Share

Bag-19

Author: Alpian Ansor Abdul Rahman
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

CUCU KAKEK SAMAD YANG PALING BESAR ITU BINGUNG. Badannya serasa remuk dihantam orang. Namun, dia sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Bulat mata yang dimiliki oleh Nur memandang langit-langit kamar. Indah. Sangat indah langit-langit kamar dijadikan tempat untuk kedua cicak saling berhadapan. Mungkin, mereka saling mencurahkan isi hatinya atau saling mengobati kerinduan antarpasangan hewan. Beda sekali dengan Nur yang masih mengalami serangan makhluk astral—Nek Kusmiati.

Nur kalah oleh serangan Nek Kusmiati yang berulang kali untuk bisa masuk ke dalam tubuhnya. Makhluk itu terus mengawasi dari celah-celah yang ada. Keadaan di dalam kamar menjadi hening ketika Nur membukakan mata. Bahkan, Kakek Samad pun seperti patung yang menempel di keramik. 

Kesendirian membuat wanita yang terbaring di ranjang itu menjadi sering melamun. Namun, Nek Kusmiati kasihan kepadanya yang sering menyendiri. Makhluk itu mencoba untuk masuk dan memakai tubu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-20

    SANGAT TERASA OLEH KAKEK SAMAD, rumah yang ditempati cucunya sudah tidak suram lagi. Suasana di ruangan tempat dia duduk pun menjadi nyaman sekali, tidak ada suara-suara dari atas asbes yang suka membuat bulu kuduk merinding. Lelaki itu merasa berhasil dengan apa yang telah dibuatnya. Bulat mata yang dia miliki menyapu ke setiap sudut-sudut ruangan tempat istirahat menyandarkan punggung di kursi. Dia melihat di tembok ada cikcak yang menunggu kedatangan nyamuk untuk dicaploknya. Lelaki itu tersenyum. Lelaki itu tak bisa lagi untuk berkata-kata, selain menikmati malam yang menurutnya beda sekali dengan kemarin-kemarin."Kek, kenapa senyum terus?" Tiba-tiba saja, Ani mengangetkan kakeknya itu."Duh." Kakek Samad memandang cucu terakhirnya.Ani tidak ingin tahu lebih lanjut dengan apa yang sedang dipikirkan oleh kakeknya itu. Dia pun mengayunkan kakinya menuju kamar untuk istirahat. Gerak tubuhnya pun terl

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-21

    SETELAH LAMA, TIDAK MELIHAT MANTAN KAKAK IPAR. Akhirnya, bulat mata yang dimiliki oleh Ani tidak sengaja melihat Diki berjalan di depan halaman rumahnya. Wanita itu melihat dari jendela yang gordennya dibuka. Jahat, katanya, lalu dia menutupkan kembali gorden yang tadi dibuka. Ani pun tidak habis pikir dengan mantan kakak iparnya itu, jauh-jauh merantau hanya untuk membawa wanita lain ke kampungnya. Malahan, lelaki itu yang mengakibatkan kakaknya seperti mendung. Dan masih untung, kakaknya sudah masuk ke dalam rumah. Jadi, Ani sangat bersyukur karena tak ingin melihat kakaknya bisa memandang lelaki yang menurutnya sudah bejat itu.Selama tiga puluh menit, Ani menyapu dan mengepel rumah. Entah, dia sendiri merasa aneh dengan waktu yang menurutnya lama banget untuk hal seperti itu. Bahkan, lelaki yang dari tadi duduk di kursi beranda sampai pantanya terasa panas menempel terus dengan kursi."Maaf, ya. Kamu, harus menunggu lama!" An

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-22

    TIBA-TIBA SAJA, ADA SEORANG LELAKI YANG MENANYAKAN ANI. Kakek Samad yang menerima pertanyaan itu malah diam memandang wajah lelaki itu. Mengingat-ingat. Menebak-nebak. Sampai-sampai, Kakek Samad menggaruk-garuk kepala untuk bisa mengingatnya. Namun, ingatan tentang lelaki itu tak kunjung tiba. Entahlah.Kakek Samad menyuruh lelaki berbadan tegap itu untuk menunggu di beranda. Seorang lelaki itu mengeluarkan ponselnya yang berada di saku celana. Tangan kanannya langsung menjelajahi layar ponsel yang dia pegang. Entahlah, dia itu mau main apa. Namun, ada yang berbeda ketika dia tersenyum-senyum sendirian sambil memandang layar ponsel, seolah-olah lelaki itu sedang gila.Di dalam rumah, Kakek Samad mengetuk-ngetuk kayu jati yang menjadi penutup lawang kamar Ani. Wanita yang ada di dalam kamar itu sedang mengaji, alunan bacaan Al-Qur'an pun terdengar oleh Kakek Samad. Bagus, kata hati Kakek Samad. Lelaki tua itu pun tidak mengetuk la

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-23

    BOS ALEK MEMIKIRKAN WANITA PEMBAWA BAKI. Dia menyandarkan punggung ke kursi sambil pikirannya melayang kepada kejadian tadi di rumah Ani. Hatinya mendadak ada rasa yang mau timbul ke permukaan dan itu terasa sangat cepat. Entahlah, apa ini cinta pada pandangan pertama? Pikiran lelaki yang berhidung mancung itu bertanya-tanya.Sudah matang sekali Bos Alek untuk mencari pendamping yang mau bersamanya sampai akhir hayat. Dia tidak mengerti dengan hidupnya yang mana harta sudah banyak, tetapi wanita baik belum datang juga untuknya. Di ruangan tengah rumahnya, dia merasa iri kepada cecak yang sedang berduaan saling memandang. Bahkan, saling berbagi makanan, romantis. Beda sekali dengannya yang sedang sendirian sambil menggaruk-garuk kepala mengingat wanita cantik pembawa baki itu.Suara tokek yang nyaring menerobos masuk telinga lelaki berhidung mancung itu pun membuatnya sangat kesal. Wajahnya memerah, dia merasakan sudah diganggu ol

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-24

    SEWAKTU PAGI DATANG, Ani memberitahukan kepada kakaknya tentang sebuah pesan dari Bos Alek. Nur tersenyum-senyum mendengarkan ceritanya. Dia tidak menyangka bahwa lelaki berhidung mancung itu benar-benar memperhatikannya. Ani juga tersenyum ketika sesudah menceritakan semua pesan itu kepada kakaknya. Kemudian, dia melemparkan candaan kepada kakaknya untuk bisa membuka hati lagi untuk orang lain.Nur tidak ingin penasaran dengan cerita yang dilemparkan kepadanya. Dia biasa saja. Tidak terlalu mengharapkan cinta akan datang secepat kilat. Hati wanita itu sangat hati-hati untuk memilih lelaki yang layak dicintai lagi. Namun, Ani yang sudah berpakaian seragam kerja pun masih belum berhenti melemparkan candaan kepada kakaknya. Kedua tangan kakaknya pun menutup muka, malu.Tidak bisa dipungkiri cinta akan datang di mana saja, kapan saja, semua itu bisa muncul seketika. Bahkan, hati sedang galau pun akan ada cinta yang datang untuk bisa

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-25

    BERBAGAI MACAM CARA SUDAH DILAKUKAN, tetapi Riki belum mendapatkan jawaban cinta dari Ani. Lelaki itu menjadi gundah gulana menunggu jawaban apa yang akan diterima. Saban harinya, berharap dan berharap akan mendapatkan suatu jawaban yang indah. Namun, malah sebaliknya. Jawaban tak kunjung datang kepada dirinya.Konter tempat bekerja Ani pun ramai oleh para pembeli. Lelaki itu berdiri di luar sambil bulat matanya memandang Ani yang sedang bekerja. Dia hanya bisa memandang tak bisa untuk masuk. Pembeli-pembeli itu tampak sekali memilih-milih ponsel. Ada juga seorang lelaki yang memperhatikan Ani terus, mungkin itu teman kerjanya atau owner konter tersebut.Semut yang menempel di tangan Riki pun merasakan keanehan. Kenapa tak masuk ke dalam, kata semut. Lelaki itu masih berdiri di luar konter. Semut merasakan kekesalannya kepada pemilik tubuh yang dia singgahi ini. Lelaki ini pengecut, kata semut lagi. Riki memutuskan berjalan untuk

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-26

    NUR MELIHAT DIKI MEMBONCENG ISTRI BARUNYA. Dia menatap lelaki itu dengan serius di beranda rumahnya. Tak bisa dihiraukan lagi, setiap orang yang mau bepergian selalu lewat depan rumahnya. Oleh karena itu, dia tak sengaja bisa menatap kembali dengan mata telanjang lelaki yang telah menghancurkan hatinya. Hatinya pun masih merasakan sakit yang masih terpendam. Namun, dia sendiri tak bisa untuk terus mengharapkan lelaki yang tak mempunyai rasa tanggungjawab (pengkhianat) kepada dirinya.Diki pun tak terlihat melirik sedetik pun ke rumah yang ditempati Nur. Entahlah, apa yang ada di dalam pikirannya? Sampai lelaki itu tak melirik sedetik pun. Apa dia malu? Ataukah sudah tak ingat lagi kepada wanita yang pernah ada di hatinya? Nur pun mengelus dada lalu mengucapkan kalimat istighfar. Kemudian, wanita itu merasa beruntung masih mempunyai kakek dan nenek. Nur beruntung banget karena sewaktu diserang oleh makluk astral pun hanya keluarga tercintanya saja yang sela

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-27

    RIKI TAK TAHU HARUS MELAKUKAN APA LAGI, dia benar-benar pusing dengan masalah hatinya. Setiap hari, hatinya bergejolak akan cinta. Namun, dia juga bingung harus bagaimana lagi cara melakukan agar hatinya itu mempunyai teman. Kata-kata pun tak akan bisa menuliskan persoalan hatinya yang selalu bergejolak. Bahkan, untuk membuat satu puisi cinta pun sudah tak bisa. Dia pun aneh terhadap dirinya sendiri, ada apa? Pertanyaan itu yang selalu ada di pikirannya.Soal dirinya cuek kepada Ani itu pun murni karena dia tak tahu harus melakukan apa. Sekarang ini, lelaki yang berparas ganteng itu jadi murung. Entahlah, kagak ada angin dan kagak ada hujan, sifatnya benar-benar berubah. Apakah ini yang dinamakan hidup? Hidup yang selalu tak bisa ditebak, kadang bahagia ataupun sedih dan itulah seperti mendung.Riki pun berpikir, mungkin Ani merasa kesal kepada sifat yang dia tampilkan tadi di konter. Akan te

Latest chapter

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-38 (Tamat)

    SETELAH TADI PAGI MELAKSANAKAN ACARA AKAD PERNIKAHAN, Bos Alek pun sudah sah menjadi suami dari Nur. Ada rasa bahagia yang tergambar dari wajah pasangan baru itu. Sekarang pun hari sudah semakin sore. Entahlah, rasa lelah pun tergambar dari pasangan baru itu. Sampai-sampai, Bos Alek hanya bisa duduk saja di kursi beranda rumah sambil melihat pemandangan yang ada di depan matanya.Bos Alek tiba-tiba terdiam ketika mendengar suara Nur yang memanggil. Ya, itu suara Nur, kata dalam hatinya. Dia pun mencoba memalingkan wajah ke arah depan pintu rumah. Alangkah indahnya, lelaki berhidung mancung itu melihat bidadari yang sedang berdiri; Nur. Bidadari itu masih cantik oleh bekas make up yang dia pakai tadi pagi. Sungguh dan sungguh, Bos Alek malah menahan saliva sampai kedua matanya jadi susah berkedip.Nur pun tersenyum ketika melihat suaminya itu yang terlihat terpana olehnya. Sungguh, Nur malah menjadi salah tingkah sehingga dia pun

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-37

    SETELAH BERBULAN-BULAN MEMANTAPKAN PERSIAPAN PERNIKAHAN, Bos Alek pun tampak tak bisa tenang ketika tanggal pernikahan itu sudah ada di depan mata. Entahlah, apa yang sedang dirasakan oleh lelaki berhidung mancung itu. Namun, dia terlihat selalu berusaha untuk menutupi apa yang sedang dirasakan di dalam hatinya.Memang, suatu pernikahan itu adalah hal yang sangat serius. Oleh karena itu, hal semacam itu pun tak bisa disepelekan oleh Bos Alek. Tak bisa dielakkan lagi lelaki itu mulai seperti setrikaan yang sedang dipakai. Berjalan-jalan dari ruang tamu rumahnya ke dapur dan kembali lagi dari dapur ke ruang tamu. Hal semacam itu pun dia lakukan ketika waktu sudah malam.Di lain sisi, lelaki itu tak bisa lagi untuk menunggu dan terus menunggu tanggal yang sudah ditentukannya. Menurutnya, menunggu itu hal yang menyesalkan karena dari menunggu itu bisa menciptakan ketidaktenangan. Maka dari itulah

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-36

    SETELAH SEMINGGU LAMANYA, Nur berpikir tentang jawaban apa yang pas disampaikan kepada Bos Alek. Dia pun mengakui bahwa selama berkenalan dengan Bos Alek banyak perubahan. Dan tentunya, lelaki berhidung mancung itu membuat dirinya nyaman. Kadang lelaki itu pun membuat Nur merasa takjub dengan kegigihannya dalam bekerja. Oleh karena itu, dia pun tak bisa menampik bahwa ada rasa yang mulai timbul untuk Bos Alek.Apakah ini waktu yang tepat untuk memikirkan pasangan, kata Nur di kala berada di kamarnya. Dia terduduk di depan cermin sambil bicara dengan bayangannya. Sungguh, momen seperti ini membuat dirinya tambah dag-dig-dug saja di hati. Dia menyadarinya, mungkin Bos Alek di sana sedang menunggu jawaban pertanyaan darinya.Malam yang sepi sejuk, Nur keluar dari kamarnya dan langsung menuju beranda rumah. Kemudian, tangan kanannya memegang ponsel dan langsung saja mengirim satu pesan kepada Bos

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-35

    PAK KADES DAN ANDI KECEWA, mereka berdua kecewa karena sudah ditolak oleh Kakek Samad tentang perjodohan itu. Sampai, mereka berdua pun langsung pergi dari hadapan Kakek Samad dan istrinya. Kejadian siang yang begitu menyakitkan bagi mereka berdua. Hati Andi pun seperti tertusuk oleh katana, ya, begitu sangat sakit. Dia tak menyangka bahwa akan mendapatkan penolakan. Dia tak menyangka bahwa dengan modal sarjana pun belum bisa meyakinkan Kakek Samad untuk menyetujui perjodohannya itu.Pada siang hari, benar saja dugaan Kakek Samad bahwa Pak Kades dan putranya kembali lagi ke rumahnya. Dan pertanyaan-pertanyaan yang hampir sama dengan pertanyaan pada saat pertama kalinya mereka bertandang ke rumah Kakek Samad. Lelaki tua berambut perak itu pun langsung saja tanpa ba-bi-bu bahwa dia melemparkan jawaban dengan penolakan. Setelah mendapatkan jawaban yang menyakitkan itu, wajah Andi tampak merah dan langsung saja pergi dari hadapan Kakek

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-34

    NUR TERDIAM KETIKA BOS ALEK MENYATAKAN NIAT UNTUK MENIKAHINYA. Dia tak menyangka bahwa cinta yang timbul dari Bos Alek itu begitu cepat. Bahkan, wanita berambut sebahu itu pun belum percaya dengan apa yang dialaminya. Mana mungkin dia begitu cepat bisa membuat Bos Alek menyukainya, pikiran wanita itu pun jadi terbang ke mana-mana. Dia benar-benar terdiam seperti patung dan tenggorokannya seperti ada yang mengganjal. Bos Alek pun menunggu dengan sabar jawaban yang akan dilontarkan Nur kepadanya. Namun, sampai menunggu beberapa jam, jawaban yang ditunggu Bos Alek pun tak kunjung datang. Akhirnya, lelaki itu berucap, "Saya siap untuk menunggu jawabannya, kok."Nur tak tahu harus menjawab apa kepada bosnya Ani itu. Dia benar-benar belum yakin dengan niat yang diinginkan oleh Bos Alek untuknya. Di samping itu juga Nur masih trauma membuka rasa untuk lelaki karena tak ingin rasanya dikhianati lagi. Akhirnya, Nur memaksa untuk mengeluarkan

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-33

    SETELAH BERBULAN-BULAN BOS ALEK PENDEKATAN DENGAN NUR, dia tambah yakin saja dengan wanita yang mempunyai rambut sebahu itu. Sungguh, tak bisa diragukan lagi untuk menjadikan wanita itu menjadi pendampingnya. Bos Alek tak memedulikan perjalanan suram yang telah menyerang Nur. Lelaki berhidung mancung itu hanya berpikir bahwa cinta suci akan datang kepada siapa pun. Dan mungkin saja, cinta suci dirinya datang dari Nur sehingga saban harinya dia selalu dimabuk asmara oleh wanita itu. Sungguh!Masa pendekatan pun berjalan mulus ditambah lagi mungkin Ani sangat menyetujui bahwa bosnya itu bisa menikahi kakaknya. Walaupun, Ani menyadari bahwa kakaknya tak mempunyai apa-apa dan Bos Alek adalah pebisnis muda yang lumayan sukses. Dia pun kadang merasa ciut membayangkan jika hal pernikahan kakaknya dan Bos Alek itu bisa terjadi. Namun, Ani mempunyai pikiran juga bahwa takdir cinta itu siapa yang tahu. Cinta bisa datang kepada siapa pun dan m

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-32

    MOMEN YANG TAK BISA DILUPAKAN OLEH ANI, dia tersipu malu di hadapan Riki. Dia belum percaya bahwa Riki bisa juga untuk memandangnya dengan tatapan tajam. Sungguh, batin wanita itu jadi dag-dig-dug. Kemudian, lelaki yang ada di depannya itu mengeluarkan suara dari mulutnya. Ya, momen itu pun yang ditunggu-tunggu Ani dari tadi.Namun, suara yang keluar dari mulut Riki pun tak banyak. Bahkan, kata-katanya pun bisa dihitung oleh jari tangan. Ani pun menghela napas panjang lalu menggaruk-garuk jilbab yang dia pakai. Dia bingung harus dengan cara apalagi menghadapi Riki yang menurutnya berubah 180* itu. Kemudian, dia termenung dan suasana pun mendadak hening.Sangat mengesalkan ketika setelah hening melanda, Riki malah tertawa di hadapan Ani. Wanita itu dibuat cemberut dan kesal dengan sikap yang ditampilkan Riki kepadanya. Tangan kanan Ani pun gemas lalu mencubit pinggang Riki. Lelaki itu tampak k

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-31

    PADA SAAT KELUAR RUMAH, Ani benar-benar beruntung bahwa ucapan kakaknya itu tak bohong. Bahkan, dia sampai senyum-senyum sendiri. Riki melihat tingkah laku yang ditampilkan oleh Ani. Kedua mata yang dimiliki oleh Riki pun menatap tajam. Lelaki itu tak menyangka bahwa Ani mungkin saja menunggunya di rumah ini.Lelaki itu malah terdiam di hadapan Ani, tenggorokannya seperti ada yang mengganjal dan badannya seperti patung. Namun, keadaan pun berbanding terbalik yang mana Ani memandang Riki dengan tatapan serius. Lelaki itu menunduk. Ani langsung saja bertanya tanpa ba-bi-bu lagi kepada Riki. Wanita itu bertanya dengan nada yang lumayan terdengar serius tentang Riki cuek kepadanya. Lagi-lagi, laki-laki itu masih terdiam dan mulutnya pun serasa terkunci. Sampai-sampai, Ani pun dibuat kesal menunggu jawaban yang tak kunjung diterima. Kaki kanannya pun menghentak keramik dan kedua tangan wanita itu mengacak-acak rambut Riki yang rapi serta

  • SEPERTI MENDUNG    Bag-30

    SIANG HARI, Riki mencoba metata hati kembali dan pergi ke rumah Ani dengan mental yang sudah membaik. Dia tak peduli sudah berapa kali cintanya ditolak oleh Ani. Akan tetapi, dia mempunyai pemikiran bahwa lelaki itu harus kuat dan jangan menyerah untuk berjuang mendapatkan wanita yang dicintainya. Dia tak ingin dicap sebagai lelaki pengecut yang baru ditolak beberapa kali pun sudah mundur. Ingat! Itu baru beberapa kali ditolak dan belum ratusan kali ditolak. Jadi, alangkah buruk sekali jikalau harus mundur dalam perburuan cinta Ani.Sewaktu kemarin-kemarin, memang Riki merasakan ada yang berbeda dari dirinya. Bahkan, lelaki itu pun merasa pusing yang ekstra sehingga dia tak nafsu untuk segala hal. Namun, lelaki muda itu masih untung karena dirinya terbilang cepat untuk bisa kembali bersemangat. Riki mulai merapikan pakaian yang dia pakai. Kemudian, dia berniat untuk pergi ke rumah wanita yang berhasil menembus hatinya; Ani.

DMCA.com Protection Status