Beranda / Romansa / SERPIHAN DENDAM MASA LALU / Kembalinya Dua Sahabat

Share

Kembalinya Dua Sahabat

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rianne menatap nisan yang bertuliskan nama Orion disana, dia tersenyum dan menatap Lyora yang matanya bengkak.

"Tentu mencarimu, mau apa disini? Kau sediri tahu dia bukan Orion tetapi orang lain. Mungkin." Mungkin yang Rianne maksud adalah, bisa saja jasad orang lain di dalamnya, atau memang disana memang tidak ada siapapun.

"Aku melihat Orion keluar dari apartemen milik Viola kemarin, dan saat mengikutinya aku kehilangan jejak." Mata Lyora kembali berkaca-kaca.

"Kau sangat mencintainya?"

Tanpa sadar Lyora mengangguk. "Sangat, tapi aku tidak tahu bahwa ternyata dia memiliki wanita lain di belakangku." Lyora kembali meneteskan air mata.

Rianne yang melihat itu mengelus pelan lengan sahabatnya, "Kau wanita baik, tidak seharusnya menangisi pria sepertinya."

Lyora mendongak. "Kau tidak membenciku? Aku merencanakan hal buruk untukmu, mempermalukan dan menyakiti perasaanmu."

Rianne tersenyum, "Kau sahabatku. Ya, walaupun aku kesal karena kau berencana menyakitiku, tapi kau harus tahu, aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Lyora dan Viola

    Rianne yang belum sempat menjawab sudah di angkat oleh Alexander ke dalam ruangan kecil di belakang kursinya, ruang istirahat Alexander jika dia kelelahan."Kau mau apa?" Tanya Rianne, dia sudah didudukkan di atas ranjang, dengan Alexander yang meletakkan kepala di paha sang wanita."Anna, bagaimana perasaanmu padaku? Apa kau akan meninggalkanku kalau aku berbuat salah?"Rianne diam, dia menyelipkan jarinya di rambut tebal Alexander."Kesalahan apa lagi yang kau lakukan selain membuatku terpisah dari kak Archie?"Alexander mendongak, ada tatapan penyesalan disana, dan Rianne merasa bersalah, anggap saja apa yang kakaknya alami adalah kecelakaan."Kakakku memaafkanmu, karena kau menjagaku dengan baik." Ucapnya, dia tidak bisa menatap mata sendu itu."Aku senang, andai saja aku bisa bertemu dengan kakakmu, aku akan meminta maaf, bagaimanapun, aku tidak ingin kau merasa kesepian.""Ada kau, bagaimana bisa aku kesepian.""Hum, untuk itu tolong jangan pergi, izinkan aku menjagamu."Rianne

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Aku Hanya Sandera

    Renata sudah berjalan ke hadapan sang Tuan, berjongkok di bawah kedua paha yang memang tidak merapat. Dengan ancang-ancang yang tepat Renata yang sudah di atas ubun-ubun keinginannya menatap lapar sesuatu yang menonjol di sana.Tangan lentiknya sudah menjulur akan rebara, tetapi Alexander lebih dulu menahan tangan tersebut dan mebatao dalam Renata yang mendongak dengan tatapannya yang sayu."Kenapa tuan? Saya akan membantu anda." Ucap Renata masih berusaha mendapatkan kesempatan."Berdirilah, ini sudah jam pulang, sebaiknya kau kembali."Renata masih tetap berjongkok, menatap minat apa yang sudah nampak disana. "Tapi tuan, anda seperti sangat membutuhkan bantuan saya.""Biar aku yang melakukannya." Alexander langsung berdiri saat mendengar suara yang sangat dikenalnya mendekat.Renata yang tadinya berjongkok langsung berdiri dan menunduk, bukan malu tetapi sangat kesal."Anna, kau sudah bangun? Kemarilah!" Rianne mendekat dan tersenyum pada Renata."Rena, pulanglah! Besok jangan lupa

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Apa Yang Kakak Ketahui?

    Tidak hanya pengawal dan para pelayan, tetapi Alexander juga melakukan pencarian, sebagian dari mereka memeriksa CCTV untuk memastikan kemana nona mereka menghilang."Cari dia di semua ruangan." Kembali perintah Alexander menggema.Pria itu dengan langkah lebar menyusuri semua ruangan yang ada, jantungnya berdetak bayangan Rianne kembali meninggalkannya berputar di kepalanya. "Tuan, nona berada di ruang latihan." Lapor salah satu dari mereka. Alexander yang akan menuju taman belakang untuk memeriksa kamar disana urung, dia mempercepat langkahnya ke tempat dimana Rianne berada.Sampai di sana, dia melihat wanitanya, tengan memegang benda hitam dengan ukuran sedang di tangannya, tatapannya lurus kedepan, dan dengan sekali tarikan dari telunjuknya, papan berbentuk tubuh manusia diujung sana bocor di bagian dada.Alexander mendekat tanpa menimbulkan suara, dia yang akan memeluk wanitanya di hadang oleh benda berwarna hitam dengan moncong panas yang tepat berada di dada kirinya"Kau ingi

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Haruskah Aku Singkirkan Dia?

    Beberapa hari setelahnya. Rianne yang merasa ada yang berubah dari Alexander mendekat, pria itu sudah bangun sejak tadi, dan sekarang berdiri di balkon kamarnya dengan piyama yang kancingnya terbuka."Kau sudah bangun?" Alexander berbalik dan merentangkan tangan meminta Rianne datang mendekat padanya.Rianne mendekat dan masuk dalam pelukan Alexander."Kau ingin kembali ke rumahmu?"Rianne mendongak, karena ini tidak disangkanya."Kalau kau izinkan, aku ingin kembali." Rianne mengucapkannya dengan suara kecil."Baiklah! Kau boleh bersiap, aku akan mengantarmu."Rianne diam, mencari keseriusan Alexander di dalam matanya. Wanita berusia 28 tahun itu menundukkan pandangan. Ada yang salah, dia ingin tetap berada di sisi Alexander tetapi begitu banyak penghalang diantara mereka.Rianne melepas rengkuhan Alexander dan masuk ke dalam kamar kembali, dia harus mempersiapkan diri. Hidup barunya akan segera dimulai.Beberapa jam berikutnya, Rianne sudah bersiap, setelah sarapan dia berjalan ke

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Berarti Aku Orang Spesial

    Rianne sampai di tempat tujuan bersama Anita. Mereka hanya berjalan kaki saling bergandengan. Anita sangat menikmati masa kebebasannya, bisa di lihat dari caranya memandang jalan dengan mata yang berbinar."Kau sangat senang rupanya." Kata Rianne, mereka tengah berdiri di halaman kedai.Anita mengangguk. "Aku akan mengabdi padamu sepanjang hidupku. Kau dewi keberuntunganku, Anna." Anita memeluk Rianne sangat erat.Rianne menepuk lengan Anita lembut, "Aku senang kau memanggilku dengan nama itu, terdengar sangat akrab.""Selain tuan, siapa lagi yang memanggilmu Anna?" Tanya Anita penasaran."Kakakku. Arche, Alexander dan sekarang dirimu." Jawab Rianne dengan senyuman. Lyora dan Orlando sahabatnya tetapi mereka tidak ada hak untuk itu, sejak awal Rianne memang tidak menginginkan keduanya memanggilnya dengan nama Anna."Berarti aku orang yang spesial, begitu? Kau sangat baik. Kau memang dewi."Rianne terkekeh, dia mengajak Anita masuk ke kedai miliknya, tidak ada yang berubah sama sekali.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jangan Terlibat Dengan Viola Lagi

    Di dalam kamar, kedua sepasang kekasih itu baru saja selesai dengan kegiatan mereka. Rianne terengah karena lelah, sementara Alexander sudah membaringkan tubuhnya di sebelah Rianne setelah mengecup kening wanita yang dicintainya."Anna, kau mencintaiku?" Tanya Alexander masih menatap langit kamar dengan tangan sebelah mengelus perut rata Rianne."Entahlah! Aku juga tidak tahu.""Kita menikah saja. Aku lebih tenang saat kau menjadi istriku." Alexander menoleh ke samping, keringat di wajah kekasihnya masih bercucuran."Nona Caroline bagaimana? Dia mengatakan bahwa kalian sudah bertunangan. Kau miliknya, bagaimana bisa kita menikah?"Alexander kembali menatap ke atas ke langit kamar, dia mengingat bagaimana keluarga Caroline yang memaksa mereka bertunangan karena sesuatu hal yang tidak bisa diungkapkan."Caroline, dia akan mengerti." Hanya itu yang Alexander katakan.Rianne merapatkan tubuhnya, sekarang kulit mereka saling menempel tanpa ada penghalang sedikitpun."Aku tidak ingin menjad

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Aku Harap Kau Hamil

    Alexander meminta Rianne melanjutkan makannya yang memang sisa sedikit, tetapi karena terlanjur penasaran Rianne menggeleng, laparnya sudah hilang."Tolong jelaskan padaku, kenapa Orion bisa lebih baik dari Orlando? Kau lupa bagaimana pria itu yang--," Rianne tidak bisa melanjutkan, rasa marahnya pada Orion sudah membuncah, bukan karena dia dikhianati selama ini, tetapi karena caranya yang tidak menghargainya."Sayang ....""Aku tidak tahu ada hubungan apa kau dengan Orlando sebelumnya, tetapi dia sahabatku. Dia yang menjagaku selama ini, dan kau ....?""Baiklah maafkan aku. Aku yang salah. Maafkan aku." Alexander memeluk Rianne erat. Tidak lama Rafh datang, tatapannya Alexander mengerti untuk itu dia meminta Rafh keluar lebih dulu, sementara dia menenangkan Rianne."Aku tidak menyukai Orion. Bukan karena dia mengkhianatiku dan bekerjasama dengan Lyora untuk menyakitiku, tetapi--,""Aku mengerti sayang, maafkan aku. Aku hanya membandingkan keduanya, dan ya aku salah, maafkan aku." A

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Apakah Kita Pernah Bertemu?

    Pagi harinya, setelah sarapan bersama, Alexander dan Rafh sudah akan bersiap untuk pergi dinas lagi.Semalam saat Rianne terbangun lagi, Alexander menjelaskannya perlahan, bahwa dia akan pergi untuk beberapa waktu kedepan.Rianne hanya mengiyakan, bahkan sudah mengatakan bahwa dia akan berhati-hati."Ingat pesanku. Jangan pulang terlalu malam." Rianne mengangguk."Sebenarnya lebih baik kau di mansion, disana jauh lebih aman untukmu tapi--,"Alexander menghentikan ucapannya saat Rianne memeluknya, "Aku manusia, aku butuh kebebasan, lagi, aku ingin bekerja seperti biasa."Alexander menghela napas pelan, dia mengusap rambut Rianne pelan, "Aku percaya padamu. Ingat kalau ada yang mengganggumu, kau bisa membalasnya, jangan takut aku akan membelamu."Rianne hanya berdehem, "Usiamu sudah hampir 28 tahun, kau tenang saja, aku bisa menjaga diri dengan baik." Rianne sedikit berbisik karena Rafh dan Anita menatap mereka yang masih saling berpelukan.Alexander tersenyum kecil, sepulangnya nanti d

Bab terbaru

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Hidup Bahagia

    "Tuan, Rafh ... tolong maafkan kami." Frea menangis. Baru saja ayahnya menjelaskan semuanya. Ketidak sengajaannya menembak keluarga Rafh serta bagaimana Rafh kecil yang dibawa kabur oleh orang suruhan ayahnya. Rencana hanya untuk mengancam, tetapi takdir berkata lain. Tuan Frasino menembak habis keluarga Alexander.Karena rasa bersalahnya, tuan Frasino akan merawat kedua anak rivalnya. Alexander dan anak yang diculiknya--Rafhael. Namun, nyatanya seseorang sudah membawa anak itu lebih dulu.Mengetahui bahwa Frea menyukai Alexander dan berakhir dengan penolakan, kemarahan tuan Frasino kembali meledak. Dia mengusir Alexander dan mencibirnya sebagai anak tidak tahu terima kasih."Nona Frea, ayahmu melenyapkan orang tuaku coba jelaskan padaku, bagaimana cara memaafkanmu?" Suara Rafh terdengar semakin dingin."Kau tidak dengar? Ayahku tidak sengaja melepas pelurunya," "Seperti ini?" Satu tembakan tepat di jantung tuan Frasino yang Rafh lepaskan. Frea menjerit karena melihat ayahnya semaki

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Demi Ayah Dan Ibu

    Rianne tidak akan melepas suaminya, perasaannya mendadak tidak enak sama sekali. Bukankah perasaan orang hamil itu sensitif?Alexander memegang wajah istri, mencium seluruh bagian di wajahnya."Hanya beberapa hari saja, hmm." "Memangnya kau mau kemana? Jangan berbohong dengan mengatakan kau akan bekerja. Alexander, aku tahu dirimu."Menghela napas panjang, Alexander memasang senyum secerah mungkin, tidak bisa dia katakan kepergiannya karena kondisi Rianne yang mengandung. "Rafh. Dia harus melihat tempat kerjanya sayang. Perusahaan itu adalah milik orang tuaku yang terbengkalai dan aku berencana menyerahkan pada Rafh. Dia akan membesarkannya," kilahnya tidak sepenuhnya salahAlis Rianne menyatu, masih tidak mengerti, "Rafh adalah keluargaku yang masih tersisa, dia harus bertanggung jawab untuk masa depannya."Mata Rianne membola, lagi-lagi dia dikejutkan dengan berita besar.Alexander mengangguk saat Rianne kembali mengulang kata keluarga. "Aku juga belum mengatakan ini padanya. Dan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jujurlah!

    Tidak tahan lagi, Alexander langsung menyerang sang istri dengan cepat tetapi masih dengan hati-hati.Siang itu, tidak hanya cuaca diluar saja yang panas, tetapi di dalam kamar dengan pendingin juga sudah terasa panasSuami istri yang sudah terpisah beberapa bulan itu, sama-sama melepas rindu di dalam kamar dengan segala macam gaya. Erangan desahan mengalun indah bersama dengan gerakan pasti si pria. "Sayang ... aku ...." Rianne tersengal, napasnya memburu, ada sesuatu yang ingin meledak di bawah sana rasanya."Bersama sayang. Tolong tunggu aku." Alexander menggerakkan pinggangnya semakin cepat, keduanya menegang karena sebentar lagi akan ada ledakan yang dahsyat."Aaaahhhh." Keduanya mendesah panjang bersama, Alexander mendongak begitupun juga dengan Rianne yang berada dibawahnya yang bergetar karena mendapatkan pelepasan bersama.Napas keduanya memburu, senyum cerah keduanya terlihat sebagai tanda bahwa mereka benar-benar menikmati semuanya."Aku mencintaimu." Alexander menjatuhkan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Sentuh Aku

    Orlando berdecak, dia tidak memikirkan Rianne, dia hanya menyakinkan dirinya kalau Frea memang tidak ada lagi di hatinya."Anna tahu kalau kau yang menabrak keluarganya?" Tanya Richard."Hanya aku yang boleh memanggilnya dengan nama itu." Alexander melanjutkan, "Anna tahu, tetapi tidak tahu kalau dalang dari semua ini adalah keluarga Frea."Sejak tadi Rafh hanya diam saja. Berita besar ini baru saja di dengarnya dan dia tidak menyangka akan serumit ini ceritanya, terlalu berkelok dan berliku."Rafh. Antar Orlando bertemu dengan Frea. Kita akan mengikutinya dari belakang. Selama ini pria tua itu terlalu pandai untuk bersembunyi, aku tidak bisa menemukan keberadaannya."Rafh mengangguk. Sementara itu, Richard yang tidak tahu harus melakukan apa, berencana ikut dengan mereka tetapi Alexander mencegah dengan Alasan para wanita tidak ada yang menjaga.Saat itu juga Alexander menempatkan mereka di tempat yang memang seharusnya mereka tinggali.Rafh akan tetap menjalankan bisnis sang tuan.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jangan Berani

    Richard mendengus kesal, artinya selama ini hanya dia saja yang merasa menjadi sahabat kedua pria bengis ini. Jadi tidak heran kalau Alexander menerjangnya sampai babak belur saat itu, dan Orlando? Jangan tanyakan pria di sebelahnya ini. Di otaknya hanya ada nama Rianne. Sialnya lagi, mereka bertiga menyukai wanita yang sama. Dan selalu Alexander yang mendapatkan hasilnya."Rafh menelepon dan menceritakan semuanya padaku. Sebagai teman Anna, jelas saja aku ikut prihatin karena seseorang tidak menghargai perasaannya dan aku mengurus semuanya." Sindir Richard."Kalian berdua," tunjuk Orlando pada kedua penjaga yang melaksanakan perintah Rafh tanpa sepengetahuannya."Besok datang ke ruanganku, aku akan memberikan imbalan pada kalian karena sudah menjaga istriku malam itu." Kedua penjaga itu saling pandang, semebtara Rafh membola."Terima kasih Tuan." Jawab mereka bersamaan dengan wajah cerah. Apa yang Alexander katakan selanjutnya mampu membuat mereka menghela napas pelan dan mengangguk

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Menolak?

    Saat kembali ke rumah, Orlando dikejutkan oleh banyaknya mobil mewah berwarna hitam terparkir tepat di depan rumahnya.Bukan hanya itu, beberapa orang berbadan besar sudah menodongkan senjata api di kepalanya dan Lyora. Gadis itu tentu saja pucat, memegang kuat lengan kakaknya dengan badan bergetar."Jangan takut." Bisik Orlando.Lyora mengangguk dan tetap berpegangan teguh di lengan kakaknya, kakinya sudah lemas melihat senjata-senjata itu mengarah tepat di pelipisnya.Orlando berjalan pelan, begitupun dengan mereka yang tetap tidak melepasnya."Turunkan senjata kalian. Kalian tidak melihat adikku ketakutan." Jengah Orlando. Tahu siapa yang bertamu di rumahnya tato kecil berlambang kelabang di leher mereka sudah menunjukkan dari mana asalnya."Ikut saja. Kami tidak akan melakukan apapun selama Tuan tidak melawan." Orlando mendengus, sejak tadi dia diam, tidak melawan tetapi orang-orang ini yang keterlaluan. Sampai di dalam rumahnya. Orlando sudah disambut oleh pria dengan mata tajam

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Mataku Terkena Debu

    "Untuk apa kalian datang? Dan kau Richard, kita sudah berjanji, kau akan rahasiakan ini dari siapapun. Aku kecewa." Richard menghela napas pelan, "Anna, kau tidak merindukannya? Tuan terlihat sangat khawatir."Richard kembali menambahkan, "Dia harus tahu kabar kehamilanmu."Rianne menggeleng, "Jangan beritahu dia, biarkan dia hidup sesukanya, sampai kapanpun Alexander akan tetap seperti itu."Caroline mendekati Rianne, duduk di sebelahnya, tangan halusnya langsung menyentuh perut Rianne, "Bagaimana rasanya hamil?" Tanya nya menatap Rianne, dia melanjutkan, "Sejak awal hubungan kita tidak baik. Tapi, aku akan meluruskan sedikit masalahmu."Sambil mengelus perut Rianne dia melanjutkan, "Beri dia kesempatan sekali lagi. Aku mendukungmu meninggalkannya dan menikah dengan pria lain kalau dia sampai mengkhianatimu lagi."Caroline melanjutkan, "Alexander sudah meninggalkan usaha di rumah pelacuran. Sudah menyerahkan tempat perjudian pada Roi juga. Dan ku dengar markasnya meledak." Caroline

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Manis Sekali

    "Bagaimana? Rafh mengakuinya?" Bukan Alexander yang bertanya tetapi Richard. Caroline masuk ke kamarnya dengan wajah lesu. Di dalam kamar sudah ada Richard, mantan Dokter Alexander ini belum bertemu langsung dengan mantan majikannya.Alasannya karena Alexander yang terus menghilang."Tidak. Dia juga tidak tahu katanya." "Kau yakin? Bisa saja Rafh berbohong."Caroline melepas pakaiannya begitu saja di hadapan Richard, juga mengganti dengan pakaian baru tanpa merasa malu. Richard hanya menggeleng karena kekasihnya ini sangat--berbeda."Tidak. Aku tahu kapan Rafh berbohong dan tidak."Richard berdiri dan memeluk Caroline dari belakang, "Aku cemburu. Sepertinya kau memang ada rasa padanya."Caroline berbalik dan mencubit kedua pipi liat Richard, "Jangan memancing. Kau juga mencintai Rianne kan? Jadi aku harus bagaimana?""Masa lalu. Sekarang masa depanku ada di hadapanku." Richard menaik turunkan alisnya dan Caroline tahu apa maksud kode itu."Tidak sekarang, aku harus menemui Alexander.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Yakin Dia Akan Kembali?

    Sementara itu, Maya sudah melepas rangkulannya dari Rafh saat Caroline datang mendekatinya. Senyum wanita itu masih tetap sama seperti dulu manis dan juga--menawan.Maya berdehem, berniat akan meninggalkan keduanya tetapi Rafh menahan tangannya. Maya jelas merasa tidak enak, mereka bukan tokoh utama dalam cerita ini tetapi Rafh seolah mengambil peran lebih banyak. Itu yang Maya pikirkan."Bagaimana kabarmu?" Caroline menyapa lebih dulu, memperhatikan Rafh seperti biasanya, bahkan tatapannya juga masih sama seperti dulu."Baik, Nona." Caroline menyapa Maya juga, wanita yang bisa Richard bahas saat mereka senggang, "Anda Dokter Maya, bukan?" Maya mengangguk."Panggil Maya saja. Nona."Caroline terkekeh, "Baiklah, senang bertemu denganmu, Richard selalu membahas dirimu." Maya hanya tersenyum kecil.Caroline menoleh ke kiri dan ke kanan, ada yang belum terlihat olehnya, "Dimana Rianne? Aku tidak melihatnya?" Tanyanya pada Rafh."Nyonya, tidak ikut."Alis Caroline naik setengah, "Kenapa?

DMCA.com Protection Status