Share

sks 19 A

Author: ananda zhia
last update Last Updated: 2025-04-06 12:43:31

SKS 19

Wajah Bagas pun tak kalah mengenaskan, tampak kuyu dan kucel kusam. Setelah beberapa saat terdiam, Bagas angkat suara.

"Baiklah, saya akan bertanggungjawab dengan menikahi Lina," sahut Bagas pelan.

Wajah Lina sumringah. 'Tidak apa- apa walaupun aku dikeluarkan dari sekolah, tapi aku akhirnya bisa menikah dengan pak Bagas. Seluruh hidupku akan ditanggung oleh pak Bagas, dan aku juga akan dibantu untuk merawat nenek,' batin Lina.

"Bagus! Memang harus seperti itu! Kapan kamu akan menikahi keponakan saya?!" tanya paman Lina.

Bagas berpikir sejenak. "Beri saya waktu sebulan untuk mempersiapkan akad. Tapi saya tidak bisa menjanjikan resepsi yang meriah. Saya juga harus mencari pekerjaan baru untuk menghidupi Lina kan?!" ujar Bagas.

Paman Lina mengangguk. "Ya sudah. Berarti kamu memilih jalan damai kan?! Kalau begitu kamu sudah siap untuk tinggal di rumah nenek Lina dan membantu Lina merawat ibu kami," ujar Paman Lina.

Bagas mendelik.

'Lah, kok jadinya aku malah seperti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 19 B

    Ayah dan ibunya hanya menggeleng - gelengkan kepalanya. "Terserah lah. Kamu sudah besar. Hanya saja ibu menyayangkan keputusan kamu. Memperistri anak yang belum lulus SMA, mungkin akan mempersulit kamu menjalani rumah tangga. Dia mungkin belum selesai dengan masa remajanya dan masih bersikap kekanak-kanakan. Kamu harus siap dengan sifat istri yang seperti itu," ujar ibunya. "Bagaimana sih awalnya kamu sampai selingkuh dengan murid sendiri? Padahal kamu menikahi Renita atas dasar cinta juga kan?!" tanya Ayahnya. "Iya, Yah. Bu! Ceritanya rumit. Bagas memang menikahi Renita karena mencintai nya. Tapi rasanya saat melihat Lina, Bagas jadi kasihan dan ingin mengayomi serta melindungi nya. Terlalu kompleks jika dijelaskan," sahut Bagas. "Dan tahu - tahu, kami sudah tidur bersama," sambung Bagas lagi. Orang tuanya hanya bisa menggeleng - gelengkan kepalanya. "Hm, bapak dan ibu hanya bisa memberikan lima puluh juta itu sekali. Bapak ibu masih berharap kamu mencicil nya sebagai bent

    Last Updated : 2025-04-06
  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 20 A

    SKS 20 Bagas baru saja pulang meninggalkan tangisan Damar yang menyayat hatinya. Batita yang hampir berusia tiga tahun itu sebenarnya tidak mau berpisah dengan ayahnya. Pun setiap malam sekarang dia mencari sang ayah sebelum tidur. Renita harus mengakui bahwa dia kewalahan menangani anaknya yang selalu rewel dan meminta bertemu dengan sang ayah. Masih teringat saat Bagas meninggalkan nya, "aku tahu aku bukan suami yang baik. Tapi setidaknya aku ingin menjadi ayah yang baik untuk anak kita. Aku minta maaf atas apa yang terjadi di antara kita dan juga uang sertifikasi yang baru saja kunikmati sekali. Eh, ternyata aku harus memulai awal di tempat yang baru. Kamu boleh menolak pemberianku. Tapi uang ini benar - benar untuk Damar. Kamu boleh membenciku, tapi tolong karena aku sudah menyerahkan gak asuh Damar padamu, jangan membuat Damar benci padaku. Aku akan berusaha untuk bertanggungjawab pada Damar. Dia anak kandung ku. Kalau ada rejeki lebih, aku juga akan memberikan lebihannya pa

    Last Updated : 2025-04-06
  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 20 B

    "Hm, besok waktunya sidang mediasi. Semoga saja mas Bagas benar - benar tidak datang ke pengadilan agama seperti yang dijanjikan nya. Dan besok juga aku akan menitipkan Damar ke day care untuk pertama kali. Semoga dia tidak rewel," gumam Renita lirih. Dia lalu mencium kening Damar perlahan. Batita itu menggeliat perlahan lalu tertidur lagi. Renita menghela napas panjang, dia lalu mengelus cincin, kalung, dan anting yang pernah dibelikan oleh Bagas. "Lebih baik, kujual saja semua yang kudapat dari mas Bagas ini dan kugunakan untuk hidup sehari - hari dan membeli motor listrik, sebelum aku dapat kerjaan," gumam Renita mantap. Dia pun akhir nya memutuskan beristirahat setelah memantapkan keinginan nya untuk menjual perhiasan yang pernah diberikan oleh Bagas padanya, setelah pulang dari pengadilan agama. *** Damar menangis kencang saat dia dititipkan ke day care oleh Renita. Perempuan itu hanya bisa menguatkan hati dan menyeka air mata saat melihat Damar yang meraung - raung dit

    Last Updated : 2025-04-06
  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 21 A

    "Oh ya, saya melihat informasi kalau mbak Renita bersedia menjadi guru privat pelajaran berbasis komputer. Apa mbak Renita mau menjadi guru privat saya?" tanya Arjuna menatap serius pada Renita. Renita tercengang sesaat. "Wah, tentu saja mau! Kapan kita bisa mulai belajar nya?" tanya Renita pada lelaki di hadapan nya. "Kita bicarakan saat makan ya, Mbak? Kebetulan di dekat sini ada warung nasi padang yang enak. Saya juga belum makan siang. Padahal sekarang sudah jam dua," ujar Arjuna mulai menaiki motor nya. Renita pun membonceng di belakang Arjuna. Ditatapnya punggung lebar pemuda itu dengan rasa sungkan. 'Duh, apa aku genit ya? Baru saja jadi janda sudah boncengan dengan brondong,' gumam Renita dalam hati. Tak sampai lima menit perjalanan, Arjuna dan Renita pun sampai di warung padang yang dituju. Arjuna turun lebih dulu, diikuti oleh Renita. Keduanya duduk berhadapan dan memesan menu. Renita menghela napas panjang, merasa canggung. Kendatipun Arjuna secara umur lebih muda dar

    Last Updated : 2025-04-06
  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 21 B

    Arjuna selesai mentransfer uang muka les privatnya, saat Renita pun memeriksa mbanking. "Alhamdulillah, sudah masuk. Ayo kita lanjutkan makannya, biar aku yang traktir! Kamu sudah beberapa kali menolong ku. Oh ya, nanti tolong aku lagi, Jun, mau nggak?!" tanya Renita tanpa canggung. Dia yang seorang anak tunggal dan bertemu dengan Arjuna yang beberapa kali menolong nya, merasa seperti menemukan adik laki-laki. "Ya, mbak? Ada yang bisa dibantu?" tanya Arjuna sambil menelan nasi dan rendang nya. "Setelah makan nasi padang, bisa nggak kamu mengantarkan aku ke toko sepeda listrik? Mau beli motor listrik nih, biar nggak bingung mau kemana - mana," ujar Renita. Arjuna mengacungkan kedua jempolnya dan tersenyum. "Oke, siap, Mbak!" ***Keesokan harinya jam tiga sore, Renita menuju ke rumah yang terletak tepat di depan rumahnya. Perempuan itu mengucap salam lalu Arjuna membuka pintu dan mempersilahkan perempuan itu masuk. Damar sudah dititipkan nya ke daycare lebih dulu. Renita menatap s

    Last Updated : 2025-04-06
  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 22 A

    Renita dengan jantung berdebar lebih kencang, berdiri di depan ruang guru yayasan sekolah bakti mulia. Tapi alangkah terkejutnya dia saat melihat Bagas yang sudah duduk di dalam ruangan kepala itu. 'Mas Bagas di sini? Jangan - jangan dia juga diterima mengajar di sini?' batin Renita. Bagas menoleh juga dengan terkejut ke arah mantan istrinya itu. Renita menguatkan hatinya dan berjalan masuk ke dalam ruang kepala sekolah yang pintunya memang terbuka itu. "Oh, bu Renita sudah datang? Silakan masuk, Bu. Saya sudah banyak mendengar tentang kepandaian bu Renita dari donatur yayasan sekolah ini. Silakan duduk dengan nyaman, Bu," ujar Joko, kepala SMA Bakti mulia. Renita mengangguk dan mengucapkan terimakasih lalu duduk di samping Bagas yang seolah membeku di sofa ruang kepala sekolah itu. "Pak, saya mohon pertimbangkan penolakan bapak tadi. Bapak kan tahu saya sangat kompeten untuk mengajar di sini. Murid privat saya banyak. Dan saya akan sangat berguna jika bergabung di dalam jajaran

    Last Updated : 2025-04-06
  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 22 B

    'Duh, sepuluh menit sebelum pelajaran komputer dimulai, aku sudah menunggu para siswa di lab multimedia ini. Huft, deg - degan juga karena ini adalah pengalaman pertama mengajar siswa satu kelas setelah lulus. Semoga saja lancar,' batin Renita. Beberapa siswa dan siswi mulai terlihat di ambang pintu kelas. Beberapa dari mereka, tercengang sesaat, lalu tersenyum dan masuk kelas lab multimedia dengan tertib dan duduk di kursi yang disediakan dengan rapi. Terlihat Arjuna tersenyum kecil dengan tatapan menyemangati tetangga yang telah dianggapnya kakak perempuannya itu. Renita pun membalas senyum Arjuna sekaligus menatap ke arah seluruh siswanya. Perempuan cantik berambut panjang yang sekarang dikuncir itu berdehem, menunggu siswa di lab multimedia itu tenang. "Assalamualaikum, selamat pagi, saya guru baru yang akan mengajarkan kalian pelajaran komputer. Nama saya Renita. Kalian bisa memanggil saya, Bu Ren atau Bu Reni. Sekian perkenalan dari saya, dan silakan nyalakan komputer di depa

    Last Updated : 2025-04-06
  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 23 A

    "Jadi... Yang menemukan HP Ana dan mengupload video Bagas dan Lina itu Arjuna?" gumam Renita. Tangannya gemetar saat meletakkan piring dan mangkok berisi sup ayam di meja ruang tamu. Renita terdiam sejenak dan menunggu Arjuna sampai selesai menelepon. Begitu Arjuna selesai menelepon dan membalikkan badannya, dia tampak terkejut sekali. "Bu.. Bu Renita sudah lama di sini?" tanya Arjuna terkejut. Renita tersenyum dan melambaikan tangannya agar masuk dari teras ke ruang tamu. "Ya, aku cukup lama di sini, sampai aku tahu siapa yang menyebarkan ayahnya Damar dan muridnya. Jadi Arjuna, kenapa kamu menyebarkan video ayahnya Damar?" tanya Renita setelah Arjuna duduk di hadapannya.Arjuna terlihat kebingungan dan sedikit panik. "Sebenernya bukan saya yang menyebar kan atau memposting video pak Bagas, tapi saya hanya menemukan ponsel di jalan raya setelah saya pulang dari rumah Adam dan Idris," ujar Arjuna pelan tapi tegas. Renita mengerutkan keningnya. "Lalu, bagaimana mungkin video itu

    Last Updated : 2025-04-06

Latest chapter

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 40 B ( tamat)

    "Kamu tahu nggak apa persamaan antara cintaku padamu dengan isi kartu ATM ini?" tanya Arjuna dengan senyum dikulum. Renita menggeleng. "Emang apa persamaannya?!" tanya Renita bingung. "Persamaan antara isi kartu ATM ini dengan perasaanku padamu adalah sama - sama unlimited, jadi jangan ragu - ragu kalau kamu ingin beli apapun, Yang," ujar Arjuna sambil meraih tangan Renita dan memberikan black cardnya. Renita melongo. Diraihnya tangan Arjuna dan dikembalikan lagi kartu itu pada si empunya kartu. "Lho kenapa dibalikin, Yang? Kamu nggak butuh duit?" tanya Arjuna heran. Renita tertawa. "Haha, siapa sih di dunia ini yang nggak butuh duit? Tapi nanti saja deh, kalau kita sudah menikah, baru aku mau menerima nafkah dari mu. Kalau sekarang, jangan dulu. Kan kamu juga sudah membantuku untuk mendapatkan pekerjaan," ujar Renita tersenyum. Arjuna pun manggut-manggut. "Ya sudah kalau keinginanmu seperti itu. Hm, ngomong - ngomong soal menikah, aku ingin menikah langsung setelah aku lulus k

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 40 A

    Semakin orang gila itu mendekat ke arah Renita, Renita pun terkejut saat melihat siapa sebenarnya perempuan gila yang disoraki oleh anak-anak, karena perempuan gila itu adalah Lina! Renita menahan nafas saat Lina semakin mendekat ke arahnya. Sesaat dia ragu jika perempuan gila yang sedang disoraki oleh anak - anak kecil itu adalah Lina, tapi semakin sosok itu mendekat ke arah Renita, dia pun semakin yakin bahwa perempuan ODGJ itu adalah perempuan yang sama yang telah merebut suaminya. "Lina? Apa yang terjadi padamu? Kenapa kulit dan pikiran kamu rusak?" desis Renita saat Lina tepat berada di hadapannya. Tanpa diduga Lina berhenti di hadapan Renita sejenak, lalu mereka bertatapan. Dan mendadak Lina tertawa terbahak. "Hahaha! Ada set an! Haaa haaa haa!” seru Lina sambil menunjuk ke wajah Renita. Renita terperanjat dan sama sekali tidak menyangka jika Lina akan menyapanya dengan cara seperti itu. "Arghh! Setan! Setan!" seru Lina sambil merentangkan kedua tangannya dan berusaha menja

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 39 B

    "Bagaimana kalau kamu juga bekerja di kantorku? Bu Renita kan juga sarjana komputer? Hitung-hitung membantu aku di perusahaan. Nanti aku tanyakan pada HRD, apa ada posisi kosong yang bisa diisi oleh bu Renita," ujar Arjuna mantap. "Ah tidak perlu. Aku tidak mau kalau mendapatkan pekerjaan dengan cara nepotisme," kata Renita. "Ini bukan nepotisme, ini hanya memberikan posisi pada orang yang membutuhkan. Begini, Bu, misalkan ada posisi di perusahaan yang sedang kosong, apakah lebih baik diberikan pada orang yang tidak kita kenal sama sekali atau kita berikan pekerjaan pada orang yang sudah kita kenal dengan baik dan terpercaya?" tanya Arjuna.Renita hanya manggut - manggut. "Ya, kamu benar. Ya sudah, kalau begitu besok aku akan melamar kerja ke perusahaan papa kamu," ujar Renita. "Sekarang kamu tidur ya, sudah malam,” sambung Renita lagi. "Iya, Bu. Tapi sebelum tidur, sebenarnya saya itu STNK sama gurunya," ujar Arjuna. Kening Renita mengerut. "Hah, apa itu STNK?" "STNK itu Selalu

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 39 A

    Renita sedang mencari lowongan pekerjaan melalui media sosial nya saat sebuah pesan whatsapp masuk di ponselnya.Renita tersenyum saat membaca pesan whatsApp itu karena pesan itu dikirim oleh Arjuna.[Aku punya tebakan nih, Yang! Apa perbedaan antara akhir pekan dan cintaku padamu?]Renita dengan cepat membalas pesan Arjuna.[Tidak tahu. Memangnya apa bedanya, Jun?][Kalau akhir pekan itu weekend kalau cintaku padamu will never end]Balasan pesan dari Arjuna membuat Renita tersenyum. [Kamu bisa saja, Juna. Kamu belajar dari mana?][Belajar dari hati dong, Yang! Oh ya, kamu lahir tanggal satu ya?]Renita menjawab, [Enggak, emang kenapa?][Aku kira kamu lahir tanggal 1, karena kamulah satu-satunya tujuan hidupku.]Balasan chat dari Arjuna membuat Renita tertawa lepas.[Aku lahir tanggal 7 bulan depan.]Arjuna membalas dengan senyum terkembang. [Wah pantas saja kamu lahir tanggal 7, karena kamu adalah tujuan dari doa-doaku selama ini 🥰]Bunga - bunga di hati Renita seakan bermekaran.

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 38 B

    Renita mengangguk, dia kemudian menggendong Damar dan berjalan menuju ke arah mobil Arjuna. Suasana hening saat mobil melaju. Damar yang semula merengek karena ingin bermain hujan, terdiam setelah Arjuna memberikan roti coklat yang memang sudah disiapkannya untuk calon anak sambungnya itu. "Kenapa kamu diam saja, Bu Ren?" tanya Arjuna melirik ke arah Renita yang sedang menatap kaca jendela yang basah oleh air hujan. "Apa ada hal berat yang sedang bu Nita pikirkan?" lanjut Arjuna lagi. Renita menghela napas panjang. "Aku masih merasa sangat bersalah pada Mas Bagas. Apa aku harus mengatakan pada orang tua Bagas bahwa anak bungsu mereka meninggal karena menyelamatkan aku?" tanya Renita. Arjuna menggeleng. "Menurut saya hal itu tidak perlu. Bukan kamu yang bersalah. Kamu kan tidak minta ditabrak, kamu juga tidak minta untuk diselamatkan oleh Bagas kan, Bu? Jadi tidak usah mengatakan hal yang akan membuat orang tua pak Bagas justru menaruh dendam pada bu Renita," ujar Arjuna panjang leb

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 38 A

    Disusul dua batu yang mendarat dengan mulus di kaca belakang. Adi yang ketakutan, membeku di kursi belakang kemudi. Beberapa orang turun dari motor dan menyerbu mobil Adi. "Turun kamu! Atau mati!" teriak mereka murka. Adi menatap pada kerumunan orang yang berkeliling di depan mobilnya. "Ayo keluar dari mobil mu dan mempertanggungjawabkan perbuatanmu atau aku kami akan memberi pelajaran, biar kamu modyar sekalian!" teriak orang-orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi sangat ketakutan. Tetapi dia tetap tidak mau keluar dari mobil karena khawatir akan diamuk massa. "Woi, budek ya?! Kalau kamu tidak mau keluar, kami akan menghancurkan mobilmu secara paksa dan menghajarmu!" teriak sebagian orang yang berkerumun di depan mobil Adi.Adi terdiam di belakang kemudi sehingga membuat jengkel orang - orang yang berkerumun di hadapannya. Dua orang lelaki yang membawa batu besar menghantamkan batunya ke kaca bagian depan mobil sehingga pecah berhamburan, tepat pada saat itu, Adi ditarik o

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 37 B

    "Sebagai manusia biasa, aku kecewa pada almarhum papamu, tapi bagaimana pun juga, papamu kan harus mendapatkan keadilan, terlepas apa yang pernah beliau lakukan padaku?!" tanya Renita balik. Arjuna manggut-manggut, lalu tersenyum pada Renita, merasa semakin yakin jika Renita adalah pasangan yang ditakdirkan oleh Tuhan untuknya. ***Malam itu, Adi sedang berada di rumah seorang teman, jauh dari hiruk pikuk rumahnya sendiri. Dia menikmati malam dengan tawa, mencoba melupakan keheningan dingin yang selalu menyelimuti rumah setelah kepergian Bisma, ayah tirinya. Sekaligus ingin mengerjakan tugas kuliahnya secara berkelompok.Tiba-tiba, suara notifikasi pesan memenuhi ruangan, memberitahunya bahwa sesuatu terjadi di rumahnya."Den Adi, pulanglah sekarang," bunyi pesan dari salah satu asisten rumah tangganya. "Polisi datang menangkap Nyonya Sisi."Seakan tersambar petir, Adi segera meraih jaket dan helmnya. Ia tidak berpikir panjang. Motor melaju cepat melewati jalan gelap menuju rumahnya

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 37 A

    Arjuna gemetaran. Ia mundur beberapa langkah dari meja, dadanya sesak. Ternyata selama ini kecurigaannya benar. Ibu tirinya adalah dalang di balik kematian ayahnya.Setelah menarik napas panjang, Arjuna kembali duduk. Dia tidak boleh membiarkan bukti ini hilang. Tangannya gemetar saat ia menyalin rekaman itu ke sebuah flashdisk yang tergeletak di laci meja. Setelah itu, dia juga mengirimkan file rekaman ke ponselnya sebagai cadangan. Namun, dia merasa bukti ini perlu dilindungi dengan lebih baik. Ia teringat pada Renita, sang kekasih hati yang selalu bisa menenangkannya. Arjuna mengirimkan video itu ke nomor Renita. "Renita harus tahu. Dia bisa membantu," gumamnya pelan.Tidak lama setelah mengirim pesan, ponselnya berdering. Nama Renita muncul di layar. Namun, Arjuna tidak ingin membicarakan hal ini melalui telepon. Dia mematikan ponselnya, memastikan ruangan kerja ayahnya kembali seperti semula, lalu bergegas mengambil kunci motor.Udara malam itu dingin menusuk. Angin yang bertiup

  • SISWI KESAYANGAN SUAMIKU   sks 36 B

    Suasana di makam yang mendung, membuat hati Arjuna gerimis. Dia seolah lemas dan tak bertulang saat turun ke galian tanah untuk menerima jasad papanya. Wangi kamboja yang ditiup semilir angin tak mampu meredakan kesedihan dan kecurigaannya atas kematian Bisma. Lagi, air matanya jatuh menetes di pipi. Renita yang datang melayat tanpa mengajak Damar, dengan leluasa memegang bahunya lembut, seolah menularkan kekuatan. Tapi Arjuna hanya terdiam, sebenarnya dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Renita, tapi salah satu sisi hatinya meminta untuk bersandar pada perempuan itu. Arjuna menahan keinginan untuk menangis di bahu Renita, dia tidak ingin membuat Renita khawatir. Setelah pemakaman selesai, suasana di rumah kembali sunyi. Arjuna duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong. Sisi terlihat masih sibuk melayani tamu-tamu yang datang. Namun tak lama kemudian, seorang pria berkacamata masuk dan memperkenalkan diri sebagai pengacara almarhum Bisma.“Mohon maaf, saya ingin berbicara denga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status