Share

Kau Mencintainya?

Author: Ayesha Razeeta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Alexander mehatap Caroline yang tersenyum merekah, ada yang salah dengan wanita yang selama ini mengejarnya seperti hantu. Caroline sadar dengan tatapan Alexander, wanita cantik itu melanjutkan, "Aku lelah. Kau memang tidak mencintaiku, kan? Sudah seharusnya aku mengalah dan membebaskanmu." Katanya dengan menatap sayang Alexander.

"Sepertinya kau pernah terjatuh? Ada yang berubah dengan isi otakmu."

"Ck, kau ini. Jangan sampai aku berubah pikiran dan kembali mengejar dan menempeli mu sepanjang hidup." Kata Caroline menggoda.

Menghela napas panjang Caroline mengisi kembali gelasnya, "Aku tahu, kau sangat mencintai wanita itu." Yang Caroline maksud adalah Rianne. Caroline melanjutkan, setelah menyesap sedikit minumannya, "Aku ingin terbang bebas, dan kau tidak akan bisa menemaniku karena pekerjaanmu, bukankah itu hal yang membosankan?"

"Kau ingin kemana?" Tanya Alexander, dia menyesap sedikit minumannya.

"Ke mana saja. Aku ingin menjalani hidup dengan kemauanku." Alis Alexander salin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Ayo Kita Kembali

    "Orlando, ada apa? Kenapa kau bertanya seperti itu?" Rianne merasa ada yang aneh, tatapan Orlando terlihat berbeda."Rianne. Kalau aku katakan aku juga mencintaimu bagaimana? Kau akan memilihku atau memilihnya?"Orlando menggenggam tangan Rianne, menatap wajah cantik di hadapannya, "Aku tidak tahan kalau terus menahan perasaanku sementara wanita yang aku cintai harus memilih pria lain yang tidak baik untuknya.""Orlando, kita memang sahabat, tetapi mengatakan Alexander pria tidak baik, bukan hal yang ingin aku dengar."Orlando tertawa membuat Rianne bingung, "Kau sudah mengakuinya, kau mencintainya, kan?" Orlando mengubah ekspresi wajahnya, dia kembali menambahkan, "Sebenarnya aku tidak menyukainya, dia pernah menembak ku dua kali, dan merebut cinta sahabatku, tapi saat melihatmu bahagia, aku merasa baik-baik saja." Orlando menepuk punggung tangan Rianne pelan."Orlando, kau salah paham, aku dan Alexander memang berteman biasa, selain dari aku harus melunasi sisa hutang kakakku.""Aku

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Aku Yang Melakukannya

    "Orion ... lebih baik sekarang kau pergi sebelum mereka membuatmu tidak bisa berjalan lagi." Peringat Rianne."Kau mengusirku, lag? Rianne, kau berubah." Protes Orion, karena Rianne adalah wanita lembut sebelum bertemu dengan Alexander."Terserah. Sekarang pergilah!"Sementara itu di tempat yang berbeda, Orlando sudah menyusun rencana untuk bertemu dengan Orion. Pria itu, sudah merusak adiknya dan ternyata juga menjadikan Rianne sasarannya."Apakah Orion sudah meninggalkan kedai Rianne?" Tanya Orlando pada salah satu anak buahnya."Sudah Tuan. Saat ini nona sudah dalam perjalanan pulang." Lapornya lagi. Orlando sedikit lega, dia tidak akan bisa tenang selama Orion masih berkeliaran di dekat Rianne nya."Terus awasi kemana Orion pergi, beritahu aku dimana dia tinggal." Pria yang menjadi anak buahnya mengangguk kemudian undur diri"Bagaimana bisa Lyora percaya dengan pria bodoh itu?" Kesal Orlando. Di saat dia sangat cemas, ponsel miliknya berdering. Tidak menunggu lama Orlando menerima

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Bodoh! Hanya Menabrak Saja Tidak Bisa

    "Hum. Bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu." Ucap Viola setelah pelukan melerai pelukan mereka."Sangat baik. Ada apa?" Rianne bertanya karena tidak biasanya Viola mencarinya. Terakhir kali Viola mencarinya adalah saat tragedi penabrakan Lyora. Lalu sekarang apa?Viola terkekeh, "Kau ini, kenapa wajahmu terlihat aneh? Aku tidak sengaja lewat dan melihatmu. Apakah aku tidak boleh mengunjungimu?" Rianne mengangguk, dia memanggil Anita dan memintanya membuatkan coffee milk untuk Viola."Eh, bukan. Maksudku, tidak biasanya kau mencariku." Riane meminta Viola mencoba minumannya. Dengan senang hati Viola mencoba dan mengakui kalau coffee milk yang Anita buat memang sangat enak."Aku hanya ingin menjalin pertemanan denganmu. Ya, kita memang teman, tapi tidak ada salahnya kalau kita menjadi teman baik, kan?" Rianne mengangguk, tidak curiga sama sekali.Tidak lama, Orlando datang dengan tergesa, Rianne berdiri karena tidak biasanya Orlando datang dengan wajah pucat."Orlando ... ad

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Dia Tidak Bernapas Tuan

    Tatapan Alexander semakin tajam, Roi menunduk karena ini adalah kesalahannya. "Aku tidak ingin mendengar laporan seperti ini lagi." Alexander berdiri dan membelakangi Roi, pria itu melanjutkan, "Untuk sementara jangan memberitahu Anna kalau aku sudah kembali, awasi terus dia, laporkan siapa saja yang menemuinya setiap hari." Roi mengangguk."Kau bisa kembali, ingat, awasi Orion dan Orlando setiap kali mereka datang."Tidak lama Roi pergi meninggalkan ruangan Alexander, sekarang tinggallah dia dan Rafh saja. "Tuan ... bagaimana dengan nona Viola, bukankah dia sangat berbahaya?"Alexander berbalik menatap dingin Rafh yang sejak tadi berdiri di samping sofa, "Duduklah! Lebih baik kita minum." Alexander duduk dan menuangkan minuman dalam gelas Rafh.Pria yang menjadi tangan kanannya itu terlalu canggung jika sudah seperti ini. Alexander menatap Rafh dalam, "Bagaimana dengan Caroline? Kenapa tidak membawanya bersamamu?" Alexander menggoyangkan gelasnya angkuh."Tuan, saya--,""Masih saja

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Oh, Maafkan Aku

    Tidak lama, suara pentopel terdengar mendekat, anak buah Orion sudah siapa, tetapi baru saja akan mengacungkan senjata, sejua suh tubang karena senjata yang mereka pegang jatuh karena tembakan yang Rafh berikan.Alexander tersenyum hangat pada teman lamanya, kemudian menatap datar pada mayat Orion yang kali ini Alexander yakin bahwa pria ini sudah benar-benar tiada."Kau ... apa yang kau lakukan?!" Orlando begitu marah, dia belum mengetahui dimana Lyora tetapi Alexander sudah menembak saja sasarannya."Kenapa kau marah? Aku memudahkan langkahmu." Alexander duduk di sofa dimana tadi Orion duduk, pria arogan duduk dengan menyilang kaki.Orlando memejamkan mata kemudian mengarahkan senjatanya pada Alexander tepat di kepala musuh sesungguhnya, "Kapan kau berhenti ikut campur tuan Alexander Darius? Kau sudah keterlaluan kali ini." Orlando menekan setiap kata-katanya."Aku menyesal karena dulu tidak langsung membunuhmu." Orlando sudah akan menarik pelatuk, tetapi tawa Alexander menghentikan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kapan Kau Kembali?

    Rianne berdiri dan membelakangi Alexander yang bingung, "Perbaiki dulu handukmu." Alexander melihat ke arah handuknya yang memang sudah tidak terselamatkan, hanya menutup setengah dari pusaka miliknya."Kalau sudah, gunakan pakaianmu setelah itu kita sarapan bersama." Alexander menurut, dia mengambil pakaian yah sudah Rianne siapkan untuknya. Setelahnya barulah dia menyusul dimana Rianne sudah duduk menatap sarapan mereka berdua di halaman belakang rumahnya."Kapan kau kembali? Kenapa tidak pernah menghubungiku." Cerca Rianne setelah menyuapi Alexander nasi goreng yang Anita buat."Semalam. Aku tidak mungkin menghubungimu walaupun aku sangat ingin." Ucapan Alexander dengan terus menatap lurus wajah cantik wanitanya."Kenapa? Nona Caroline tidak membiarkannya?" Rianne tidak akan marah, karena sebenarnya dialah wanita lain diantara Alexander dan kekasihnya."Bukan. Itu ... karena aku tidak bisa menahan rindu dan menyebabkan pekerjaanku tertunda."Rianne mencebik, demi apapun dia tidak a

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Rianne Tidak Bersalah

    Karena tidak bisa menahan diri, Alexander terus menyerang Rianne tanpa henti, kedua tangannya tidak tinggal diam. Desahan kecil keluar dari bibir mungil Rianne yang sudah mendongak karena sensasi gila yang Alexander berikan.Tidak menunggu lama, setelah pemanasan panjang, akhirnya penyatuan terjadi, Alexander mengerang karena rasa nikmat yang di rasanya.Tidak rugi jika dia berpuasa lama, sampai Caroline kesal pun Alexander masih bisa menahan diri untuk tidak memangsa wanita yang akhirnya menyerah mendapatkannya.Keduanya melupakan begitu saja apa yang sudah pernah mereka lakukan bersama. Awalnya Caroline tidak ingin menyerah tetapi, Caroline merasa kalau semakin lama Alexander semakin terasa jauh darinya.Dia memiliki impian mengelilingi dunia, jika waktunya dibuang untuk menunggu sampai Alexander menyukainya, bisa dipastikan sampai dia mendekat dengan ajal, impian nya tidak akan terwujud.Hentakan demi hentakan berlangsung, Rianne menutup mata karena tidak tahan dengan rasanya."Buk

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Rafh Lakukan Tugasmu

    Bahkan sampai matahari sudah berada di atas Rianne tidak juga muncul, Rafh sudah kembali ke kantor karena ada hal mendesak lain nya. Sekarang tinggallah Roi dan Anita di dalam kedai, keduanya terpaksa menjadi akrab karena seringnya bertemu."Masih menunggu nona?" Tanya Roi."Hem, apakah mungkin dia sudah pergi menemui teman wanitanya itu, ya?" Gumam Anita menyodorkan cappucino pada Roi."Kau yakin tuan akan memberinya izin?"Anita duduk dengan memeluk nampan besi di dadanya, wajahnya tertekuk tetapi tetap terlihat cantik."Aku mengira hidupku yang paling membingungkan dan menyedihkan, tahu nya kehidupan nona juga."Sekali lagi Anita menghela napas berat, dia membaringkan kepala di meja dengan mengabaikan Roi yang menyesap cappucino nya pelan.____"Dimana tuan Alexander?" Tanya Renata yang melihat hanya Rafh saja yang datang."Kalau ada masalah kau bisa tanyakan langsung padaku." Ucap Rafh datar.Renata yang tidak mendapatkan jawaban memuaskan kembali bertanya, "Tuan Rafh, saya hanya

Latest chapter

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Hidup Bahagia

    "Tuan, Rafh ... tolong maafkan kami." Frea menangis. Baru saja ayahnya menjelaskan semuanya. Ketidak sengajaannya menembak keluarga Rafh serta bagaimana Rafh kecil yang dibawa kabur oleh orang suruhan ayahnya. Rencana hanya untuk mengancam, tetapi takdir berkata lain. Tuan Frasino menembak habis keluarga Alexander.Karena rasa bersalahnya, tuan Frasino akan merawat kedua anak rivalnya. Alexander dan anak yang diculiknya--Rafhael. Namun, nyatanya seseorang sudah membawa anak itu lebih dulu.Mengetahui bahwa Frea menyukai Alexander dan berakhir dengan penolakan, kemarahan tuan Frasino kembali meledak. Dia mengusir Alexander dan mencibirnya sebagai anak tidak tahu terima kasih."Nona Frea, ayahmu melenyapkan orang tuaku coba jelaskan padaku, bagaimana cara memaafkanmu?" Suara Rafh terdengar semakin dingin."Kau tidak dengar? Ayahku tidak sengaja melepas pelurunya," "Seperti ini?" Satu tembakan tepat di jantung tuan Frasino yang Rafh lepaskan. Frea menjerit karena melihat ayahnya semaki

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Demi Ayah Dan Ibu

    Rianne tidak akan melepas suaminya, perasaannya mendadak tidak enak sama sekali. Bukankah perasaan orang hamil itu sensitif?Alexander memegang wajah istri, mencium seluruh bagian di wajahnya."Hanya beberapa hari saja, hmm." "Memangnya kau mau kemana? Jangan berbohong dengan mengatakan kau akan bekerja. Alexander, aku tahu dirimu."Menghela napas panjang, Alexander memasang senyum secerah mungkin, tidak bisa dia katakan kepergiannya karena kondisi Rianne yang mengandung. "Rafh. Dia harus melihat tempat kerjanya sayang. Perusahaan itu adalah milik orang tuaku yang terbengkalai dan aku berencana menyerahkan pada Rafh. Dia akan membesarkannya," kilahnya tidak sepenuhnya salahAlis Rianne menyatu, masih tidak mengerti, "Rafh adalah keluargaku yang masih tersisa, dia harus bertanggung jawab untuk masa depannya."Mata Rianne membola, lagi-lagi dia dikejutkan dengan berita besar.Alexander mengangguk saat Rianne kembali mengulang kata keluarga. "Aku juga belum mengatakan ini padanya. Dan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jujurlah!

    Tidak tahan lagi, Alexander langsung menyerang sang istri dengan cepat tetapi masih dengan hati-hati.Siang itu, tidak hanya cuaca diluar saja yang panas, tetapi di dalam kamar dengan pendingin juga sudah terasa panasSuami istri yang sudah terpisah beberapa bulan itu, sama-sama melepas rindu di dalam kamar dengan segala macam gaya. Erangan desahan mengalun indah bersama dengan gerakan pasti si pria. "Sayang ... aku ...." Rianne tersengal, napasnya memburu, ada sesuatu yang ingin meledak di bawah sana rasanya."Bersama sayang. Tolong tunggu aku." Alexander menggerakkan pinggangnya semakin cepat, keduanya menegang karena sebentar lagi akan ada ledakan yang dahsyat."Aaaahhhh." Keduanya mendesah panjang bersama, Alexander mendongak begitupun juga dengan Rianne yang berada dibawahnya yang bergetar karena mendapatkan pelepasan bersama.Napas keduanya memburu, senyum cerah keduanya terlihat sebagai tanda bahwa mereka benar-benar menikmati semuanya."Aku mencintaimu." Alexander menjatuhkan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Sentuh Aku

    Orlando berdecak, dia tidak memikirkan Rianne, dia hanya menyakinkan dirinya kalau Frea memang tidak ada lagi di hatinya."Anna tahu kalau kau yang menabrak keluarganya?" Tanya Richard."Hanya aku yang boleh memanggilnya dengan nama itu." Alexander melanjutkan, "Anna tahu, tetapi tidak tahu kalau dalang dari semua ini adalah keluarga Frea."Sejak tadi Rafh hanya diam saja. Berita besar ini baru saja di dengarnya dan dia tidak menyangka akan serumit ini ceritanya, terlalu berkelok dan berliku."Rafh. Antar Orlando bertemu dengan Frea. Kita akan mengikutinya dari belakang. Selama ini pria tua itu terlalu pandai untuk bersembunyi, aku tidak bisa menemukan keberadaannya."Rafh mengangguk. Sementara itu, Richard yang tidak tahu harus melakukan apa, berencana ikut dengan mereka tetapi Alexander mencegah dengan Alasan para wanita tidak ada yang menjaga.Saat itu juga Alexander menempatkan mereka di tempat yang memang seharusnya mereka tinggali.Rafh akan tetap menjalankan bisnis sang tuan.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jangan Berani

    Richard mendengus kesal, artinya selama ini hanya dia saja yang merasa menjadi sahabat kedua pria bengis ini. Jadi tidak heran kalau Alexander menerjangnya sampai babak belur saat itu, dan Orlando? Jangan tanyakan pria di sebelahnya ini. Di otaknya hanya ada nama Rianne. Sialnya lagi, mereka bertiga menyukai wanita yang sama. Dan selalu Alexander yang mendapatkan hasilnya."Rafh menelepon dan menceritakan semuanya padaku. Sebagai teman Anna, jelas saja aku ikut prihatin karena seseorang tidak menghargai perasaannya dan aku mengurus semuanya." Sindir Richard."Kalian berdua," tunjuk Orlando pada kedua penjaga yang melaksanakan perintah Rafh tanpa sepengetahuannya."Besok datang ke ruanganku, aku akan memberikan imbalan pada kalian karena sudah menjaga istriku malam itu." Kedua penjaga itu saling pandang, semebtara Rafh membola."Terima kasih Tuan." Jawab mereka bersamaan dengan wajah cerah. Apa yang Alexander katakan selanjutnya mampu membuat mereka menghela napas pelan dan mengangguk

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Menolak?

    Saat kembali ke rumah, Orlando dikejutkan oleh banyaknya mobil mewah berwarna hitam terparkir tepat di depan rumahnya.Bukan hanya itu, beberapa orang berbadan besar sudah menodongkan senjata api di kepalanya dan Lyora. Gadis itu tentu saja pucat, memegang kuat lengan kakaknya dengan badan bergetar."Jangan takut." Bisik Orlando.Lyora mengangguk dan tetap berpegangan teguh di lengan kakaknya, kakinya sudah lemas melihat senjata-senjata itu mengarah tepat di pelipisnya.Orlando berjalan pelan, begitupun dengan mereka yang tetap tidak melepasnya."Turunkan senjata kalian. Kalian tidak melihat adikku ketakutan." Jengah Orlando. Tahu siapa yang bertamu di rumahnya tato kecil berlambang kelabang di leher mereka sudah menunjukkan dari mana asalnya."Ikut saja. Kami tidak akan melakukan apapun selama Tuan tidak melawan." Orlando mendengus, sejak tadi dia diam, tidak melawan tetapi orang-orang ini yang keterlaluan. Sampai di dalam rumahnya. Orlando sudah disambut oleh pria dengan mata tajam

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Mataku Terkena Debu

    "Untuk apa kalian datang? Dan kau Richard, kita sudah berjanji, kau akan rahasiakan ini dari siapapun. Aku kecewa." Richard menghela napas pelan, "Anna, kau tidak merindukannya? Tuan terlihat sangat khawatir."Richard kembali menambahkan, "Dia harus tahu kabar kehamilanmu."Rianne menggeleng, "Jangan beritahu dia, biarkan dia hidup sesukanya, sampai kapanpun Alexander akan tetap seperti itu."Caroline mendekati Rianne, duduk di sebelahnya, tangan halusnya langsung menyentuh perut Rianne, "Bagaimana rasanya hamil?" Tanya nya menatap Rianne, dia melanjutkan, "Sejak awal hubungan kita tidak baik. Tapi, aku akan meluruskan sedikit masalahmu."Sambil mengelus perut Rianne dia melanjutkan, "Beri dia kesempatan sekali lagi. Aku mendukungmu meninggalkannya dan menikah dengan pria lain kalau dia sampai mengkhianatimu lagi."Caroline melanjutkan, "Alexander sudah meninggalkan usaha di rumah pelacuran. Sudah menyerahkan tempat perjudian pada Roi juga. Dan ku dengar markasnya meledak." Caroline

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Manis Sekali

    "Bagaimana? Rafh mengakuinya?" Bukan Alexander yang bertanya tetapi Richard. Caroline masuk ke kamarnya dengan wajah lesu. Di dalam kamar sudah ada Richard, mantan Dokter Alexander ini belum bertemu langsung dengan mantan majikannya.Alasannya karena Alexander yang terus menghilang."Tidak. Dia juga tidak tahu katanya." "Kau yakin? Bisa saja Rafh berbohong."Caroline melepas pakaiannya begitu saja di hadapan Richard, juga mengganti dengan pakaian baru tanpa merasa malu. Richard hanya menggeleng karena kekasihnya ini sangat--berbeda."Tidak. Aku tahu kapan Rafh berbohong dan tidak."Richard berdiri dan memeluk Caroline dari belakang, "Aku cemburu. Sepertinya kau memang ada rasa padanya."Caroline berbalik dan mencubit kedua pipi liat Richard, "Jangan memancing. Kau juga mencintai Rianne kan? Jadi aku harus bagaimana?""Masa lalu. Sekarang masa depanku ada di hadapanku." Richard menaik turunkan alisnya dan Caroline tahu apa maksud kode itu."Tidak sekarang, aku harus menemui Alexander.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Yakin Dia Akan Kembali?

    Sementara itu, Maya sudah melepas rangkulannya dari Rafh saat Caroline datang mendekatinya. Senyum wanita itu masih tetap sama seperti dulu manis dan juga--menawan.Maya berdehem, berniat akan meninggalkan keduanya tetapi Rafh menahan tangannya. Maya jelas merasa tidak enak, mereka bukan tokoh utama dalam cerita ini tetapi Rafh seolah mengambil peran lebih banyak. Itu yang Maya pikirkan."Bagaimana kabarmu?" Caroline menyapa lebih dulu, memperhatikan Rafh seperti biasanya, bahkan tatapannya juga masih sama seperti dulu."Baik, Nona." Caroline menyapa Maya juga, wanita yang bisa Richard bahas saat mereka senggang, "Anda Dokter Maya, bukan?" Maya mengangguk."Panggil Maya saja. Nona."Caroline terkekeh, "Baiklah, senang bertemu denganmu, Richard selalu membahas dirimu." Maya hanya tersenyum kecil.Caroline menoleh ke kiri dan ke kanan, ada yang belum terlihat olehnya, "Dimana Rianne? Aku tidak melihatnya?" Tanyanya pada Rafh."Nyonya, tidak ikut."Alis Caroline naik setengah, "Kenapa?

DMCA.com Protection Status