Beranda / Pernikahan / SUGAR DADDY TERAKHIRKU / Aku Harus Mencari Tempat

Share

Aku Harus Mencari Tempat

Penulis: aisakurachan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Strawberry jam. Kau tidak boleh melupakannya. Bukan kue, tapi aku yakin banyak orang yang akan mengincar, terutama karena kau sudah memasukkan roti tawar sebagai menu yang ada setiap hari.” Poppy menunjuk kertas, menyuruh Mae mencatatnya.

Menu itu masih terus mengalami revisi beberapa kali. Mae sudah banyak mencoret jenis karena menyadari ia akan mati cepat kalau memaksakan diri membuat jenis kue sebanyak itu setiap hari. Apalagi selama ia belum punya pegawai, Mae akan membuat semuanya sendiri

“Setuju, dan ini. Jangan sampai kau melupakan ini. Aku akan marah sekali kalau kau tidak membuat ini setiap hari.”

Gina mengangkat potongan akhir lemon drizzle cake, terlihat agak marah karena setelah gigitan itu ia tidak bisa menambah lagi. Mae hanya membawa satu memang, karena Daisy juga menyukainya, yang lain Mae tinggalkan di Reading.

"Kau sudah yakin akan memilih ini?” tanya Poppy, menunjuk sekitar. Setelah memantapkan menu, Mae tentu harus memilih lokasi. Hari ini Poppy dan Gina membantun
aisakurachan

Lhoo kan

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Semangat mengejar mimpi Mae. Aku padamu. Ash please jangan kenapa-napa deh, jangan bikin khawatir
goodnovel comment avatar
Yanti
aku jadi gemetar mau lanjut baca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Akan Berjuang Juga

    “Ian…mana Ash?” Mae mengulang sambil perlahan berdiri, sebisa mungkin karena kakinya sudah lemas.“Ada apa? Tidak ada kabar apapun!” Gina dengan panik ikut memeriksa ponsel. Ia seharusnya mendapat kabar juga kalau terjadi sesuatu pada Ash. Parker akan tahu dan menghubunginya. Tapi tidak ada pesan atau panggilan tidak terjawab.“Ian…”“GOT YOU!” Ian berseru girang sambil tertawa tergelak. Ponsel Ash yang dipakainya sampai bergetar dan kehilangan fokus, menampakkan langit-langit tenda barak. Ian tertawa terguling di atas ranjang dan ponselnya mengikuti setiap gerakannya.“Jangan menjadi seperti anjing dan melakukan lelucon rendah seperti itu!” Mae murka. Ia tidak keberatan dengan kejahilan Ian, tapi yang ini keterlaluan. Mae sangat amat ketakutan.“Ayolah, Mae. Itu tadi lelucon yang paling bagus. Sulit sekali membuatmu panik.” Ian tidak peduli dengan amukan dan cacian Mae, dan masih membela diri. Mae mendengus. “That’s a load of bollocks!”Memang selama ini ia beberapa kali berbuat jah

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Melupakan Keadaanmu

    “Kau sudah cantik, Mae. Berhenti menyentuh topi itu!” Daisy meraih tangan Mae yang kesekian kali terangkat ke atas untuk memperbaiki topinya yang masih rapi menempel di rambut.“Sialan memang. Jantungku tidak bisa tenang.” Mae mengumpat, berharap umpatan itu bisa melegakan dadanya yang penuh cemas. Ia sejak tadi gelisah dan otomatis merapikan penampilannya yang sudah baik-baik saja. “Keluarkan saja sekarang, jadi keinginan mengumpatmu berkurang saat bertemu dengannya.” Daisy memberi saran yang senada. Rowena akan membuat Mae ingin mengumpat kemungkinan.“Masalahnya…” Mae memakai matanya untuk melirik, penonton yang duduk di sampingnya. Anak kecil berusia kurang lebih enam, yang langsung menatap Mae saat mendengarnya mengumpat. Ibunya memberi tatapan penuh cela dan terang-terangan menariknya menjauh dari Mae—menganggapnya bar-bar.“Hhh… Mengumpat saja perlu tempat. Bergaul tidak semenyenangkan yang aku kira.” Daisy mengeluh sambil kembali menatap ke arah rink yang masih kosong, sambil

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Punya Adik

    Podium khusus yang terlihat dari kursi penonton memang tampak tidak ada, tapi Mae salah lagi, karena sebenarnya ada. Malah lebih tertutup karena berada paling atas dan berupa ruangan sendiri. Gelanggang yang ini lebih mewah daripada yang kemarin.“Maaf, tapi saya harus menggeledah Anda berdua sebelum masuk.”Ada tangan yang mencegah Mae memegang handle pintu. Wanita yang tadi menunjukkan jalan, baru menjelaskan kalau ada prosedur yang rupanya harus dilakukan sebelum menemui Rowena.“You’re kidding right?” (Kau bercanda bukan?)Daisy langsung memprotes, bahkan Mae yang lebih tahu kehidupan Ash, juga memprotes.“Kalian tidak melakukan apapun padaku kemarin.” Mae tidak mengalami proses serumit ini saat bertemu Rowena kemarin.“Anda bersama Mr. Ashton Cooper saat itu. Maaf, tapi ini harus.” Wanita itu menjelaskan dengan lembut. Tidak kasar menyuruh, tapi terlihat kalau ia tidak akan mengizinkan Mae melanjutkan langkah tanpa menjalani prosedur itu.Mae mendadak menjadi ‘tidak bisa dipercay

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Menolak

    “Sudah. Saya berterima kasih atas penawaran itu, banyak sekali. Tapi tidak. Saya tidak ingin berpisah dari Ash.” Mae menjawab tegas.Dengan aneh, segala gundah gulana yang sejak tadi melanda, justru reda setelah mengucapkan itu. Tangan Mae yang meremas rok perlahan mengendur dan bisa memandang Rowena dengan mata tenang, tidak nyalang ke segala arah. Bisa bersiborok tanpa perlu merasa menghindar.Rowena mungkin terkejut, sampai ia terus memandang Mae tanpa berkedip. Berpikir, sambil mengetuk gelasnya dengan kuku. Meski menyebalkan, Mae tetap akan mengakui kalau Rowena memang amat anggun, bernapas saja tetap akan membuatnya terlihat seperti bangsawan.“Kau bermimpi untuk mendapat uang lebih banyak lagi dengan mempertahankan Ash?” Rowena menebak.Dan Mae ingin mengumpat, karena pandangan mata Rowena sepertinya memiliki kekuatan membaca pikiran. Tebakannya masih bisa dikatakan tepat.Meski untuk saat ini Mae menolak semua uang Ash, tapi pikiran pertama yang terlintas begitu mendengar penaw

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Rencana yang Aku Bayangkan Bukan Ini

    Rowena kehilangan keanggunannya pada detik yang sama Daisy menyelesaikan celaannya. Ia menyambar gelas wine yang ada di meja dan terlihat akan melempar gelas itu ke arah Dairy.Mae sudah berdiri menghalangi apapun yang akan melayang ke arah Daisy, tapi Rowena lebih cepat sadar. Gerakan tangannya berhenti setengah jalan lalu menghela napas. Berusaha menguasai diri lalu tampak menyesal karena sudah terpancing untuk menjadi emosi.“Nah, itu lebih manusiawi. Kau tampak tidak wajar saat menekan seluruh perasaanmu seperti tadi.” Daisy sama sekali tidak terintimidasi dengan kekerasan yang hampir terjadi. Ia menyeringai malah.“Tenang saja, Mae. Jangan takut padanya.” Daisy menepuk punggung Mae, dan menyuruhnya kembali duduk dengan tarikan pelan.“Lady yang anggun dan agung ini memuja reputasi bukan? Maka kau hanya tinggal merusak reputasinya kalau memang masih sangat ingin memisahkanmu dengan Ash.” Daisy melanjutkan, sementara Mae menggeleng dengan wajah horor.Kalau Poppy kemarin menyebutnya

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Tidak Tahu Apa yang Akan Dilakukannya

    “Ingat, aku ingin dua layer kue berwarna pink.”Amy menegaskan keinginannya yang semena-mena itu sekali lagi, tapi dengan nada yang lebih manis.“Oke.” Mae tidak punya tenaga untuk bertanya detail lain dan sejak tadi hanya mengangguk.“Minggu depan.” Amy menambah instruksi lagi.“Aku sudah mencatatnya.” Mae menunjukkan ponsel tempatnya mencatat keinginan Amy.“Yes!” Amy sekali lagi menghambur memeluk Mae.“Amy! Ayo!” Rowena berseru dengan tidak rela. Sudah ada mobil yang menunggu mereka persis di belakang rink. Mereka tidak mengantri keluar seperti penonton yang lain.“Bye, Mae!” Dengan manis Amy melambai pada Mae, dan berlari menghampiri ibunya.Mae membalas lambaian itu dengan senyum semanis mungkin, tapi begitu mobilnya berjalan senyumnya langsung berubah menjadi keluhan. Mae berjongkok sambil menutup wajahnya. Lemas pastinya. Mode konfrontasi ini tidak cocok dengan hatinya. Jauh berbeda dengan pertikaiannya dengan Evelyn. Yang ini lebih menguras tenaga, karena sekali ini Mae bena

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Sudah Menang

    “Eh?” Ash menunduk memandang handuknya, lalu tertawa tergelak. Tahu persis apa maksud Mae. Ia menunggu Ash telanjang sejak tadi. “Sejak kapan…” Ash tidak bisa berhenti tertawa, sampai harus berhenti dan melambai meminta waktu untuk menenangkan diri.“Mana? Bukankah kau terburu-buru dan harus segera memakai seragam?” Mae mengetuk layar ponsel dengan tidak sabar. Pertunjukan utamanya seharusnya itu.“Mary, aku tidak sendiri di sini.” Ash tampak menghela napas beberapa kali, lalu mengambil ponsel dan menunjukkan kalau bukan hanya dirinya yang ada di tenda itu. Ada lima orang yang terlihat sedang melakukan kesibukan yang sama.“Eh? Ada handuk lain.” Mae sekelebat melihat pria lain yang juga hanya memakai handuk saja.“Apa kau baru saja memintaku memperlihatkan tubuh pria lain?” Layar Mae langsung dipenuhi wajah Ash yang menyipitkan mata, jengkel.“Tidak, aku hanya menunjuk.” Mae memasang wajah sepolos mungkin, dan mengelak. “Letakkan lagi ponselnya, dan bersiaplah.”Ash tergelak lagi. “Ak

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Menemukannya

    “Gina tidak akan suka, tapi ini indah.” Poppy mengeluh sambil mengelus rak yang ada di belakang kasir.“Ini akan cocok sekali untuk meletakkan toples selai, juga roti tawar hangat.” Poppy belum apa-apa sudah membayangkan akan seperti apa pemandangan toko Mae nanti.“Setuju. Aku juga membayangkan seperti itu. Cake akan ada di sini.” Mae menunjuk etalase bulat yang berbentuk aesthetic di sudut.“Kalau sudah lebih stabil, aku akan menambahkan teh agar bisa mengisi sudut itu. Pelanggan bisa menikmati kue dan teh disana.” Mae dengan antusias menunjuk area tambahan yang terpisah oleh partisi jalinan kayu. Toko yang ditemukannya itu sempurna, sampai Mae bisa membayangkan aneka macam hal yang diinginkannya nanti.Belum lagi letaknya strategis. Tidak jauh dari rumah Reading, dan tidak jauh dari objek wisata terkenal—The Museum of English Rural Life. Museum yang menampilkan sejarah Inggris dan aneka ragam kehidupan pedesaan masa lalu. Cukup terkenal, dan Mae mengincar pengunjungnya. Belum lagi

Bab terbaru

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 65 - Kau Ada di Tempat Sempurna

    “Di sini saja, lebih teduh.” Rowena menunjuk kursi di sebelahnya. Dean juga mengangguk setuju.Seluruh plot kursi taman itu sebenarnya ada di bawah pohon paling besar yang ada di taman rumah, tapi karena posisi matahari, ada bagian yang masih tersiram cahaya.Mae sebenarnya tidak keberatan mendapat siraman matahari setelah beberapa hari berada di rumah sakit, tapi ia masih ingat bagaimana nasib orang yang kali terakhir berdebat dengan Rowena—diusir, karenanya sekarang Mae memilih menurut dan duduk dengan manis di sampingnya.“Kau sudah tidak sakit?” tanya Amy yang sudah duduk dan kini menyerahkan satu cookies dari meja. Bukan buatan Mae tapi. Ia belum boleh mendekati dapur—atau melakukan apapun.“Tentu saja. Dokter tidak mungkin mengizinkan aku pulang kalau belum.” Mae melirik Ash yang juga sudah duduk di sampingnya. Orang yang tidak mungkin mengizinkan Mae pulang sebelum dokter memastikan tidak ada yang salah dari tubuhnya.Untung saja Mae kemarin berhasil membuat dokter itu merahasia

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 64 - Kau yang Salah

    “Mae? Ada apa?”Jeritan itu tentu saja menarik perhatian Rowena, dan juga beberapa orang tamu yang bersamanya. “Mae, hentikan!” Rowena menyambar kran wastafel dan mematikannya. Ia lalu menyambar tisu dapur dan mengulurkannya untuk wanita yang kini tersedak dan terbatuk itu.“Lady Jane? Apa Anda baik-baik saja?” tanya Rowena, sambil membantu mengusap air dari wajahnya.Mae yang masih berdiri di situ sedikit menjauh. Mengeluh saat mendengar Rowena memanggilnya lady. Itu berarti Jane ini berasal dari kalangan bangsawan yang sama dengan Rowena. Ia menyombong karena tahu kedudukannya kurang lebih sama dengan Rowena.“Tidak! Wanita ini menyerangku!” Jane menuding ke arah Mae, segera begitu batuknya terhenti.“Mae? Apa—”“Pelayan ini kurang ajar. Kau harus memberinya pelajaran etika!” Jane mengadu tanpa memberi kesempatan Rowena untuk bertanya pada Mae.“Siapa? Pelayan yang mana?” Rowena bingung memandang sekitar, mengira ada orang lain yang terlibat.“Ini!” Jane menuding Mae dengan lebih je

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 63 - Kau Tidak Sopan

    “Aku saja yang membawa.” Mae mengambil alih piring besar berisi potongan kue yang sudah diatur rapi olehnya dari tangan pelayan. Ini karena memang jumlah orang yang membawa kurang. Mae membantu agar pekerjaan mereka cepat selesaiAcara makan sudah dimulai sejak dua jam lalu, dan kini saatnya dessert yang dihidangkan. Semua tamu ribut bicara dan menertawakan entah apa. Mereka sudah tidak lagi duduk, tapi berdiri berkelompok masing-masing. Beberapa mengerumuni Rowena sebagai tuan rumah untuk berterima kasih.“Mae.” Rowena menghentikan langkah Mae dengan meraih lengannya saat ia lewat untuk kembali ke dapur.“Kau tidak perlu bekerja lagi.” Kalimat Rowena itu terdengar seperti kalimat pemecatan, tapi Mae sudah menghapal kalau tujuan Rowena bukan itu. “Kau tidak terlihat baik-baik saja.”Kalimat Rowena yang menyusul berikut menjelaskan niatnya dengan lebih baik. Rowena sedang mengkhawatirkan keadaan Mae.“Ya, setelah ini aku akan beristirahat.” Mae tersenyum menenangkan, lalu meneruskan l

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 62 - Kau Disini?

    “Karena itu kalian bisa melapor pada—Oh? Sir.” Louis mengangguk saat melihat Ash mendekat.Tapi ia paham kenapa dan langsung bergeser, memperlihatkan sosok yang berdiri di sampingnya, lalu melanjutkan briefing. Tidak berkomentar saat Ash menarik kerah jas Ian, yang tentu saja sedang tersenyum lebar.“What the fuck are you doing here?” geram Ash, setelah mereka sampai di taman yang sepi, tidak termasuk area yang dipakai untuk menjamu tamu.“Tolonglah jangan banyak mengumpat. Untung saja tidak ada toples di sini—Oh, apa aku perlu menghitung berapa umpatan yang kau ucapkan? Jadi bisa membayar nanti?” Ian menepuk bahu Ash perlahan, menangkan sekaligus menikmati reaksinya. Ian memang sengaja tidak mengatakan apapun agar bisa menikmati reaksi itu.“Apa yang kau lakukan di sini?!” Ash mendesis sambil menatap Ian dari atas sampai ke bawah. Jas itu sangat baru, juga pin yang tersemat di dadanya—menandakan ia anggota RaSp.“Apa kau menyamar? Ada pekerjaan yang membuatmu harus menyamar di sini?

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 61 - Kau Juga Melihatnya?

    “Itu cara berpamitan yang unik.”Mae menggelengkan kepala dan tertawa. Sejenak meninggalkan spuit yang dipakainya untuk menghias cupcake untuk menatap Ash.Ia baru saja menceritakan keributan yang terjadi malam kemarin saat ayah Serena datang menjemput. Ash baru bisa menceritakannya sekarang, karena kesibukan Mae memang hampir tanpa henti. Tamu yang dimaksud Rowena tidak hanya berlangsung sehari, tapi datang bergilir selama dua hari ini. Ia menjamu para istri dari orang-orang berpengaruh yang kemarin mendukung dan berkontribusi pada kemenangan Dean. Sedikit membalas budi.Karenanya Mae juga memperlakukan pekerjaan itu dengan lebih serius. Ia tidak boleh mengacau.“Unik, tapi yang pasti aku bersyukur dia sudah kembali. Aku lelah dengan drama gila mereka.” Ash menghela napas sambil mengulurkan tangan—berusaha mencolek krim berwarna hijau yang disiapkan Mae.Tentu saja Mae mencekal lengan itu. Mae tidak mungkin mengizinkan ada yang menyentuh adonannya dengan tangan yang tidak jelas keber

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 60 - Kau Akan Selalu Menjadi Tuan Putri

    “Serena?”Ian menggoyangkan bahu Serena, cukup keras, dan masih tidak bergerak. Ian berencana memakai ponsel untuk menyuarakan alarm, tapi sepertinya percuma.Suara bentakan yang dikeluarkan Val tadi kerasnya melebihi alarm dan tidak mengganggu Serena. “Tuan Putri!”Ian akhirnya berseru agak keras dan mengguncang kedua bahu Serena. Baru setelahnya mendapat respon.“Lima menit lagi, Mom.” Gumaman yang kurang lebih menjelaskan kalau ia masih bermimpi.“I'm not your Mom, so please wake up. She's waiting for you.” (Aku bukan ibumu, jadi bangunlah. Dia menunggumu)Ian berbisik di telinganya, hampir tidak bisa menahan tawa saat melihat bagaimana mata Serena membuka lebar dengan tiba-tiba. Ia langsung berbalik mencari siapa yang berbicara padanya, dan menemukan Ian berbaring di sampingnya sambil menopang kepala menahan tawa.“Bangun tidur pun kau tampak mempesona, Tuan Putri. Hamba puas melihatnya,” kata Ian.“Just cut the crap! Apa maksudmu Ibuku menunggu?” Informasi itu masih diingat ole

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 59 - Kau Tidak Bisa Membunuhku

    “Miss, ada tamu untuk Anda.” Louis dengan sopan mengetuk pintu kamar Serena.“Lebih keras lagi. Dia tidak akan terbangun kalau kau mengetuk selembut itu.” Val menyarankan karena tahu kebiasaan Serena. Biasanya hanya gempa yang bisa membangunkannyaLouis mengangguk dan mengetuk lebih keras lagi. “Miss?” Pintu itu terbuka, tapi yang muncul adalah Ian. “Kau mau apa?” Ian separuh membentak dengan wajah jengkel.Tapi hanya bertahan satu detik, karena wajah itu terhantam oleh kepalan tangan Val setelahnya. Ian tidak mungkin menghindar dan nyaris terpelanting.Dengan gerakan yang terlatih, Ian langsung menegakkan tubuh dan melayangkan tendangan balasan pada siapapun yang menyerangnya. Tapi kakinya berhasil ditepis dan saat itu Ian akhirnya melihat mata amat biru yang sekarang menjadi mimpi buruknya.“Oh, shit!” makinya, sambil menurunkan tangan—membatalkan serangan, tapi tetap waspada dan bergerak menghindar saat Val menggembor marah dan melayangkan pukulan lain.“Dasar setan!” Val berseru d

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 58 - Kau Datang Sekarang?

    “Aku bilang jangan berpikir ke arah sana!” sergah Serena, sambil mengibaskan rambut dan tengkuknya kembali tertutup.“Oh…” Ian tentu saja kecewa, tapi tidak bisa lama. Saat Serena mengangkat sepuluh jarinya, ia langsung paham masalahnya apa. “Kau tidak bisa membukanya.” Serena berbalik sambil mengangguk. Masih ada sisa pink di wajahnya tapi tidak lagi amat merah. “Aku tidak bisa memaksa membuka ini. Aku perlu sembuh cepat. Harus latihan.” Serena menunjukkan perbannya lagi. Ia bisa memaksakan untuk membuka perban itu, tapi khawatir akan memperburuk lukanya. Serena membutuhkan tangan itu untuk berlatih sebentar lagi.“Seharusnya kau mengatakannya sejak tadi. Aku akan membantu. Ini mudah.” Ian memutar tangannya. Isyarat agar Serena kembali berbalik memunggunginya.“Aku akan meminta bantuan Mae kalau dia tidak sibuk!” cetus Serena. Masih ingin menegaskan kalau Ian adalah pilihan terakhir.“Itu tidak akan seru. Seharusnya kau langsung datang padaku. Masalahnya akan cepat selesai.” Ian te

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 57 - Kau Jangan Berpikir yang Aneh

    “Kenapa susah sekali!” Serena mengeluh karena jarinya tidak bisa menyentuh zipper yang sebenarnya mudah.Kalau bisa melepaskan kuncian, Serena bisa mendorong turun, tapi gerakan sederhana itu sangat membutuhkan jari. Serena menghela napas. Menyerah, ia memerlukan bantuan.Serena bisa saja melewatkan mandi, tapi tetap ingin mengganti baju. Ia sudah memakainya seharian berkeliling.Serena keluar dari kamar—mencari Mae, tapi belum sampai di kamarnya, Serena sudah melihat Mae berlari kecil ke arah dapur. Serena mengintip, dan terlihat Mae—dibantu beberapa orang pelayan yang memang bekerja di rumah itu sedang sibuk menyiapkan kue.Mae tadi hanya keluar sebentar, kini melanjutkan pekerjaannya menggiling adonan croissant berwarna merah yang harus dilipat berulang kali. Bukan saat yang tepat untuk meminta bantuan, karena Serena perlu membawa Mae ke kamar. Tidak mungkin ia membuka bajunya di dapur.“Ian ada di sana—belum pulang. Menerima panggilan.”Ash yang berusaha membantu Mae—dengan menga

DMCA.com Protection Status