"Kupikir kau lupa dengan rumahmu, kulihat kau berkeliarn di Bali dan tidak memberiku kabar sama sekali," tegur Erica begitu melihat adik perempuannya di depan pintu kedatangan.
Jemy sengaja minta di jemput karena ingin sekalian bermanja-manja pada kakak perempuannya yang super sibuk.
Erica adalah wanita yang memiliki segudang kegiatan, selain sibuk di rumah sakit dia juga sangat aktif di berbagai organisasi sosial dan menjadi ketua yayasan yang didirikan oleh ibu Adam. Erica juga sangat dekat dengan calon ibu mertuanya, karena itu pula waktu itu dia langsung setuju ketika Adam mengajaknya menikah. Walau agak sembrono dengan caranya melamar seorang wanita tapi Erica tahu Adam berasal dari keluarga baik-baik dan pastinya juga pria yang baik. Seorang wanita dengan posisi seperti dirinya kadang memang tidak mudah juga untu
Setelah cukup berkonsultasi dengan Erica Jemy coba menghubungi Tara lagi tapi tetap tidak diangkat, bahkan email dan pesannya juga tidak direspon sama sekali. Padahal ada hal penting yang ingin dibahasnya mengenai Mina. Jemy rasa mungkin Tara masih marah perkara pemukulan Adam kemarin. Adam memang keterlaluan dan paling bisa menciptakan masalah untuknya. Padahal Jemy sudah harus kembali ke LA tapi karena tidak bisa juga ia mengabaikan masalah ini akhirnya ia terpaksa kembali terbang ke Bali.Jemy langsung mencari Tara ke pantai tapi ternyata ia juga tidak menemukanya di sana. Jemy juga sudah bertanya pada beberapa orang di pantai mereka hanya memberitahu tempat tinggal Tara. Tara tinggal di kawasan padat penduduk tak jauh dari bandara Ngurah Rai. Jemy mendatanginya ke sana tapi kamar kost satu petak itu juga terlihat sepi, bahkan menurut tetangga di sampingnya kamar itu tidak terbuka sama -sekali sejak beberapa hari ini.Jemy jadi mulai cemas, takut ada apa-apa k
Jemy mengajak Mina untuk bicara pelan-pelan mengenai rencananya dan Erica untuk operasi kaki yang akan dijalani Mina. Bagaimanapun gadis itu harus paham dengan semua prosedur yang harus dia jalani. Karena proses pemulihannya juga butuh waktu dan kesabaran. Termasuk mengenai Rencana Jemy untuk membawa Mina ke Jakarta.Tara memang sudah memberinya ijin tapi Jemy merasa tetap harus memastikan sendiri sebab dia takut Mina tidak mau pergi karena sudah tarlalu terbiasa mengurung diri di rumah. Apa lagi kemungkinan Tara juga tidak akan bisa terus menerus menemaninya karena dia harus bekerja.[Apa nanti kau juga ada di sana?] tulis Mina pada papan tulis kecil yang selalu dibawanya kemana-mana."Aku akan mengunjungimu, nanti akan ada suster yang menemanimu selama dua puluh empat jam. Dan ada kakakku yang akan selau memeriksamu." Jemy memang sudah berencana untuk membuat suster untuk menjaga Mina selama mas
Jemy baru datang dan ini adalah hari pertamanya kembali bekerja tapi sepertinya ada yang aneh dengan cara orang-orang melihatnya sejak baru datang tadi."Apa ada yang aneh? " tanya Jemy ketika berhenti berjalan di tengah para kru office-nya.Mereka hanya menggeleng dan sebagian mengedikkan bahu dengan kompak."Kurasa memang kalian yang aneh! " kesal Jemy buru-buru melanjutkan langkahnya.Jemy menempati ruangan sendiri di kantor barunya, ruangannya lebih luas dengan gaya yang juga lebih elegan sesuai seleranya. Tapi kenapa tiba-tiba saat dirinya membuka pintu ruangannya berubah dipenuhi oleh bunga-bunga pink."Oh Tuhan! "____ " Apa-apaan ini! " Jemy masih luar biasa tercengang dengan mata bulat melotot hampir tidak percaya. Bagaimana bisa ruangannya jadi seperti taman bunga yang habis dimuntahi Hello Kity.Ada warna pink di mana-mana pi
"Katakan padaku bagaimana kau bisa tahan seperti ini? "Jemy tidak bicara apa-apa dia hanya balas memeluk Adam menyembunyikan wajahnya di dada Adam yang juga masih bergemuruh panas seusai mereka kembali bercinta. Mereka masih sama-sama berbaring tidak ada yang mau bergerak sampai cukup lama."Kadang aku hanya ingin kita berdua saja seperti dulu tanpa harus memikirkan yang lain. Aku tidak butuh semua ini tanpamu." Adam kembali bicara tapi Jemy masih diam hanya mendengarkan kemudian meraba bekas luka di paha sebelah kiri Adam, dan menelusuri teksturnya dengan ujung jari.Ada jejak jahitan melintang dan empat buah bekas gigi hiu yang masih berjejak di sana. Rasanya masih saja membuat Jemy ingin menangis tiap kali mengingatnya. Meski bukan tipe orang yang mudah menunjukkan emosi tapi
"Aku harus pulang," kata Jemy setelah ia menyelesaikan sarapan."Aku akan mengantarmu.""Aku membawa kendaraan sendiri kau tidak perlu melakukannya."Sebenarnya Adam tetap ingin mengantar tapi Adam tahu wanita itu tidak akan mau, dan Adam juga tidak mau menjadikan perdebatan di pagi hari setelah malam mereka yang begitu manis."Kemarilah dulu," panggil Adam yang masih duduk di meja makan untuk menghabiskan kopi hitam pekatnya.Jemy menghampiri Adam dan membiarkan pria itu menarik pinggangnya kemudian mereka berciuman sejenak."Mungkin aku akan agak sibuk minggu-minggu ini dan baru bisa menemuimu lagi minggu depan."
Adam kembali mendatangi apartemen Jemy keesokan harinya karena mereka tetap harus bersembunyi-sembunyi dari sorotan media. Apa lagi dengan popularitas wanitanya kali ini, berita sepele saja bisa tersebar kemana-mana dalam hitungan detik."Kadang aku ingin mencurimu dari semua orang dan memilikimu seorang diri.""Itu berlebihan." Jemy menepuk pipi Adam yang sudah mendorongnya ke dinding untuk bergelut dalan ciuman yang tidak senonoh."Aku memang sudah benar-benar seperti pencuri curang yang selalu ingin mengambil keuntungan sebanyak mungkin darimu." Tangan Adam tiba-tiba sudah membelai pangkal pahan Jemy ketika gadis itu juga ikut merapatkan diri."Kau mau apa?" tanya Adam masih sambil menciumi wanitanya dengan tanpa jeda.
"Kita sudah pernah bertemu dan aku tidak akan minta maaf karena memukulmu.""Ya, aku masih ingat, " jawab Tara masih cukup tenang untuk membalas suara pria dari ujung telpon.Tara hanya tidak menyangka jika pagi-pagi begini telepon Jemy sudah diangkat oleh seorang pria, kecuali mereka berdua memang tinggal bersama. Tanpa ingin tahu seperti apa detail hubungan mereka tapi Tara juga pernah mendengar dari media jika Adam Harris adalah tunangan dari kakak perempuannya. Pria kaya raya yang juga memiliki beberapa hotel bintang lima dan fila mewah di Bali."Aku tahu Jemy akan selalu membelamu tapi aku yakin seharusnya kau juga bukan pengecut yang akan bersembunyi di belakang kebaikan wanita.""Maaf jika aku mengganggu kalian." Justru Tara ya
Sebenarnya Jemy ingin pulang ke Indonesia akhir bulan ini tapi sayang jadwal pekerjaannya sedang sangat padat dan benar-benar tidak bisa ditinggalkan. Dia terpaksa membatalkan semua acara yang sudah direncanakan kakaknya. Padahal tahun ini Erica ingin membuat acara sepesial di hari hari ulang tahun adiknya. Mereka ingin merayakan kepulangan Jemy yang akhirnya kembali bisa berada di tengah-tengah keluarganya setelah bencana mengerikan yang menimpanya.Baru kali ini Jemy merasa sedih karena akan sendirian di hari ulang tahunya. Walau sebelumnya dia juga sudah biasa melaluinya sendiri tapi tahun ini harusnya memang berbeda. Setelah mengira dirinya tidak akan pernah bisa kembali bersama keluarganya, sebenarnya cara pandang Jemy mengenai keluarga juga sudah mulai bergeser. Kadang dia ingin berada di dekat mereka semua seperti yang di inginkan ayahnya tempo hari. Tapi sayang sepertinya i
Jemy harus segera menyelesaikan semua email penting yang harus ia kirim pada partner bisnisnya, tapi dia terpaksa menyudahi semua pekerjaannya. Ketiga jagoan kecilnya tidak mau berhenti bertikai di atas sofa, melompat ke sana kemari saling melempar bantal dan menembakkan senjata mainan.Membesarkan tiga anak laki-laki super aktif memang pekerjaan yang luar biasa."Bisakah kalian berhenti dulu anak-anak, ini sudah waktunya makan siang."Tapi tak satupun yang menghiraukannya. Mereka bertiga masih melompat bersembunyi dan menembak layaknya tentara dalam medan pertempuran."Oh, ayolah anak-anak ini serius, kalian harus berhenti bermain dulu untuk makan!"
Jemy agak merinding, menarik selimut dan beringsut lebih dekat untuk memeluk Adam. Tapi kenapa tempat yang ia raba kosong, dia tidak ada di sana.Jemy langsung terkesiap dan terbangun. Kondisi kamar masih gelap sebelum kemudian ia segera menyalakan lampu.Adam memang tidak ada di kamar padahal ini masih larut tengah malam."Adam.... " panggil Jemy pelan, ia pikir Adam mungkin cuma ke toilet tapi ternyata tidak ada siapa-siapa. Jemy membuka pintu toilet dan kosong.Rasanya tidak mungkin Adam keluar tengah malam begini dan meninggalkannya seorang diri."Adam... " Jemy coba memangil lagi sambil berjalan keluar dari kamarnya.Baru ia sa
Jemy berbaring di bawah naungan gubuk mereka melihat ke langit-langit atapnya yang sudah kering dan keriput sehingga sinar matahari menembus ke lantai tempatnya berbaring."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Adam yang baru kembali dari menombak ikan."Lihat aku menangkap ikan kesukaanmu apa kau mau." Adam menangkap ikan karena dua minggu ini Jemy seperti mulai kehilangan nafsu makan."Adam apa kau tidak mau mandi di laguna?" Jemy malah minta yang lain."Apa kau mau mandi ?" Adam ikut naik ke atas gubuk mereka untuk menaungi wanitanya yang masih berbaring dan hanya mengenakan gaun tipis agak longgar karen cuaca sedang sangat panas dan tidak terlalu berangin."Kau bau ikan," protes Jemy mendorong dada Adam ketika pria itu hendak merunduk untuk menciumnya."Aku memang ikan lumba-lumba yang suka mengelilingi pinggangmu."Adam mulai menggelitik
Sepertinya cerita Adam semalam justru malah membuat Jemy mendapat mimpi buruk. Pagi-pagi dia sudah kembali menggoncang-goncang tubuh Adam yang masih tidur. "Ada apa? " tanya pria itu menggeliat malas. "Bagaimana dengan bayinya? " "Oh... "Adam malah kembali menggeliat dan memeluk pinggang Jemy untuk diajak tidur lagi. "Aku serius, Adam. Bayinya laki-laki atau perempuan dan apa dia masih hidup? " "Bayinya perempuan, " gumam Adam masih malas untuk menanggapi dan malah merapat ke pinggang istrinya. "Ayo lanjutkan ceritanya aku penasaran? " Adam tidak tahu bagaimana Jemy bisa beg
Setelah semua orang pergi pulau kembali sepi hanya ada mereka berdua dan para burung camar. Jemy duduk di batang kayu sambil melihat Adam yang sedang kembali menguji kemampuannya menombak ikan. Nampaknya dia menjadi payah setelah beberapa bulan cuma makan makanan yang sudah siap tersaji di piring lengkap dengan sendok dan garpu yang juga selalu mengkilat.Jemy tertawa sendiri melihat Adam dari kejauhan, pria itu terus mengumpat setiap kali gagal menombak ikan berulang-ulang. Pertama dia memaki burung camar yang lebih dulu menyambar ikan yang sudah pelan-pelan dia incar. Kedua seekor camar mengambil ikan tangkapannya ketika Adam sedikit lengah. Ke tiga Adam melempar tombak kayunya ke arah camar lain yang sedang nangkring di atas batu cadas, niatnya untuk membalas dendam tapi meleset dan justru ujung tombaknya patah. Adam cuma kembali mengumpat kesal dan menyerah menghadapi para camar. Padahal Jemy pikir mereka akan akur setelah lama tidak bertemu tapi t
Jemy baru terbangun ketika samar-samar mendengar suara keributan di luar. Adam sudah tidak ada di sampingnya. Jemy meraih jam kecil di atas nakas yang terletak tepat tempat di sebelahnya. Nampaknya ia memang bangun kesiangan, padahal biasanya Adam suka menggangunya jika bangun lebih dulu. Jemy turun pelan-pelan dari ranjang karena curiga sepertinya ada suara langkah kaki yang naik turun tangga. Jemy kenal suara langkah kaki suaminya dan tidak seberisik itu. Ia sempat meraih gelang karet di samping kalender untuk mengikat rambut sekenanya kemudian segera berjalan keluar dengan langkah pelan-pelan. Alangkah terkejutnya Jemy karena ketika ia baru membuka pintu kamar dia melihat Erica dengan gaun cantik dan langsung kaget menyapanya."Kau sudah bangun?" Bukan pertanyaan dia cuma terlihat heran dengan wujud adik perempuannya.
Setelah perjalanan dua hari akhirnya mereka benar -benar sampai di pulau dengan cuaca yang juga sedang sangat cerah. Mereka langsung di sambut oleh para camar yang beterbangan di angkasa dan sebuah rumah pantai yang entah sejak kapan sudah berdiri di sana. Jemy masih tercengang dengan luar biasa menyaksikan rumah kayu cantik yang berdiri tidak jauh dari pantai itu."Apa kau yang membuatnya?" Jemy langsung menoleh pada Adam yang masih menepikan kapalnya."Bukan aku, itu untukmu dari Treehouse Masters."Jemy kembali ternganga, " Dari mana kau tahu aku menyukai acara itu?"(Treehouse Masters adalah Acara TV mengenai pembuat rumah pohon profesional)Jadi Adam benar-benar menyuruh mereka
Jemy tidak tahu sebenarnya Adam tahu apa tidak jika dia juga sedang sangat menginginkannya sekarang. Setelah frekuensi bercinta mereka yang menggebu-bebu seperti kemari, tentu di acuhkan selama sehari saja efeknya akan sangat terasa. Tapi setelah mencoba beberpa kali dan tak dihiraukan Jemy jadinya juga ikut gengsi untuk jujur pada Adam. Padahal ia sangat ingin untuk sekedar didekati, Adam bahkan sudah tidak menciumnya sama sekali sejak kemarin. Mungkin jika tidak ingat mereka sedang berada di tengah lautan dan tidak memiliki tetangga pasti Jemy sudah curiga dan menuduh suaminya sedang coba berselingkuh.Jemy sudah meringkuk di dalam selimut ketika akhirnya Adam keluar dari bilik shower, dia juganmandi cukup lama dan entah apa saja yang pria itu lakukan didalam sana karena Jemy sampai jenuh menunggunya. Adam keluar hanya dengan memakai handuk yang cuma dia lilitkan rendah di pinggang. Pria itu langsung naik ke atas ranjang untuk mendekati wanitanya."Apa kau sudah tidu
Mumpung mereka sedang mendapat sinyal yang stabil, Jemy juga menghubungi RJ untuk bantu mengurus perusahaannya. Jemy tidak memiliki siapapun yang bisa ia percaya kecuali mantan bosnya itu. Setelah menyelesaikan semua urusannya dengan RJ sebenarnya Jemy berniat untuk menghubungi Tara tapi Adam tidak mengijinkannya."Biar Erica yang menyelesaikannya.""Sampai kapan kau akan terus cemburu padanya?""Aku tidak suka kau masih berhubungan dengannya.""Kau benar-benar tidak masuk akal, Adam!""Kau hanya boleh memikirkanku!" tegas Adam yang sudah kembai mematikan ponselnya.Bukannya takut Jemy malah tertawa. "Kau tidak bisa menyaring