Langit senja menggelayuti kota ketika Satya menatap layar ponselnya yang berkedip-kedip menampilkan pesan singkat dari Zeesha. Sebuah permintaan tolong yang tak terduga, merayapi pikiran Satya yang sejenak terhenti di tengah keramaian trotoar Jakarta."Satya, tolong aku. David mengunci aku di aparte
Zeesha memandang Satya dengan campuran perasaan keterkejutan dan kekhawatiran. Benaknya berputar, mencoba menyusun potongan-potongan memori yang terputus."Saya... Saya tidak tahu bagaimana saya bisa sampai di sini," ujar Satya dengan raut wajah bingung yang tak bisa disembunyikan.Kegelisahan di ru
Dalam gemuruh kebingungan yang tak kunjung reda, Hanna masih memandang Satya dengan kekecewaan yang tak terbendung. Tatapan mereka bertautan, merangkai benang-benang kekecewaan dan penyesalan yang sulit diurai."Satya, aku..." Hanna terhenti, suaranya tercekat oleh perasaan campur aduk di dalamnya.
Hanna yang masih duduk di dalam mobil, wajahnya dibanjiri oleh emosi yang tak terkendali. Melihat Satya hendak pergi, rasa kemarahannya semakin memuncak. Dengan suara yang keras, dia memanggil Satya kembali."Satya! Berhenti di sana!" teriak Hanna dengan nada yang tegas.Satya yang sudah berbalik, t
Setelah mereka menghabiskan waktu bersama di taman, Hanna merasa lebih dekat dengan Satya. Mereka tertawa, bercanda, dan berbagi cerita seperti dulu kala. Namun, ketika jam menunjukkan hampir tengah malam, Hanna mengajak Satya untuk kembali ke dalam rumah."Ayo, Satya. Sudah larut malam, lebih baik
Gelombang malam memperlihatkan warna kelamnya yang menghiasi langit saat Satya duduk di teras balkon rumah mewah Hanna yang terbuka. Cahaya berkilauan dari lampu balkon yang hangat menyinari wajahnya yang tenang, menciptakan aura magis di sekelilingnya. Di pangkuannya terletak gitar kesayangannya, a
Malam semakin beranjak pergi. Satya mengajak Hanna masuk.Begitu sampai di kamar, Satya segera melumat bibir Hanna dengan rakus. Saat ini, dia sedang terbakar api cemburu karena membayangkan jika kekasih hatinya itu dipaksa menikah lagi oleh ayahnya nanti.Hanna pun dengan cepat menyelaraskan permai
Pagi merangkak siang, sunyi merayapi ruangan kamar mereka dengan pelan. Cahaya surya yang masih malu-malu merayap masuk melalui jendela, menciptakan permainan bayangan di seluruh ruangan. Satya, tanpa mengganggu keheningan pagi itu, membuka matanya dengan perlahan. Dalam keheningan itu, Hanna masih
Matahari pagi menyinari parkiran perusahaan dengan hangatnya. Satya turun dari mobilnya dengan pakaian formal yang rapi, siap memulai hari kerja yang baru. Langkahnya mantap menuju pintu masuk perusahaan, ketika tiba-tiba terdengar suara ceria yang memecah keheningan pagi."Hai, Papa!" teriak Hazel,
Satya merangkul Hanna dengan lembut, menyadari betapa lelahnya istrinya. Mereka berdua terbaring dalam keheningan, saat Satya mendekatkan bibirnya ke telinga Hanna. "Kamu hebat, Sayang. Terima kasih atas segala yang telah kamu lakukan hari ini. Aku sangat bersyukur memiliki kamu sebagai pasangan hi
"Tidurlah lagi, Hanna. Kau butuh istirahat yang cukup," kata Satya sambil menepuk lembut punggung Hanna. Hanna menggeleng lembut. "Tidak, aku ingin membantumu. Aku juga ingin menikmati momen bersama mereka." Satya tersenyum lembut, merasa begitu bersyukur memiliki seorang istri yang begitu peduli
Setiap pagi, cahaya matahari menyapa Satya dengan hangat di kamar tidurnya. Tawa kecil dari kedua bayi kembar yang terletak di tempat tidur mereka menggelitik hatinya. Dia memandang mereka dengan penuh kekaguman, seakan-akan melihat keajaiban yang tiada tara. "Hanna, lihatlah betapa indahnya pagi i
Pagi itu, suasana di ruangan bersalin terasa penuh haru dan kegembiraan. Hanna, wanita muda yang menjadi istri dari pewaris Soedibyo Group, sedang berjuang dalam proses kelahiran anak pertamanya. Dokter dan perawat bergerak cepat, memastikan bahwa semuanya berjalan lancar."Saya di sini, Hanna. Kamu
Kehadiran keluarga besar Soedibyo dalam acara baby shower Hanna menjadi sebuah penanda yang penting bagi Satya. Ini merupakan momen yang mengesankan karena keberadaannya yang diakui dan diterima sepenuhnya oleh keluarga besar kelas atas tersebut.Sebelumnya, Satya merasa sedikit cemas dan takut apak
Hari berganti menjadi minggu, dan minggu itu pun berubah menjadi bulan. Bagi Hanna, setiap detik yang berlalu adalah penuh dengan keajaiban. Dalam rahimnya, dua kehidupan kecil yang penuh dengan kebahagiaan terus tumbuh dengan sempurna. Setiap tendangan kecil yang dia rasakan menjadi pengingat akan
Meskipun melihat kondisi Hanna yang belum juga membaik, Satya merasa khawatir. Demam yang terus-menerus membuatnya semakin gelisah. Meskipun dokter sebelumnya memberikan penjelasan tentang penyebab demam, Satya tetap merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh guna mendapatkan informasi yang
Pagi itu, mentari mulai muncul dengan gemerlapnya, membangunkan Satya dari tidurnya yang nyenyak. Dia memandang istri tercintanya, Hanna, yang masih terlelap dengan damai di sampingnya. Dengan lembut, Satya mengusap mata Hanna dan mencium keningnya."Hanna, bangun sayang," bisik Satya dengan lembut