Home / Urban / Salah Balas Dendam / Alergi Buah Persik

Share

Alergi Buah Persik

Author: PHANTOM
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tiga orang manusia tengah berkumpul dalam satu ruangan, di hadapan meja makan yang terdapat banyak makanan dengan aroma harum di sekitarnya.

Viona duduk di samping Noah, sedangkan Daniel duduk sendirian di kursi yang hanya bisa diduduki oleh kepala keluarga. Tidak ada percakapan. Hanya suara benturan sendok dan piring yang terdengar.

Sekali-kali, Daniel melirik Viona melalui ekor matanya. Memorinya kembali pada percakapannya dengan Demian tadi siang; Viona adalah putri Sylvia. Kalimat itu terus terngiang di kepalanya, membuat pekerjaannya terganggu karena terus memikirkan hal itu.

Di sisi lain, Viona tahu bahwa dirinya terus diperhatikan oleh Daniel. Namun, dia tetap fokus mencerna makanan dan mengabaikan tatapan Daniel yang sebenarnya membuatnya risih. Belum lagi dengan suasana hening yang menyelimuti area ruang makan. Sungguh tidak nyaman!

‘Aku ingin segera pergi dari sini.’

Pikir Viona, ada hal penting yang ingin Daniel bicarakan padanya sehingga mengajaknya m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Salah Balas Dendam   Egois

    Noah dan Daniel duduk di sofa dekat jendela rumah sakit, menunggu Viona siuman dari efek samping obat. Ruam merah di sekitar wajah dan tubuh Viona sudah mulai menghilang, meski belum sepenuhnya. Demam tingginya pun sudah mulai mereda dan tidak separah sebelumnya.Noah sungguh tidak menyangka jika kekasihnya sangat alergi terhadap buah persik, sama seperti ayahnya. Namun, anehnya, Viona tidak mengatakan apa pun soal itu dan justru memakannya tanpa pikir panjang.Terbayang, jika Noah tidak segera menghampiri Viona di kamar mandi, mungkin dia tidak akan tahu mengenai alergi gadis itu. Syukurlah karena dia mengambil tindakan yang tepat dan membawa Viona ke rumah sakit.Daniel berjalan menghampiri Viona yang masih terbaring tak sadarkan diri. Dilihatnya gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Tangannya kemudian mengelus rambut panjang Viona dengan hati-hati, takut jika tak sengaja membangunkannya.Untuk sesaat, Daniel memejamkan mata. Setelah kejadian ini, ada

  • Salah Balas Dendam   Bunga Liar

    Setelah cukup lama terdiam memandangi Noah, Viona memilih untuk melangkahkan kakinya keluar kamar rumah sakit. Kakinya berjalan menyusuri lorong, membawanya ke sebuah taman yang penuh dengan lampu jalanan.Ada sebuah bangku panjang di dekat pohon besar. Kosong. Tidak ada yang di duduk di sana. Mungkin karena sudah hampir tengah malam, jadi orang-orang lebih memilih untuk tetap di dalam ruangan.Aroma rumah sakit membuat Viona merasa sesak. Meski udara malam sangat dingin, namun itu lebih baik daripada harus diam dan berbaring di ranjang pasien.Saat hendak melangkah mendekati bangku yang kosong, matanya melihat sepasang sepatu hitam yang bergeming di tempat yang tak jauh darinya. Terlihat Daniel yang tengah menatap bunga liar berwarna kuning dengan kepalanya yang menunduk.Diam-diam Viona memperhatikannya, lalu berbalik untuk pergi dari sana. Tidak ingin mengganggu pria paruh baya itu. Namun, tanpa diduga, Daniel justru mengatakan dua kata yang membuat Viona menghent

  • Salah Balas Dendam   Apa Yang Akan Kau Lakukan?

    Di pertengahan malam yang gelap, Noah mengemudikan mobilnya untuk mengantarkan Viona pulang ke rumah. Jalanan tampak sepi, hanya ada cahaya lampu yang menerangi jalanan dan bangunan-bangunan yang berjejer di sana.“Kenapa kau tidak bilang?”Noah memecah keheningan di antara mereka dengan bertanya. Dia masih heran dengan sikap Viona yang sudah mengetahui dirinya alergi, namun tetap memaksakan diri untuk memakan buah persik.Tidak ada untungnya melakukan hal itu, yang ada hanya membuat dirinya tersiksa sendiri dan membuat orang-orang terdekatnya khawatir. Sungguh, Noah tidak mengerti dengan jalan pikiran Viona.Viona yang mulanya menatap ke arah luar jendela pun sontak memutar kepala, menatap pria di sampingnya yang fokus mengemudi. Sebelumnya dia sudah memperkirakan ini, pertanyaan yang mungkin muncul dari mulut Noah.Sontak Viona tersenyum yang tanpa sadar membuat Noah mengangkat satu alisnya ke atas. Bingung.“Sepertinya alergimu membuat kepalamu bermasalah.

  • Salah Balas Dendam   Ceritakan Semuanya

    Daniel memandang selembar kertas putih yang dia terima dari Brandon. Sebuah helaan napas pun keluar dari mulutnya. Mengusap wajahnya dengan kedua tangannya yang besar sembari menutup mata.Hasil tesnya sudah keluar, namun Daniel sama sekali tidak terkejut seolah dia sudah menduganya sejak awal. Daniel hanya bingung, bagaimana cara dia menghadapi Viona untuk ke depannya?Sejurus kemudian, setelah otaknya dipakai berpikir keras, akhirnya Daniel menyuruh Noah untuk datang ke ruangannya melalui telepon. Perasaannya sungguh campur aduk, memikirkan betapa kecewanya nanti Noah terhadap perkataannya.Setelah menunggu beberapa menit, terdengar suara ketukan pintu dan sosok Noah yang muncul setelahnya. Daniel menuruh Noah duduk di sofa karena dia pun akan duduk di sana untuk membicarakan sesuatu.“Tumben Ayah ingin bertemu denganku pada saat jam kerja? Ada apa?”Karena Daniel penggila kerja dan disiplin terhadap waktu, dia tidak memperbolehkan karyawan berkeliaran di jam kerja. Jika mereka terl

  • Salah Balas Dendam   Menikah Denganku!

    Setelah selesai bekerja, Noah langsung pergi ke rumah Viona dengan mobilnya. Hatinya benar-benar kacau, begitu pula dengan pikirannya. Bahkan, selama bekerja pun dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dan sering kali melakukan kesalahan.Noah masih tidak mengerti dengan perkataan sang ayah yang menurutnya sangat konyol. Pria paruh baya itu jelas-jelas sudah tahu bahwa dia sangat menyayangi Viona. Tidak mungkin menjauhi gadis itu meski sang ayah yang meminta. Tidak ada yang boleh ikut campur dengan perasaannya.Dan lagi, apa ayahnya hanya berpura-pura menyukai Viona? Apa Noah akan dijodohkan lagi dengan seorang gadis yang tidak dikenalnya, seperti dengan Karin? Pikiran-pikiran itu kini mulai menghantui kepala Noah.Noah memarkirkan mobilnya di depan rumah Viona, lalu berjalan tergesa-gesa hingga sampai di depan pintu. Tangannya menekan bel pintu yang tak lama kemudian dibuka oleh sang pemilik rumah.“Noah?”Viona merasa heran dengan Noah yang tiba-tiba berada di depan rumahnya. Pasa

  • Salah Balas Dendam   Dinding Bertirai

    Tengah malam, Viona keluar dari kamar untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Dia pergi ke dapur, namun saat melewati ruang tengah, dia mendapati Noah yang masih belum tidur dan sedang memainkan laptop.Viona berinisiatif menghampirinya, menanyakan apa yang dilakukan pria itu di saat orang-orang sudah lelap dalam tidurnya.“Sedang mengerjakan apa?”Mendengar suara feminim tersebut, sontak Noah menoleh dan tersenyum. Lingkaran hitam di bawah mata pria itu terlihat sangat jelas, menandakan bahwa pria itu sama sekali belum memejamkan mata barang sedetik pun.“Ah, aku sedang mempersiapkan laporan untuk audit besok. Mereka akan datang ke RF Group untuk mengecek produk secara langsung, dan aku sedang mebuat laporan singkat mengenai produk terbaru kami.”“Audit?”Seketika Viona menarik sudut bibirnya secara tipis. Itu adalah kesempatan bagus untuk menjatuhkan nama baik RF Group dalam waktu yang singkat. Dia bersyukur karena Noah selalu terbuka mengenai pekerjaannya, padahal seharu

  • Salah Balas Dendam   Tikus

    Noah pergi lebih padi dari biasanya ke kantor, sedangkan Viona akan datang lebih siang dan setelah para audit hadir di RF Group. Tentu saja itu hanya alasan. Lagi pula, Viona harus menyiapkan sebuah kejutan untuk RF Group sebelum dia datang ke sana. Viona pergi ke toko hewan liar yang menyediakan berbagai macam hewan liar yang tidak seharushnya dijadikan peliharaan. Dia membeli satu tikus kecil yang hendak dibawa ke RF Group sebagai kejutan. Memasukkannya ke dalam tas make-up yang dilubangi sedikit untuk memberinya udara. Audit adalah orang yang memeriksa kualitas produksi secara langsung. Jika mereka menemukan sesuatu yang kotor dan menjijikkan di ruang produksi maka akan mempengaruhi penilaian terhadap RF Group. Dengan langkah gontai, Vioan berjalan menuju ruangan Noah. Namun, sebelum memasuki ruangan, dia terlebih dahulu menanyakan keberadaan Noah kepada Bella yang merupakan sekretarisnya. “Noah?” Viona memanggil Noah begitu dia masuk ke dalam ruangan. Tampak pria itu yang masi

  • Salah Balas Dendam   Jangan Meremehkanku

    Sejauh ini rencana Viona berjalan dengan lancar. Dalam hatinya dia sangat ingin tertawa keras, namun tentu saja tidak bisa ditunjukan di hadapan Noah. Sebaliknya, dia harus menunjukan rasa simpati dan menghibur Noah yang tengah menyalahkan diri sendiri.Yang sangat ingin Viona lihat saat ini adalah ... bagaimana ekspresi Daniel? Membayangkannya saja tidak cukup. Dia ingin melihat ekspresi pria paruh baya itu dengan mata kepalanya sendiri.“Noah, itu salahmu. Tikus adalah hewan liar yang bisa muncul kapan saja. Suatu kebetulan karena tikus itu terlihat oleh para audit di hari ini.”Viona tidak tahu harus menghibur Noah dengan cara apa. Bersandiwara di hadapannya saja sudah cukup melelahkan, namun dia memang harus melakukannya.Noah masih memejamkan mata, namun otaknya sedang berpikir keras. Bagaimana bisa ada tikus yang masuk ke ruang produksi di saat para audit sedang melakukan peninjauan? Kebetulan juga karena Viona ada di sana? Namun, apa benar itu suatu kebetulan?Sebenarnya Noah t

Latest chapter

  • Salah Balas Dendam   Terungkap

    Viona menutup buku harian yang sempat dibacanya. Betapa dia masih tidak menyangka dengan semua tulisan-tulisan tersebut. Daniel ayah kandungnya? Selain itu, ibunya bunuh diri? Hal-hal seperti itu masih membuatnya tak habis pikir. Bagaimana dengan Noah? Bukankah itu artinya pria itu adalah saudara tirinya?Seketika Viona menaruh dahinya di atas meja, matanya terpejam, memikirkan semua hal konyol dan tidak masuk akal ini. Namun, jika melihat Demian yang menemuinya dengan wajah serius, tentu saja dia tidak berpikir bahwa pria itu sedang main-main. Jika semua ini memang adalah kebenarannya maka Viona tidak bisa diam saja. Dia sudah membalas dendam kepada orang yang tidak bersalah dan ternyata orang itu adalah ayah kandungnya. Sekarang dia mengerti, mengapa Daniel Rutherford selalu bersikap baik padanya sejak kecil. Daniel sudah mengetahui identitas Viona, namun pria itu tidak berniat mengungkapkan kebenaran yang selama ini terkubur rapat. Mengapa? Apa karena pria itu merasa sangat b

  • Salah Balas Dendam   Di Balik Masa Lalu

    Viona menatap gelas yang penuh dengan air berwarna oranye dan bulir-bulir bening di luar gelasnya. Kini, dia tengah berhadapan dengan Demian di sebuah kafe yang dekat dengan jalanan ramai. Sudah beberapa menit sejak mereka saling duduk berhadapan, namun tidak ada satu pun dari mereka yang memulai pembicaraan. Setelah cukup lama diselimuti keheningan, akhirnya Demian menghela napas panjang dan mengeluarkan sebuah dokumen yang entah apa isinya, lalu menyodorkannya ke hadapan Viona yang kemudian membuat gadis itu menatapnya bingung. “Bukalah.”Demian menyuruh Viona membuka dokumen yang dibawanya, sedangkan Viona langsung membukanya tanpa banyak bertanya. “Mengapa Anda memberikan ini kepada saya?”Viona sama sekali tidak mengerti, mengapa Demian memberikannya sebuah dokumen tes DNA yang hanya melihat sekilasnya pun dia sudah tahu.“Apa Nona sudah membacanya?”Viona lantas menggeleng. “Bacalah terlebih dahulu.”Sebelah alis Viona terangkat, namun dia berniat untuk tidak bertanya lebih

  • Salah Balas Dendam   Aku Akan Bersamamu

    Cukup lama Viona memeluk Noah, hingga akhirnya dia melepaskan pelukan itu dan menarik lengan Noah menuju ranjang.Noah tidak tahu apa yang hendak Viona lakukan, dan dia pun sengaja tidak bertanya. Namun, dia terkejut ketika Viona tiba-tiba naik ke atas pangkuannya. Kedua matanya terbelalak, lalu dialihkan ke tempat lain. Dia bisa melihat jelas di balik pakaian basah Viona, dan itu membuatnya tak kuasa menelan ludah.“Viona, sebaiknya kau ganti pakaian lebih dulu. Aku akan meminjamkan bajuku.”Namun, Viona tak mengindahkan perkataan Noah. Gadis itu justru membungkam mulut Noah dengan bibirnya. Memagut daging tanpa tulang tersebut secara perlahan-lahan.Sontak Noah kembali membelalakkan mata. Hari ini Viona terlihat sangat agresif dari biasanya, padahal gadis itu tak pernah seperti ini.Viona melepaskan pakaiannya di hadapan Noah dan mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu. Tatapannya tertuju pada kedua iris hitam Noah, tak berniat untuk menatap ke arah lain.“Apa kau akan menola

  • Salah Balas Dendam   Aku Hanya Ingin Memeluk

    Di sebuah kafe, Viona tengah duduk berhadapan dengan seorang pria yang terlihat jauh lebih tua darinya. Cukup lama mereka di sana, membicarakan sesuatu yang penting dan berbahaya.“Kau sudah mengambil semuanya?”Viona sontak bertanya pada pria itu. Kedua matanya melirik tas besar yang dia yakini adalah uang.“Totalnya 1.4 miliar. Aku sudah bersusah payah mendapatkan uang ini, jadi semua ini adalah milikku. Selain itu, aku ingin kau segera mengirim uang yang kau janjikan padaku.”Pria itu adalah seorang magang di perusahaan RF Group yang membawa kabur uang di dalam brankas. Tentu saja itu pun karena suruhan dari Viona karena gadis itu menjanjikan sejumlah uang yang cukup menggiurkan.Mengerlingkan matanya, Viona kemudian memberikan selembar cek ke hadapan pria itu.“Aku akan membayarnya setengahnya dulu. Jika kau berhasil membuat orang itu mati karena penyakitnya kambuh maka aku akan membayarkan sisanya. Bukankah itu kesepakatan kita?”Sengaja Viona memilih seseorang yang mata duitan u

  • Salah Balas Dendam   Kematian Sang Presdir

    Daniel memijit pangkal hidungnya sembari memikirkan masalah yang terjadi di ruang produksi. Para audit tidak akan tinggal diam jika mereka menemukan sesuatu yang dianggap tidak pantas telah memasuki area produksi. Bagaimana bisa hewan menjijikkan itu bisa masuk ke sana? Padahal setiap hari selalu ada pembersihan besar-besar untuk menjaga kebersihan area produksi.Saat Daniel hendak membuka laptopnya, kemudian Demian datang secara terburu-buru. Wajahnya terlihat tidak baik, seolah ada sesuatu yang sangat buruk telah terjadi. Dan entah mengapa, Daniel memiliki firasat buruk tentang itu.“Presdir silakan lihat ini.”Demian menyodorkan dokumen yang dibawanya ke hadapan Daniel. Itu adalah dokumen yang dikirim oleh audit, dan baru sampai pagi ini.Tanpa banyak bicara, seketika Daniel mengambil dokumen tersebut dan langsung membaca setiap kata di dalamnya. Kedua matanya terbelalak dan mulutnya menjadi kelu hingga tak bisa berkata-kata. Pria itu memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. T

  • Salah Balas Dendam   Percaya

    Setelah makan malam bersama, Noah mengantarkan Viona pulang dengan mobilnya. Makan malam mereka hanya diselimuti keheningan, mengingat ada masalah yang sedang menimpa RF Group.Seperti biasa, Noah menurunkan Viona di depan rumahnya. Saat dia hendak turun dan mengantar gadis itu hingga depan pintu rumah, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka dengan penuh emosi.“Vionaaa!”Dengan perasaan kesal, Bardi mengampiri Viona yang sejak tadi ditunggunya. Kedua tangannya mengepal sempurna, bahkan rahangnya mengeras. Pria itu sungguh tidak bisa menahan amarahnya. Sejurus kemudian, dia menarik kerah baju Viona secara paksa meski di samping gadis itu ada seorang pria yang tengah berdiri tegak.“Pasti kau yang sudah memberitahu mereka soal keberadaanku, bukan?”Tak tanggung-tanggung, Bardi langsung melontarkan pertanyaan yang sangat dia yakini jawabannya. Sementara Viona, gadis itu tersenyum mengejek meski hanya bisa dilihat sekilas. Hal itu membuat Bardi semakin naik darah hingga tanpa sa

  • Salah Balas Dendam   Jangan Meremehkanku

    Sejauh ini rencana Viona berjalan dengan lancar. Dalam hatinya dia sangat ingin tertawa keras, namun tentu saja tidak bisa ditunjukan di hadapan Noah. Sebaliknya, dia harus menunjukan rasa simpati dan menghibur Noah yang tengah menyalahkan diri sendiri.Yang sangat ingin Viona lihat saat ini adalah ... bagaimana ekspresi Daniel? Membayangkannya saja tidak cukup. Dia ingin melihat ekspresi pria paruh baya itu dengan mata kepalanya sendiri.“Noah, itu salahmu. Tikus adalah hewan liar yang bisa muncul kapan saja. Suatu kebetulan karena tikus itu terlihat oleh para audit di hari ini.”Viona tidak tahu harus menghibur Noah dengan cara apa. Bersandiwara di hadapannya saja sudah cukup melelahkan, namun dia memang harus melakukannya.Noah masih memejamkan mata, namun otaknya sedang berpikir keras. Bagaimana bisa ada tikus yang masuk ke ruang produksi di saat para audit sedang melakukan peninjauan? Kebetulan juga karena Viona ada di sana? Namun, apa benar itu suatu kebetulan?Sebenarnya Noah t

  • Salah Balas Dendam   Tikus

    Noah pergi lebih padi dari biasanya ke kantor, sedangkan Viona akan datang lebih siang dan setelah para audit hadir di RF Group. Tentu saja itu hanya alasan. Lagi pula, Viona harus menyiapkan sebuah kejutan untuk RF Group sebelum dia datang ke sana. Viona pergi ke toko hewan liar yang menyediakan berbagai macam hewan liar yang tidak seharushnya dijadikan peliharaan. Dia membeli satu tikus kecil yang hendak dibawa ke RF Group sebagai kejutan. Memasukkannya ke dalam tas make-up yang dilubangi sedikit untuk memberinya udara. Audit adalah orang yang memeriksa kualitas produksi secara langsung. Jika mereka menemukan sesuatu yang kotor dan menjijikkan di ruang produksi maka akan mempengaruhi penilaian terhadap RF Group. Dengan langkah gontai, Vioan berjalan menuju ruangan Noah. Namun, sebelum memasuki ruangan, dia terlebih dahulu menanyakan keberadaan Noah kepada Bella yang merupakan sekretarisnya. “Noah?” Viona memanggil Noah begitu dia masuk ke dalam ruangan. Tampak pria itu yang masi

  • Salah Balas Dendam   Dinding Bertirai

    Tengah malam, Viona keluar dari kamar untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Dia pergi ke dapur, namun saat melewati ruang tengah, dia mendapati Noah yang masih belum tidur dan sedang memainkan laptop.Viona berinisiatif menghampirinya, menanyakan apa yang dilakukan pria itu di saat orang-orang sudah lelap dalam tidurnya.“Sedang mengerjakan apa?”Mendengar suara feminim tersebut, sontak Noah menoleh dan tersenyum. Lingkaran hitam di bawah mata pria itu terlihat sangat jelas, menandakan bahwa pria itu sama sekali belum memejamkan mata barang sedetik pun.“Ah, aku sedang mempersiapkan laporan untuk audit besok. Mereka akan datang ke RF Group untuk mengecek produk secara langsung, dan aku sedang mebuat laporan singkat mengenai produk terbaru kami.”“Audit?”Seketika Viona menarik sudut bibirnya secara tipis. Itu adalah kesempatan bagus untuk menjatuhkan nama baik RF Group dalam waktu yang singkat. Dia bersyukur karena Noah selalu terbuka mengenai pekerjaannya, padahal seharu

DMCA.com Protection Status