Suara tertawa keras mengandung Energi Mingzhu bergaung di seantero halaman depan sekolah beladiri itu. JIang Hong dan Feng Jie terhuyung, tapi Li wei tidak bergeming, meski kakinya bergetar.
Master Seo Park muncul dari dalam aula dengan dramatis.Rambutnya disisir licin ke atas membentuk gelungan rapi. Di pangkal gelungan itu, rambutnya di kunci dengan jepitan perak berukir abstrak, indah yang berguna memperkuat tatanan rambut dan memperkuat karakter wajah. Wajahnya terlihat keras. Juga berwibawa. Kumis dan jenggot tipis adalah hiasan di wajah garang itu. Siapapun yang memandang wajah Master Seo, mereka pasti akan merasa hormat dengan penampilannya.“Master Seo?” Li Wei mendesis. Ia membungkuk rendah, memberi hormat.Dua pasangan muda mudi itu pun ikut membungkuk, memberi hormat.Master Seo mengenakan baju panjang yang dilapisi dengan mantel dari sutra. Sabuk dari kain satin berwarna mencolok dibanding warna jubah dan tuniknya. Sulaman dan bordir berkarakter merpati, terlihat Indah menghiasi dada kiri jubah merah itu.Li Wei dan dua muda-mudi itu melihat ada dua sosok di samping sang master.“Siapa mereka itu?” bisik Feng Jie, tiba-tiba menjadi genit.Sementara Jian Hua tampak cemberut. Ia tak suka kehadiran dua anak muda yang di samping sang master. Dua anak muda itu tampak cakap dan mentereng. Jian Hua iri karenanya.Dari cara berpakaian keduanya, dapat ditebak. Paling tidak mereka adalah anak dari keluarga pedagang atau bangsawan. Kelompok orang berduit.Yang seorang mewarnai rambutnya dengan warna kelabu - ke perak-perakan. Terlihat sangat kontras dengan kulitnya yang coklat matang itu.Sedangkan anak muda yang satunya lagi hanya mengenakan tunik potongan sederhana, tanpa mantel apalagi jubah seperti biasa dikenakan keluarga kaya. Meski potongannya tampak sederhana, tunik itu bahannya dari kain sutra mewah.Dan yang terpenting, mereka berusia muda. Jian Hua makin cemburu. Matanya melirik tajam. Aura tidak senang nyata-nyata ia lempar ke arah dua pemuda itu.Di sisi Li Wei.Ia membatin. “Setidaknya mereka berusia 16 tahun, tidak akan lebih dari usia itu.” Gumam Li Wei, merasa silau melihat penampilan anak orang kaya.“Sementara pakaianku terlihat seperti karung goni, jika di sandingkan dengan dua anak muda itu.” Li Wei berusaha tidak menjadi minder. Dia menghela nafas Panjang-panjang sesudahnya..Master Seo Park lantas berbicara. Suaranya terdengar dalam, rendah dan berwibawa."Semuanya. Perkenalkan!” tangannya menunjuk theatrical ke arah dua anak muda yang baru datang itu.“Anak muda yang tampan ini bernama Huo Zhi,” Huo Zhi melambaikan tangan.“Sedangkan yang satunya adalah Ling Feng.” Ikut-ikutan melambai“Keduanya adalah calon murid baru di sekolah jalur merpati ini!" seru Master Seo Park, seolah-olah memperkenalkan dua pejabat daerah kepada rakyat jelata.Lanjut dengan orasinya, Master Seo Park berbicara. "Sekolah beladiri kami ini sangat beruntung. Mereka berdua adalah bibit berkualitas tinggi, keturunan bangsawan di Kota Shuimiao" Master Seo Park lagi-lagi tertawa lebar. Dia terlihat sangat bangga dengan dua calon murid baru itu.“Bibit unggul dari mana? Aku kenal mereka berdua. Tak ada kelebihan yang dapat dicontoh dari mereka, selain memamerkan harta orang tua. Itulah bakat sejati mereka.” Jian Hua tak kuasa mengeluarkan nada cemburu, setelah melihat Seo Feng Jie sangat tertarik dengan dua anak baru itu.Ketika semua orang di pendopo memperhatikan dua anak muda yang baru datang itu dengan penuh minat, Li Wei tetap terabaikan. Tak akan ada yang akan memerhatikan anak yatim piatu dengan latar belakang bibi seorang perempuan penghibur seperti Li Wei..Li Wei nama dua anak itu dengan cermat. “Huo Zhi adalah anak muda berpenampilan mencolok dengan rambut kelabu lengkap dengan kulit coklat eksotis.Sedangkan Lin Feng adalah anak muda lainnya yang mengenakan tunik dari sutra mahal itu." dia mengangguk pertanda telah hafal. Kalau saja kelak di kemudian hari, ia akan berurusan dan membutuhkan pertolongan mereka. Sepertinya mereka dari keluarga yang punya pengaruh di kota ini.“Sekarang kalian memberi salam pada senior,” kata Master Seo mengarahkan dua pemuda tadi.Seo Feng Jie, anak gadis Master Seo Feng merasa memperoleh kesempatan untuk lebih dekat. Ia menyambut keduanya dengan ramah - cenderung genit. Kata-katanya bernada kepalsuan."Kukira siapa yang datang. Ternyata Tuan muda Huo Zhi dan Tuan muda Lin Feng." Dia membungkuk rendah. Belahan dadanya yang sudah rendah itu, makin menampakkan dua buah gunung kecil. Tangannya tidak di genggam di dada, layak nya orang memberi salam..Jian Hua melirik, tambah terbakar api cemburu.Keadaan membisu sesudahnya, hawa permusuhan meruak setelah Feng Jie nyata-nyata menggoda calon murid baru.Pandangan Master Seo Park menyapu aula. Rautnya tampak terkejut!Dia berusaha menutup rasa kagetnya, tatkala melihat kehadiran Li Wei sebagai satu-satunya anak muda pelamar, selain dua anak muda bangsawan yang datang bersamanya. “Hanya seorang pemuda lusuh ini yang melamar?” gumam Master Seo pelan. Tapi Ren Huang mendengarnya.Seo Park mencoba tertawa, tapi suaranya terdengar tawar - berusaha keras terlihat baik-baik saja. Ia tak dapat menyembunyikan rasa kecewa, mendapati kenyataan. Hanya satu anak muda yang melamar di sekolah mereka.."Baiklah Sekolah Jalur Merpati kami akan memulai uji kemampuan dan bakat, audisi calon siswa di sore ini.”Sebagai pemimpin di sekolah beladiri ini, aku Tuan Seo Park mengucap selamat datang bagi semuanya" suaranya terdengar dibuat-buat, mencoba menutupi rasa malu – karena Tak Ada yang berminat dengan sekolah martial art ini.Seo Park kemudian mengeluarkan sesuatu dari tas kecil di pinggangnya.Semua memperhatikan. Bahkan Feng Jie anaknya sendiri, ikut serius. Ia baru sekali ini melihat benda itu.Seo Park berbicara dalam nada rendah. "Benda ini namanya Pena Elemental. Meski hanya benda kecil, tapi fungsinya sangat besar.”Hanya dengan memegang pena ini erat-erat, maka energi di dalam pena akan langsung memberi informasi, tentang bakat tidaknya seorang calon murid dengan seni berkultivasi." Kepercayaan dirinya mulai tumbuh lagi. Seo Park mulai berpidato."Jika cahaya yang berpendar dari Pena Elemental, ketika dipegang seorang calon siswa, dan warna bergradasi merah yang muncul, itu artinya calon itu memiliki bakat untuk mengolah Energi Dunia - Mingzhu, energi yang diperlukan seorang ahli bela diri untuk bertempur!Semakin pekat dan semakin gelap warna merah itu, pertanda bakat calon murid semakin tinggi dalam mengolah energi Mingzhu." Seo Park mengakhiri pidatonya dengan dramatis.Pena Elemental semakin terang mengeluarkan kilap. Ujung pena itu berbulu panjang, itu adalah bulu ekor Merak. Semua semakin tertarik."Audisi dimulai!"Karena tak ada yang bertindak sebagai pembawa acara, Feng Jie berinisiatif membantu sebagai pembawa acara.Satu demi satu, tiga anak muda untuk memulai audisi uji bakat. Pertama-tama tentu saja Huo Zhi, menyusul Ling Feng dan terakhir Li Wei.Jian Hua menggumam. “Pertunjukan pun dimulai.” Jian Hua pun ikut merapat, ingin melihat dari dekat. Dalam hatinya, ia telah mempersiapkan kata-kata, ujaran untuk membully siapapun yang pada akhir nanti, tak memiliki bakat dan akan ditendang dari ruangan itu.Jian Huan melirik remeh kearah Li Wei. “Tunggu saatnya bagianmu bocah miskin!”BERSAMBUNGHuo Zhi maju memenuhi panggilan sebagai peserta audisi itu. Dengan langkah yang mantap, dia berlagak seperti seorang pria flamboyan. Rambut ke perak-perakan, berkilau terpantul cahaya matahari. Pendopo itu tak berdinding, sehingga sinar matahari bebas menerobos masuk, beberapa mampir ke rambut peraknya.Sejak awal kedatangan Huo Zhi, putri master sekolah beladiri - Seo Feng Jie, telah terpikat akan penampilannya. Dengan wajahnya yang tampan, ditambah dengan gaya dingin dan sedikit angkuh - belum lagi busana berbahan mahal itu. Gadis putri tunggal Master Seo Park seketika telah jatuh hati pada pandangan pertama.Feng Jie mengompori Huo Zhin. "Ayo yang semangat!" ini adalah tanda semangat 'Jia you' - semacam slogan atau kata kata pemberi semangat menurut kebiasaan di benua itu.Huo Zhi mengerling nakal, bibirnya membentuk lengkungan ke atas. Dia meladeni gadis itu dengan tatapan genit. Suo Feng Jie hampir pingsan karena bahagia. Rupanya gayung bersambut.Sementara itu, Jian Hua, ka
Di Jembatan YunxiuKota Shuimiao menjelang senja terlihat muram. Langit mulai mendung, kilat sebentar-sebentar bercahaya menakutkan. Suara guntur terdengar mengaum, lebih keras dari auman Singa. Tak ada yang berniat keluar rumah, ketika temaram mirip tengah malam melukis kota.Di bangunan kokoh yang terbuat dari bahan-bahan istimewa itu, Sekolah Beladiri Jalur merpati berdiri. Papan nama sekolah itu tertulis besar-besar dalam huruf emas, latar belakangnya hitam, tampak kontras menarik perhatian.Lima sosok manusia di Sekolah Jalur Merpati ketika itu dalam keadaan terkejut. Mereka semua terpaku akan pertunjukan audisi di aula, ketika seorang anak muda berpenampilan sederhana itu, tampak menggenggam sebuah pena yang terbuat dari kristal.Warna pena kristal itu merah menyala - cemerlang seperti warna kain kesumba. Lima sosok yang mengerumuni si anak muda, tampak terkesima. Seumur hidupnya, ketika Master Seo Park selalu mengadakan audisi calon murid baru, belum pernah seorang pun yang me
Jembatan Yunxiu, Kota Shuimiao.Langit gelap. Matahari tertutup kabut dan kumpulan awan hitam. Air hujan menampar wajah Li Wei. Pedih terasa ketika memasuki sela-sela mata.Yang Shao dan Wang Yan, tahu-tahu telah berada di depan mata. Jaraknya hanya sekitar satu tombak. Wajah kedua remaja itu bukan lagi garang. Jahat!Di antara gemericik air hujan, Li Wei mendengar Wang Yang berbicara dengan suara dingin. Lebih dingin dari hujan."Keponakan pramuria! Aku mendengar kabar. Kamu sekarang murid di Sekolah Jalur Merpati. Dan mereka bilang, Kamu menantang aku dengan duel. Sombong!" Wajah Wang Yan terlihat buruk. Ia masih menyimpan dendam - kejadian lama. Chen Xin, gadis itu memutus hubungan sama sekali dengannya. Seseorang memberi berita. Wang Yan dengan Yang Shao, mereka menyiksa Li Wei, setelah malam pertunjukan pada waktu lalu. Konon, Li Wei hampir mati.Wang Yan marah."Kamu keturunan hina dina. Berani-beraninya mencampuri urusan asmara diriku dengan Nona Chen Xin." Ia kesetanan."Jang
"A-aku bisa menjelaskan semuanya..Tolong jangan bunuh aku. Ini adalah akal muslihat Wang Yan." Yang Shao pucat, tangannya menuding sosok yang kaku itu.Yang Shao menambah kesan sedih. Ia menangis tersedu-sedu. Padahal, kelakuannya sebelum ini seperti orang dewasa. Keji dan jahat. Tapi kini ia terlihat seorang anak remaja usia 14 tahun. Kesombongan dan kekejaman sirna.Petir menggelegar, kilat menyambar. Air hujan semakin deras, suara gemericiknya tak menghalangi niat membunuh di hati Li Wei. Entah mengapa, ada sesuatu energi gelap di melingkup dibenaknya, itu membuat dia berubah kejam.Li Wei maju, melangkah dua tindak. Makin dekat ke arah Yang Shao. Anak itu semakin melolong. Takut kejadian serupa Wang Yan, menimpa dirinya. Tapi suaranya terendam gemericik air hujan, memantul-mantul di atas jembatan Yunxiu Qiao.Li Wei berbisik lirih. Nyaris tak terdengar sama sekali."Semoga di kehidupanmu yang akan datang, bereinkarnasi menjadi sosok yang lebih baik."Yang Shao melotot. Sandiwar
Li Wei berjalan masuk ke halaman Sekolah Beladiri Jalur Merpati, diam-diam. Ia menyusup, melewati murid-murid lainnya yang tengah berlatih beladiri tangan kosong.“Aku tak melihat Huo Zhi dan Ling Feng diantara murid yang berlatih tangan kosong itu.” Dia mengedarkan pandangan dari balik tembok aula sekolah. Tujuan utamanya adalah perpustakaan, bukkan untuk berlatih bela diri pada hari ini.“Misteri, mengapa aku sampai memiliki kekuatan membakar hangus dua anak yang selalu membully ku, harus terpecahkan harini.Aku ingin tahu. Apakah aku adalah seseorang dengan bakat Pengendali Api, kemampuan langka miliki para Sage masa lampau?” Li Wei sangat penasaran.Tak lama kemudian. Li Wei tengah menatap papan nama di atas bangunan yang tertulis ‘Perpustakaan’"Beruntung sekali. Pintu perpustakaan terbuka lebar." Li Wei membuka pintu perpustakaan dengan hati-hati. Meski tak banyak pengunjung, ada tak kurang sepuluh anak muda tekun membaca di sana."Serahkan token siswa anda, biarkan aku mencata
Li Wei bergegas masuk kedalam kamarnya. Dia mulai membuka lembar demi lembar Buku tebal– Sejarah Kaum Sage. Pada waktu membaca halaman pertama, wajahnya masih terlihat biasa saja. Tapi semakin ke halaman tengah buku itu, Li Wei semakin tertegun.Ciri-ciri dan semua jejak pertempuran yang ditulis disana, itu semua mirip dengan jejak luka bakar yang diderita Yang Shao dan Wang Yan - di Jembatan Yunxiu waktu lalu. “Jadi aku sekarang memiliki bakat pengendali api?” Li Wei girang luar biasa.Ia menutup Salinan itu.“Sayangnya, untuk menjadi ahli pengendali api, aku tak akan mendapatkannya pada sekolah Jalur Merpati di Kota Shuimiao. Ini hanya sekolah kelas kampung belaka. Untuk mengumpulkan energi Nebula, energi khusus pengendali Elementalist, Hanya di Akademi Sihir di Ibukota Negri Terra saja, ada guru pelatih bakat pengendali api dan berlatih mengolah Energi Nebula itu. Mereka adalah calon Sage masa depan.”Li Wei menjadi gelisah. Keinginan untuk pindah kota, dan belajar d akademi resmi
Li Wei duduk di depan Tuan Erkin. Pria itu tampak memegang kartu tarot, kartu yang umumnya dipakai peramal. Tuan Erkin mengocok, suara desiran angin tipis terdengar.Ia meminta Li wei untuk memilih dua kartu."Siapa namamu, umur dan tempat lahirmu. Dan kita akan melihat bagaimana kartu ini berbicara." Ia menatap dengan serius."Namaku Li Wei, umur 14 tahun. Tempat lahir Kota Shuimiao." Jawab Li Wei tegas.Tersenyum."Sudah kuduga. Kamu masih remaja." Kata Tuan Erkin."Sekarang ambil satu kartu, dan masa depanmu akan terkuak." Li Wei memilih kartu secara acak."Lanjutkan mengambil kartu kedua!" Titah Tuan Erkin. Li Wei mengikuti instruksi itu.Hening sejenak.Tuan erkin membuka kartu, 'mengernyit!' Waktu berlalu satu kedip mata."Well, mari kita lihat kartu yang kedua." Ia membuka kartu kedua.Blam!Mata Tuan Erkin terbelalak. Dia melongo."I-ini mustahil." Pria itu mengerjap mata berulang kali. Sementara Li Wei seketika gelisah. Anak itu menjadi rendah diri. Ia takut kalau-kalau has
Li Wei mengurung diri berhari-hari di dalam kamar. Dia berlatih diri, mengolah energi Nebula, energi yang memanfaatkan energi alam menjadi kekuatan sihir.Tiap kali Bibi Wei Fang mengetuk pintu kamarnya, Li Wei selalu berkata."Aku belum lapar. Letakkan saja makanan itu di depan pintu, semua akan tandas ketika perutku keroncongan nanti."Wei Fang menggerutu. Setelah meletakkan makanan Li Wei, ia pergi ke Lotus Blossom Tea Room. "Kerjaan menanti, dan uang akan mengalir. Kerja yang keras wahai Wei Fang!"Di lain pihak, jangan dikira Wei Fang tidak memperhatikan semuanya. Tiap-tiap kali ia selesai dengan pekerjaan pramuria di Tea Room, perempuan itu mengecek kamar Li wei. Ia lega, ketika menemukan piring kosong di depan pintu kamar."Beruntung bocah tolol itu menghabiskan makanan yang kusiapkan. Coba saja jika ia berani tak mau menyentuh masakanku." Wei Fang berlalu, masuk ke kamar dan istirahat. Kejadian itu berulang kali terjadi sampai dua minggu lamanya. Selama kurun waktu itu, Li
Malam terasa dingin. Suara gemerisik dedaunan datang dari arah Utara dan Selatan Peaceful Forest, membawa kegelisahan. Hutan Mulberry di Utara, ataukah Hutan Cemara di Selatan. Berhadapan dengan fighter dari Ordo No Fear, atau melawan Ordo All Star. Monster Curse, ataukah monster Envy.Gaduh dan riuh suara-suara teriakan para petarung terdengar dari kejauhan, ketika mereka para hunter dan fighter mulai menghajar monster tantangan di acara Perang Sumber Daya. Suara dentingan pedang yang samar-samar terdengar membuat linu di hati.“Aku harus memutuskan cepat. Curse, atau Envy?” Li Wei berpikir cepat karena waktu telah berlalu satu menit sejak pertempuran melawan monster di mulai. Ia berpikir ingin memperoleh High Damage dalam event membunuh monster di perang ini.“Jarak terdekat!” Li Wei langsung berkelebat cepat dan menghilang di kegelapan malam. Hutan Mulberry adalah yang terdekat. Itu berarti “Curse!”Dengan atribut ketangkasan yang mempengaruhi Agility atau kelincahan gerak senilai
Spot di Peaceful Forest, area hutan tempat Li Wei dan Zeng Dai sebenarnya sangat sepi. Hanya terdapat pohon-pohon Mulberri dengan suara desau angin yang terdengar pada malam sepi itu. Jumlah reward yang dilepaskan sistem per lima belas menit tidak sebanyak di spot-spot yang ramai dengan kerumunan para fighter dan hunter yang standby disana.Namun, karena spot itu sepi di tempat yang menyeramkan dengan suara-suara aneh. Karenanya hanya Li Wei yang berminat disana. Alhasil jumlah reward dari sistem yang diterimanya jauh lebih besar dibandingkan di spot berlimpah, meskipun juga dipenuhi dengan fighter.Belum lagi risiko penjarahan dan serangan diam-diam dari belakang yang dapat berujung pada kematian, yang selalu mengintai di spot-spot ramai tersebut.Hal ini menimbulkan rasa iri di hati Zeng Dai, Warrior berpedang panjang dari Ordo No Fear.Di lantai satu ini, terdapat lima fighter yang terkenal dan masuk lima besar No Fear. Zeng Dai adalah salah satu pemegang lima combat power tertingg
Malam itu, suasana tampak sangat tegang. Semua fighter dan hunter di Lantai Satu Forsaken Fortress berkumpul di Alun-alun Lantai Satu. Halaman yang luas dengan rerumputan tiruan tidak mengundang obrolan. Ini adalah malam bersejarah; setelah sekian lama, Perang Sumber Daya akan digelar. Perang ini melibatkan masalah ketersediaan sumber daya yang terbatas sebagai hadiah.Hari ini adalah hari bersejarah lainnya, karena manajemen Forsaken Fortress telah mengumumkan bahwa Pengelola Peaceful Forest telah menyiapkan sumber daya yang cukup untuk menjadi hadiah bagi para hunter dan fighter yang berhasil dalam perang ini.Ketegangan semakin terasa saat tepat pukul 19.00, suara bot terdengar menggema di Alun-alun."Semua Fighter, silakan masuk ke Gerbang Portal!"Tiba-tiba, ribuan fighter dan hunter menyemut, berdesakan untuk masuk ke dalam gerbang portal yang tampak kelam seperti lubang hitam. Portal ini muncul secara ajaib berkat kekuatan sistem dan array di dalam Fortress. Li Wei dan empat te
Salah satu acara yang sangat dinantikan oleh para Fighter dan Hunter di Forsaken Fortress adalah Perang Sumber Daya.Perbedaannya dengan acara Boss Dunia sangatlah signifikan.Saat acara Boss Dunia berlangsung, semua Hunter dan Fighter bekerja sama dan tidak saling menyerang. Sebaliknya, dalam Perang Sumber Daya, ini adalah perang antara Ordo. Semua Fighter berkumpul di tengah-tengah area aman dan menunggu pintu ke area aman dibuka. Ketika pintu dibuka, perang sesungguhnya akan dimulai.Pertempuran brutal diizinkan.Saat itu, Hutan Buatan akan menyediakan banyak sumber daya yang tersebar tanpa memiliki pemilik. Buah, tanaman obat-obatan, bahan herbal, dan bahan spiritual melimpah sepanjang jalur hutan. Tugas seorang Fighter atau Hunter adalah membuka kotak dengan menggunakan sihir atau dengan kekuatan serangan. Di dalam kotak tersebut terdapat berbagai macam hadiah seperti yang telah disebutkan sebelumnya.Penjarahan akan terjadi di mana-mana.Meskipun sumber daya berlimpah, ini tidak
Bau udara pagi yang lembut memenuhi paru-paru mereka sepanjang Iron Road. Bau tanah basah akibat embun dan dedaunan layu, serta bunga-bunga cherry blossom yang berguguran, meningkatkan semangat semua individu di lantai pertama Benteng Forsaken.Li Wei berdiri di depan bangunan workshop dengan papan nama yang bertuliskan 'Bengkel Penempa Aifuyu!' besar-besar. Ia baru saja akan mendorong pintu gerbang ketika tiba-tiba pintu itu bergeser dan terbuka dari arah dalam.NGIIIK!Suara besi yang bergesekan terdengar memekakkan telinga. Seseorang muncul dari dalam, seperti seorang anak kecil yang terkejut melihat adanya pelanggan di pagi seperti ini.“Tuan Li? Anda benar-benar datang pagi-pagi sekali," kata Aifuyu sambil melempar senyum, seolah-olah ia bisa membaca rasa tak sabar Li Wei untuk melihat hasil tempaan dan reparasi sepatu Grade Hijau itu.Li Wei berbohong dan menjawab sekenanya. “Sebenarnya, aku hendak pergi ke Arena. Namun di persimpangan jalan, aku berpikir, mengapa tidak aku mamp
Ruang Kuil Kejatuhan Malaikat masih penuh dengan debu yang beterbangan, sisa-sisa pertempuran antara Li Wei dan Hollowscar. Cahaya rembulan dan bintang akhirnya masuk melalui sela-sela jendela di dalam kuil, menciptakan pemandangan yang menakjubkan yang menahan Li Wei untuk pergi. Sesuatu yang mencolok adalah sejumput hijau daun lembut yang berpendar-pendar di kaki Hollowscar.“Sepatu Boot kelas hijau?” mata Li Wei terbelalak. “Dan ini adalah item sihir, sesuatu yang sesuai dengan bakat saya sebagai pengendali energi Nebula!”Tanpa menunggu lebih lama, ia langsung mencopot sepatu spiritual dari kaki Hollowscar.“Meski terlihat agak besar, jika manfaatnya signifikan, mengapa tidak mencobanya?”Yang ada dalam pikiran Li Wei adalah Penempa Aifuyu.“Aku yakin Penempa Aifuyu dapat mengubah ukurannya agar pas di kakiku!”Li Wei menatap sepatu yang dua nomor lebih besar dari ukuran kakinya.WUSH!Sosoknya lenyap dalam sekejap, ketika Li Wei mempraktikkan Teknik Berlari. “Sepatu ini sangat co
Malam baru saja menjelang. Rembulan dan bintang-bintang menggantung di langit timur Forsaken Fortress. Ini adalah malam yang sempurna untuk merayakan berkah yang diperoleh setelah berhasil mengalahkan Monster Dunia.Li Wei merencanakan untuk merayakan kemenangannya sendirian."Duduk santai, menikmati anggur dari wilayah barat, atau mungkin mencicipi arak ketan hitam buatan negeri timur, itu pasti pilihan yang tepat!" pikir Li Wei.Dalam bayangannya, ia duduk di rumah arak Blue Hawk, menikmati anggur berkualitas di bawah cahaya rembulan, merasa seakan dia adalah seorang legenda seperti kaum Sage."Ah, betapa nikmatnya bisa membayangkan sesuatu dan kemudian mewujudkannya menjadi nyata," gumamnya. Ini adalah kebahagiaan tersendiri.Dengan hati yang ringan, Li Wei melangkah lebih cepat. Meskipun hanya berjalan, tambahan poin atribut ketangkasannya memberinya rasa percaya diri yang lebih besar.Saat ini, jalanan kota kecil di lantai dasar Forsaken Fortress tampak sepi. Tidak banyak orang m
Yama melangkah dengan sangat hati-hati di tengah keramaian pasar gelap. Ia tidak memerdulikan para pedagang yang mencoba menjual barang-barang seperti artefak kelas rendah, amulet, atau alat sihir. Tujuannya ada disana bukan untuk berbelanja."Hm, inilah tempat yang saya cari," gumam Yama, ketika ia melihat sebuah papan nama bertuliskan 'Kedai Daging Bakar - Gorgon' yang menjulang di antara kerumunan.Dengan langkah cepat, Yama masuk ke dalam kedai tersebut, memastikan bahwa tidak ada orang yang mengamatinya dengan curiga. Seakan-akan dia mencari sesuatu yang lain."Aman!" pikirnya.Kedai Daging Bakar - Gorgon dikenal sebagai salah satu kedai terburuk di Kawasan Perdagangan Black Market, terutama di lantai dasar atau tingkat tanah di Fortress. Bukan hanya hidangannya yang terkenal tidak enak karena bumbunya yang aneh dan asing, tetapi pelayan-pelayan di sana terkenal berperilaku kasar layaknya preman.Mereka lebih terlihat seperti tukang pukul daripada pelayan restoran yang ramah dan
Li Wei – Pengendali Api.Sejak kedatangannya bersama empat temannya dari Guild Monster Slayer, Li Wei sudah merasakan hawa permusuhan yang dilemparkan oleh sekelompok anak muda, terutama kelompok Yama dan kawan-kawannya dari Guild The Hunter."Tak usah aku memusingkan perkataan mereka. Lebih baik aku fokus pada Boss dunia yang akan muncul nanti!" Li Wei mencoba menghibur hatinya di tengah gelombang panas permusuhan saat itu.Namun, secara tiba-tiba, seseorang berteriak keras-keras."Bersiap-siap, Boss telah muncul!""Hati-hati, Vampling adalah Monster yang dapat menyemburkan uap beracun. Siapkan damage terbaik kalian!"Li Wei berkelebat cepat bersama dengan ratusan Fighter lainnya. Ia mencoba untuk berada di barisan terdepan, sayangnya nilai ketangkasannya dalam status perang hanya bernilai 'satu!'Kendati kakinya telah berlari pesat dengan Teknik Meringankan Tubuh, Li Wei merasa tidak percaya diri. Masih ada banyak anak muda dari guild lain yang terlihat berlari beriringan dengannya,