Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Benji tersenyum sangat lebar, mungkin ini adalah hari paling bahagia yang pernah dia rasakan selama hidupnya.
Hari dimana dia menikah dengan perempuan yang sangat dia cintai. Dia berjanji akan menjadi suami dan ayah yang terbaik untuk keluarganya nanti.
Dia tidak akan membiarkan anaknya kekurangan kasih sayang, dia tidak ingin anaknya tumbuh seperti dirinya.
Benji melihat foto yang ada di tangannya. Itu foto dia waktu kecil, bersama ibu, oma dan opa nya.
"Benji akan menikah sebentar lagi, akhirnya Benji menemukan perempuan yang sangat Benji cintai. Dan ternyata perempuan itu anak dari sahabat mama" ujar Benji dengan mengelus foto ibunya.
"Benji akan punya keluarga sendiri sekarang. Keluarga yang Benji impikan selama ini. Semoga kalian di sana merestui pernikahan ini. Benji sayang kalian.." ucap Benji dengan suara bergetar. Benji mengecup foto itu dengan sayang.
"Gimana apa kamu sudah siap?" Ta
Mentari bangun lebih dulu, sementara Benji masih tidur dengan pulas.Dia bangun kesiangan hari ini, sudah jam sembilan ternyata. Mungkin akibat kelelahan kemarin.Mentari segera mandi dan turun ke bawah."Ibu..." Panggilnya, saat melihat ibunya ada di meja makan."Sudah bangun kamu, sini sarapan sama ibu. Ibu juga kesiangan hari ini.." ajak Mira.Semua orang di rumah ini kelelahan karena acara kemarin, makanya semuanya bangun kesiangan.Mentari ikut duduk di meja makan, dia mengambil nasi goreng lalu memakan nya."Kenapa sih buk?" Tanya Mentari, saat ibunya terus memperhatikan nya dari tadi."Nggak papa, mana Benji.?" Ujar Mira balik bertanya."Masih tidur..." Jawab Mentari.Mira mengangguk kan kepalanya."Nanti ibu mau ke rumah teman ibu" kata Mira, dia merasa bosan di rumah terus.S
"masih sakit?" Tanya Benji."Ih kak, jangan tanya gitu terus nanti ibu denger" ujar Mentari malu."Ibu juga pasti udah tau kali, ngeliat cara jalan Lo aja kayak gitu.." ujar Benji.Lagian kenapa juga harus malu, itu kan hal wajar yang harusnya suami istri lakukan."Emang keliatan banget?" Tanya Mentari.Benji mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban.Mentari menghembus kan napasnya."Pertama emang sakit, nanti lama-lama juga enggak. Makanya kita harus sering-sering..""Sttttt.." Mentari menutup mulut Benji dengan tangan nya."Udah deh kak, jangan bahas itu lagi.." ujarnya malu.Apalagi mereka sekarang berada di dapur, nanti kalau ada yang denger kan malu.Benji melepas kan tangan Mentari dari mulutnya."Kenapa sih, lagian orang juga udah tau kok. Kita kan nggak keluar kama
Mentari tersenyum senang, akhirnya dia bisa melihat bunga sakura secara langsung."Senyum terus, entar kering gigi Lo.." ujar Benji.Mentari melirik Benji dengan sinis, Benji selalu saja merusak suasana."Kak ayo kita foto lagi..." Ajak Mentari dengan menarik tangan Benji.Benji menghembus kan napasnya lelah, Mentari sudah berfoto puluhan kali masih saja kurang."Untung cinta.." batin Benji.Kalau tidak, dia tidak akan mau melakukan nya."Besok-besok kita bawa fotografer aja lah.." ujar Benji, dia capek kalau terus di suruh memoto Mentari begini.Apalagi Benji di suruh ngulang foto terus. Mentari selalu saja protes, yang katanya foto nya jelek lah, gendut lah."Ide bagus, soalnya kakak motonya jelek-jelek.." ucap Mentari menyindir.Benji melotot kan matanya kesal, dia sudah capek dari tadi mengiku
Mentari dan Benji berjalan menyusuri Takeshita street (Takeshita dori). Jalanan ini sangat terkenal di Jepang.Dan tempat ini juga sangat ramai, banyak makanan dan juga sovenir yang di jual di sini.Benji merasa risih sebenarnya berada di tengah keramaian begini, tapi dia sudah terlanjur berjanji untuk membawa Mentari ke sini.Mentari juga tidak suka ramai sebenarnya, tapi dia sangat ingin kesini.Benji berkali-kali menghembuskan napas nya. Sepertinya mereka salah memilih tempat bulan madu.Lebih baik memilih tempat yang sepi sunyi, jadi dia bisa berduaan terus dengan Mentari."Ayo kita pulang aja.." ajak Benji entah sudah ke berapa kalinya.Mentari menekuk bibirnya kesal. Benji terus saja mengajaknya pulang."Kakak, ikhlas nggak sih ngajak aku kesini.." ujar Mentari."Enggak, kan Lo yang maksa" jawab Benji.
Mentari dan Benji sudah pulang ke Indonesia.Dan sekarang Mentari sudah siap dengan baju setelan kantornya. Celana panjang berwarna navy, dalaman berwarna putih serta blazer berwarna navy juga.Walupun Mentari belum tau posisinya sebagai apa di sana. Dia berharap semoga posisinya sesuai dengan keahliannya. Yaitu di divisi keuangan."Pasangin dasi gue.." pinta Benji memberikan dasi di tangannya ke Mentari.Mentari menatap dasi di tangannya dengan bingung."Pasangin.." pinta Benji sekali lagi, saat melihat Mentari hanya diam saja."Aku nggak bisa.." ujar Mentari. Dia tidak pernah memasang dasi sebelumnya.Waktu sekolah dulu ibunya yang memasang kan dasinya.Benji hanya diam dan terus menatap ke arah Mentari.Mentari yang melihat itu, langsung tersenyum lebar."Maaf ya kak, nanti aku bakal belajar." Ujarnya.
Mira melihat ke arah Benji dan Mentari bergantian. Keduanya hanya diam saja dari tadi."Kalian kenapa?" Tanya Mira.Membuat Benji dan Mentari menoleh ke arahnya."Nggak papa buk.." ujar Mentari menyahuti.Sementara Benji memilih diam."Berantem?" Tebak Mira. Dia yakin Benji dan Mentari pasti lagi ada masalah.Benji dan Mentari hanya diam tidak menyahuti ibunya.Semenjak bertengkar di kantor tadi, mereka memang tidak saling bicara."Nggak papa berantem, itu biasa buat orang yang sudah menikah. Tapi ya jangan lama-lama, nggak baik." Nasehat Mira.Dia nggak heran kalau Benji dan Mentari bertengkar, karena dia dulu juga begitu dengan suaminya. Apalagi mereka kan pengantin baru, jadi masih butuh penyesuaian.Mentari dan Benji mengangguk sebagai jawaban.Benji sangat kesal dengan Mentari maka ny
" ya udah lah, aku ke kantin aja duluan.." ujar Mentari.Pasal nya sekarang sudah jam satu siang. Sudah waktunya makan siang. Dan Benji belum selesai juga meetingnya.Mentari di tinggal di ruang kerja Benji sendirian.Mentari sangat lapar, kalau menunggu Benji entah kapan kembalinya. Jadi dia memutus kan untuk makan di kantin kantor saja sendirian.Sekalian keliling kantor, untuk melihat suasana di kantor ini. Selama dua hari kerja di sini Mentari sama sekali belum kemana-mana, dia hanya terkurung di ruangan Benji.Mentari tak berhenti membuka mulutnya lebar, dia sangat kagum dengan kemewahan kantor Benji."Selamat siang Buk..." Sapa para pegawai yang berpapasan dengan Mentari."Siang.." jawab Mentari ramah.Mentari segera memesan makan siangnya, dia pesan ayam bakar dan es teh. Setelah itu Mentari duduk di salah satu bangku yang ada di po
"apa ini...." Ujar Benji dengan menusuk-nusuk lemak yang ada di perut Mentari usil."Ih.. kak Benji.." ujar Mentari kesal.Benji terkekeh lucu melihat wajah Mentari.Hari ini, hari Minggu dan mereka sedang bersantai di kamar.Tok...tok...Ada yang mengetuk pintu kamar mereka."Benji, Mentari ayo makan siang, ibu tunggu di bawah." teriak Mira."Iya Bu..." Jawab Benji.Sementara Mentari hanya diam saja.Benji segera berdiri ingin keluar, namun dia menghentikan langkahnya saat melihat Mentari tak kunjung beranjak dari tempatnya."Ayo makan.." ajak Benji.Biasanya Mentari paling cepat kalau di ajak makan."Nggak mau, lagi diet.." ucap Mentari dengan bersedekap dada.Benji menghembuskan napasnya, ini pasti gara-gara kelakuan nya tadi.