Beranda / Romansa / Salah Jodoh / 77 – Useless

Share

77 – Useless

Penulis: Ally Jane
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Allen.” Panggilan itu datang dari Val yang baru saja masuk ke ruang penyiksaan tempat Allen berada.

Allen mengusap cipratan darah di mata yang menghalangi pandangannya dan menoleh pada Val. “Dia belum mati,” Allen berkata pada Val sebelum Val memprotesnya.

Val mendengus tak percaya. “Jika aku jadi mereka, aku pasti lebih berharap mati,” balasnya. “Jadi, kau mendapatkan sesuatu?”

Allen mendecak frustrasi sembari menggeleng. Ia pergi ke sisi ruangan dan bersandar di sana, sementara Val memeriksa kondisi orang yang menjalani penyiksaan barusan.

Allen memastikan dia tidak membunuh semua orang yang terlibat dalam penyergapan dalam perjalanan pulang Freesia ke rumah neneknya. Dia tidak berharap banyak. Jika tidak bisa mendapatkan kesaksian dari mereka, Sean akan mencari bukti untuk memastikan mereka bisa berguna sebagai senjata untuk menjatuhkan Rod Bennet. Bahkan meski Allen harus menyeret setiap keluarga dan kerabat mereka ke dalam perang ini.

Allen kemudian mendengar Val berbicara pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Salah Jodoh   78 – Antara Dua Keluarga

    Freesia tak bisa untuk tak merasa bersalah ketika neneknya tak pernah lagi datang ke kamarnya setelah percakapan terakhir mereka. Neneknya mungkin marah dan kecewa karena Freesia menyalahkannya. Tak seperti Freesia, neneknya pasti merasakan kehilangan yang lebih besar. Karena itu, kebencian neneknya pada keluarga Woodz pastilah tidak kecil.Meski begitu, Freesia tak bisa menutup mata dari apa yang neneknya lakukan pada anggota keluarga Allen dan Lily. Freesia benar-benar tak tahu apa yang harus ia lakukan dengan hubungan buruk keluarganya dengan keluarga Allen. Terlebih, ia sekarang tahu, Allen hanya memanfaatkannya untuk balas dendam pada neneknya.Freesia tersenyum getir. Meski begitu, Freesia tak bisa mengingkari, di samping pria itu, Freesia benar-benar merasa bahagia. Ia merasa bersalah pada orang tuanya karena memilih keluarga Woodz, tapi ia berjanji akan mengungkap kejahatan Rod Bennet. Setidaknya, Freesia tidak akan melawan Allen dalam kasus ini, mengingat hubungan buruk pria

  • Salah Jodoh   79 – Rush

    “Aku tidak ingin membebanimu lebih dari ini, jadi aku akan menceritakan semua tentang hubungan keluarga kita dan keluarga Woodz pelan-pelan. Kuharap, itu bisa membantumu meringankan beban di hatimu.” Itu adalah apa yang dikatakan neneknya tadi pagi untuk menutup percakapan mereka.Freesia berterima kasih pada neneknya untuk itu. Bahkan meski ia ingin mendengar lebih banyak tentang hubungan keluarga mereka, tapi ia khawatir itu akan membebani pikirannya dan memperburuk kondisi kesehatannya juga janinnya.Meski begitu, setelah neneknya meninggalkan kamar Freesia tadi pagi, seharian itu Freesia tak bisa berhenti memikirkan tentang cerita neneknya. Tentang hubungan keluarga Woodz dan keluarga Martin sebelum ini. Dan Freesia tak tahu kenapa, tapi morning sickness-nya hari ini tidak separah sebelumnya.Freesia kembali menatap liontin pemberian neneknya yang masih ada di tangannya. Mungkin karena liontin ini. Setiap kali Freesia melihat liontin ini, ia merasakan kehangatan di dadanya. Dan se

  • Salah Jodoh   80 – Jebakan

    “Dokter, maaf,” ucap Freesia ketika mereka sudah meninggalkan rumah keluarga Martin. Bahkan Dokter Abian menyetiri mobilnya sendiri ketika membawa Freesia keluar dari rumah itu untuk menghindari kecurigaan.“Freesia, kau tidak perlu meminta maaf. Ini adalah tugasku,” jawab Dokter Abian.Tidak. Mana mungkin hal seperti ini menjadi tugas seorang dokter?“Um … Dokter, jika nanti Nenek menghukum Dokter Abian atau bahkan memecat Dokter Abian, aku akan tetap memastikan Dokter Abian menjadi dokter pribadiku,” Freesia berkata.Dokter Abian terkekeh. “Melegakan sekali mendengar itu. Aku tidak bisa menolak penawaran menakjubkan itu.”Freesia menghela napas. “Kuharap Nenek tidak akan terlalu marah. Aku tahu dia pasti sangat khawatir, tapi aku tak punya pilihan lain.”“Ah. Sebenarnya, ada masalah apa, Freesia?” tanya Dokter Abian.Mengejutkan bagaimana Dokter Abian begitu percaya pada Freesia setelah sekian lama mereka tak bertemu, bahkan bersedia membantu Freesia tanpa perlu mendengar alasannya.

  • Salah Jodoh   81 – Kesalahan

    “Dokter Abian … apa yang kau lakukan ini?” tanya Freesia, berusaha untuk tidak menunjukkan ketakutannya.Dokter Abian menghela napas. “Buka dashboard di depanmu,” instruksinya.Freesia, meski masih curiga, tak punya pilihan selain menurut. Freesia membuka dashboard itu dan ia terkejut melihat di depannya ada berbagai macam senjata, mulai dari belati hingga pistol.“Kau belum pernah belajar menggunakan pistol, jadi kurasa belati menjadi senjata yang paling mudah untukmu,” ucap Dokter Abian. “Dan meski kau tidak tahu apa peran seorang dokter keluarga Martin sebenarnya, tidakkah mencurigaiku terlalu berlebihan, Freesia?” Dokter Abian tersenyum geli pada Freesia.Freesia mengerjap. Mendadak, ia merasa malu. “Maaf, Dokter. Aku hanya …”“Aku mengerti kenapa kau bereaksi begitu. Dan itu adalah reaksi yang bagus. Hanya … kuharap, lain kali kau tidak sembarangan masuk ke mobil orang lain. Kau bisa membuat Allen dan nenekmu terkena serangan jantung berkali-kali karena itu,” ucap Dokter Abian.U

  • Salah Jodoh   82 – Pertemuan

    Freesia yang terjatuh di tanah yang dingin itu tak bisa berbuat apa-apa ketika orang-orang Penelope mendekat padanya. Ia bahkan kehilangan belatinya ketika jatuh tadi. Meski begitu, ia tak akan kehilangan bukti rekaman di tangannya. Untuk itu …“Aku akan memastikan kau kehilangan tanganmu jika kau menyentuhnya.” Suara dingin yang terdengar berbahaya itu membuat orang-orang Penelope seketika menegakkan tubuh waspada.Mereka yang tadinya mengepung Freesia, mengubah formasi dengan berdiri di depan Freesia, menghalangi pandangan Freesia dari siapa pun yang baru datang itu. Bahkan tanpa mereka menghalangi Freesia pun, kegelapan di sekeliling Freesia membuat Freesia tidak akan bisa melihat jauh ke depan.Freesia menatap sekeliling. Ini adalah kesempatannya untuk kabur. Ketika tak ada yang memperhatikannya, ia bisa …“Jangan melakukan apa pun itu yang kau pikirkan.” Suara itu datang dari samping Freesia. Suara yang berbeda.Freesia yang tadinya sudah siap merangkak menjauh dari keributan itu

  • Salah Jodoh   83 – Pengakuan

    Apa yang salah di sini? Sial. Ini sama sekali tidak masuk dalam perhitungan Penelope.Pertama, orang yang bersama Freesia. Penelope pikir, dia hanyalah sopir Freesia. Namun, siapa sangka dia bahkan bisa melawan orang-orang Penelope tanpa senjata. Penelope sampai harus menggunakan senjata api untuk menguasai situasi setelah Freesia kabur tadi. Setidaknya, itu akan menakuti Freesia.Namun, hal yang lebih tak terduga terjadi. Kemunculan Sean yang dalam sekejap menjatuhkan orang-orang Penelope membuat Penelope mulai panik. Ia pikir, ia setidaknya harus menjatuhkan sopir misterius Freesia. Sialnya, saat Penelope akan menembak orang itu, sebuah belati melayang dan menancap di tangannya.Terkutuklah Sean! Orang kepercayaan Allen yang paling berbahaya dan diwaspadai bahkan oleh papa Penelope.Bagaimana bisa Sean ada di sini? Penelope sudah memastikan tidak ada orang keluarga Martin yang mengikuti mobil yang ditumpangi Freesia tadi. Ia juga tak mendapat laporan tentang gerakan orang-orang Alle

  • Salah Jodoh   84 – I’m Here

    Freesia, Allen, dan Val menumpang mobil Dokter Abian dalam perjalanan menuju rumah Allen. Sepanjang jalan, Allen menggenggam tangan Freesia sembari mendengarkan penjelasan Freesia mengenai salah paham Allen tentang keluarganya. Setelah Freesia selesai menjelaskan, pria itu tak mengatakan apa pun.Freesia sedikit khawatir jika Allen tak percaya pada penjelasannya dan masih mencurigai neneknya, tapi seolah bisa mendengar pikirannya, Allen kemudian merangkul Freesia dan berkata,“Aku percaya pada kata-katamu. Aku hanya berusaha mengaitkan ceritamu dengan hasil penyelidikanku tentang kecelakaan itu.”Freesia mengerutkan kening. “Kau menyelidiki kecelakaan kakakmu?”Allen mengangguk. “Tidak hanya kecelakaan kakakku, tapi juga kecelakaanmu dan kedua orang tuamu,” jawabnya. “Dari hasil penyelidikanku, aku menyadari kesamaan dalam kedua kasus itu.”“Kesamaan apa, maksudmu?” tanya Freesia penasaran.“Baik di kecelakaan kedua orang tuamu maupun kecelakaan kakakku, meski tampaknya semua bukti da

  • Salah Jodoh   85 – Reunion

    “No!” Lily tiba-tiba berteriak dan berdiri di depan Freesia dengan tangan terentang ke samping, seolah berusaha menghalangi.Freesia menunduk menatap Lily dengan bingung. “Lily, ada apa?” tanya Freesia.“Aku tidak akan membialkan dia menyakitimu, Mama!” seru Lily. “Dia juga dulu pelnah mencoba menyakiti Mama dan Papa.” Anak itu menatap gahar ke depan, seolah siap mencakar.Freesia menatap ke depan, ke arah nenek Freesia yang baru memasuki ruang depan rumah Allen bersama Dokter Abian yang tampak menahan tawa melihat reaksi Lily itu.“Um … Lily, biarkan Mama memperkenalkanmu dulu padanya. Dia adalah nenek Mama,” Freesia menjelaskan hati-hati.“Nenek Mama?” Lily menoleh pada Freesia. “Lalu, kenapa dia menyakiti Mama?”Freesia belum sempat menjawab ketika nenek Freesia mendekat pada Lily dan berlutut di depan Lily. Neneknya itu tersenyum penuh sesal pada Lily dan berkata,“Aku benar-benar minta maaf karena pernah menyakiti mamamu. Tapi, aku tak pernah berniat untuk menyakitinya. Karena ak

Bab terbaru

  • Salah Jodoh   100 – Beautiful Days (End)

    Beberapa minggu kemudian …“Mama!” Lily berlari masuk ke rumah dengan membawa selembar kertas di tangannya.Freesia yang menunggu di ruang tamu seperti biasanya, meski kali ini tanpa Leon yang masih tidur, tersenyum menyambut kepulangan putrinya itu.“Bagaimana sekolahmu tadi, Kakak Lily?” tanya Freesia ketika Lily mencium pipinya.“Mama, lihat ini!” Lily mengangkat selembar kertas yang dibawanya tadi dan Freesia bisa melihat gambar di sana.Freesia ternganga takjub melihat gambar dirinya di sana. Freesia yang duduk di kursi santai di tepi kolam renang rumah Allen. Dan itu adalah gambar Freesia yang sedang tertawa. Dari semua fiture Freesia di gambar itu, ekspresi Freesia tampak begitu jelas. Kebahagiaan yang dirasakan Freesia tergambar dengan baik di sana.“Aku dan Reyn menggambar ini bersama-sama,” Lily berkata.Ah … jadi ini ekspresi yang disukai anak-anak ini dari Freesia? Freesia memeluk Lily.“Terima kasih, Sayang,” ucap Freesia sungguh-sungguh.Lily terkekeh bangga. “Reyn bilan

  • Salah Jodoh   99 – Holiday

    “You’re impressive,” Brand berkomentar sembari mengawasi Lily dan anak-anak panti asuhan Alia bermain di kolam renang dari balkon lantai dua. Ah, ada satu lagi, anak yang menjadi sumber keresahan Allen saat ini. Anak seusia Lily yang bernama Reyn.“Yeah, indeed,” timpal Val. “Aku takjub Freesia masih menerimamu sebagai suaminya.”“Huh! Kalian belum merasakan saja jika kalian punya anak perempuan,” cibir Allen. “Anak itu bahkan sudah berani menggandeng tangan Lily …”“Kudengar, Lily yang menggandeng tangannya dulu. Jangan memutarbalikkan fakta dan membuat anak orang lain menjadi kriminal,” tegur Brand.“Jika Lily menggandeng tangannya lebih dulu, bukankah seharusnya dia melepaskan tangan Lily jika dia memang seorang gentleman?” balas Allen.“Freesia benar,” tukas Val. “Kau tak masuk akal. He’s a baby, Dude! A freaking baby!” Val terdengar frustasi.“Allen, jika kau terus bersikap seperti itu, kau akan merepotkan Freesia.”Brand, Allen, dan Val menoleh ke sumber suara yang berada di pin

  • Salah Jodoh   98 – Guardian Angel

    Sejak dia bangun tadi, Lily tampak sangat bahagia. Tidak, lebih tepatnya, sejak Allen mengatakan jika dia akan mengajak Freesia dan Leon mengantarkan Lily ke sekolah. Allen sudah memberitahukan Freesia tentang situasi Reyn dan dia ingin Freesia menemui Reyn agar anak itu tidak terlalu waspada pada orang dewasa.Mungkin karena perlakuan orang-orang panti asuhan, anak itu terlalu waspada pada orang dewasa. Karena itu, dia selalu menolak bantuan guru-guru sekolahnya. Dia pertama kali membuka diri pada Lily yang berkeras menemaninya seharian kemarin.Ketika mereka tiba di sekolah Lily, Leon tertidur. Kepala sekolah Lily yang sudah dihubungi Allen dan menyambut mereka di gerbang, mengantarkan Freesia ke ruang kesehatan agar Leon bisa tidur dengan nyenyak di sana. Freesia memercayakan Leon pada dua pengasuh dan dua pengawal sebelum dia pergi ke tempat Lily dan Reyn berada. Sementara, Allen pergi ke ruang kepala sekolah untuk membicarakan masalah panti asuhan Reyn dengan pihak sekolah.Salah

  • Salah Jodoh   97 – School

    Lily baru masuk ke ruang kelasnya ketika melihat salah satu teman sekelasnya didorong temannya yang lain hingga jatuh terjengkang ke belakang.“Jangan dekat-dekat! Bajumu jelek!” hardik Lucy yang mendorong teman sekelas Lily yang lainnya tadi.Lily bergegas menghampiri Reyn, anak laki-laki yang didorong Lucy hingga jatuh tadi. Reyn adalah anak yang baru masuk beberapa hari terakhir ini. Dia adalah anak dari panti asuhan. Dia masuk ke sekolah ini sebagai murid beasiswa. Lily dengar, salah satu guru kesenian di sekolahnya melihat kemampuan menggambar Reyn dan menawarkan beasiswa untuk Reyn.“Kenapa kalian jahat sekali pada Reyn?!” tegur Lily.“Lily, kau jangan dekat-dekat dengan dia! Kau tidak lihat bajunya? Jelek dan kotor. Bajumu bisa ikut kotor!” Lucy heboh.Memang yang dikatakan Lucy tidak salah tentang baju seragam Reyn yang jelek karena warnanya pudar dan kotor karena noda yang tidak hilang meski telah dicuci. Sepertinya itu seragam bekas. Namun, dia tidak harus mengatakannya deng

  • Salah Jodoh   96 – Kehidupan Normal

    Beberapa bulan kemudian …Pintu kamar tidur Allen dan Freesia terbuka lebar dan Lily yang sudah memakai seragam sekolah, menghambur masuk sembari berseru,“Selamat pagi, Mama, Papa, Leon!”“Selamat pagi, Kakak Lily,” Freesia yang duduk bersandar di kepala tempat tidur sembari menyusui putranya, Leon, membalas sembari tersenyum.“Lily, jangan ganggu adikmu,” Allen mengingatkan Lily.“Papa, kapan aku mengganggu Leon?” protes Lily sembari melepas sepatu sekolahnya dan naik ke tempat tidur.Bahkan setelah dia memprotes peringatan Allen, dia langsung menciumi pipi Leon yang sedang menyusu. Akhirnya, seperti biasa, Leon mulai risih dan merengek.“Lihat itu, kau mengganggunya!” tuding Allen.“Aku hanya memberinya ciuman selamat pagi,” Lily beralasan sembari mundur.Freesia hanya tersenyum geli sembari menenangkan Leon. “Leon sepertinya masih mengantuk. Nanti setelah dia tidur, kita sarapan bersama, ya, Kakak Lily?”“Ya, Mama,” jawab Lily riang.Setelah Leon tertidur, Allen memindahkan Leon k

  • Salah Jodoh   95 – New Home

    “Mama masih sedih?” tanya Lily dengan nada sedih.Freesia tersenyum dan menggeleng. “Maaf, Mama membuatmu khawatir,” sesalnya.Lily menggeleng. “Mama jangan sedih lagi. Kan, Mama sudah bilang sendili, aku bisa belmain ke lumah itu lagi kapan pun aku ingin. Itu belalti, Mama juga bisa pelgi ke sana kapan pun Mama ingin.”Freesia tersenyum sendu dan mengangguk. Padahal ia yang mengatakan itu pada Lily, tapi justru Freesia yang bereaksi seperti ini. Lily bahkan tak menangis ketika berpisah dengan orang-orang rumah Allen tadi. Namun, justru Freesia yang menangis. Val bahkan menertawakan Freesia hingga Lily mengomelinya dan mereka berdebat sampai detik terakhir perpisahan mereka tadi.“Lily benar, Freesia,” ucap Allen sembari merangkul Freesia. Pria itu duduk di sebelah kanan Freesia. “Aku tak tahu apa yang membuatmu sesedih itu ketika rumah itu penuh dengan aturan yang tak bisa memberi kau atau Lily kebebasan.”“Tapi, itu adalah rumahmu, Allen,” Freesia berkata. “Aku tahu, kau punya banya

  • Salah Jodoh   94 – Preparation

    “Aku akan mendukung rencana kalian mengambil alih perusahaan keluarga Martin,” Brand berkata. “Dan kurasa, Mary juga pasti tidak akan keberatan dengan itu. Well, jika itu untuk cucunya, dia akan memberikan apa pun.”“Kau … mengenal nenekku?” Freesia tampak terkejut.Brand tersenyum. “Aku banyak belajar dari Mary tentang bisnis.”“Oh …”“Dia juga pernah memintaku untuk membantu cucunya jika suatu saat dia tertarik dengan bisnis keluarganya,” lanjut Brand.Freesia tersenyum sendu. “Aku benar-benar … sudah tidak adil pada nenekku,” ucapnya. “Aku selama ini selalu berpikir jika dia hanya memaksaku melakukan hal yang tak kuinginkan. Tapi, aku sekarang sadar, dia melakukan semua itu benar-benar untukku. Karena seandainya orang tuaku masih ada … dia hanya ingin aku melakukan apa yang kuinginkan.”Brand mengangguk. “Nenekmu punya impian untuk menghabiskan waktu tuanya bermain denganmu,” Brand berkata.Freesia mengernyit dan tampak akan menangis.“Aku tahu kau sudah salah paham tentang nenekmu

  • Salah Jodoh   93 – Forward

    Ketika Lily tidur setelah makan siang, Allen mengajak Freesia ke ruang kerjanya karena Brand ingin bicara dengan mereka. Freesia tidak tahu banyak tentang Brand selain jika dia adalah kakak sulung Allen dan dia adalah bos di rumah ini sebelum Allen.Tunggu. Bagaimana jika Brand tak menyetujui hubungan Freesia dengan Allen? Dia mungkin akan memberi Freesia uang untuk meninggalkan Allen. Tidak, tidak. Dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Freesia juga sedang hamil anak Allen.Jika bukan itu … apa dia akan memarahi Freesia? Itu masuk akal. Mengingat bagaimana tadi pagi mereka semua berjemur di tepi kolam renang sambil mendengarkan lagu anak-anak. Meski ayah Allen sepertinya tak keberatan dan menikmati waktu bersantai mereka tadi, tapi Freesia tak tahu bagaimana reaksi Brand. Pria itu juga tak banyak bicara sepanjang pagi tadi.“Um … Allen,” panggil Freesia dalam perjalanan ke ruang kerja pria itu.“Kenapa, Freesia?” tanya pria itu.“Kakakmu itu … dia orang yang bagaimana?” tanya F

  • Salah Jodoh   92 – Family

    Freesia terkejut ketika melihat seorang pria yang tak dikenalinya ada di ruang makan saat ia masuk ke sana bersama Allen dan Lily untuk sarapan. Pria itu memakai topeng setengah wajah yang menutupi bagian mata kanan hingga pipinya. Lily yang juga tampaknya terkejut, menarik-narik ujung baju Freesia.Freesia menoleh dan mendapat Lily sudah bersembunyi di belakangnya. Reaksinya nyaris sama dengan saat ia bertemu ayah Allen. Freesia sudah akan menggendong Lily, tapi lagi-lagi Allen bergerak cepat dan menggendong anak itu lebih dulu.“Itu Brand,” Allen menyebutkan.Brand? Brand, kakak Allen? Namun, bukankah dia sudah …?“Bland?” tanya Lily.“Ya,” jawab Allen. “Dia kakakku. Jadi, dia adalah ommu.”“Om?” Lily mengerutkan kening. “Apa dia … kelualgaku?”Allen tersenyum kecil. “Ya. Dia keluargamu.”“Whoaaa …” Lily ternganga takjub. “Kelualgaku beltambah lagi. Setelah nenek, kakek, sekalang aku punya om!” Lily terkekeh.Freesia memperhatikan ekspresi sendu Brand yang tertuju pada Lily. Jadi …

DMCA.com Protection Status