Share

Bahu Bersandar

Penulis: PutriNaysaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-16 18:08:39

“Kamu kalau ada keperluan lain, boleh pulang, Jendra. Yudith sudah sadar dan sedang istirahat di kamarnya sama mama.” Galuh menghampiri Rajendra yang baru membersihkan diri dan berganti pakaian dengan yang ia bawa di mobilnya.

“Aku sudah membatalkan semua janji kerja, aku akan di sini sampai tahlilan nanti malam untuk bantu apa saja. Keluarga kalian lebih banyak perempuan kan? siapa tahu butuh tambahan tenaga laki-laki. Tidak menerima tahu luar dulu kan?” Rajendra menelisik ruangan mereka berada, kursi-kursi besar masih berantakan di tepi-tepi dinding.

“Enggak akan terima tamu luar di rumah ini, kami tidak ingin Yudith mendapat tatap duka cita saat ia sedang terpuruk. Hanya akan ada kita-kita dan tetangga sebelah rumah, itu juga hanya kami undang untuk tahlilan saja. Mereka sepakat hanya ikut memakamkan tadi dan tidak akan datang ke sini setelahnya. Semua sudah papa urus, kamu bantu aku saja berarti pindah-pindahkan meja kursi. Yang perem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Terlelap Dalam Pelukan

    Tangisan Yudith belum juga reda setelah tubuhnya di rengkuh Rajendra untuk waktu yang lama. Bahkan Rajendra sudah membawanya ke sofa paling dekat dengan tempat mereka berpelukan. “It’s ok menangislah, Yudith .... “ Yudith mengeratkan pelukan, lebih tepatnya mencengkeram kemeja di punggung Rajendra dengan kedua telapak tangannya. Upaya kuatnya satu minggu terakhir kini luluh lantak di hadapan laki-laki yang tidak ia perkirakan akan berada di sampingnya saat ini. Satu jam telah berlalu, isak menyakitkan sudah tidak terdengar, sengal nafas hebat sudah sirna sepenuhnya, cengkeraman penuh kepedihan sudah tidak terasa lagi. Tubuh Yudith terkulai tanpa daya dalam pelukan Rajendra. “Tidur,” lirih Rajendra. Yudith dipindahkan ke kamarnya dan meminta mbak di rumah melepas pakaian kerja Yudith saat ia sudah pergi dari rumah sang wanita. Yudith benar-benar kelelahan bukan hanya karena menangis. Ia mengalami kesulitan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Dilamar

    Satu tahun setelah kepergian mama Yudith “Aurora ... Aunty bawa ke rumah ya, bobo sama Aunty.” Yudith mengendus pipi gembil putri pertama Galuh dan Elana. “Enak saja, Aunty buat sendiri sana,” kekeh Galuh. “Ih enggak boleh bicara jorok depan anak, Bang.” Yudith mendaratkan cubitan pada lengan Galuh yang duduk di sampingnya yang menggendong Aurora di pelukan. “Maaf lupa, gih sana menikah. Enggak ingin bobok dipeluk-peluk?” ledek Galuh kembali. “Papa ... jangan godain Aunty Yudith dong, nanti mengambek enggak mau ajak Aurora main lagi.” Elana, wanita lemah lembut suami Galuh datang membawa nampan berisi minuman untuk kedua tamunya. “Aunty Yudith kelamaan mikirnya, nanti om Jendra keburu capek menunggu,” kekeh Galuh. “Capek ya silakan mundur,” timpal Yudith ringan. Rajendra di kursinya melepas tawa, tidak tersinggung tentu saja. Ia baru bisa menje

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Menikah Besok?

    “Bagaimana aku percaya kalau dari tadi kamu meringis terus? sakit perut?” tanya Yudith menahan tawa. “Iya benar sakit perut, aku menumpang ke kamar mandi ya.” Rajendra keluar mobil langsung. Yudith melepas tawa segera ikut turun untuk membukakan pintu, saat pintunya terbuka, Rajendra langsung ngacir ke kamar mandi ruang tamu tanpa permisi lebih dulu. “Ya ampun,” kekeh Yudith. Yudith membuatkan teh hangat setelah melepas heels, ia berjalan di rumah tanpa alas kaki. Membiarkan dinginnya pualam lantai bersentuhan dengan kulit kakinya secara langsung. “Better?” tanya Yudith saat melihat Rajendra keluar dari kamar mandi dengan pakaian berantakan dan jas di tangannya, tidak ada lagi tampilan rapi seperti yang ia lihat beberapa saat lalu “Sungguh memalukan, aku menahan diri dari tadi untuk kasih cincin. Malah perutnya enggak mau bekerja sama, astaga.” Rajendra duduk di samping Yudith

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Datangnya Seorang Perempuan

    “Kamu dicari Aurora.” Galuh yang baru memasuki ruang kantor Yudith. “Oh ya? sudah dua minggu rupanya aku enggak ke rumah ya dari Singapura. Nanti deh minggu, sehat ponakan aku?” Yudith bersandar pada kursi dengan segaris senyuman mengingat keponakan cantik nan mungilnya. “Sehat, buat jantungan, buat keringat dingin. Tadi pagi kamu tahu? manjat mobil yang lagi di panasi dan enggak ada yang lihat. Mamanya pikir sama aku, aku pikir sama mamanya. Ya ampun anak perempuan hobinya ekstrem.” Galuh menggelengkan kepala disertai mengelus dada. Yudith melepas tawa ikut menggelengkan kepala, membayangkannya saja sudah ikut ngilu. Anak usia satu setengah tahun memanjat mobil sendirian tanpa orang dewasa. Bagaimana kalau pintu tertutup sebelum ditemukan, sangat menyeramkan. “Aduh ... pakai cerita, kan kangennya jadi tambah parah. Mau bilang aku dicariin Aurora saja?” tanya Yudith karena tahu pasti bukan hanya hal terseb

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Mantan Kekasih

    Yudith mengulas senyum tipis mendengar pertanyaan dar klien yang cukup mengejutkan. Mengangguk kecil, Yudith tidak membantah. “Betul sekali, kami sudah bercerai hampir dua tahun lalu,” jawab Yudith. “Tapi bukan Ibu Yudith yang diperkenalkan sebagai istri pak Rajendra pada saya di Kanada. Pak Rajendra memutuskan saya dan mengatakan akan menikah saat itu dengan wanita bernama Clara. Saya kaget saat kita bekerja sama dan mendengar jika Ibu Yudith adalah mantan istri dari mantan kekasih saya.” Ucapan Reina diakhiri sebuah tawa kecil. Yudith menyandarkan punggungnya santai, tidak marah atau tersinggung. Ia memandang balik sosok Reina yang sedang melempar umpan. Yudith jeli melihat hal tersebut, ia paham Reina bukan hanya ingin tahu masa lalunya melainkan ingin memainkan egonya. “Kehidupan sebelum menikah kami dulu, terlebih saat beliau berada di luar negeri, itu bukan urusan saya. Jadi sebenarnya apa yang ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Rupanya Aku Istri Kedua    Tepat Terkaan

    Part 64 Tepat Terkaan “Jendra .... “ Yudith masih cukup sadar saat mendorong tubuh Rajendra yang mengimpitnya di belakang pintu tertutup oleh tangan Rajendra yang mendorongnya masuk sebelum menciumnya dalam. “Apa aku buat salah?” Rajendra bertanya di sela sengal nafas dan menyentuh bibir merah bengkak Yudith dengan ibu jarinya. “Hah?” Yudith belum sepenuhnya menginjak bumi setelah dibawa terbang melayang oleh sentuhan lembut Rajendra. “Kamu kenapa menghindari aku dan jutek sekali? Aku berbuat salah tanpa aku tahu apa salahnya dan kamu enggak ada niatan bicara?” Rajendra melengkapi pertanyaannya masih dengan memeluk pinggang Yudith erat. “Bisa lepas dulu? aku lagi mandi tadi.” Yudith kembali mendorong kuat dada Rajendra yang menempelinya saat teringat bahwa ia tidak mengenakan apa pun di balik selembar handuk kimononya. Wajah merona Yudith seketika membuat Rajendra sadar dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Centil

    “Aurora cantik .... aunty datang.” Yudith berseru lantang memasuki rumah Galuh di minggu pagi pukul sembilan. “Hai aunty, aku sedang sarapan.” Mama Aurora balas menyapa hangat penuh senyuman, duduk berhadapan dengan si cantik Aurora yang duduk di babychair mengenakan bib silikon dan mulut celemotan. Aurora berseru Aunty lengkap kaki dan tangannya bergerak-gerak semangat meminta diangkat dari kursi tingginya. Yudith melepas tawa, meletakan tentengan di meja makan depan keponakan dan mamanya untuk menunduk mencium pipi gembil Aurora sebelum duduk. “Nanti ya gendongnya, makan dulu sampai habis. Nanti kita main, Aurora sama mama sehat?” Yudith mendaratkan tempel pipi pada mama si cantik seraya bertanya. “Sehat Aunty, hanya Aurora sedang tumbuh gigi sekali dua. Jadi makannya agak susah. Mamanya juga sehat, Aunty sehat? kok enggak sama om Jendra?” Mama Aurora membiarkan Yudith mengambil alih menyuapi si kecil yang masih tidak sabar ingin bangun dari baby chair. “Oh ya? geraham?” Yudith

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Rupanya Aku Istri Kedua   Mati Kutu

    Yudith menunjukkan layar ponsel Rajendra kepada pemiliknya, sang pemilik mengerutkan kening membaca deretan pesan di sana. “Aku enggak tahu dia dapat nomor aku dari mana, blokir saja sudah.” Rajendra mengambil ponsel dari tangan Yudith akan tetapi Yudith mengelak justru meminta Rajendra membuka ponselnya. “Paswordnya tanggal lahir kamu. Balas apa saja terserah kamu,” tukas Rajendra tidak ingin repot-repot membalas sendiri. “Kamu enggak ada keinginan bilang sama dia? jelaskan sampai dia berhenti?” tanya Yudith lengkap dengan senyum tipis.Rajendra membalas tatap Yudith sesaat. “Sini, aku telepon balik.” Yudith berdiri di hadapan Rajendra dengan tatap tenang namun dalam, menunggu apa yang hendak laki-lakinya ucapan pada perempuan kegenitan bernama Reina. “Hallo Rei ... kabar baik, dapat nomor dari mana? oh ... bertemu? Boleh, besok siang ya di PIK jam makan siang. Ok.” Rajendra memutuskan pan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27

Bab terbaru

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Paripurna Sempurna

    “Ada acara dansanya,” bisik Rajendra usai menemui pemilik acara dan mengucapkan selamat, mereka duduk di salah satu kursi tamu-tamu. “Oh ya?” tanya Yudith.Rajendra mengangguk. “Mau turun nanti?” Yudith memicingkan mata dengan mengulum senyum, mengendus maksud tersembunyi laki-laki di sebelahnya. “Aku enggak mau terjadi tragedi gaun atau kaki terinjak dan jatuh di atas pasir.” Yudith menjawab dengan masih menahan senyum pada bibir merahnya.Rajendra berdecap. “Kamu pikir aku seamatir itu? jadi mau ya, indah sekali sunsetnya pasti romantis deh. Ini semacam acara pernikahan dari pada acara peresmian perusahaan ekspor.” “Antimainstream pemiliknya,” jawab Yudith lugas. “Rajendra .... “ “Iya.” Rajendra menoleh ke arah wanitanya ketika mendengar panggilan. “Aku yang enggak bisa dance,” kekeh Yudith. Rajendra meraih tangan Yudith, menggenggam lembut

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Gaun Merah

    “Besok kita belanja saja kebutuhan mandi kamu, menumpang mandi kok setiap hari. Harum badan kamu jadi kaya aku karena pakai sabun aku.” Yudith membawa hair dryer karena melihat rambut basah dengan harum sampo miliknya yang dipakai Rajendra. Rajendra melepas tawa, pindah duduk ke bawah sofa bersandar kaki sofa. Membiarkan rambutnya dikeringkan oleh Yudith yang duduk di sofa. “Aku seperti cium diri sendiri,” canda Yudith. “Sabun sampo kamu enak segar harumnya, jadi enggak masalah aku wangi sabun kamu. Besok pulang kerja saja ya beli sabunnya, eh tapi besok aku ada tender di Senopati pasti sampai malam. Kamu belikan saja bagaimana?” Rajendra memejamkan mata saat bisingnya hair dryer menyeruak di antara mereka. “Mana uangnya?” tanya Yudith iseng. Rajendra membalikkan badan, kembali memejamkan mata dengan melingkarkan kedua lengan pada kaki Yudith sementara sang wanita mengeringkan rambut depann

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Kemesraan Hangat

    “Yudith ... sudah jam satu, aku pulang ya.” Rajendra membelai kepala Yudith dalam pelukan, keduanya meringkuk dalam kamar sang wanita yang sudah berubah warna menjadi coklat muda. Yudith tidak menjawab namun mengeratkan pelukannya, berhimpitan meringkuk di balik selimut tebal. “Besok Subuh saja pulangnya,” lirih Yudith. “Boleh memangnya menginap di sini?” Pertanyaan Rajendra dijawab anggukan dengan mata terpejamnya. “Nanti digerebek enggak? aku takut dipenggal Galuh,” tukas Rajendra. “Enggak akan, diamlah ... aku mengantuk.” Yudith menggesekkan hidung pada dada bidang Rajendra. “Baiklah ... mari tidur, benar-benar tidur.” Rajendra daratkan kecupan pada kepala Yudith sebelum turut memejamkan matanya. Yudith terlelap dengan cepat, setelah beberapa hari ia mengalami kesulitan tidur, malam ini ia benar-benar pulas bahkan tidak terbangun sekalipun hingga pagi tiba

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Kilat Cemburu

    “Berhenti melihat aku begitu, Sayang. Nanti kamu menyesal,” kekeh Rajendra.Yudith melepas tawa kecil. “Ok ... aku memilih mengizinkan kamu memanggil sayang dari pada aku nanti menyesal.” “Kenapa sih enggak mau sekali dipanggil sayang? maunya apa memang? baby? Honey? Sweety?” tanya Rajendra. “Entahlah enggak ada alasan spesifik.” Yudith menaikkan kedua bahunya acuh. “Teringat aku memanggil wanita lain ya?” terka Rajendra. Yudith menarik kedua sudut bibirnya samar, namun dapat tertangkap indra mata Rajendra dari balik kemudi. “Ya sudah aku panggil Yudith saja biar kamu enggak ingat-ingat lagi.“ Rajendra memanjangkan tangannya membelai pipi kanan Yudith dengan punggung tangannya. Yudith menahan tangan hangat tersebut, mengaitkannya sesaat sebelum ia tepuk punggung tangan Rajendra dua kali. “Ke rumah?” Tawaran Yudith yang sangat amat jarang terlepas dari bibirny

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Angker

    “Masa iya Bu Yudith mau ya sama laki-laki doyan sama banyak wanita begitu? cantikan juga ibu Yudith, sudah pasti kaya tujuh turunan juga.” Ucap seorang wanita berpakaian rapi dengan sepatu merah pada sudut lobi kantor. “Mungkin sudah cinta mati? Atau jangan-jangan bu Yudith kena guna-guna?” timpal wanita lainnya di depan si sepatu merah. “Ah jaman seperti sekarang masih ada guna-guna? Enggak mempan ah, apa mungkin alasan mereka dulu bercerai karena suaminya banyak wanita lain ya? tapi kalau iya, masa mau diulang sama laki-laki seperti itu?” jawab wanita sepatu merah. Yudith berdehem sekali, kedua wanita di sana langsung menoleh ke belakang punggung mereka. Mata mereka melebar sempurna dan keduanya langsung menganggukkan kepala dengan wajah pucat pasi melihat wajah dingin atasan yang mereka gunjingkan sedari tadi. “Eh selamat siang Ibu Yudith,” sapa si sepatu merah terbata-bata. “Kalian suda

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Serangan Lanjutan

    “Dek ikut aku.” Galuh menarik tangan Yudith saat berpapasan di depan resepsionis untuk segera menaiki lift khusus pemilik perusahaan. “Ada apa astaga pelan-pelan Abang, sepatu aku hari ini tujuh senti,” gerundel Yudith. Galuh tetap menarik Yudith hingga pintu lift tertutup, membuka ponselnya dan memperlihatkan sebuah gambar pada sang adik sepupu. Mata Yudith melebar saat melihat sebuah foto. Foto Rajendra tengah berbaring dengan badan atas tanpa pakaian dan selimut hanya menutupi sampai pinggang. Bukan perkara tidurnya yang menjadi masalah melainkan siapa wanita di samping Rajendra, Clara. Bukan hanya satu foto itu, melainkan ada satu lagi foto lainnya. Posisi duduk namun Rajendra tengah memeluk leher wanita di sampingnya dengan pipi di cium, Reina. “Kok bisa ada foto itu di hp Abang?” desah Yudith. “Ini dari grup kantor, Dek,” geram Galuh. “Hah? bagaimana? grup kantor yang mana? siapa yang

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Isyarat Terima Kasih

    “Maksud kamu?” tergagap Reina bertanya dengan posisi sudah berdiri tegak di balik gaun membalut lekuk tubuhnya. “Bukankah kalian sudah bercerai? Tidak mungkin informan aku salah memberikan laporan.” Reina masih menyerukan ketidakpercayaannya. “Benar kok, informan kamu enggak salah kasih informasi. Hanya kurang lengkap saja yang dia cari tahu. Saya menemui kamu untuk bilang satu hal, kamu dan saya tidak ada hubungan apa pun lagi sejak bertahun silam. Jadi saya tegaskan jangan melakukan kebodohan berulang. Kami akan segera menikah, kamu salah memilih lawah jika masih mengusik Yudith.” Rajendra berkata dengan tatap tertuju pada wanita berambut panjang tergerai indah. “Kamu hanya bercanda seperti tahun-tahun lalu, right? Aku sangat mengenal kamu, Rajendra. Kamu hanya sedang bermain-main saja seperti sebelumnya.” Reina bersikukuh bahwa apa yang ia lihat bukanlah kebenaran.Yudith menghela nafas panjang. “Kamu selesaikan saja s

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Mati Kutu

    Yudith menunjukkan layar ponsel Rajendra kepada pemiliknya, sang pemilik mengerutkan kening membaca deretan pesan di sana. “Aku enggak tahu dia dapat nomor aku dari mana, blokir saja sudah.” Rajendra mengambil ponsel dari tangan Yudith akan tetapi Yudith mengelak justru meminta Rajendra membuka ponselnya. “Paswordnya tanggal lahir kamu. Balas apa saja terserah kamu,” tukas Rajendra tidak ingin repot-repot membalas sendiri. “Kamu enggak ada keinginan bilang sama dia? jelaskan sampai dia berhenti?” tanya Yudith lengkap dengan senyum tipis.Rajendra membalas tatap Yudith sesaat. “Sini, aku telepon balik.” Yudith berdiri di hadapan Rajendra dengan tatap tenang namun dalam, menunggu apa yang hendak laki-lakinya ucapan pada perempuan kegenitan bernama Reina. “Hallo Rei ... kabar baik, dapat nomor dari mana? oh ... bertemu? Boleh, besok siang ya di PIK jam makan siang. Ok.” Rajendra memutuskan pan

  • Rupanya Aku Istri Kedua   Centil

    “Aurora cantik .... aunty datang.” Yudith berseru lantang memasuki rumah Galuh di minggu pagi pukul sembilan. “Hai aunty, aku sedang sarapan.” Mama Aurora balas menyapa hangat penuh senyuman, duduk berhadapan dengan si cantik Aurora yang duduk di babychair mengenakan bib silikon dan mulut celemotan. Aurora berseru Aunty lengkap kaki dan tangannya bergerak-gerak semangat meminta diangkat dari kursi tingginya. Yudith melepas tawa, meletakan tentengan di meja makan depan keponakan dan mamanya untuk menunduk mencium pipi gembil Aurora sebelum duduk. “Nanti ya gendongnya, makan dulu sampai habis. Nanti kita main, Aurora sama mama sehat?” Yudith mendaratkan tempel pipi pada mama si cantik seraya bertanya. “Sehat Aunty, hanya Aurora sedang tumbuh gigi sekali dua. Jadi makannya agak susah. Mamanya juga sehat, Aunty sehat? kok enggak sama om Jendra?” Mama Aurora membiarkan Yudith mengambil alih menyuapi si kecil yang masih tidak sabar ingin bangun dari baby chair. “Oh ya? geraham?” Yudith

DMCA.com Protection Status