SUAMI ONLINE 15 A
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Kehilangan sesuatu yang berarti dalam hidup akan menyisakan perasaan bersalah dan penyesalan. Baik itu barang atau pun orang-orang terkasih. Kenes baru menyadari kalau Danesh kini telah menjadi orang yang berarti dalam hidupnya. Ia mulai takut kehilangan semua hal tentangnya, termasuk cincin pernikahannya.
"Mas ... tadi pagi beneran masih dipakai," ujar Kenes lagi dengan air mata yang mulai membasahi kedua pipi.
"Ya udah, cup ... cup ... cup ... jangan nangis. Malu sama Yuyun. Cincin ilang nanti bisa beli lagi, yang penting cintamu gak ilang. Udahan nangisnya, malu." Danesh mencoba menghibur wanita yang masih menangis sesenggukan.
Yuyun menjadi tidak tega melihatnya. Bisa-bisanya Mbak Bos kehilangan cincin yang melingkar manja di jari manis.
"Mbak Bos jangan nangis. Entar
SUAMI ONLINE 15 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Danesh bingung harus menjawab apa. Ia tidak ingin Kenes mendengar dirinya dirayu wanita lain. "Maaf ... hati saya sudah tercabut beberapa hari yang lalu. Dan sudah tertanam di hati seseorang." Jawaban Danesh membuat para gadis itu mendesah kecewa. "Yaaahhh ... ternyata tanamannya sudah ada yang memberikan nutrisi. Aku keduluan," celetuk gadis berbaju kuning itu lagi dengan suara kecewa. "Syukurin! Jadi cewek, kok, gatel!" kesal Yuyun dalam hati melihat suami Mbak Bos digoda ulet bulu. Ibu-ibu muda banyak yang menyoraki gadis berbaju kuning itu. Hingga membuatnya menjadi tersipu malu karena jawaban sang pria bernada penolakan. "Maaf, Mas. Apa sebelum menaman benih sayuran itu ada ritual khusus biar hasilnya bagus?" tanya ibu muda yang telihat penasaran. Danesh kembali mena
SUAMI ONLINE 15 C Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Soal cincin, gak usah kamu pikirkan. Aku bisa membeli yang baru untukmu. Jadi jangan merasa bersalah," ucap Danesh terdengar begitu lembut, tidak menyalahkan. "Tapi aku masih ingin mencarinya. Siapa tahu tertinggal di warung. Cincin itu, kan, simbol pernikahan kita," kekeh Kenes tidak ingin dibelikan yang baru sebelum ia berusaha mencarinya. "Ya udah. Terserah kamu ... nanti aku bantu cari di warung setelah urusan di sini selesai. Lebih baik kita ke rumah. Kita bertemu Mama dulu sebelum kamu pulang. Sepertinya tadi Yuyun udah hampir selesai," ajak sang pria sebari menggenggam jemarinya dan menuntun sampai masuk ke rumah. Rumah dengan model jaman dulu tapi disisipi sisi modern membuat suasana terasa nyaman. Apalagi di tiap sisi rumah ada banyak tanaman dan beberapa tanaman cabai yang bentuknya aneh. Kenes mengi
SUAMI ONLINE 16 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Kehadiran bayi mungil selalu menjadi dambaan setiap pasangan, apalagi untuk orang tua. Mereka akan selalu ingin memiliki dengan segera. Setidaknya jika memiliki cucu, maka akan ada ikatan yang lebih erat dalam keluarga. Namun, dalam hal ini bukan hanya membutuhkan keinginan saja, melainkan kesiapan mental yang matang juga diperlukan. Apalagi anak merupakan rahasia Sang Pencipta. Tidak semua pasangan langsung bisa mendapatkannya, kadang ada yang harus melewati penantian panjang. Semua itu tergantung ketetapan Tuhan. Manusia hanya bisa berencana tapi keputusan kapan waktunya, Tuhan yang berkuasa. Kenes masih terdiam. Ia tidak tahu apakah bisa mengabulkan permintaan orang tua untuk segera memberikan cucu. Ia berharap, mereka tidak menilai sebuah pernikahan
SUAMI ONLINE 16 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Tanpa malu, sang pria membawa tubuh wanita yang kini begitu berarti ke dalam dekapan dan memeluknya erat. Baginya, memiliki Kenes adalah anugerah terindah. "Makasih, Sayang ... atas sikapmu yang tidak lagi keras," bisik Danesh. "Iya. Aku juga makasih karena kamu tidak pernah lelah berusaha mencairkan hati ini ... Emran ... Danesh Emran." Senyum Kenes merekah malu-malu setelah mengatakan satu rahasia yang baru ia ketahui. Seketika Danesh melepaskan pelukan. Wajahnya menyiratkan keterkejutan. Sejak kapan Kenes menyadarinya? Sedangkan sikapnya sama sekali tidak ada perubahan. "Ka--kamu sudah tahu kalau a--aku ...?" Pertanyaan Danesh menggantung begitu saja. Ia masih tidak percaya kalau Kenes sudah menyadari siapa dirinya. Kenes tersenyum
SUAMI ONLINE 16 C Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Mata kamu kenapa?" "Ya elah ... ditanya malah balik tanya. Mikirin Mas Bos, ya?" tanyanya menggoda. "Iya. Tiba-tiba jadi inget dia. Ya udah, nih, teh manis hangatnya udah jadi," jawab Kenes sembari meletakkan gelas satu per satu ke atas nampan. "Tinggal telepon atau kirim pesan. Gampang, kan ... biar gak kepikiran terus," usul Yuyun yang langsung pergi mengantar pesanan. Kenes mulai menimbang baiknya telepon atau kirim pesan. Ia jadi mengingat kalau pernah bertukar nomor telepon. Ponsel dalam saku segera ia ambil, lalu mencari nomor yang belum sempat diberi nama. Matanya menemukan nomor baru dalam kontak panggilan. Tangannya dengan lincah menuliskan pesan pembuka. Sebelumnya, ia memberikan nama 'Danesh Emran' pada kontaknya. K
SUAMI ONLINE 17 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraSatu kejutan bisa diperlukan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Tidak ada salahnya terus mencoba berbagai cara untuk bisa menyempurnakan sebuah pernikahan. Apalagi Kenes sudah mulai menjatuhkan hatinya. Hal ini akan lebih mudah membangun satu gej*lak untuk satu keinginan.Danesh menyimpan cincin itu ke sakunya, lalu kembali menatap keindahan malam yang selalu mempesona. Malam seperti ini seakan menjadi candu untuknya setiap menjemput pujaan hati."Cahaya bintang yang berkilauan persis seperti kehadiran Kenes yang selalu membuat hidup bercahaya," gumamnya dalam hati.Senyumnya terus merekah melihat banyaknya bintang yang tak terhitung di atas sana. Meski banyak bintang tapi yang bersinar terang hanya beberapa. Seperti hidupnya yang mempunyai beberapa alasan untuk tetap ber
SUAMI ONLINE 17 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Udah ... mending kita pulang. Gimana kalau kita muter Alun-Alun sampai Tugu Lawet buat ngilangin sedihmu? Kalau malem katanya air mancurnya ada lampunya. Mau gak?" tawar Danesh mencoba menghibur wanita yang ia cintai. Kenes menatap lekat suaminya sembari berpikir tawarannya. Sebenarnya lumayan kepincut, tetapi nanti hanya bisa melihat air mancur itu dari jarak jauh. Akan tetapi, ia juga penasaran. Selama ini ia hanya melihat pada siang hari. "Boleh, deh, Mas ...." Kenes berdiri lalu melangkah ke luar dan memastikan warung dalam keadaan terkunci. Sang pria membawa Kenes dengan laju motor tidak terlalu cepat. Danesh sengaja ingin menikmati malam berdua lebih lama bersama pasangan. Motor menyusuri Alun-Alun ke arah timur sampai pe
SUAMI ONLINE 17 C Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Gimana, Mas?" tanya sang wanita dengan harap-harap cemas. Masa setiap pagi harus sarapan di luar terus ... kan, pengen juga sarapan di rumah. "Em ... kok, asin, ya? Jangan-jangan ...." Danesh menjeda jawabannya sambil mengecap bibirnya. "Jangan-jangan apa?" tanya Kenes penasaran. "Jangan-jangan kamu masih mau kayak yang semalam," godanya sembari mengedipkan matanya. Ckck! Kenes berdecak, lalu memalingkan wajahnya menatap sayur kangkung yang sudah matang. "Apa hubungannya sayur asin sama gituan, Mas? Kalau ngomong jangan ngaco, deh!" Kenes berusaha menutupi wajahnya yang kemerahan karena godaan receh. Mana ada masakan asin pertanda ingin gituan. Danesh melepaskan pelukan dan me
SUAMI ONLINE 44 C Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira Sementara di tempat prasmanan, Kenes melihat romantisnya Ratan mengambil banyak makanan untuk Silviana yang tengah merasakan ngidam. Ternyata ia bisa menjadi suami siaga. Meski pesonanya masih kalah jauh dibanding Danesh–suaminya. Setelah puas menikmati hidangan acara, Kenes memutuskan pulang. Apalagi Athalla terlihat mengantuk. Kasian kalau harus tidur dalam gendongan. Keduanya berpamitan, lalu meninggalkan acara. Danesh sengaja melajukan motor kecepatan sedang agar sampai ke rumah dengan cepat. Hanya sepuluh menit akhirnya mereka bisa menidurkan Athalla di kamar. Tubuh mungilnya menggeliat merasakan pergerakan. Suasana kamar yang sejuk membuat tidurnya kembali anteng. "Mas, tungguin ya ... aku mau ganti baju dulu," pinta Kenes sembari menuju ke lemari untuk
SUAMI ONLINE 44 BLast EpisodeOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang tampah menahan air matanya menjawab penuh binar bahagia. "Wah, makasih, Mbak Bos!"Inilah yang membuat Yuyun bertahan di sini. Mempunyai juragan royal dan tidak pelit. Selain itu kepercayaan yang diberikan itu penuh totalitas. Kali ini mereka bisa bertemu dengan keadaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan banyak kebaikan yang menyertai kehidupan mereka.Kebahagiaan mereka bertambah kali lipat kala mendapati kedatangan orang tua dan mertuanya. Mereka terlihat tengah berjalan memasuki warung. Setelah menangkap gerombolan orang yang dikenal, mereka menghampiri dengan binar penuh kerinduan.Athalla yang tengah anteng dalam gendongan mendadak tertawa mendapati ciuman bertubi-tubi dari kedua neneknya."Ibu ke sini, kok, nggak bilang
SUAMI ONLINE 44 ALast EpisodeOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat orang yang telah lama tidak bertemu dengan penampilan berbeda pasti merasa terpesona. Apalagi jika itu mengarah hal lebih baik. Ditambah lagi itu adalah sesuatu yang memang menjadi kewajiban wanita muslim.Yuyun masih menatap takjub kecantikan Mbak Bosnya. Ada keinginan merayap ke hati jika nanti sudah siap lahir batin berpenampilan seperti wanita panutannya dalam bekerja.Rasa haru tersingkir untuk menyapa kehadiran pemilik warung seblak yang tiap hari bertambah ramai."Ya, Allah, Mbak Bos! Tambah cantik aja tidak bertemu berbulan-bulan. Dari tadi kenapa nggak bilang, malah diem aja!" protes Yuyun sambil melepaskan pelukan. Kemudian beralih menatap bayi mungil yang tengah memperhatikannya dengan seksama. Seperti ada rasa takut bertemu orang baru."Dika
SUAMI ONLINE 43 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraEnam bulan kemudian ....Athalla yang kini berusia enam bulan lebih terlihat menggemaskan. Momen terbaik perkembangan Athalla menjadi memori yang tidak akan terlupakan oleh keduanya. Bagaimana lelahnya begadang dan memahami tangisannya menjadi pengalaman melelahkan tapi membahagiakan.Mereka saling bahu membahu menjaga buah hati bergantian. Ketika Kenes membersihkan diri, maka Danesh bertugas menjaga anaknya. Mengajak bercanda dan bermain cilukba telah menjadi candu yang mengembalikkan rasa penat."Sayangnya Ayah, sekarang udah bisa ketawa ... bajunya juga bagus, jadi tambah ganteng," puji Danesh sembari menciumi perut Athalla. Suara tawanya terdengar begitu bahagia.Kenes yang baru selesai mandi menjadi gemas dengan tingkah suaminya. Ia s
SUAMI ONLINE 43 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMendapat menu sarapan lain dari biasanya, rasanya sedikit menurunkan nafsu makan. Hidup sekarang bukanlah seperti zaman orang tuanya. Di mana sudah banyak kemajuan di bidang teknologi dan ilmu kesehatan. Akan tetapi, sekarang harus disuguhkan kehidupan yang sama seperti ibunya dulu.Kenes menatap isi meja makan. Meski rasa masakan ibunya selalu menjadi juara di hati, tetapi jika harus menu seperti ini setiap hari dipastikan bosan.Sang ibu yang tiba-tiba berdiri di belakangnya mengamati gerak anaknya. Ia tahu kalau menu sarapannya pasti tidak sesuai selera."Kenapa hanya diliatin? Ayo, sarapan. Biar ASI kamu lancar," ucap wanita yang melahirkannya 32 tahun lalu.Kenes menoleh, menatap sang ibu. "Apa cuma ini, Bu? Masa sayur bening sama rebusan tempe?" keluhnya.
SUAMI ONLINE 42Oleh: Kenong Auliya ZhafiraKekuatan memberi senyum pada pasangan kadang bisa menjadi penyemangat diri sendiri untuk terus berjuang melawan ribuan luka. Melihat pasangan menangis bukan hal yang ingin dilihatnya saat ini.Kekuatan itu mampu memberi sugesti positif untuk tetap bertahan menghadapi berbagai macam keadaan. Walaupun dalam kondisi terlara sekali pun.Kenes yang mulai menemukan kembali kekuatannya langsung fokus pada arahan Bu Rose. Tekadnya berjuang perlahan membara demi kehidupan yang didambakan keluarga. Memiliki buah hati sebagai penerus adalah imipan bagi setiap perempuan. Sedangkan dirinya hanya tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan malaikat kecil."Sekali lagi ya, Mbak ... tarik napas dalam ... lalu mengejan." Bu Rose tidak lelah memberi arahan.Kenes menghirup napas sedalam mu
SUAMI ONLINE 41Oleh: Kenong Auliya ZhafiraMerasakan sakit luar biasa pertama kali karena proses spesial menjadi seorang ibu merupakan pertaruhan hidup dan mati. Di mana harus berjuang memberikan kehidupan baru tanpa memedulikan kehidupannya sendiri.Kenes tengah merasakan awal perjuangan itu. Perut yang semakin terasa kencang dan sakit dalam durasi lebih lama membuat perasaan tidak menentu. Apalagi ditambah tidak ada orang yang dikenal melewati depan rumahnya.Kepala Kenes sudah dipenuhi berbagai pikiran buruk. Daripada menunggu orang lain, lebih baik ia masuk mengambil ponsel dan menghubungi sang suami. Namun, baru saja berbalik rungunya mendengar suara yang cukup dikenalnya."Mbak Kenes ... Mbak Kenes ... Mbak, nggak apa-apa? Apa perutnya sakit?" Bu Hesti mengelus lengan wanita di
SUAMI ONLINE 40Oleh: Kenong Auliya ZhafiraDebaran dada akan selalu mewarnai jika berbicara soal hubungan. Rasa semakin bergelora dan tidak menentu meski hanya lewat tatapan mata. Momen indah dalam rumah tangga yang tidak akan pernah habis memberikan sensasi istimewa untuk sebuah keharmonisan.Kenes tahu betul jika prianya kini ingin membuktikan ucapannya. Senyum itu terlihat nyata, menyiratkan satu gairah cinta. Akan tetapi, semua itu tertahan karena keadaan yang tidak lagi sama seperti dulu. Ada sesuatu yang lebih membuatnya berharga dari apa pun. Namun, sorot matanya seolah mengunci setiap gerakannya.Pria di depannya kian mendekat, hingga embusan napasnya terasa hangat menerpa wajah. Kenes menggenggam erat bajunya ketika bibir yang sering menyesap manis madu hampir menempel di atas bibirnya.Danesh t
SUAMI ONLINE 39 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKenes mengerutkan dahi, memikirkan ucapan wanita yang seperti ibunya sendiri. "Em ... kalau perutnya ke bawah pertanda itu kah? Memang bulan ini udah sembilan bulan jalan," terangnya sembari menatap wajah Bu Hesti yang terlihat jelas guratan kerutan di matanya.Bu Hesti mengangguk sebagai jawaban. Banyak doa terselip dalam malamnya untuk kesehatan keluarga kecil Mbak Kenes. Sedetik kemudian, Bu Hesti berjalan mendekat sambil membisikkan sesuatu. "Satu rahasia lagi biar bayinya mau cepat keluar," ucapnya.Wanita yang masih bingung itu menatap Bu Hesti penuh tanda tanya. Rahasia apa yang sebenarnya dimaksud olehnya. "Ra--rahasia? A--apa?" tanya Kenes terbata."Berhubungan. Sekalian sebagai tanda kalau sang ayah menengok keadaan bayinya," jawab Bu Hesti lalu tersenyum ja