak perlu ada adegan melucuti pakaian pengantin wanita kali ini, seperti yang biasa ada di dalam novel-novel yang pernah dibaca oleh Anes, karena wanita itu keluar dari dari kamar mandi sudah dengan handuk kimononya. Wajahnya segar sehabis mandi. Yah, setelah puas buang hajat, Anes merasa perlu mandi agar tubuhnya segar dan siap tempur sebentar lagi. Disajikan tampilan istri yang begitu segar dan menggoda, tentu saja jakun Taka naik turun. Tentu saja naik dan turun, kalau naik saja tidak turun-turun itu tandanya Taka sudah tak bernyawa. He he he … Anes berjalan meliak-liuk begitu menggoda di depan suaminya. Sambil menarik ujung rambutnya yang basah dan memainkannya d

  • Salah Kamar   53. Ekstra part 2

    Ekstrapart 2 Salah kamar Penerbangan ke Thailand lumayan lama dan membosankan bagi Taka. Maklum saja, seumur hidupnya belum pernah naik pesawat secara benar-benar terbang di udara. Pernah merasakan naik pesawat saat SMA, saat kunjungan ke Anjungan Transportasi di Taman Mini Indonesia Indah. Tentu pengalaman kali ini sungguh berbeda dan lebih seru baginya, karena ada sang istri tercinta yang sedari tadi menggandeng mesra tangannya, bahkan sesekali menggoda tangannya untuk berbuat mesum. Semoga pembaca memakluminya ya, namanya juga pengantin baru. Ketika pesawat sangat besar itu akhirnya mendarat, Taka berjalan seperti robot dengan kepala sedikit berkunang-kunang bersama dengan Anes ke dalam bandara untuk melewati bagian imigrasi

  • Salah Kamar   53. Ekstrapart 1

    Taka memeluk istrinya dengan erat, lalu kembali menciumi pipi berisi itu sampai berkali-kali. Keduanya kembali berciuman seakan tiada waktu esok untuk mengulanginya. Hubungan yang sudah halal di mata Tuhan dan negara. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari semua ini selain bersama seseorang yang sangat mencintaimu.Tubuh Anes masih bergetar oleh sisa-sisa kenikmatan yang baru sepuluh menit ia lalui bersama Taka. Bukan hanya satu kali, dia menjerit bahkan sampai tiga kali. Hingga tenggorokannya terasa begitu kering saat ini. Taka pun merasakan hal yang sama. Mendayung menuju puncak memang tidak mudah, hingga suara dan tenaganya sampai terkuras habis. Dengan tubuh polosnya Taka turun dari ranjang, lalu menuangkan air ke dalam dua gelas yang memang sudah disediakan di kamarnya. Air putih itu terasa dingin menyentuh tenggorokan.Taka memberikan satu gelas penuh pada Anes dan memperhatikan sang istri minum dengan sangat rakus. Mata pemuda itu kembali berbinar cepat d

  • Salah Kamar   52. Pesta Pernikahan Anes dan Taka

    Khusus Dewasa dan setengah tua ya.+++++Hari ini di tangannya, Anes menerima akta cerai yang ia nantikan selama dua bulan. Beberapa lembar surat itu sangat berarti bagi masa depan yang akan ia bangun bersama Taka. Sudah tak sabar rasanya menjadi pengantin dan istri sesungguhnya dari pria yang mencintainya dengan sepenuh hati.Anes memotret beberapa lembar kertas itu, lalu mengirimkannya pada Taka. Ia tahu, pasti calon suaminya itu pasti akan sangat lega dengan hal ini. Ada banyak hal yang perlu disiapkan dengan cepat agar niatan mereka segera terlaksana dengan lancar.TokTok"Nes, boleh Bunda masuk," seru Laili dari balik pintu. Anes menoleh, lalu menjawab,"boleh, Bun, masuk saja." Anes merapikan kembali berkas itu untuk dimasukkan ke dalam amplop coklat besar."Surat dari siapa tadi?" tanya Laili yang kini sudah duduk di sampingnya."Ini, Bun, akta cerai dari pengadilan. Hhuuft ... Anes benar-benar lega," ujar Anes s

  • Salah Kamar   51. Salma

    "Mbak Salma, ini Heri;tehnisi yang kemarin Mbak tanyain," seru Fajar salah seorang staf yang bertugas di lantai yang sama dengannya. Salma yang sedang membawakan kopi hitam panas untuk Anes berhenti sejenak, lalu tersenyum untuk menyapa."Mari, Mas, ikuti saya." Salma berjalan terlebih dahulu. Ia lupa memberitahu Anes, bahwa akan ada tehnisi yang memperbaiki komputer dan juga CCTV di ruangan Anes. Di atas nampan ia membawakan dua cangkir teh, karena ia tahu Anes sedang bersama suaminya. Si tehnisi berdiri tidak jauh dari Salma, menunggu arahan kapan bisa memulai pekerjaannya.TokTok"Permisi, Bu." Karena pintu tidak tertutup rapat, Salma mendorong sedikit daun pintu dan matanya mendelik kaget melihat Anes tengah ditindih paksa oleh suaminya di atas karpet, tepat di depan meja kerja."Bajingan!" hardik Anes sambil meronta-ronta, membuat Salma terkesiap. Posisi Julian sedang memunggungi pintu masuk sehingga lelaki itu tidak tahu, jika ada seseorang ya

  • Salah Kamar   50. Pernikahan Doni dan Arum

    Ririn beserta suaminya, serta Arya dan juga Laili sudah berada di rumah Taka untuk menyaksikan pernikahan siri dari Doni dan Arum. Ada Bude dan beberapa perangkat lingkungan serta tetangga yang juga hadir di sana. Doni sudah siap melakukan ijab kabul dengan meminjam baju koko muslim milik Taka. Sedangkan Arum sudah dirias sederhana oleh ibu-ibu tetangga. Arum mengenakan kebaya yang dipinjam dari tetangga. Walau sedikit kebesaran, tetapi Arum tidak punya pilihan lain. Tidak mungkin juga di menikah dengan baju daster batik'kan?"Bisa kita mulai?" tanya Pak Ustadz pada semua yang hadir di sana."Dicepatin aja, Pak. Saya sudah siap," balas Doni dengan penuh semangat. Tamu yang hadir di sana pun akhirnya tertawa. Semua wajah memandang Arum dengan penuh suka cita. Akhirnya, masa jandanya berakhir dengan mendapatkan jodoh dokter muda, perjaka pula.Banyak tetangga juga yang iri pada keberuntungan Arum. Termasuk Taka dan Anes yang duduk berdampingan sambil menahan

  • Salah Kamar   49. OTW Menjanda

    Jika ada kontes pria paling menyebalkan se-Indonesia, maka Julian sudah pasti sebagai pemenangnya. Bagaimana bisa lelaki itu dengan mudahnya berakting koma untuk sekian lama hanya agar tidak diceraikan oleh istrinya? Apakah kecelakaan ini juga termasuk dalam skenarionya?Anes tidak mau memikirkan apapun. Kakinya melangkah lebar dan cepat untuk segera meninggalkan rumah sakit. Tidak perlu menunggu sampai besok, sore ini juga dia akan ke Pengadilan Agama untuk mengajukan gugatan perceraian pada Julian.Teriakan dari ibu mertuanya sudah tidak lagi ia hiraukan. Air bening menggenang di matanya dan siap terjun bebas membasahi kedua pipinya. Ada perasaan lega, sekaligus kecewa dan juga kesal. Lega karena sebentar lagi niatannya menjadi janda semakin cepat terealisasi, tetapi sekaligus kecewa dan juga kesal dengan Julian dan dirinya sendiri.Bisa-bisanya ia tertipu kembali dengan kelakuan Julian yang sungguh tega dengan dirinya. Jika kemarin ia masih memili

  • Salah Kamar   48. Restu untuk Doni, tidak untuk Anes

    “Lalu … bagaimana dengan Doni, Pa? Apakah hubungan Doni dengan Arum harus ditunda juga sampai urusan dengan Julian selesai?” tanya Doni dengan takut-takut. Keringat sudah membanjiri kening dan juga baju kaus kemeja yang ia pakai. Sungguh bagaikan tengah ditanya oleh malaikat maut jika seperti ini. Detak jantungnya semakin tidak karuan, saat melirik Arum yang juga sama basahnya seperti dirinya.“Memangnya yang mau bercerai dari Julian itu kamu?” balas Arya sambil menahan gelak tawanya. Laili dan Anes pun hampir pecah tawanya mendengar jawaban sang suami. Wajah garang Arya sudah mencair. Lelaki paruh baya itu memang tidak ada masalah dengan hubungan Doni dan juga Arum. Walau wanita yang dicintai putranya itu memiliki keterbatasan, ia sama sekali tidak keberatan.“Ish, Papa! Memangnya Doni alemong?” semua kembali tertawa dan suasana kembali bersahaja. Arum juga akhirnya bisa bernapas lega dengan respon yang diberikan keluarga Don

  • Salah Kamar   47. Bercerai dari Julian

    Semua penghuni rumah Anes keluar begitu mendengar suara gaduh di depan rumah. Arya mematung dengan mulut setengah terbuka melihat ada pertunjukan topeng monyet di pekarangan rumahnya. Baliho berukuran sedang yang berisi kalimat pengungkapan isi hati seorang yang tengah dilanda mabuk asmara, membuat Arya yang tengah berdiri di teras ikut tergelak.Sama halnya dengan Arya, Anes dan Laili pun tertawa terpingkal-pingkal dengan atraksi topeng monyet yang sangat menghibur. Jika biasanya mereka hanya tampil lima menit untuk satu pertunjukan, kali ini, hampir setengah jam topeng monyet itu beratraksi. Dua adik kembar Anes yang sedang duduk di bangku SMP pun ikut tergelak menonton topeng monyet.Atraksi selesai. Taka mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya, lalu diberikan pada dua orang dalang topeng monyet. Baliho yang membentang sudah dilipat kembali oleh Taka. Sungguh pemandangan yang sangat konyol bagi keluarga Arya. Doni pun ternyata ada di sana membantu Taka membe

DMCA.com Protection Status