(FLASHBACK VERENA HAMIL)
Hamil.
Satu kata berjuta makna. Ada yang Bahagia saat mendapati diri hamil, ada yang merasa jika kehamilan hanya membawa musibah, ada yang menantikan kehamilan, ada yang tidak pernah mengharapkan dirinya hamil.
Gadis itu yang sudah jadi wanita hanya menatap kosong ke arah alat dengan dua garis biru, dia terdiam cukup lama, entah harus Bahagia atau bersedih karena ini. sejujurnya, saat Verena sudah berjanji untuk meninggalkan David dia tidak akan pernah Kembali pada laki-laki itu, tapi Ketika ada anak yang bisa dijadikan penghubung Verena merasa dilemma luar biasa. Semua rasa penasaran pada David sudah terbayar, jadi memang sudah saatnya dia mundur. Dia tahu, sampai kapan pun David hanya melihatnya sebagai anak kecil.
Verena masih mematung, harusnya dia menangis atau tubuhnya gemetaran karena ini, tapi dia sudah menduga hal ini sebelumnya. Melakukan seks tanpa kondom jadinya anak, bukan plasma TV.
Dia Kembali menghela
David tak habis pikir apa yang gadis cacing itu inginkan. Alih-alih mencari solusi Bersama dari semua masalah ini, dia malah memblokir dirinya. Apa memang semua anak-anak seperti ini? susah menghadapi anak kecil yang tantrum.Laki-laki itu bercermin sambil menggepalkan tangannya. Sialan semuanya! Setelah tahu Verena tak lagi berada di Jerman, David akhirnya memilih untuk pulang, taka da lagi yang bisa dia harapkan. Verena memilih untuk menutupi semua akses darinya. Entah apa yang dia mau, padahal dia yang memulai bersamanya.Dia Kembali menarik napas Panjang, hingga detik ini taka da kata sepakat antara dirinya dan Gerald, sobat lamanya itu masih menyimpan dendam hingga kini, bahkan diam-diam Gerald bisa membunuhnya baru dia merasa puas.Andai berada di rumahnya sendiri, David akan memukul kaca di depannya, tapi dia tak bisa melakukan itu. Ini rumah orang, dan sebisa mungkin mengontrol emosinya. Dia sebenarnya punya niat baik untuk menyelesaikan semuanya, tapi t
Dia ingin bertemu gadis itu, memeluknya selama mungkin jika bisa. Entah kapan perasaan nyaman itu bersarang, tapi jika boleh jujur dia ingin menghabiskan sisa waktu Bersama gadis berisik itu, dia yakin hidupnya tak lagi sepi. Diam-diam, David menahan senyumannya, tak sabar lagi. Kelsea yang melihat itu mencibir kesal, tidak akan semudah itu. Jika jalan mereka mulus, maka dia akan membuat semua hal menjadi rumit, sejujurnya Kelsea tak pernah rela si keriting jelek itu bisa berakhir Bersama laki-laki tua bangkotan seperti David, tidak sudi. Tapi dia tahu, adik bodohnya itu yang suka duluan. Cinta memang kadang suka tak bisa dipikir dengan nalar.“Jangan senang dulu kalian,” ancam Kelsea pada David. Laki-laki itu hanya menggosok tangannya dia atas celana yang dia kenakan. Dia akan siap menghadapi apa pun, sekarang dia tahu masa depannya akan berakhir Bersama gadis berisik itu. Manusia punya rencana, tapi takdir punya peran
“Aku sangat merindukan tubuhmu,” bisik David. Verena hanya bisa menelan ludah, bodohnya dengan segala kekuatan dia menahan pusat gairah yang terus terseret saat melihat pria tua ini Kembali, tapi dia berusaha untuk menyangkal semuanya, perasaan sakit dan mati rasa, merasa dikhianati masih dia rasakan.Saat wajah David menurun ke lehernya mengirup dan menjilati kecil, tubuh Verena menggigil karena sensasi geli yang dikirimkan pria itu. “Kita akan hidup Bersama, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan sekarang,” ujar David menggigit kecil kulit lehernya. Verena yang tidak yakin pada dirinya sekarang, apa bisa? Apa iya? Banyak hal berkecamuk dalam kepalanya, tapi yang terpenting adalah dia tidak impulsive melakukan hal-hal bodoh seperti dulu.David menatap dalam mata madu itu, tangannya terulur untuk mengelus rambut keriting halus dan wangi gadis cacing ini. rambut paling cantik yang pernah dia lihat. “Jadi, hiduplah bersamaku,” pinta D
Dia membisu, layaknya sebuah batu. Tak berani membuka sepatah kata, padahal David ingat jika Verena adalah gadis paling ceria, berisik, dan segudang julukan untunya, seolah fisiknya berada di sini tapi jiwanya hilang entah ke mana.“Kamu keberatan?” tanya David memastikan lagi, Verena menarik napas Panjang sambil menggeleng.“Tidak. Aku akan bersedia untuk tes DNA,” jawab gadis itu lemah. Jangan tanyakan bagaimana dia merasakan hatinya berdarah-darah, seperti diremas-remas, setelah luka itu bernanah dan ditaburi garam di atasnya. Verena hanya bisa tersenyum kecut, bukankah ini pilihan hidup yang telah dia pilih?Dia bukan gadis cengeng yang suka mengeluh dengan hidupnya, atau memang selama ini dia tidak merasakan masalah dan kesulitan yang lebih hebat dari ini yang membuat dia harus merasakan darah-darah.“Aku akan tetap bertanggung jawab,” pungkas David. Verena masih terduduk di ujung ranjang menggigit jarinya dan mena
Jika Bersama sudah tak berhasil, dan berpisah adalah keputusan terbaik, maka itu harus dilakukan.Tangannya masih menggengam kertas itu, sebuah kertas yang menghancurkannya detik ini juga. Rasanya lebih menyakitkan saat dia kehilangan istrinya tercinta, David merasa jadi manusia paling tolol di dunia, detik ini dia menyadari jika dia adalah manusia tak berguna. He don’t deserve her. Dia tidak layak Bersama gadis kecil itu.Pria tua itu hanya berdiri sambil bersandar di tembok tangannya terus meremas kertas, hasil tes DNA. Paternity 99.38%. jantungnya seperti ditikam ribuan belati, dan sekarang kian berdarah-darah. Dosa besar apa yang telah dia lakukan?Saat mengangkat wajahnya David menemukan wajah Kelsea yang jelas sekali mengejeknya. Wanita itu tertawa dengan kebodohan yang telah dia buat.“Kesempatan untukmu telah hangus. Kau tak perlu lagi masuk dalam hidup saudariku, biarkan dia Bahagia dengan hidupnya, dan kau tak ada dalam daftar priori
“Tinggalkan dia! David tak pernah melihat ke arahmu. Jadi, apa lagi yang bisa kau tunggu?” Itu adalah suara hasutan Kelsea. Verena tahu, dan dia sudah merasakan itu lama.“Dia memintaku untuk tes DNA,” tambah Verena sambil menunduk, dia memang sangat sakit hati dengan sikap David, bisa-bisanya dia meragukan anak yang dia kandungnya. Memangnya dia pikira sudah berapa batang yang masuk dalam lubangnya? padahal dia yang merenggut semua keperawannya walau dia yang menggoda David.“Tinggalkan! Jangan berharap pada laki-laki tak punya otak seperti itu,” tegas Kelsea. Verena masih tertunduk dalam sambil merenungi nasibnya, pasal hamil dia tidak menyesal hamil, karena dia sangat suka dengan anak kecil dan menjadi Aunty kesayangan bagi anak-anak Skye.“Kamu punya solusi?” tanya Verena dengan memelas. Kelsea tampak berpikir keras dia berjalan mondar-mandir, wanita itu menggigit jarinya dan seditik kemudia wajahnya mendadak c
Merindukan dalam kesepian, penyesalan yang terasa menggerogoti jiwa. Kosong… sesak… rindu … penyesalan.David merasakan perasaan tersiksa dalam keadaan jiwa yang terus tergerus dengan perasaan bersalah luar biasa. Dia menyesal, sangat-sangat menyesal.Pria itu hanya menatap kosong ke depan. Dia selalu bertanya-tanya selama tiga tahun terakhir, andai tidak ada penyesalan, andai kata penyesalan tidak pernah terciptakan dia tidak akan pernah merasa se nelangsa ini, semua karena perasaan bersalah yang akan ia bawa hingga napas terakhirnya.Semua akses yang berhubungan dengan Verena ditutup mati oleh keluarganya, mereka tak mau dia menganggu lagi gadis itu. Jika keadaannya seperti awal Verena menggodanya tentu akan beda cerita, sekarang sudah ada perantara di antara mereka. Tidak mungkin dia hanya hidup dalam penyesalan dan rasa kesepian sambil menerka-nerka siapa putrinya, bagaimana wajahnya.Lelaki matang itu menarik napas panjang, mengambil kaleng minuman di sampingnya meneguk dengan ce
Berbekal alamat seadanya, David nekat untuk menemui gadis bodoh si kondom bocor. Harusnya dia tahu sedari awal gadis kondom bocor sepertinya hanya menambah masalah. Rasa penasaran, rasa rindu, dan juga penyesalan terus ia rasakan. Dengan langkah yang terasa lesuh David memaksa diri untuk mencari di mana gadis bodoh tersebut. Harus berapa lama lagi dia terus-terusan tersiksa? Kembali menarik napas panjang ia menutupi matanya merasa jika dunia memang tak pernah adil padanya, selalu saja orang lain, ketika dia sudah bahagia dengan keluarga kecilnya, lagi takdir merampas paksa semua kenyamanan itu membuat kembali nelangsa, masuknya seorang anak kecil dalam hidupnya kembali memporak-porandakan seluruh hidupnya. David menyeret koper miliknya sambil melihat keadaan yang begitu ramai, tidak dengan hatinya yang terus saja tersiksa. Dia sedikit mengusap wajahnya dengan kasar. Pria itu membayangkan pertemuan mereka, apa Verena masih seperti dulu? Atau dia sudah dewasa sekarang? mengambil kepu
Tiga tahun sudah mereka tinggal di London. Verena sudah melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan sama persis seperti David. Mereka menjalani hari-hari mereka di London. Awalnya hanya setahun atau dua tahun di London tapi atasannya menyuruh mereka untuk stay setahun lagi. Sebenarnya, sekarang sudah terbiasa jika seandainya sang suami pindah ke mana saja karena dia dan anaknya terlahir dari keluarga lintas budaya dan lintas negara, jadi mereka dengan cepat menyesuaikan keadaan.Nama anak kedua mereka, London. Lahir tiga tahun yang lalu setelah mereka tinggal di London. Ide ini dicetuskan oleh Verena. Dia ingin menamai anaknya sesuai dengan negara yang mereka kunjungi, walau nama London masuk daftar list nama anaknya.Saat ini lagi, Verena sedang hamil anak ketiga mereka. Selama tiga tahun di London mereka tetap sering ke luar negri entah liburan atau kerjaan David. Sydney mulai memaklumi itu dan menerimanya."London sangat tampan dan pintar," ucap Sydney. Sydney sangat menyangi adi
Verena turun mobil dan duluan masuk ke dalam. David membiarkan saja Verena lebih dulu. Tidak mau menambah kekesalan istrinya. Sebenarnya, masih meraba-raba apa yang salah dengan mood istrinya.Sampai di dalam Verena langsung mengantarkan Sydney masuk ke kamarnya. Ganti baju lalu menidurkan anaknya. Wanita itu sedang muak untuk melihat wajah sang suami, kekesalannya sedang berada di ujung puncak."Sweeny tadi belajar apa di sekolah?" tanya Verena sambil melepas pakaian anaknya. Dia menengok ke belakang untung saja suaminya tidak mengikutinya. Dia lagi malas melihat suaminya itu."Belajar berhitung dan membaca, Bubu. Lalu, pulangnya kita bernyanyi." Wanita itu mengangguk, melihat keantusiasan sang putri yang semangatnya bisa diadu."Seru, ya?" tanya Verena lagi."Sangat seru, dan aku harus sekolah setiap hari agar bisa bermain, berlaja, dan bernyanyi.""Okay, bajunya sudah dilepas semua ini. Sydney cuci tangan, cuci muka sama cuci kaki, Bubu mau ambilin baju buat Sydney tidur siang.""A
Setelah hampir satu bulan di rumah Verena dan berlibur menjelajahi Australia. Keluarga Verena pamit untuk kembali pulang. Bahkan yang lain sudah pulang duluan, karena pekerjaan. Tersisa Rara yang lama karena dia tak pernah rela berjauhan dengan anak-anaknya, apalagi kepergian Verena benar-benar terasa, tak ada lagi Sydney cerewet yang merusuhnya saat kerja di dapur atau menemaninya memanen.Hanya tersisa anak-anak Skye yang dekat dengannya.“Terima kasih, ya, Verena, David sudah menemani dan berkeliling di Perth. Mommy sama Daddy pulang dulu ke rumah. Kalian jaga diri baik-baik. Kalau ada masalah juga diselesaikan baik-baik, ya. Pernikahan itu perlu komunikasi dua arah, jadi ada apa pun langsung komunikasikan, jangan disimppan sendiri,” nasihat Rara."Iya, Mom. Aku akan selalu mengingat itu, setelah aku melahirkan dan liburan gentian kami yang akan berlibur ke sana," ucap Verena tersenyum. Jika begini, Sydney akan semakin bersemangat untuk sekolah karena dia tidak sabar untuk berlibu
David yang melihat semua kejutan benar-benar terkejut. Sang istri di hadapannya memegang kue dengan mengucapkan selamat ulang tahun. Padahal, dia tidak ingat kalau hari ini dia ulang tahun. Dia terlalu fokus untuk bekerja setiap harinya. Maklum saja, bukan lagi usianya untuk mengingat ulang tahun seperti ini. "Baba ... Happy birthday...." teriak Sydney. David tersenyum. Dia mengangkat anaknya ke dalam gendongannya. Dia sangat menggemaskan dan begitu bersemangat "Verena, ini semua kamu yang nyiapin?" tanya David lagi. Dengan berkumpulnya semua keluarga jelas itu membuat David bahagia walaupun hanya keluarga Verena karena dia juga sudah tidak memiliki siapa-siapa. "Tidak aku dibantu dengan Megan. Megan adalah teman Leo. Jadi, semua kerjaan sibuk kamu hari ini memang sudah kita atur sedemikian rupa," ucap Verena. David menengok ke arah Leo. Tidak percaya bahkan Leo temannya ikut andil dalam acara ini. Padahal, dia tidak tahu fokus dengan kerjaannya saja. "Leo?" tanya David. Leo
Besok adalah hari ulang tahun David. Verena mulai memikirkan kado apa yang bisa dia beri untuk sang suami, atau berencana untuk membuat kejutan untuknya. Wanita itu sudah membaik, dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Sakitnya beberapa waktu yang lalu memang benar adanya kalau dirinya memang sedang mengandung seperti dugaannya. Sejak sakitnya saat itu Verena belum memberitahu David kalau dirinya hamil. David pun sepertinya tidak menaruh curiga karena tidak ada tanda-tanda mual selama ini. Itu juga yang menjadi keuntungan bagi Verena. Dia berencana untuk memberi kado pada David setelah dipikir-pikir, dan semoga David tidak curiga sama sekali. "Bubu, kenapa melamun?" tanya David. Verena langsung menarik tangannya saat dia ketahuan sedang mengelus perutnya tanpa sadar. Kehadiran makhluk baru dalam perutnya membuat Verena lebih bahagia lagi. Sebentar lagi dia akan punya bayi dengan diberi nama kota yang lain. Verena masih menutupi kehamilannya karena dia ingin memberi kejutan pa
Sydney kini sudah mulai sekolah. Sydney selalu ingin diantar berdua oleh orang tuanya. Jadi, setiap berangkat sekolah pasti ayahnya mengantarkannya. Dan Verena yang selalu menunggu anaknya. Verena belum memutuskan untuk mencari kerja atau mengurus anak, karena upah pengasuh anak kecil lebih besar dari gajinya. Dia juga masih menyesuaikan budaya yang terasa berbeda."Belajar yang rajin, Sweeny,” pesan David pada sang putri. Dia melupakan pasal kangguru dan semangat sekolah karena dengan cepat Sydney punya banyak teman karena semua orang suka padanya yang begitu cerewet."Iya, Baba. Baba, hati-hati ya berangkat kerjanya," balas Sydney. Di tempat terbaru dia juga banyak mengalami culture shock walau anak-anak lebih cepat menyesuaikan keadaan, apalagi meniru teman-temannya, Sydney lebih dewasa sekarang dan pengertian."Iya, Sweeny. Kiss, Baba dulu." David menunjuk pipinya untuk mendapatkan kiss dari anaknya. Sydney langsung bangkit dan mencium seluruh wajah David membuat David tersenyum
Setelah satu bulan menyiapkan segala dokumen untuk perpidahan Verena mengikut David ke Perth. Makin bersedih perasaan Rara semua anak-anaknya berjauhan, tapi ini yang harus bisa diterima jika mereka punya kehidupan masing-masing.Tak ada lagi bocah cerewet yang sering menganggu dan ada saja tingkahnya setiap weekend, paling mereka bertemu beberapa tahun kemudian. Verena, David, Sydney bersiap untuk pulang ke Perth. Di rumah kedua orang tuanya hanya ada Asher yang belum pulang. Verena beranit bertaruh setelah ini Asher tidak akan dibolehkan lagi untuk menetap berbeda, semenjak usia 20 Asher keluar dari rumah dan tinggal sendiri. "Say goodbye pada Opa dan Oma dulu, Sweeny. Kita mau pergi jauh," jelas Verena sebenarnya hatinya bersedih. Puluhan tahun dia akan tinggal di negara asing walau sudah beberapa kali melihat Perth tetap saja kampung halaman yang menjadi tempat berpulang dan melepas rindu. "Iya, Bubu." Sydney turun dari gendongan Babanya. "Opa, Oma, Uncle Asher aku haru
Siang menjelang. Sepasang kekasih yang baru saja melangsungkan pernikahan kemarin kini masih bergulung di bawah selimut setelah aktivitas mereka semalaman dan baru tidur di pagi hari menjelang siang. Verena membuka matanya. Melihat mata suaminya. Kini dia sudah bisa menyebutnya suami.Wanita itu mengangkat kepala dan tak dapat diungkapkan dengan kata-kata betapa dia bahagia sekarang. Apa yang sudah dia perjuangkan rasanya tidak sia-sia, laki-laki tua yang tidak terlihat sama sekali, apalagi di masalah ranjang. Jangan ditanya. Verena kembali terkikik dengan wajah memerah karena memikirkan pergulatan mereka semalam yang tidak ada habisnya, rasanya lebih puas setelah menjadi suami istri. "Sudah puas melihat wajah tampanku?" tanya David membuat Verena terkejut. Dia pikir David masih tidur oleh karena itu dia bisa memandangi wajah tampan suaminya. Pura-pura Verena kembali masuk dalam selimutnya karena tak mau ketahuan, tapi David membuka selimut miliknya membuat Verena merenggut kesal se
Hari pernikahan yang dinantikan telah tiba. Dengan banyaknya rintangan dalam mengadakan resepsi pernikahan ini akhirnya sampai juga di hari pernikahan mereka. Walau masih ditunda seperti perkiraan Kelsea, karena David yang harus bolak-balik dari Perth ke Frankrut untuk mengurus dokumen pernikahan mereka. "Terimakasih, Verena. Berkat kamu yang pemberani mendekati laki-laki tua sepertiku. Aku jadi bisa luluh denganmu," ucap David yang masih tidak percaya dia akhirnya menikah kedua kalinya bersama seorang perempuan yang lebih pantas dijadikan anak olehnya.Verena tertawa sambil merasakan matanya memanas, dia tak pernah merasa menyesal untuk jatuh pada pria tua seperti David. Dirinya sudah yakin jika pria tua ini adalah masa depannya dan nama anak-anak mereka sudah ada dalam list. "Aku yang juga harus berterimakasih kepadamu, David. Terimakasih telah sabar kemarin-kemarin menerima penolakan dari keluargaku. Bahkan kamu sampai rela babak belur demi bisa bersamaku,” balas Verena sambil