"Adrian, my baby kamu kenapa?" suara Sarah tidak didengar Adrian. Ia masih begitu syok sehingga dirinya sedang larut di dalam masa lalu bersama Hannah. Mulai dari awal pertemuan mereka, kencan pertama mereka sampai ketika Adrian memuthskan untuk menikahi Hannah. Lalu kecelakaan mereka yang membuat pikiran Adrian terus berkutat di situ.Mobilnya yang disalip, mobilnya yang berputar dan terguling, suara teriakan Hannah. Kengerian pemandangan mobil yang terpelanting lalu ketika ia melihat dirinya dan Hannah terbentur sisi-sisi mobil dan kegelapan yang cepat meliputinya ketika mobil itu sudah terpenuhnya terbalik.Tidak ada yang diingat Adrian lagi selain ia bangun dengan luka-luka di sekujur tubuhnya dan ibunya yang menangis mengetahui ia sudah tersadar. Lalu ia melihat Hendri berdiri dengan wajah yang sangat sedih, seolah ada sedeorang yang meninggal di ruangan itu. Tapi Adrian hidup dan ia hanya menderita luka-luka saja, tapi di mana Hannah. Sejak ia tersadar ia tidak melihat
"Siapa Hannah, perempuan yang dipanggil-panggil terus oleh suamiku?" tanya Sarah langsung terus terang pada Hendri."Maaf Nyonya, bukan saya bermaksud untuk kurang ajar tapi saya tidak bisa menjawabnya Nyonya. Mungkin Nyonya bisa bertanya lansung pada Tuan.""Bagaimana aku bisa bertanya jika Adrian saja tidak merespon semua pertanyaanku dan perlakuanku padanya. Ia sedang mengalami syok yang berat Hendri!" kata Sarah dan mulai menangis terisak."Ia tidak tahu harus mengadu pada siapa tentang kondisi suaminya ini selain pada Hendri. Sejak ibunya Adrian mengata-ngatainya Sarah tidak merasa nyaman untuk bercerita pada Nyonya Eliza. Apalagi Adrian dalam kondisi seperti ini ketika mereka sedang berlibur bersama di Bali."Pak Adrian syok? Apa yang sebenarnya terjadi Nyonya?" tanya Hendri mulai merasa khawatir ini berhubungan dengan trauma Adrian terhadap Hannah tunangannya dulu. Apalagi di awal Sarah menyebutkan nama Hannah yang terus disebut-sebut Adrian katanya.
Setelah selesai menemani Sarah sarapan dan berbincang, Adrian masuk ke kamar mandi dan mengisi air jacuzzi sampai penuh. Ia kembali ke kamar tidurnya dan mengendong Sarah dari tempat tidur masuk ke dalam kamar mandi."Apa yang kamu lakukan Adrian?" tanya Sarah tertawa kecil ketika Adrian menurunkannya duduk di tepian jacuzzi itu."Ini pelayanan super komplit Nyonya, sarapan, mandi dan bercinta seharian penuh." kata tertawa nakal dan mulai membuka pakaian tidur istrinya. Ia sempat-sempatnya memilin dan memeluntir puncak payudara Sarah yang menonjol. Setelah puas memeluntir, Adrian lalu membuka pakaiannya sendiri, sampai Sarah bisa melihat kalau kejantanan suaminya sudah sangat terangsang. Setelah terbebas dari semua pakaian Adrian bersandar di dalam jacuzzi dan menatap Sarah dengan tatapan penuh minat."Ke sinilah baby, mendekatlah padaku Sarah!" Ia meraih tangan Sarah yang duduk di depannya dan menarik gadis itu mendekat.Adrian melumat mulut Sarah dengan bernafsu da
Adrian mengurung Sarah di bawah tubuhnya, ia bergerak maju mundur dengan mulutnya yang melumat puncak payudara Sarah lebih keras.Tubuh Sarah berguncang, nafasnya tersengal-sengal. " Oh Adrian... This is so good." Istrinya itu mengerang panjang.Adrian merasakan kewanitaan Sarah melingkupinya dengan ketat. Dinding kewanitaannya berdenyut-denyut, memijat kejantanannya sehingga semakin menegang di dalam."Kamu sungguh ketat di dalam sana, Sarah!" kata Adrian mendorong kejantanannya lebih dalam dan lebih cepat lagi. Mengaduk-aduk di dalam tubuhnya.Istrinya itu membenamkan kesepuluh jarinya ke kulit punggung Adrian ketika lidahnya menyapu bagian puncak payudaranya. Menjilati dengan lidahnya dan membasahinya dengan salivanya.Sarah bergerak resah tapi Adrian tetap melumat dan menjilati puncak milik Sarah yang memerah.Adrian bergerak dengan tempo cepat, mendorong dan menghujam kewanitaan Sarah dan ketika ia merasa Sarah akan sampai, ia memperlambat gerakannya. Me
Sarah tidak pernah merasa begitu bahagia seperti yang ia rasakan seharian ini. Ia sudah merasa lega karena trlag jujur pada Adrian. Tidak ada lagi kebohongan di dalam pernikahan mereka. Kini hatinya sangat merasa tenang, sehingga ia tersenyum seharian ini.Di Malam harinya Adrian mengajak Sarah untuk makan malam di sebuah restoran. Tentu saja Sarah merasa senang sekali.Dengan menggunakan midi dress bermotif floral Sarah tampil cantik dengan dandanan yang flawless. Sedangkan Adrian memakai kemeja berlengan pendek bergaya santai. Di sepanjang jalan menuju restoran Adrian mengenggam tangan Sarah di dalam mobil. Dan setelah mereka sampai di restoran Adrian membuka pintu mobil untuk Sarah, lalu ia memberikan kubci mobilnya kepada vallet restoran."Atas nama Adrian." kata Adrian pada host di depan meja resepsionis restoran, lalu host itu mengangguk ramah dan mengantarkan kedua pasangan itu menuju mejanya.Selama menunggu dilayani mereka berdua saling menatap penuh cinta di ma
Akhirnya Adrian mengejar Sarah tapi ternyata Sarah sudah tidak ada di depan restoran."Oh God. Kemana Sarah?" Adrian mencari Sarah ke mana-mana tapi tampaknya ia tidak menemukan Sarah di manapun juga."Di villa. Mungkni ia sudah langsung pulang ke villa." Adrian langsung mengambil mobilnya dan mengejar Sarah kembali ke villa. Sepanjang perjalanan Adrian menelepon ponsel Sarah namun wanita itu tidak mengangkat ponselnya. Lalu Adrian menelepon Hendri."Hendri, bisa kamu datang ke Bali dan mengecek apakah seorang pelayan bernama Rana itu adalah Hannah. Dia bekerja di restoran The Ubud, lima belas menit dari Villaku. Segera berangkat besok pagi dan temui dia. Cari tahu apa dia Hannah atau hanya seseorang yang mirip saja." kata Adrian dengan tergesa-gesa"Baik Pak, besok akan langsung saya laporkan ke Pak Adrian." Hendri pamit dengan sopan lalu segera membooking tiket pesawat untuk dirinya berangkat ke Bali besok.Adrian menutup ponselnya lagi, ia kembali mencoba mene
"Hannah adalah mantan tunanganku yang tewas terbunuh di kecelakaan mobil." Adrian meraih tangan sarah dan mengenggamnya erat."Saat itu seseorang menyalip mobil kami dalam keadaan kencang dan membuat aku kehilangan kendali dalam menyetir. Rem mobilku tidak berfungsi dengan baik sehingga mobilku terpelanting dan terguling. Aku pingsan dan terbangun di rumah sakit tiga hari kemudian. Sedangkan Hannah, dia...." Adrian berhenti sejenak lalu kemudian ia melanjutkan lagi. "Dia... dia meninggal terbakar di mobil yang meledak. Ia tidak sempat terselamatkan." kata Adrian bercerita lirih."Sejak itu aku selalu merasa bersalah karena telah menyebabkan Hannah meninggal. Seharusnya aku saja yang mati saat itu. Aku yang menyetir seharusnya aku yang tidak usah diselamatkan." Adrian menunduk sedih, rasa bersalahnya pada Hannah kembali datang dan membuat hatinya sakit. Sarah terdiam hatinya gamang. Ia baru tahu mengapa Adrian begitu syok waktu itu, ia baru tahu jika alasannya karena ia
Hendri baru saja tiba di bajar tempat Hannah tinggal sekarang. Dengan berdalih sebagai agen yang ingin merekrut Hannah sebagai artis, Hendri dan orang suruhannya bertemu dengan orang tua angkat Hannah dan tetua di banjar mereka. Setelah dua hari melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi lewat para tetangga dan teman-teman baru Rana di banjar tempat tinggalnya dan di lingkungan kerjanya Hendri mendapat sebuah kesimpulan. Hannah yang dikenal sebagai Rana di sana ditemukan oleh keluarga angkatnya di sawah-sawah dengan keadaan banyak luka-luka. Tapi Hendri tidak tahu kenapa Hannah ada di tengah Sawah dan bukan di dekat tempat mobil kecelakaan. Apa ada orang yang menolong Hannah keluar dari mobil dan membawanya ke tengah sawah. Atau Hannah berjalan sendiri ke sana setelah keluar dari mobil. Semua tampak membingungkan karena Hannah mengalami amnesia dan tidak ada yang tahu bagaimana kejadian yang sebenarnya.Untuk memberi laporan pada bosnya Hendri perlu memastikan satu h
Leo meraup tubuh Becca dan membawanya ke kamar mandi. Menurunkannya di bawah shower. Leo menyalakan air di shower itu dengan kecepatan yang pelan. Membuat air menimpa tubuh mereka yang panas."Akuilah Becca kamu masih mencintaiku, kalau tidak bagaimana kamu bisa mengerang begitu keras saat ku setubuhi tadi!""Tidak, aku tidak mencintaimu! Aku membencimu!"Melihat pemandangan tubuh Becca yang basah dan molek dan penolakannya yang munafik membuat hasrat Leo meledak.Dengan bernafsunya, Leo melumat bibir wanita itu, Becca menggigit bibir Leo sehingga pria itu menghukumnya dengan menarik putingnya keras dan saat Becca mengaduh, lidahnya membelit dengan bergairah memberikan kenikmatan luar biasa bagi mereka berdua.Leo mendesak kasar tubuh Becca hingga menempel ke tembok marmer dingin tempat mandi shower itu. Sehingga kedua bokong Becca menempel, menekan marmer yang terasa dingin di kulitnya itu."Aku akan membuktikan kalau kamu masih mencintaiku Becca! Aku akan m
Becca sangat cantik sekali, Leo mengakui itu. Ia seorang laki-laki normal. Apalagi ketika ia melihat puncak payudara Becca yang lebih menonjol dari yang diingat Leo. Mungkin karena ia menyusui putranya sehingga kedua putingnya terlihat lebih menggairahkan.Apalagi bagian intim Becca yang sangat dirindukan Leo untuk dimasukinya, membuat Leo meneguk ludahnya berkali-kali.Kejantanan Leo berdenyut-denyut. Miliknya telah menegang maksimal ketika membayangkan membenamkan dirinya jauh-jauh ke dalam tubuh Becca.Leo meruntuki dirinya sendiri karena merasa terangsang hanya karena melihat tubuh Becca yang telanjang."Please Leo...." desah Becca memohon, entah apa yang ia minta.Erangan pelan keluar dari mulut Becca ketika Leo melumat bibirnya. Lidahnya sangat menuntut Becca untuk membalas ciumannya. Mereka berciuman dengan tergesa membuat nafas Becca tersengal-sengal."I want you to ride me !" Leo mengangkat Rebecca ke atas pangkuannya.
Leo memecah jalanan Ibukota yang ramai dengan mobil sport nya. Informasi terbaru tentang Rebecca membuat ia melupakan sejenak gairahnya yang membludak. Ini teramat penting sehingga Leo menambah kecepatan mobilnya seperti pembalap yang sedang mengikuti lomba."Lacak di mana Rebecca sekarang berada dan tahan sampai saya datang!" Leo memberi perintah melalui pengeras suara teleponnya di mobil oada orang kepercayaannya.Konsentrasinya kembali terpusat pada jalanan di depannya. Ia tidak sabar untuk menemui wanita itu. Hanya dalam lima belas menit ia telah sampai di parkir VIP tempat Rebecca telah ditahan oleh orang kepercayaannya.Leo turun dari mobil dan menghampiri Rebecca yang tampak ketakutan dihadang orang tidak dikenal. Ternyata ia dipancing oleh orang kepercayaan Leo dengan iming-iming informasi terbaru tentang kedua orangtuanya yang masih ia cari sampai sekarang. Ia ditahan di sebuah mobil di parkiran VIP ini sambil menunggu Leo datang menjemputnya."Ikut aku!" Leo menarik tangan
Leo menemani Abigail berbelanja hampir ke seluruh store di mall itu. Mulai berbelanja tas, sepatu, pakaian dan juga aksesoris branded.Selama berbelanja, tubuh Leo bebas untuk digelayuti Abigail untuk bersandar, dipeluk dan digandeng."Okey sekarang barang-barang ini akan diantar langsung ke Penthouse mu Abigail! Karena sudah waktunya makan malam maka sebaiknya kita pergi ke sebuah restoran." usul Leo langsung ditanggapi Abigail dengan anggukan dan gandengan tangannya. Mengajak Leo ke sebuah restoran favorit gadis itu tidak jauh dari sana."Aku akan memanggil driver, jadi kita bisa membuka sebotol Champagne!" Leo memanggil pelayan dan segera menyuruhnya membawa dua gelas dan sebotol Champagne untuk mereka berdua.Abigail menyesap Champagne-nya, lalu Leo mengajaknya bertoast dan meminum Champagne itu sampai habis.Ketika ia lihat Abigail tampak sedikit mabuk, Leo mulai mengajukan pertanyaannya."Abi, apa benar Allen sudah menikah sekarang?" tanya Leo serius pada gadis yang mulai tersen
Selama lima tahun pria itu terus bersembunyi. Ia tidak bisa mempercayai siapapun sekarang. Tidak seperti lima tahun lalu saat ia mempercayai semua orang kepercayaannya dan juga asistennya yang tidak akan pernah mengkhianatinya. Tapi ternyata ia salah. Sampai ia mengetahui kebenarannya dari asisten yang telah menjadi orang terpercayanya sejak dulu.Kalau ia telah menikahkan putrinya pada orang yang hendak membalas dendam pada keluarganya. Pria itu marah dan menyesal setengah mati ketika putri tersayangnya sudah berada di negara belahan dunia yang lain.Pria itu pun sedang membangun kembali perusahaannya. Ia bekerja dengan diam-diam dengan menggunakan identitas lain dibantu oleh orang kepercayaannya.Di dunia bisnis ia dikenal sebagai pebisnis handal. Dalam jangka satu tahun satu perusahaannya berkembang menjadi 10 lalu dua tahun kemudian menjadi 50 perusahaan dan di tahun ke lima ini perusahaannya sudah bisa disejajarkan dengan perusahaan lamanya yang sudah diambil alih menantunya."Ap
"Rebecca, berhenti kamu! Berhenti!" suara Leo terdengar keras memerintah.Tubuh Rebecca gemetar seketika, ia harus memikirkan jalan keluar untuknya secepatnya. Ia tidak ingin bertatapan dengan Leo sekarang ini."Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan!" bisik Rebecca berdoa dalam hatinya sementara ia mendengar langkah Leo terus mendekat di belakangnya.Saat ia mengira Leo sudah ada di belakangnya, Rebecca pun berbalik. Ia memasang wajah dingin dan acuh pada Leo di depannya."Oh Tuhan ini benar kamu Rebecca!" suara Leo begitu bergetar seperti seseorang yang sedang menemukan harta karun terbesarnya.Rebecca diam, memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Leo selanjutnya."Kemana saja kamu selama ini! Aku terus mencarimu tanpa henti!" Leo maju satu langkah namun secara refleks Rebecca pun mundur satu langkah. Menjauhi mantan suaminya itu."Maaf tapi aku harus pergi sekarang!" Rebecca menghindari tatapan Leo dan bermaksud seger
Matheo merogoh saku celananya, ia melihat kartu nama yang sempat diberikan Leo padanya."Apa aku boleh meneleponmu di nomer ini?" tanya Matheo pada Leo saat ia memberikan kartu namanya itu di lobi."Of course, kalau aku senggang tentu aku akan mengangkat telepon kamu. Kalau aku sibuk nanti aku akan menelepon kamu balik."Biasanya dia akan merasa terganggu dengan adanya anak-anak yang berisik tapi dia tidak merasa seperti itu pada Matheo."Baiklah kalau begitu aku akan meneleponmu jika kau tidak keberatan dengan itu!" Matheo mengulurkan tangannya mengajak Leo krmbali berjabat tangan menyetujui idenya.Leo tertawa sambil menyambut uluran tangan bocah itu. Entah mengapa dalam hatinya ia merasa sangat senang menghabiskan waktu bersama Matheo.Matheo memandang kembali kartu nama itu dan menaruh kontaknya di ponselnya. Ia lalu memandang Rebecca dengan lembut."Aku akan senang sekali kalau mom bisa berpacaran dengan pria baik i
"Tuan anda sangat tampan, apa anda sudah memiliki kekasih?" Matheo memperhatikan kenalan barunya itu, pria yang sangat tinggi dan tampan. tubuhnya bagus dan kokoh. Belum lagi pria itu sangat baik dan ramah terhadapnya.Leo tertawa anak kecil itu menanyakan apa ia memiliki kekasih, untuk apa ia perlu bertanya padanya."Kenapa? Apa ada seseorang yang ingin kau kenalkan padaku nak?" tanya Leo sambil tersenyum tipis."Tentu ada jika anda berminat berkenalan." jawab Matheo dengan cepat.Matheo memperhatikan jas yang dipakai pria itu dan jam tangannya terlihat sangat mahal dan pas di badan pria itu. Menyebabkan penampilan pria itu sangat sempurna dan tampak mahal.Leo tertawa, ia lalu mengelus rambut anak laki-laki itu."Itu bisa kamu lakukan nanti, mengenalkanku dengan wanita cantik dan baik tapi sekarang lebih baik kita mencari ibumu dulu. Mungkin sekarang dia sudah sangat khawatir kepadamu."Matheo mengangguk lalu berjalan bersama Leo, mencari ibunya di sekitar lobi. Namun ia tidak nelih
"Apakah itu tuan Leonardo Davis?" seorang wanita bergaun hitam berbelahan dada terbuka menatap penuh minat ke arah Leo yang sedang melintas di depannya."Ya betul itu tuan Leo, semakin tampan dan gagah saja setiap harinya. Tapi lihat siapa itu yang berada di sisinya? Pasti nona Abigail Burke!" wanita muda lainnya yang duduk bersama wanita bergaun hitam ikut memandang dan menimpali kata-katanya."Betul itu Abigail, gadis yang selalu berlagak seperti istri tuan Leo. Betapa menyebalkan! Lihat betapa mesranya dia menggandeng tangan tuan Leo. Aku benci tingkahnya yang seperti memiliki tuan Leo sepenuhnya padahal dia bukan siapa-siapa tuan Leo!" wanita ketiga yang duduk bersama itu menatap penuh iri ke arah Abigail.Pembicaraan ketiga wanita di restoran yang didatangi Leo dan Abigail terdengar samar di telinga Abigail dan membuat gadis itu semakin mengencangkan rangkulannya di lengan Leo."Dasar wanita-wanita yang iri! Lihat aku Abigail, satu-satunya wa