“Dimana ini?”Aku tiba-tiba terbangun di suatu ruangan yang gelap, sebuah ruangan yang berdebu dan penuh akan tumbuhan yang merambat karena terasa oleh tubuh dan tanganku ketika aku bangun.Aku bangun secara perlahan-lahan dan melihat ke sekelilingku, semuanya terasa aneh dan janggal. Aku tidak tahu ada dimana aku berada sekarang.Aku berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, aku bangun dan berdiri di dalam ruangan tersebut.Terlihat, ada sebuah tirai yang lusuh dibelakangku ketika aku menoleh, tirai berwarna putih yang kini sudah kusam bahkan sepertinya sebagian tirai itu sudah dimakan usia sehingga sudah tidak utuh lagi.Namun, di balik tirai itu tampak ada sesuatu yang terang, seperti cahaya sinar bulan purnama yang menyinari tempat tersebut dibalik tirai.Aku pun penasaran akan hal itu, dan tak menunggu lama, aku langsung menghampirinya dan menyibak tirai yang sudah lusuh tersebut.Namun,“Ke, ke, kenapa ini?”“Apa yang terjadi di tempat ini?”Aku mendadak berhenti, salah
“Minah, minaaahhh!”dug, dug, dug,Pak Dani dan Ucok dengan terburu-buru menggedor rumahku. Namun, tidak ada jawaban sama sekali dalam rumah.Aku yang tertidur sama sekali tidak mendengar suara mereka semua, aku terbuai oleh apa yang Ayu lakukan kepadaku, sehingga kesadaranku kini entah berada di mana dan tidak bisa mendengar apapun yang terjadi di luar sana.“Pak, Sepertinya ada sesuatu dengan Minah, Pak.”“Apa kita harus dobrak saja pintu ini?” kata Ucok sambil menancapkan parangnya ke tanah yang berada tepat di belakang pintu tersebut.Pak Dani yang terburu-buru dengan wajahnya yang sedikit pucat langsung mengiyakan apa yang dikatakan oleh Ucok pada malam itu.Dengan sigap, Ucok mengangkat salah satu kakinya, lalu dia menendang pintu yang terkunci dari dalam itu agar bisa terbuka dan mereka bisa masuk ke dalam rumah.Duag,duag,Kaki Ucok yang terkenal keras, langsung menendang pintu itu dengan sekeras-kerasnya.Sedangkan Pak Dani, terlihat berjalan ke arah pinggir rumah, mencari ja
Ali yang selama ini mengurung diri di kamarnya akhirnya keluar, setelah mendengar desas- desus yang sebenarnya terjadi di Desa Muara Ujung. Jujur, dia juga takut akan hal tersebut, karena dia yang merupakan teman Iyo di desa tersebut kemungkinan akan bernasib sama meskipun dirinya hanya berdiam diri di kamar. Apalagi. Supri, Tono dan Adi yang tahu apa yang terjadi dan pernah terjebak atas apa yang dilakukan oleh Ayu pada saat itu, mendatangi Ali dan menceritakan semua yang dialami oleh mereka bertiga. Salah satu dari mereka yang dengan jelas melihat wujud Ayu yang muncul dan akan membunuh dirinya bercerita panjang lebar, termasuk Bu Cucu yang hingga kini masih belum sadarkan diri dan terbaring tidak berdaya di dalam rumahnya. Atas dasar itulah, mereka berniat untuk mencari tahu apa yang disembunyikan oleh Satria diluaran sana, dimana pada saat itu aku sendiri masih terbuai oleh Ayu yang masih bisa mengelabui ku dan membuatku tertidur pulas tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi d
“Minaaahh!”Ucok serta Pak Dani langsung menghampiriku yang terbangun dari tidurku pada saat itu.Aku yang masih belum sadar bahwa aku sudah berada di tengah-tengah perkebunan warga hanya menunduk seakan-akan tidak percaya atas apa yang aku alami pada saat itu.Tanganku yang kini berlumpur langsung aku dekatkan ke arah muka, aku benar-benar belum bisa mempercayai apa yang Satria katakan pada saat itu.“Tidak, tidak!”“Tidak mungkin itu Ayu, tidak mungkin itu Ayu!”“Kamu jahat Satria, kamu jahat!”“Ayu anak yang polos, cantik dan pintar adalah penyebab dari semua ini?”“Penyebab dari terbunuhnya warga desa dalam beberapa hari ini?”“Aku benar-benar tidak percaya, tidak percaya!”Aku tertunduk, tubuhku yang sebagian basah karena jatuh dari tanah gambut yang berlumpur tidak aku sadari hingga saat ini.Bahkan realita bahwa aku sudah terbangun pun tampaknya masih belum aku percayai sekarang.“Minaah, Minah!”Pak Dani akhirnya mendekatiku, dia memegang salah satu pundakku dan memastikan bah
ArggghhhAku pergi dengan perasaan kesal, meninggalkan mereka berdua dengan emosi yang memuncak.Bagaimana tidak, kenapa semua yang ada di desa ini, termasuk Satria yang aku temui di dalam tidurku semuanya menuduh Ayu yang menjadi penyebab semua ini.“Kenapa?”“Kenapa?”Aku benar-benar tidak habis pikir, memang apabila aku membiarkan Satria datang dan mengajak Ayu mati pada malam itu, mungkin teror ini tidak akan berlanjut seperti ini.Namun, itu bukanlah solusi, bisa saja ada solusi lain tanpa mengorbankan Ayu.Anak kecil yang bukan darah dagingku sendiri, dan secara perlahan-lahan rasa sayangku yang perlahan muncul ketika aku menikah dengan Satria, tak mungkin melakukan itu semua.Arghh!Aku merenyit kesakitan, tanah basah dan berlumpur di sertai dengan akar-akar dari lahan gambut yang mencuat ke tanah membuatku kesakitan ketika melangkahkan kakiku di perkebunan ini.Aku berjalan tanpa alas kaki, dengan kondisi yang gelap, serta hanya lampu lima watt saja yang menyala di kejauhan ya
BrugggTubuhku melayang hingga terjatuh ke tanah dengan sangat keras, aku yang sedang berlari tiba-tiba ditabrak dari arah kiri sehingga keseimbanganku goyah pada saat itu.Benturannya sangat keras, aku merasakan bagaimana salah satu tangan dan tubuhku terbentur begitu keras sehingga merasakan sakit yang luar biasa, aku merenyit kesakitan, gigiku digertakan untuk menahan rasa sakit yang kurasakan.Samar-samar, aku yang terjatuh pun mendengar Pak Dani berbicara dengan sedikit berteriak ke arahku. Dia mengatakan bahwa aku harus sadar atas apa yang terjadi, dan jangan bertindak lebih jauh melebihi apa yang aku lakukan sekarang. Karena hal itu akan berbahaya bagi diriku sendiri.“TIDAAAAAAAKKK!”“AKU TIDAK MEMPERCAYAI KALIAN SEMUA!”“KALIAN SEMUA TIDAK PUNYA HATI SAMA SEKALI.”Aku berteriak sambil menahan sakit, Pak Dani yang menangkapku hingga aku terjatuh langsung aku tepis kembali, aku benar-benar marah melihat Pak Dani yang berusaha sekuat tenaga untuk menahanku pada saat itu.Sedangk
DegAyu yang melihatku yang berteriak di sana tidak menyangka bahwa ada aku yang sedang melihatnya dengan kondisinya yang seperti itu.Entah mengapa, ketika aku berteriak kepadanya, secara tiba-tiba bayangan yang membuatnya melayang tiba-tiba membuatnya turun secara perlahan. Dia mendekatiku dengan wajahnya yang tertunduk secara tiba-tiba.Bayangan hitam yang solid yang mengelilingi tubuhnya menghilang secara perlahan menjadi berbentuk asap, bersamaan dengan turunnya Ayu ke tanah.Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya pada saat itu, begitu pula dengan Pak Dani yang melihatnya di belakangnya. Sedangkan Ki Sakti tampaknya tidak sadar atas apa yang sedang aku lakukan, karena matanya terus terpejam dan mulutnya bergumam seperti sedang dikendalikan oleh sesuatu pada saat itu.Aku benar-benar tidak menyangka bahwa ada sesuatu yang aneh di dalam tubuh Ayu, sebuah bayangan hitam yang mungkin saja penyebab dari ini semua. Namun tidak seharusnya Pak Dani juga warga desa yang mengetahui tentan
Ketika seseorang sedang fokus untuk mengerjakan sesuatu, dia pasti tidak akan mempedulikan apa yang terjadi di sekitarnya. Apalagi, ketika hal itu menyangkut hal-hal gaib atau tentang keilmuan yang dia pelajari.Sehingga, untuk orang-orang yang seperti Ki Sakti, ketika sedang melakukan sesuatu, yang dia lakukan hanyalah menyelesaikan hal tersebut tanpa mempedulikan apa yang terjadi di sekitar dirinya.Namun, Pak Dani berteriak dengan sangat keras. Karena dia tahu satu-satunya cara agar Ki Sakti bisa kembali sadar dan menghentikan apa yang dilakukannya hanyalah dengan meneriakinya.Benar saja. Setelah Pak Dani berteriak, tiba-tiba tubuh Ki Sakti seperti tersentak oleh sesuatu, membuat tubuhnya terguncang seketika bersamaan dengan kedua matanya yang terbuka secara tiba-tiba.Pak Dani yang melihat Ki Sakti membuka matanya, langsung menyilangkan tangannya sebagai tanda apa yang dia lakukan harus dia hentikan untuk sementara.Ki Sakti yang melihatku yang sedang memeluk Ayu di ujung sana, b