Beranda / Romansa / SORRY MY HUSBAND / Bab 6 Kunjungan Rahasia

Share

Bab 6 Kunjungan Rahasia

Penulis: Pupe Maelani
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-07 14:55:06

Hujan turun dengan lebat membuat jalan-jalan digenangi air cukup tinggi serta menimbulkan kemacetan di beberapa ruas jalan. Rena melajukan mobilnya perlahan dan memasuki kawasan perumahan mewah di kawasan Pluit. Mobilnya perlahan memasuki sebuah pintu gerbang yang kembali tertutup ketika mobilnya masuk seolah pintu itu tak pernah dibuka. Dia menghentikan mobilnya tepat di halaman di mana dua orang pria tengah berdiri di ambang pintu dan menatap kedatangannya. Dimatikannya mesin mobil dan terdiam untuk beberapa saat.

“Aku akan menyelamatkanmu, Pa. Apa pun akan kulakukan demi membebaskanmu dari mereka,” gumam Rena menatap nanar rumah tersebut.

Tangannya membuka pintu mobil dan meraih tas kecil miliknya, lalu berjalan perlahan menuju pintu di mana dua pria tinggi besar menanti kedatangannya tanpa sedikit pun ada senyum di wajahnya.

“Aku mau bertemu Nyonya Tanaya,” ucap Rena dengan suara jelasnya. Pria itu tak menjawab dan bertukar pandang dengan rekannya untuk sesaat.

Tak lama kemudian, salah satu dari pria tersebut melangkahkan kaki dan Rena mengikutinya di belakang, sedangkan pria satunya tetap berjaga di depan rumah. Selama mengikuti langkah lebar pria dengan tubuh besar serta wajah seramnya, Rena hanya menatap sekeliling suasana rumah yang terlihat rapi dan bersih. Sesekali matanya melihat bingkai foto berukuran besar di mana foto pemilik rumah tersebut di gantung, Tanaya.

Tak lama berselang, tibalah Rena di sebuah ruangan dan terlihat sosok pemilik rumah tengah duduk bersantai sambil memegang secangkir teh di tangan dan meneguknya pelan. Rena yang melihat Tanaya duduk dengan santai mendadak hatinya mendidih dalam hati.

“Bisa-bisanya dia duduk santai begitu,” gerutu Rena dalam hati.

“Permisi, Nyonya. Tamu yang anda tunggu sudah datang!” ucap pria itu dengan suara tegasnya.

Tanaya bergeming seolah tak tertarik dengan laporan pria itu dan justru meneguk kembali teh dalam cangkir yang masih dipegangnya. Baik pria itu dan Rena tak bersuara, dalam hati Rena mengutuk tingkah Tanaya yang tak menganggap kehadirannya seolah tuli.

“Kau boleh pergi!” ujar Tanaya akhirnya sambil meletakkan cangkir ke meja.

Pria itu pergi mematuhi perintah majikannya meninggalkan Rena yang masih berdiri seperti patung. Sedetik kemudian, kepala Tanaya menoleh pada Rena yang menatapnya kini. Sekilas senyum tipis terukir di sudut bibir Tanaya melihat boneka mainannya sedang berdiri menunggu untuk dimainkan olehnya.

“Jangan menatapku seperti itu, menantuku tersayang!” kata Tanaya diikuti senyuman mengejeknya.

Rena terhenyak, tapi dengan cepat fokusnya kembali dan menatap benci pada Tanaya yang kini masih duduk santai tanpa menawarkan untuk duduk layaknya seorang tamu.

“Mana Papa?” tanya Rena yang sudah tak sabar ingin bertemu dengan mertuanya, Evran.

“Hahaha … santailah Rena, untuk apa kau terburu seperti itu, huh?” ujar Tanaya merespon kalimat Rena yang mencemaskan keadaan Evran.

Rena menggenggam ujung gaun miliknya dengan kuat sebagai luapan emosi yang menggelayut hatinya kini. Rena benar-benar tak sabar ingin bertemu dengan Evran karena baru sekali dia melihat dan sekitar seminggu yang lalu, itu pun via video call yang Tanaya lakukan. Di tengah Rena yang sudah tak sabar ingin melihat Evran, tiba-tiba sosok lain muncul sambil berteriak.

“Ma … Mama … tolong berikan aku uang. Minggu depan aku akan pergi liburan bersama temanku!” teriak seorang wanita dengan penampilan yang begitu sexy tak jauh beda dengan Rena, meskipun lebih sexy Rena.

Seketika ucapannya terpotong ketika matanya yang ditempelkan bulu mata panjang nan tebal serta soflens berwarna cerah mendapati sosok yang tak disukainya berdiri mematung.

“Sial. Kenapa dia terlihat cantik dengan penampilan seperti jalang!” gerutu wanita itu dalam hati dan menatap penuh benci.

“Liburan? Mau libur ke mana lagi kamu, Anin?” tanya Tanaya dengan wajah kaget karena ucapan anaknya yang gemar berpesta dan jalan-jalan.

“Dekat, kok, Ma. Libur ke Sydney seminggu. Mau lihat konser Dua Lipa di sana. Di Indonesia tak ada konsernya. Jadi aku mau ke sana saja bersama teman!” sahut Anin merajuk dan duduk di sebelah Tanaya.

“Kamu sudah dewasa, Anin. Usiamu sudah 27 tahun dan sudah tak pantas kau pergi ke acara seperti itu. Harusnya kau mulai disibukkan dengan mencari pria kaya agar hudupmu sejahtera nantinya!” oceh Tanaya memarahi Anin yang tengah cemberut.

“Uang Om Evran tak akan habis tujuh turunan, Ma. Kita tak usah pusing memikirkan hal itu dan nikmati saja!” timpal Anin dengan otak malasnya.

“Mama tak izinkan kamu pergi karena ada pekerjaan yang harus kamu lakukan!” ucap Tanaya tegas dengan mata melotot.

“Tapi, Ma …,” sahut Anin coba membantah.

“Menurut atau Mama bekukan kartu kreditmu!” timpal Tanaya tak ada tawar menawar lagi.

Anin habis kata-kata dan hanya mampu bergumam tak jelas sambil menghentakkan kakinya yang memakai high heels. Matanya kembali menatap Rena yang sejak tadi diam menyimak dan berdiri.

“Dasar wanita sialan kamu. Gara-gara kau, aku selalu kena sial. Tak sabar aku ingin membunuhmu!” cicit Anin menatap Rena tajam seolah ingin mencekiknya saat itu juga.

Rena bergeming. Dia tak perduli dengan ucapa Anin barusan dan lebih tertarik pada Tanaya karena urusan dia adalah dengannya. Sedangkan Tanaya masih melirik Anin dengan raut jengkel karena memiliki anak satu-satunya, tapi pemalas, dan tak bisa dibanggakan.

“Berhenti bergumam, Anin. Lebih baik sekarang kau antarkan boneka ini untuk menemui pria tak berguna itu. Cepat!” ucap Tanaya pada Anin yang menatap jengkel pada ibunya.

“Yaelah, Ma. Dia bisa jalan sendiri. Biarkan saja dia melihatnya dan cukup berikan kunci. Jangan berlebihan karena dia tak akan bisa kabur dengan penjagaan ketat di rumah ini,” sahut Anin menolak dan seolah mengguri.

“ANIN!” teriak Tanaya yang membuat Rena kaget, tapi biasa saja bagi Anin yang sudah terbiasa dan sangat santai mendengar suara ibunya menggelegar. Melirik malas, akhirnya Anin bangun dari duduknya dengan mulut berdecih.

“Ikut gue!” ucap Anin menatap Rena yang memandang aneh karena perilakunya yang selalu membangkang.

Tanpa berkata, Rena mengikuti langkah Anin dan meninggalkan Tanaya yang masih duduk di sofa. Perlahan wajah Tanaya menyunggingkan senyum jahat yang sudah memiliki banyak rencana dan sebentar lagi rencananya akan terlaksana.

“Sebentar lagi akan lebih mudah menguasai harta keluarga William,” gumamnya lirih sambil terkekeh.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka tiba di sebuah kamar tak jauh dari dapur. Tangan Anin membuka kunci kamar itu dan membukanya sedikit kasar.

“Cepat masuk!” katanya memerintah dengan wajah ketusnya yang begitu jelas.

Rena tak menjawab, apalagi mengucapkan terima kasih. Tubuhnya sedikit didorong kasar oleh Anin hingga terhuyung dan dengan cepat Anin menutup kembali pintu itu serta menguncinya dari luar sambil terkekeh.

“Selamat temu kangen dengan orang cacat tak guna itu!” cicitnya pelan lalu pergi meninggalkan pintu tanpa sadar jika Maida tengah berdiri di balik dinding dapur.

Di dalam kamar, Rena menatap sekeliling kamar dengan cat berwarna putih dan cukup luas. Matanya menyisir seluruh sudut kamar dan berhenti ketika melihat sebuah ranjang besar di mana sesosok tubuh sedang terbaring.

‘Degg’

Mata Rena membulat dan dengan cepat mendekat pada ranjang. Matanya semakin membulat ketika matanya bertemu pandang dengan sepasang mata yang terbuka lebar dan berkedip.

“PAPA!”

Bab terkait

  • SORRY MY HUSBAND    Bab 7 Pertemuan

    Waktu menunjukkan jam 3 sore. Terdengar sebuah aktifitas tak wajar yang menyapa telinga bagi siapa pun yang melewati kamar tersebut di mana pintunya tak tertutup rapat. Sepasang anak manusia tengah mengais kenikmatan dunia dan sudah berlangsung sejak sejam lalu. Seorang pekerja wanita yang melewati ruangan tersebut mendadak terhenti langkahnya ketika mendengar samar-samar suara desahan yang tak sengaja didengarnya.“Suara apaan itu?” gumamnya yang berdiri seperti patung dengan indra pendengaran yang lebih dipertajam serta kening mengkerut.Tak berapa lama, terdengar erangan semakin kuat dari balik pintu yang terbuka sedikit dan membuat pekerja tersebut sadar apa yang sedang terjadi. Tanpa sadar, tangan kirinya menyentuh area antara dua pahanya, sedangkan ta

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • SORRY MY HUSBAND    Bab 8 Rencana Jahat

    Rena terpaku mendengar ucapan Tanaya yang kembali mengingatkan jika hari ini dia akan menjalankan rencana selanjutnya demi menghancurkan rumah tangga dia dan Jeff. Terdengar helaan nafas berat yang Rena hembuskan dan tentu didengar serta dilihat oleh Evran yang menatap bingung padanya. Kepala Rena menoleh dan menatap sendu wajah Evran. Dia melihat matanya berkedip beberapa kali seolah bertanya rencana macam apa yang akan dilakukan oleh Rena atas perintah dan di bawah ancaman Tanaya. Tangan Rena yang masih menggenggam erat Evran terasa semakin kencang dan dirasakan olehnya yang tak berdaya."Pa, Rena pergi dulu, ya. Rena janji akan bawa Papa pergi dari sini secepatnya," ucap Rena pelan dan dibalas gumaman oleh Evran yang tentunya berisi larangan agar Rena tak menuruti kemauan Tanaya.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • SORRY MY HUSBAND    Bab 9 Keanehan Yang ditemukan Jeff

    Di kantor, Jeff tengah meeting dengan para staff untuk membahas rencana pembangunan hotel yang akan didirikan di daerah Malang. Tak lupa, Ferry mendampingi Jeff dan duduk tepat di sebelah kanannya serta Imelda di sebelah kiri Jeff karena bertugas mencatat semua yang dibahas pada meeting tersebut."Apa semua surat izin sudah selesai?" tanya Jeff memastika kelengkapan dokumen sebagai syarat mendirikan hotel di daerah setempat."Sudah ok semua, Pak," jawab Pak Muldoko yang bertugas mengurus segala hal berkaitan tentang surat izin pembangunan hotel dan sebagainya hingga dinyatakan selesai dan siap dibangun."Untuk rancang bangunanya?" lanjut Jeff lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • SORRY MY HUSBAND    Bab 10 Dua Remaja Pria

    Di sebuah rumah dengan tipe 21, seorang anak laki-laki terlihat sedang membaca buku di atas ranjang dengan sprei bermotif sebuah logo dari club sepak bola. Dia tengah fokus membaca buku ditemani suara musik yang diputarnya pelan dengan lagu Justin Beiber "Yummy" dan terus berulang. Jendela kamarnya terbuka hingga angin dari luar masuk dan membuat kamarnya terasa sejuk, terlebih telat di depan jendela kamar berdiri sebuah pohon jambu cangkok hasil tanaman ayahnya yang sudah meninggal dan tengah berbuah lebat. Tak berala lama, terdengar beberapa notif pesan menyambangi handphone yang dia letakkan di nakas tak jauh dari ranjang. Matanya melirik handphone itu dan dengan malas, tangannya berusaha meraih benda itu tanpa bangun dari tidurnya."Anjir, tanganku pendek banget, sih! Ambil hape saja tak sampai, gimana ambil cewek orang!" gumamnya kesal d

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • SORRY MY HUSBAND    Bab 11 Hinaan Telak

    Di sebuah kamar bernuansa putih, Rena tengah duduk di depan cermin dengan dress seksi berwarna merah nyala membalut tubuhnya yang langsing. Terdapat belahan sampai paha di kaki kirinya dan membuat kulit putih begitu kontras terlihat. Maida datang menghampiri sambil membawa sisir dan dalam diam menyisir rambut Rena yang panjang. Lewat cermin dia melihat wajah Rena yang telah dipoles dengan make up tebal dengan pakaian seksi membuat dirinya pantas disebut wanita jalang di mana dua bukit kembarnya terlihat menonjol seolah akan tumpah. Rena nampak tertegun dengan raut wajah sedih yang bisa Maida lihat dengan jelas."Apa aku ajak bicara saja, ya?" suara hati Maida ragu untuk mengajak bicara Rena sambil terus menyisir rambutnya yang berwarna coklat.Terdengar helaan nafas ya

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • SORRY MY HUSBAND    Bab 12 Pengacau

    Mata Anin membulat, begitu pula dengan semua orang yang ada di kamar tersebut. Mereka tak menyangka jika Tanaya tega memukul anaknya di depan semua orang."Tante, sudahlah. Jangan marah-marah nanti darah tinggi bisa kumat!" ucap Dilara yang mendekat pada Tanaya dan sangat tajam memandang Anin tengah memegang pipinya karena terasa panas."Anak ini sudah keterlaluan. Makin hari semakin membantah dan cari ribut saja!" sahut Tanaya kesal dan sudah lelah akan tingkah Anin yang tak terkendali. Anin tak menimpali. Matanya ikut menatap tajam pada Dilara yang tengah menjadi pahlawan kesiangan bagi dirinya."Terserah Mama bilang apa! Aku tak perduli!" ucap Anin tajam dan pergi meninggalkan kamar itu sambi

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • SORRY MY HUSBAND    Bab 13 Mencari Informasi Lewat Sahabat

    Sejam kemudian, Jeff tiba di Amara Cafe yang mana adalah milik salah satu sahabat Jeff saat SMA dan telah menikah. Terlihat seorang wanita muda berambut pendek dengan dress berwarna biru langit tengah duduk ditemani segelas kopi dan beberap cup cake di hadapannya. Matanya terlihat sedang memandangi keramaian di luar cafe dari jendela yang nampak ramai oleh kendaraan. Di saat matanya sibuk dengan segala pikiran yang ada, terdengar suara dan mengalihkan pandangannya melihat Jeff berjalan menghampiri."Maaf sudah membuatmu menunggu lama," ucap Jeff yang sudah berada di hadapan Deska. Menatap Jeff yang ada di depannya kini, senyum Deska terukir manis dan membalas sapaannya."Tidak apa-apa. Aku juga belum lama tiba," sahut Deska cepat.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • SORRY MY HUSBAND    Bab 14 Maafkan aku

    Rena sedang duduk di kamar. Dia memandang dirinya dengan raut wajah menjijikkan. Pakaian yang dia kenakan terlihat begitu terbuka di mana bagian dadanya menyembul keluar seolah ingin tumpah dengan belahan dress yang menampakkan paha mulusnya yang selama ini hanya dia tunjukkan untuk Jeff. Senyum kecut terukir di bibirnya yang merasa jijik dengan dirinya kini, terlebih beberapa jam lalu dia harus rela disentuh dengan mesra oleh pria yang bukan suaminya, Hakan. Ya, Hakan menjadi pria yang sedikit beruntung karena mendapat kesempatan menyentuh tubuh indah Rena demi peran yang disematkan oleh Tanaya padanya. Meskipun pada awalnya Dilara menolak perintah itu, tapi dengan terpaksa Dilara merelakan Hakan yang selaku kekasihnya untuk bermesraan dengan Rena di atas ranjang dan seharusnya dia yang melakukan hal tersebut dengan Hakan karena kekasihnya.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07

Bab terbaru

  • SORRY MY HUSBAND    Bab 59 Bikin Anak (END)

    Hari pun terus berlalu. Tanaya dan Dilara resmi mendekam di penjara dengan semua kejahatan yang telah mereka lakukan. Sedangkan Anin telah resmi menikah dengan Kimoy tanpa restu dari Tanaya dan hidup sederhana serta membuka rumah makan yang cukup ramai berkat keahlian Kimoy meracik bumbu dan pintar masak selama ini. Anin sudah mengetahui apa yang telah menimpa Tanaya dan sudah berkunjung ke penjara menjenguknya beberapa kali. Tangis dan sesal ditunjukkan oleh Tanaya dan Dilara setelah mendekam di penjara untuk menebus semua kejahatan yang dilakukan mereka, meskipun hukuman yang diberikan kepada Dilara jauh lebih ringan, tapi tetap saja membuat dia begitu sedih dan menyesali perbuatannya selama ini. Jeff dan Rena pun beberapa kali berkunjung ke pen

  • SORRY MY HUSBAND    Bab 58 Tak Bisa Berkelit

    Tubuh Tanaya seketika menegang melihat apa yang ada di hadapannya kini. Matanya menelisik satu-persatu tiap orang yang ada di depannya dalam keadaan duduk dan terdiam serta memandang tajam ke arahnya. Berkali-kali Tanaya menelan salivan karena tenggorokannya yang mendadak tercekat. Lututnya seolah lemah dengan kepalanya yang mendadak sakit dan berharap bahwa apa yang dialami saat ini hanyalah sebuah halusinasi saja akibat sedang kesal dengan perbuatan yang Anin lakukan. "Astaga, sepertinya aku ben

  • SORRY MY HUSBAND    Bab 57 Tamu tak Diundang

    Mendengar jawaban yang diberikan oleh Hakan dan terlihat begitu santai, Tanaya memincing curiga ke arahnya serta menelisik saksama. Dia pun menatap sekeliling dan terlihat suasana rumah yang begitu tenang. Hal itu membuat kening Tanaya berkerut banyak karena merasa aneh dan tak biasa."Sejak kapan kau berada di sini? Apa kau belum pulang sejak semalam?" tanya Tanaya menatap tajam pada Hakan yang duduk berseberangan dengannya.

  • SORRY MY HUSBAND    Bab 56 Kabar Buruk Dari Anin

    Setelah memerintahkan Maida untuk memberikan sarapan kepada Rena, Tanaya akhirnya pamitan untuk pulang sebentar ke kediamannya sekedar melihat apakah Anin pulang ke rumah atau tidak. Namun, sesampainya di rumah dia masih tidak menemukan keberadaan Anin dan hari itu kembali membuat darah tingginya kumat. Dia duduk di ruang keluarga sambil memijit pelipisnya yang terasa sakit. Tak berapa lama, dia meraih handphone yang ada dindalam handbag berwarna hitam miliknya untuk menghubungi Dilara karena sejak semalam dia berpamitan untuk makan malam di rumah Jeff hingga kini masih belum memberi kabar, meskipun hanya berupa pesan. Berulang kali Tanaya menghubungi Dilara, tapi tak kunjung diangkat. Dia pun merasa aneh kenapa Dilara tak mengangkat panggilannya

  • SORRY MY HUSBAND    Bab 55 Hukuman Yang Begitu Nikmat

    Keesokan harinya, Rena terbangun dengan tubuh yang terasa begitu sakit karena dia dikurung di sebuah gudang tak jauh dari kebun belakang. Dia tertidur hanya beralaskan sebuah koran bekas. Ruangan tersebut tak ada penerangan sama sekali, kecuali cahaya lampu yang masuk dari jendela. Selain itu, ruangan tersebut memang cukup luas, di mana barang-barangnya tidak terlalu penuh dan kebanyakan diisi oleh buku-buku serta elektronik yang sudah tak digunakan. Rena meregangkan otot yang terasa kaku serta tubuhnya yang sedikit menggigil karena semalaman dia tidur di lantai. Dia menatap ke jendela dan berpikir untuk menebak sekiranya sudah jam berapa saat itu. Ketika dia sedang menerka, tiba-tiba terdengar perutnya yang berbunyi menandakan bahwa dia kelaparan

  • SORRY MY HUSBAND    Bab 54 Tawaran Menggairahkan

    Di kediaman Jeff, Dilara terkejut ketika mendengar kalimat yang diucapkan oleh Jeff karena tak menyadari dan terbuai dengan khayalan kotornya sendiri. Dengan cepat, dia melepaskan tangannya dari payudara yang dia remas sendiri sejak tadi, sehingga memicu gairah. Merasa terciduk, wajah Dilara seketika merona karena malu dilihat oleh Jeff yang tak disadarinya sudah keluar dari kamar mandi. "Dasar bodoh! Kenapa aku tak dengar dia keluar kamar mandi, sih! Benar-benar memalukan!" kata Dilara dalam hati

  • SORRY MY HUSBAND    Bab 53 Pengakuan Hakan Yang Tak Terduga

    Di Jalan Raflesia, Maida yang berada di kamar Evran saat kejadian diseretnya Rena untuk dikurung seperti mereka tentu terkejut karena tak menyangka bahwa Rena akan kembali ke rumah itu. Evran yang tentu mendengar dengan jelas teriakan Rena hanya bisa melotot tak percaya mendengar teriakan menantunya karena diseret paksa oleh penjaga rumah diiringi bentakan dari Tanaya. Hatinya tentu sangat geram karena tindakan Tanayaa yang sudah melampaui batas dan benar-benar ingin menyingkirkan orang yang dia cintai. Bahkan, Evran yakin Tanaya akan melenyapkan dia beserta Rena dan jika sudah mendapatkan hartanya, dia pun yakin Tanaya akan menyingkirkan Jeff. Maida bisa melihat betapa Evran berbaring gelisah di ranjang. Tahu apa yang telah dilakukan Fanaya kali

  • SORRY MY HUSBAND    Bab 52 Akibat Pikiran Mesum

    Sekitar jam 6 sore, akhirnya Jeff tiba di kediamannya. Pikiran dia masih tertuju pada Rena yang saat ini berada di Jalan Raflesia dan terkurung bersama Evran. Dia berjalan lunglai masuk ke dalam rumah dan terkejut ketika disambut oleh sosok wanita dengan pakaian seksi serta make up tebal yang tak lain adalah Dilara. Terhenyak sebentar, pikiran waras Jeff akhirnya kembali dan sadar bahwa siang tadi Dilara sudah memberikan pesan kepadanya bahwa malam ini dia akan datang ke rumah untuk makan malam bersama. Sadar akan hal itu, dia menarik nafas panjang. Matanya menatap malas pada Dilara yang berjalan mendekat untuk menyambut kepulangannya.

  • SORRY MY HUSBAND    Bab 51 Janji Palsu Tanaya

    Kimin dan Codet seketika mendekati Rena yang terkejut dan mundur untuk menghindar, tapi mereka menarik tangannya demi melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Tanaya. "Tidak! Jangan sentuh aku! Lepaskan kubilang!" teriak Rena berusaha menolak kedua penjaga itu yang tentu dengan mudah meringkus Rena.

DMCA.com Protection Status