Home / Thriller / SITUATION / Eps 16: Berkedok Karaoke

Share

Eps 16: Berkedok Karaoke

Author: LiEunSaVaLove
last update Last Updated: 2021-03-23 10:51:23

Hari ini, aku berangkat sekolah sendiri, karena William mulai kembali ke rumahnya, sekaligus membantu urusan keluarganya.

Hari kedua setelah menjadi pacarnya, harus pergi sendirian. Tidak masalah, keluarga nomor satu. Aku juga bukan anak manja.

Di kelas masih sepi, walaupun ada beberapa murid yang sudah datang. Menunggu sampai bel masuk, aku menyibukkan tangan untuk menggambar.

"Halo, Zoe Veronica." Dia temannya William, Sammy Parker. "Bagaimana liburanmu? Akhir-akhir ini kamu sering muncul ditelevisi bersama William. Semakin dekat saja kalian," godanya.

"Ja-jangan begitu." Tidak ada bedanya dengan William.

"Hey, kamu kenapa tidak bergabung saja dengan klub gambar?" Sepertinya dia memperhatikan gambarku. "Gambarmu bagus. Gambar perempuan yang sedang tiduran?"

Aku tersadar saat Sam mengatakan itu. Kenapa ya, saat aku menggambar, aku seperti tidak sadar?

"Hey Sam, apa kamu sudah mengerjakan tugas fisika?" tanya Noah yang baru masuk kelas, dia

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SITUATION   Eps 16: Berkedok Karaoke II

    Kenapa ranjangku terasa keras sekali? Huh? Ini ... jalan raya! Sepi sekali dan ada kabut di sekitar. Sepertinya aku berada di mimpi.Kulihat sesuatu di depan. Tempat karaoke yang kudatangi bersama Karen. Pasti ada kasus pembunuhan di sini, itulah mengapa aku bisa ada di sini dan gambarnya! Ah sial, kenapa baru sadar sekarang?Kumasuki tempat itu dengan perlahan. Sepi. Tidak adakah petunjuk yang kudapatkan?Resepsionis ini tempat Annie. Tidak banyak yang kutemukan selain buku pelanggan. Banyak sekali nama laki-laki di sini. Ada juga nama perempuan, hanya beberapa saja.Ada namaku juga di sini, bukan bersama Karen tapi William. Aneh. Seharusnya, kemarin itu hari Senin, kenapa di sini hari Selasa?Kuperiksa juga bagian laci besar di bawah. Tidak mungkin jika hanya itu saja. Setelah ini selesai, akan kuperiksa seluruh ruangan. Tidak peduli, jika aku

    Last Updated : 2021-03-23
  • SITUATION   Eps 16: Berkedok Karaoke III

    Anthony sudah mengunci tubuhku di sofa, supaya tidak bisa pergi ke mana-mana. Tubuhnya berat. Aku bisa merasakan napasnya yang mulai mendekat ke kulitku."Kemarin kamu dengan cepat pergi dari sini, tapi sekarang kamu datang berdua bersama William. Apa kalian ingin melakukan hal buruk? Aku bisa membocorkan hal ini pada murid sekolah." Dia mengancamku."Kamu salah paham! Aku ke sini bukan untuk itu, tapi ada seseorang yang membutuhkan bantuan," belaku."Ya ... aku sempat dengar perbincanganmu dengan Annie tadi. Menyuruh para pekerja ayahku untuk keluar? Aku sudah melaporkan hal itu padanya."A-ayah? "Jangan bilang, Kenny Lopez adalah ayahmu?" Ini sungguh mengejutkan. Rencana harus segara diganti.Dia tersenyum licik. "Perkenalkan, aku Anthony Lopez," ujarnya memperkenalkan diri lagi. Dia mulai menggigit pelan leherku tanpa bersalah."Mi-minggir ...," pintaku lemah.

    Last Updated : 2021-03-23
  • SITUATION   Eps 17: Iri yang Mendalam

    Karena kejadian kemarin, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Rasanya seperti dihantui oleh tangan Anthony yang tiba-tiba meraba tubuhku."Tidur saja dulu. Aku bangunkan kalau guru sejarah sudah datang," suruh William sambil mengelus kepalaku.Lihat saja, jika dia tidak membangunkanku, aku akan diamkan dia selamanya. Dia pernah seperti itu, sampai aku dihukum mengerjakan piket sendirian. Ya ... itu sudah sangat lama, saat kita belum menjadi rekan.Samar-samar aku melihat ada tubuh yang tergeletak di dalam ... sebuah ruangan ... ganti baju, dengan- Astaga ... punggungnya tertancap sepatu skating.Aku tidak bisa melihat wajahnya. Jasad itu telungkup dan menghadap ke arah dinding. Tapi aku yakin, kalau jasad itu perempuan.Apa yang bisa kubantu? Aku tidak bisa bergerak di sini.Tunggu, siapa itu? Lelaki? Dia mendekat pada jasad itu dengan keadaan panik, sambil memanggil-manggil nam

    Last Updated : 2021-03-24
  • SITUATION   Eps 17: Iri yang Mendalam II

    Mumpung aku berada di ruang ganti, aku ingin melihat isi tas Gladys, hanya sebentar. Tidak ada salahnya untuk mencari kebenaran, 'kan? Daripada menuduh?Alat dandan, handuk, dompet, ponsel, buku diari? Mari kita lihat. Iri yang mendalam. Sangat mendalam.Kufoto semua isi curhatannya.Besok, sebelum pertunjukan dimulai, Gladys akan melakukan pembunuhan."Tertulis pada hari Minggu. Aku benci melihat Melissa yang selalu mendapatkan pujian dari pelatih, sedangkan aku selalu dimarahi oleh pelatih. Tidak hanya itu saja, Melissa selalu bermesraan dengan pacarnya di depan mataku! Aku bunuh saja dia besok, sebelum lomba dimulai.""Itu isi dari diarinya?" tanya William melalui panggilan video dilaptop. Dia tertawa sambil menggelengkan kepala."Begitulah," balasku sambil membaca hasil foto diari Gladys. "Kalau aku iri melihatmu dengan perempuan lain, aku akan melakukan itu," usilku membuat

    Last Updated : 2021-03-24
  • SITUATION   Eps 18: Ekspedisi Malapetaka

    Aku menceritakan semua kejadian kemarin pada Vinny sambil memakai sepatu.Semenjak Vinny satu sekolah denganku, kami sering berangkat sekolah bersama, kecuali pulang. William mengerti akan hal ini."Bu, kami berangkat," ijinku sambil membuka pintu."Tunggu." Ibu mendekat dengan wajah sedih. "Zoe, teman Ibu baru saja telpon. Dia ... meminta bantuanmu untuk mencari anaknya yang hilang ... "Hilang? Ada penculikan lagikah?"Katanya, anaknya kemarin bermain bersama teman-temannya, tapi sampai sekarang belum pulang. Tapi, teman-temannya sudah pulang kemarin malam," lanjut ibu."Ibu berikan saja alamat rumah teman Ibu. Nanti aku dan William akan mengunjungi rumahnya," pintaku. "Kami berangkat," ijinku sekali lagi."Hati-hati di jalan!" teriak ibu khawatir.Sampai di sekolah, aku berpisah dengan Vinny karena kelas kami berbeda pastinya. Tapi saat ke kela

    Last Updated : 2021-03-24
  • SITUATION   Eps 18: Ekspedisi Malapetaka II

    Aku terlalu banyak menghela napas di meja belajar. Entah kenapa hatiku menjadi tidak karuan saat bersama William. Tidak, jantung normal, tapi hati risih.Tidak ada salahnya murid populer berpacaran dengan murid yang biasa saja, 'kan? Apalagi bersama gadis indigo sepertiku.Diperjalanan ke rumah Teddy dan pulang tadi, kami tidak berbicara sama sekali.Dia sempat menahanku sebelum masuk rumah dan bertanya kenapa. Aku jawab saja sedang pusing dan tidak enak badan.Apakah ini ujian untuk orang yang berpacaran?Kusibukkan saja tanganku dengan pensil dan jurnal. Menenangkan pikiranku dengan menggambar itu cukup bagus untukku. Mungkin saja aku dapat pencerahan.Kenapa? Kenapa tidak ada perasaan ingin menggambar? Biasanya aku menggambar tanpa sadar.Kutaruh kembali jurnal dan pensil, lalu menjatuhkan diri ke ranjang. "Aku ini kenapa? Saat jantungku berdisko di dekat Will

    Last Updated : 2021-03-24
  • SITUATION   Eps 18: Ekspedisi Malapetaka III

    "Aku mau di bawa ke mana?"Aku lihat ada tiga orang yang datang ke rumah kosong. Dua perempuan yang membawa satu perempuan dengan wajah takut."Tenang saja, Laura. Kamu ingin bergabung dengan geng kami, 'kan? Ini adalah tantangan pertama untukmu. Jika kamu bisa melakukannya, maka kamu lolos!" seru perempuan dengan rambut berkepang satu."Apa tidak ada tantangan lain?" tanya Laura."Kalau kamu mundur, kamu tidak akan bergabung dengan kami yang terkenal di sekolah," jawab perempuan dengan jaket jeans.Jadi, Laura ingin bergabung dengan geng sekolah yang terkenal? Menurutku itu bodoh. Laura mudah dibodohi.Bagaimana aku bisa tahu? Karena aku sedang berada di mimpi, melihat masa lalu Laura sebelum meninggal."Kami berdua tunggu di luar. Kamu harus temukan hantunya, ya? Semangat!"

    Last Updated : 2021-03-24
  • SITUATION   Eps 19: Tak Cantik Lagi

    William hari ini pasti telat. Aku tidak melihatnya di parkiran dan juga kelas."Zoe, kemari." Angelita memanggil. Ada tiga murid perempuan yang juga berkumpul di mejanya dan juga banyak make up."Kamu jualan?" tanyaku pada Angelita.Dia tertawa ketika sedang memakai bedak wajah. "Tidak. Semua ini baru dibelikan oleh orang tuaku. Mau coba? Aku ada beberapa make up yang kubawa. Kalau kalian mau, ambil saja. Gratis," jawabnya membuat ketiga murid perempuan di sebelahku senang."Aku mau. Kemarin aku sedang mencari lipstick yang warnanya merah muda," pinta Diana.Aku sekalinya dandan hanya cukup menggunakan bedak wajah saja, kecuali ke acara penting."Memangnya sekolah mengijinkan kita membawa alat make up?" tanyaku lagi sambil melihat bedak wajah yang baru dipakai Angelita."Sstt ... " Angelita menaruh telunjuknya dibibir sendiri.

    Last Updated : 2021-03-25

Latest chapter

  • SITUATION   Eps 27: Manusia Berjiwa Iblis III

    Kubuka pintu dengan kunci cadangan, lalu masuk perlahan. Tidak ingin membuat mereka, lebih tepatnya Elizabeth terkejut. Menyerang dari belakang itu bagus.Aku lihat semuanya. William tiduran di ranjang dengan telanjang dada. Sedangkan Elizabeth, dia sangat liar dengan ciuman yang dia berikan.Sudah saatnya aku menarik dan membantingnya ke lantai.Tapi, sebelum hal itu terjadi, dia menoleh dan langsung mencekikku. Padahal, sudah sangat perlahan tanpa suara."Oh, ada tamu tak diundang ternyata." Dia mendorong masih dengan cekikan ke dinding, bahkan sampai membuatku tak menapak. "Aku sudah tahu, jika kamu akan datang untuk menyelamatkan sang pacar."Lengannya kupukul berkali-kali untuk berusaha lolos, tapi sulit."Kamu tahu? Mudah sekali membuatnya terpancing. Lelaki memang lemah akan sentuhan perempuan. Ingat saat kita di kafe? Ya, dia terkejut karena aku menyentuh pahanya. Dan ba

  • SITUATION   Eps 27: Manusia Berjiwa Iblis II

    Aku tidak boleh menyerah. William tidak hanya pacar, tapi juga rekan. Ini tidak boleh terjadi. William pasti bisa menjaga janjinya, 'kan?Kudatangi rumah William dan bertemu dengan ibunya. "Halo tante, ada William?""Bukannya dia pergi menemuimu?" Ibu William saja terkejut mendengar pertanyaanku. Pasti William berbohong pada ibunya sendiri."Tidak. Dia bilang ingin pergi, tapi tidak bilang ke mana," jawabku jujur.Ibu William menghela napas. "Anak itu ... beraninya berbohong. Kutendang nanti bokongnya. Masuk dulu, yuk. Kasihan calon menantuku datang sendiri," ajaknya ke ruang tamu."Tante, apa ... William bertingkah aneh dari kemarin?" Aku tidak punya waktu untuk basa-basi. Aku datang hanya memastikan bahwa William berubah atau tidak. Ya ... aku ini pacarnya, pasti berhak tahu.Ibu William datang membawa air putih dengan wajah bingung. "Dia baik-baik saja kemarin. Ada apa? Kalia

  • SITUATION   Eps 27: Manusia Berjiwa Iblis

    Sudah lima hari kami berkabung. Tidak baik selalu berada pada kesedihan. Vinny kembali sekolah dan ibu sudah mulai bekerja lagi.Dan aku, memutuskan untuk jalan-jalan tanpa William. Dia harus menjaga Wildan sementara.Kesedihanku berubah menjadi khawatir. Ada teman dari grup kelas mengatakan bahwa ada kanibal. Sulit untuk percaya, tapi hal itu memang ada.Katanya, ditemukan pria tewas dengan tubuh yang telah tercabik, seakan telah dimakan hewan buas. Korban ditemukan di sebuah gang kecil yang gelap. Apa ada hewan buas yang lepas?Yang aku bingungkan adalah, bekas cabikan bukanlah dari hewan buas, tapi juga bukan dari manusia. Lalu, di mana kanibalnya?Ada saksi yang tidak sengaja melihat manusia sedang memakan manusia.Biar kusimpulkan. Ada saksi yang melihat manusia memakan manusia yang tidak memiliki gigi manusia, dan juga kuku yang seperti hewan buas. Hey, itu bisa saja terja

  • SITUATION   Eps 26: Kado Terburuk II

    Esok hari, aku dan William sudah berada di kantor polisi, berdiskusi dengan Opsir Justin di kantor meja yang sedikit berantakan."Aku sudah menyuruh anak buahku untuk mencari nama dari orang yang membebaskan ayahmu. Namanya Benedict Thorez. Katanya, dia salah satu keluarga ayahmu.""Keluarga? Ayahku anak tunggal dan tidak memiliki saudara atau sepupu," balasku sambil terkejut.Opsir Justin mengangguk. "Itu yang kucurigakan. Dilaporan tentang nomor plat mobil Ferrari, yang sahabatmu katakan kemarin, itu milik Benedict Alfred."Entah kenapa, setelah mendengar nama belakang Alferd, tubuhku seakan membeku. Ada apa ini?"Jadi maksudmu, ada dua pelaku bernama Benedict dengan nama belakang berbeda?" tanya William kebingungan."Aku tidak yakin dengan itu. Karena, hasil dari rekaman CCTV dan biodatanya, mereka adalah orang yang sama," balas Opsir Justin.Mereka berbincang

  • SITUATION   Eps 26: Kado Terburuk

    Pagi ini, kami semua sudah bersiap untuk pulang. Aku berniat untuk pergi menemui ayah dulu bersama William. Ibu dan Vinny kusuruh pulang terlebih dahulu.Tapi, entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal dihati. Seperti ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Ayolah, Zoe. Kamu baru saja berulang tahun.Sedang asik minum teh, ayah William membuatku menoleh. Ada kado besar yang ayah William bawa."Kado untukku?" tanyaku mendekat."Ayah menemukan itu di depan pintu. Tidak ada pengirim nama, hanya ucapan selamat ulang tahun."Hal ini membuat kami yang berada disatu ruangan menjadi penasaran. Mereka mendekat ingin tahu."Apakah isinya televisi?""Itu pasti mainan!""Entahlah, tunggu Zoe buka kadonya dulu."Sebelum kubuka, aku membaca dulu kartu ucapan yang ada di atas kado. Isinya, selamat ulang tahun Zoe Veronica. Semoga suka dengan kado yan

  • SITUATION   Eps 25: Ulang Tahun

    Entah kenapa, aku ingin sekali bangun di subuh hari. Anginnya dingin sejuk, bukan hawa dingin. Kubuka jendela untuk melihat pemandangan yang sudah sering kulihat."Kak, tutup jendelanya. Dingin tahu." Vinny menarik selimut sampai menutupi kepala. Pakai AC saja bisa, masa kena udara saja tidak.Aku biasanya tidak terlalu memikirkan hadiah ulang tahun karena ... jarang sekali dirayakan. Cukup bermodalkan ucapan saja sudah senang. Masih ada orang yang ingat dengan kelahiranku.Karena sekarang William yang mengurus semua, aku jadi penasaran sekali. Tempat sudah dia pilih, dekorasi katanya dia juga, ibu, orang tua William, dan para sahabat. Belum lagi kado ulang tahun. Sangat penasaran.Terlalu lama penasaran malah jadi halu. Mandi sajalah."Anak Ibu sudah rapi saja. Mau ke mana?" Tiba-tiba ibu mengecup pipiku dari belakang, sebelum bertanya. "Selamat ulang tahun, sayang.""

  • SITUATION   Eps 24: Hantu Rambut Panjang III

    Melelahkan sekali hari ini. Besok masih ada satu hari lagi sebelum hari ulang tahun. Aku ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat, supaya tidak menjadi beban nantinya.Aku baru saja pulang dari rumah Opsir Justin. Sudah kuceritakan semua apa yang kulakukan bersama Vinny. Dan juga rambut hantu itu, juga sudah kuberikan.Untung saja dia sudah membaik. Kalau masih dalam keadaan sakit, aku yang dimarahi oleh istrinya.Oh ya, ngomong-ngomong ... William apa kabar, ya? Terakhir dia hanya mengabari kalau tidak bisa ikut ke TKP. Apa urusan keluarganya masih lama?Aku tidak enak mengganggunya. Telpon? Beri pesan?Hey, Will. Apa urusan keluargamu sudah selesai? Tidak, terlihat sekali aku sedang kesepian.Kamu sedang apa? Tidak, terlalu formal.Harus dengan kalimat apa aku mulai? Ah, sudahlah. Aku berendam saja dulu. Membersihkan diri setelah bertemu dengan hantu rambut hi

  • SITUATION   Eps 24: Hantu Rambut Panjang II

    "Vin, tolong turunkan baju belakangku. Tanganku tidak sampai." Aku meminta tolong karena selain tanganku tidak sampai, jahitan dipunggung masih sedikit nyeri."Masih sakit, Kak?" tanyanya sambil meraba jahitan dipunggungku."Jangan sentuh tepat di situ," larangku sambil menahan nyeri. "Jika disentuh, ketika aku membungkuk, atau tiduran di tempat yang keras, rasanya nyeri. Kata dokter, rasa nyeri akan hilang sekitar satu minggu."Vinny mengangguk mengerti. "Untung Kakak bukan akrobat, yang suka salto dan kayang," ejeknya dengan tawa keras.Aku ikut tertawa ketika ada notifikasi pesan masuk."Aku tidak bisa menemanimu ke TKP. Ada urusan keluarga. Ayah memintaku untuk tidak pergi ke mana-mana hari ini."Tawaku berubah menjadi cemberut. Aku juga tidak bisa memaksa, apalagi tentang keluarganya. Ya sudah, satu-satunya orang yang bisa menemani adalah orang yang ada di depanku sekarang.

  • SITUATION   Eps 24: Hantu Rambut Panjang

    Air dingin ini menenangkan. Pikiranku yang runyam, seketika hilang begitu saja. Mandi di tengah malam ternyata asik juga. Kutambahkan banyak sabun cair supaya bisa mandi busa.Ketika menuangkan sabun cair, ada sesuatu yang muncul dari belakang, berwarna hitam seperti rambut.Ini tidak masuk akal. Rambutku berwarna cokelat, dan juga dijepit ke atas. Bagaimana bisa ada rambut hitam yang muncul di bathub? Apa muncul dari punggungku?Kuraba punggung yang ternyata memang tidak ada apa-apa.Akan kulihat melalui cermin- Ah! Rambut-rambut ini mengikat kakiku!"Lepas!" Rambut-rambut ini semakin mengencangkan ikatan. Bahkan, rambut yang sedang kulepas sekarang malah berpindah ke tangan.Seperti benang layangan yang mudah membuat luka, rambut ini juga. Kaki dan tanganku sekarang sudah mengeluarkan darah, sehingga air di bathub berub

DMCA.com Protection Status