Share

Tanpa Air Mata

Yudith diam mendengarkan perkataan Galuh yang mengurus semuanya dengan sangat cepat. Ia hanya terduduk di atas karpet permadani ruang tengah rumahnya dengan satu tangan menyentuh kain putih yang menutupi sekujur tubuh mamanya.

“Yang besar hatinya, Sayang.” Seorang kerabat baru datang memeluk Yudith dan hanya di jawab sang wanita anggukan tanpa suara.

Mama Yudith menghembuskan nafas terakhirnya setelah lima jam berada di ICU, mengalami pecah pembuluh darah. Saat dokter memberitahukan kepergian mamanya, Yudith tidak menangis, tidak pingsan, tidak meraung atau sejenisnya. Ia hanya diam berdiri tegak bagai raga tanpa nyawa. Rangkulan Galuh maupun Mbak rumah yang masih menemani mereka tidak ia rasakan sedikitpun.

Galuh yang mengambil alih mengurus semuanya, ia memang bertanggung jawab pada Yudith selepas papanya meninggal. Kini berita duka kembali menyambangi wanita semata wayang tersebut. Galuh sangat tahu Yudith tidak menangis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status