Share

17

Author: Dera_05
last update Last Updated: 2021-07-01 10:44:51

Josaphat memarkirkan mobilnya asal di parkiran SMA Bakti Bangsa. Ia berlari kecil menuju bangunan utama Sbasa. Ia tidak tahu harus mencari ke mana sebenarnya. Ini pertama kalinya Josaphat masuk ke Sbasa. Di ujung koridor Josaphat melihat Rama, kembaran Damar—temannya. Ia tidak tahu bagaimana bisa Rama berada di sana.

“Ram?” Josaphat menghampiri Rama. Rama menoleh dengan wajah kalut dan tangan memegang ponsel.

“Hei, Jo! Lo udah ada clue ke mana Dira pergi?”

Josaphat menggeleng. “Nggak sama sekali. Terakhir dia bilang mau nonton Rheyner tanding. Setelah itu dia nggak ada hubungin gue. Gue juga lagi sibuk latihan band.”

“Tadi waktu Panji hubungin gue dan bilang kalau Dira hilang, gue

Dera_05

Hai, hai ... Terima kasih sudah baca cerita alay ini. Kalau kalian ingin baca cerita Dera yang lain, bisa kunjungi IG Dera_05. Fyi, cerita ini akan ada sekuelnya. Judulnya “Why Not?”. Cerita setelah Nadira-Rheyner lebih dewasa. Nanti akan ada di GN juga. Tungguin, ya.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   18

    Sherin menatap Rheyner yang terlihat muram. Ini sudah hari kedua ia melihat penampakan Rheyner yang seperti itu. Sejak penculikan yang dialami Nadira tiga hari lalu, pacarnya itu berubah. Rheyner jadi pendiam dan bawah matanya terlihat menghitam. Dua tahun sekelas dengan Rheyner baru kali ini Sherin melihat Rheyner yang pendiam. Kemarin Sherin pun dibuat shock oleh Rheyner. Dua kali ia melihat Rheyner murka. Hari ketika Nadira menghilang dan kemarin ketika Rheyner kembali berhadapan dengan pelaku penculikan Nadira. Ketika menemukan Anita cs di gudang, Rheyner pasti memukul mereka kalau saja Sherin dan teman-teman Rheyner tidak datang. Lalu kemarin saat Anita cs, Rheyner, Sherin, dan Putri dipanggil ke ruang kepala sekolah. Sherin bertanya dalam hati apakah Rheyner aka

    Last Updated : 2021-07-02
  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   19

    Nadira melingkarkan tangannya ke lengan Josaphat dengan ragu. Wajahnya terasa panas. Seakan mengerti perasaan Nadira, Josaphat mengeratkan belitan tangan Nadira pada lengannya. Malam ini Josaphat merayakan ulang tahun yang kedelapan belas. Ia tidak merayakan besar-besaran, hanya mengundang beberapa teman dekat di salah satu kafe milik pamannya.Nadira tampak cantik dengan dress kasual berwarna putih yang panjangnya 5 senti di bawah lutut. Terlihat sangat anggun. Sementara Josaphat hanya mengenakan kaus berkerah berwarna biru gelap dan celana jeans hitam. Namun, keduanya terlihat serasi.Josaphat menarikkan kursi untuk Nadira duduk yang kontan saja mendapat suitan dari teman-temannya.“Cielah … udah berasa nonton film

    Last Updated : 2021-07-03
  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   20

    Bima memasuki kamar Rheyner setelah mengetuk sekali. Bima dapat melihat Rheyner sedang duduk di meja belajar. Bukunya terlihat berantakan.“Nih, disuruh minum susu sama Mama.” Bima meletakkan segelas susu di atas meja yang terlihat lowong. Rheyner hanya melirik sekilas.Bima mundur dan merebahkan tubuh di ranjang. “Mas, ‘kan udah habis ujian semester kok masih belajar.”“Ya biar pintar, lah. Pakai nanya lagi.” Rheyner menjawab tak acuh. Rheyner bahkan tidak benar-benar menghiraukan keberadaan Bima.“Mas, Mbak Dira kok jarang ke sini ya?”“Hm.”“Udah jarang main b

    Last Updated : 2021-07-05
  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   21

    Rheyner berjalan memasuki kantin. Teman-temannya mengabari bahwa mereka berada di kantin. Beginilah suasana class meeting. Kantin akan menjadi tempat paling ramai dan kelas akan menjadi ruang yang sepi tanpa penghuni. Panji melambaikan tangan ketika melihat Rheyner mencari keberadaannya. Rheyner langsung menghampiri saat melihat Panji. Di meja itu ternyata ada Sherin dan Ina. “Lo pada berangkat jam berapa?” tanya Rheyner yang heran melihat teman-temannya sudah di sekolah. “Kayak jam masuk sekolah dong,” jawab Arfa. “Gayaan banget, sih. Biasanya kalau class meeting juga milih tidur di rumah,” cibi

    Last Updated : 2021-07-06
  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   22

    Rheyner masih bergelung nyaman di balik selimut. Jam digital di nakas padahal sudah menunjukkan pukul 07.30. Selepas salat Subuh di masjid ia kembali terlelap hingga kini. Gedoran pintu tak membuat Rheyner merasa terganggu. Pintu kamar akhirnya dibuka dengan kasar. “Mas, mbok bangun. Itu adik-adikmu udah berangkat sekolah dari tadi, lho. Kamu nggak berangkat juga?” Shinta berkacak pinggang di samping ranjang Rheyner. “Mas!” Rheyner masih belum menyahut. “RHEYNER ADITYA!” Shinta berteriak dibarengi dengan tangannya yang menabok lengan Rheyner. “Rheyner nggak sekolah, Ma,” gumam Rheyner masih dengan mata terpejam.

    Last Updated : 2021-07-14
  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   23

    Rheyner menghentikan motornya di sebuah mal yang mereka lewati sebelum sampai di rumah. Rheyner dan Nadira berniat untuk makan malam. Jam makan malam di rumah sudah lewat sehingga mereka memutuskan untuk makan di luar saja setelah memberi kabar orang rumah.Nadira mengalungkan lengannya pada lengan Rheyner ketika mereka berjalan menuju tempat makan yang berada di lantai tiga. Sesekali Nadira tertawa geli dengan ucapan yang Rheyner bisikkan. Rheyner mengomentari setiap orang yang mereka lewati. Nadira mencubit lengan Rheyner jika pemuda itu sudah mulai keterlaluan.Rheyner dan Nadira masuk ke restoran Jepang yang ada di mal itu. Duduk berhadapan dan sibuk memilih menu. Setelah pelayan pergi, Rheyner membuka obrolan.“Nad, gue sama anak-anak Valensi mau bisnis kecil-kecilan. Menurut lo gimana?” Valensi ada

    Last Updated : 2021-07-21
  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   24

    Rheyner mencari Nadira dengan gusar. Perasaannya tidak enak. Rasanya seluruh mal ini sudah ia kelilingi, tetapi Nadira tidak ketemu juga. Nadira hanya pamit ingin ke toilet tadi. Sudah setengah jam dan gadis itu tidak kembali. Kemudian 10 menit lalu Nadira mengirim pesan minta dijemput. Nadira hanya bilang dia duduk di kursi umum di depan outlet pakaian. Namun, outlet pakaian di dalam mal ini ada banyak sekali. Menyebalkannya, Nadira tidak mau mengangkat panggilan dari Rheyner. Tangan kanan Rheyner merogoh ponsel di kantung celana. Satu pesan Nadira kembali masuk. Nadira mengatakan sudah menunggu di basement alias di tempat parkir. Rheyner yakin ada sesuatu yang terjadi pada Nadira. Tidak mungkin Nadira jadi seaneh ini. Tanpa menunggu lama Rheyner segera turun ke basement

    Last Updated : 2021-07-21
  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   25

    Pagi ini SMA Bakti Bangsa terlihat ramai dengan kehadiran orang tua murid. Hari yang ditunggu oleh seluruh murid. Bukan karena mereka akan menerima hasil belajar selama satu semester, tetapi karena mereka akan libur panjang. Rheyner sudah duduk di salah satu bangku kantin. Ia duduk sendiri di bangku panjang menunggu Panji. Kantin lumayan sepi karena hampir semua pedagang sudah libur. Hanya ada satu konter yang buka, itu pun karena penjualnya adalah istri dari penjaga sekolah. Memang biasanya kalau hari-hari terakhir sebelum libur panjang sekolah sudah sepi. Jadi, tidak banyak pedagang kantin yang buka. Bahu Rheyner terasa ditepuk. Orang yang ditunggu sudah datang. Panji duduk di depannya. Sebuah kantung berlogo mini market ternama dia taruh di tengah meja. Tangannya mengambil dua kaleng kopi susu dan sebungkus besar keripik singkong. Rheyner hanya meman

    Last Updated : 2021-07-22

Latest chapter

  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   Ekstra 2

    Rheyner tengah menautkan tali sepatu ketika Nadira menghampiri. Pagi ini adalah hari pertamanya masuk kuliah. Setelah menjalani serangkaian OSPEK akhirnya ia resmi menjadi mahasiswa. Rheyner begitu antusias menjalani hari ini. Saat ia bangun tadi energinya seolah berada di titik maksimal. Nadira meletakkan kotak makan di samping Rheyner. Gadis itu telah memakai seragam lengkap. Ia tidak bersuara. Seolah menunggu Rheyner mengakhiri aktivitasnya. Netra gadis itu tidak lepas dari sosok Rheyner. Rheyner mendongak seusai memakai sepatu. Tangannya mengambil kotak dari Nadira. Bibir pemuda itu tersenyum. Tentu saja senyumnya bersambut dengan senyum Nadira. "Semangat untuk hari pertama kuliahnya. Jangan bandel dulu." Akhirnya Nadira bersuara. “Iya,” jawab Rheyner kalem.

  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   Ekstra 1

    Nadira mengikuti ke mana pun langkah Rheyner. Rheyner baru saja selesai manggung di kafe milik ibu Nadira bersama Valensi. Kini mereka bukan kembali ke rumah masing-masing, tetapi pergi ke distro Valensi. Usaha clothingan yang dijalankan Valensi memang semakin ramai. Hingga terpaksa tutup beberapa hari karena stok habis. Pencapaian yang luar biasa. Sekarang mereka datang untuk membantu produksi.“Nadira Almira, bisa diam nggak?” Rheyner berbalik dan membuat Nadira terdiam. Cebikan Nadira muncul mendengar nada galak Rheyner.“Lo bukan piyik yang ngikutin induknya mulu, ‘kan? Duduk diam aja kenapa, sih? Bentar lagi gue antar balik, udah mau jam malam lo,” tegas Rheyner yang sedetik kemudian melanjutkan langkah ke ruang produksi.Panji menghampiri Nadira. Merangkul adiknya itu men

  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   30 (End)

    Minggu kedua liburan semester ganjil. Sherin hanya termenung di meja belajarnya. Ia pandangi layar ponsel yang tidak menampilkan satu pesan pun dari sang kekasih hati. Rheyner semakin berubah. Intensitas berkirim pesan semakin jarang, apalagi lantunan suara lewat panggilan telepon. Rheyner tidak akan menghubungi kalau bukan Sherin yang mengawali.Sherin mendesah. Sepasang netranya beralih memandang taman dari jendela di samping kanan meja. Tekadnya kali ini sudah bulat. Hubungannya dengan Rheyner sudah tidak ada harapan. Rheyner semakin jauh untuk dijangkau. Sikapnya ketika bertemu tidak berubah jauh, hanya saja Sherin bisa merasakan Rheyner kehilangan rasa nyaman. Dan tidak dapat dimungkiri bahwa Sherin juga tak lagi merasakan aman berada di dekat Rheyner. Semuanya terasa hambar dan tidak benar.Jika Rheyner tidak bisa memberi putusan, maka biarkan Sherin yang

  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   29

    Hubungan Rheyner dengan Nadira kembali baik. Rheyner menjelaskan semua tentang Josaphat, minus perasaan Josaphat terhadap Nadira. Josaphat melarang Rheyner dan Panji memberi tahu Nadira. Karena dia ingin Nadira melupakannya. Kalau bisa, Josaphat ingin Nadira membencinya. Rheyner menghormati keputusan Josaphat itu.Sayangnya, setelah mendengar cerita Rheyner juga Panji, Nadira justru jatuh iba pada Nanda dan Josaphat. Nadira bisa memahami Josaphat dan memaafkannya. Ia juga melarang Rheyner dan Panji untuk merasa bersalah padanya. Bahkan Nadira mengancam tidak akan menganggap mereka kakak kalau mereka tetap menjauhinya.“Mbak Dir!” Nadira menoleh dan suara kamera terdengar. Bima memotretnya.“Mbak Dira selalu cantik,” puji Bima.Rheyner menoyo

  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   28

    Libur semester sudah berjalan dua hari. Akan tetapi, yang dilakukan oleh Rheyner hanya tidur, tidur, dan tidur. Itu pun tidak dilakukan di rumahnya. Sejak kejadian di apartemen Josaphat, Rheyner belum pulang ke rumah. Alasan yang ia buat adalah ia ada project bersama Valensi. Orang tuanya tidak curiga meski Rheyner tidak pulang mengambil perlengkapan. Pasalnya hal tersebut sudah biasa terjadi. Apalagi sekarang libur sekolah. Padahal kalau saja mereka tahu, ketidakpulangan Rheyner adalah cara menyembunyikan wajah “hancur”-nya. Tidak lama setelah Josaphat memuntahkan segala hal tentang dendam dan perasaannya, Rama datang bersama Damar. Panji memang sempat mengirimkan lokasinya pada Rama. Rama dan Damar dibuat terkejut dengan keadaan Rheyner serta Josaphat. Wajah keduanya sama-sama babak belur. Tangan mereka sama-sama mema

  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   27

    Rheyner dan Panji mengikuti langkah Josaphat yang memasuki lift. Saat ini mereka berada di sebuah gedung apartemen. Rheyner dan Panji dibuat heran. Awalnya mereka pikir Josaphat akan membawa ke sebuah tempat terbuka atau apa pun itu yang jelas bukan suatu hunian. Lift berhenti di lantai 12.Josaphat belum mengeluarkan sepatah kata pun. Bahkan ketika dia membawa Rheyner dan Panji berhenti di depan unit nomor 1210. Josaphat memasukkan kode pintu dan menyuruh Rheyner serta Panji untuk masuk. Baik Rheyner maupun Panji tidak ingin repot-repot bertanya meski sebenarnya penasaran.Rheyner terpaku melihat siapa yang duduk di depan televisi. Begitu pula dengan Panji. Sementara Josaphat bertepu

  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   26

    Malam ini kebetulan band Josaphat akan manggung di salah satu cafe bar. Itu informasi yang Damar sampaikan. Maka setelah berkumpul di basecamp Valensi, Rheyner dan kawan-kawannya menuju cafe bar tersebut. Mereka rencananya akan melihat penampilan band Josapahat, lalu Rheyner akan menemui Josaphat setelah penampilannya berakhir.Rheyner bukan akan mengeroyok Josaphat. Karena jelas itu bukan tindakan gentleman. Rheyner juga bukan seorang pengecut seperti itu. Apa bedanya dia dengan orang-orang yang menyekap Nadira kalau Rheyner melakukan hal serupa? Rheyner hanya aka

  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   25

    Pagi ini SMA Bakti Bangsa terlihat ramai dengan kehadiran orang tua murid. Hari yang ditunggu oleh seluruh murid. Bukan karena mereka akan menerima hasil belajar selama satu semester, tetapi karena mereka akan libur panjang. Rheyner sudah duduk di salah satu bangku kantin. Ia duduk sendiri di bangku panjang menunggu Panji. Kantin lumayan sepi karena hampir semua pedagang sudah libur. Hanya ada satu konter yang buka, itu pun karena penjualnya adalah istri dari penjaga sekolah. Memang biasanya kalau hari-hari terakhir sebelum libur panjang sekolah sudah sepi. Jadi, tidak banyak pedagang kantin yang buka. Bahu Rheyner terasa ditepuk. Orang yang ditunggu sudah datang. Panji duduk di depannya. Sebuah kantung berlogo mini market ternama dia taruh di tengah meja. Tangannya mengambil dua kaleng kopi susu dan sebungkus besar keripik singkong. Rheyner hanya meman

  • Sahabat Jadi Cinta, Why Not?   24

    Rheyner mencari Nadira dengan gusar. Perasaannya tidak enak. Rasanya seluruh mal ini sudah ia kelilingi, tetapi Nadira tidak ketemu juga. Nadira hanya pamit ingin ke toilet tadi. Sudah setengah jam dan gadis itu tidak kembali. Kemudian 10 menit lalu Nadira mengirim pesan minta dijemput. Nadira hanya bilang dia duduk di kursi umum di depan outlet pakaian. Namun, outlet pakaian di dalam mal ini ada banyak sekali. Menyebalkannya, Nadira tidak mau mengangkat panggilan dari Rheyner. Tangan kanan Rheyner merogoh ponsel di kantung celana. Satu pesan Nadira kembali masuk. Nadira mengatakan sudah menunggu di basement alias di tempat parkir. Rheyner yakin ada sesuatu yang terjadi pada Nadira. Tidak mungkin Nadira jadi seaneh ini. Tanpa menunggu lama Rheyner segera turun ke basement

DMCA.com Protection Status