Share

Chapter 44

Penulis: Raesnandess
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-08 13:40:27
Cailey masih memikirkan kejadian semalam, dimana ia melihat Julian berlari. Bahkan larinya sangat cepat, sehingga Cailey tak mampu mengejarnya. Sampai saat ini keberadaan Julian masih belum dapat diketahui. Pelacaknya ditemukan terakhir di rumah sakit, entah bagaimana Julian dapat melepas pelacak dalam kulitnya itu. Barangkali menggunakan alat-alat dokter di rumah sakit atau apa itu tidak penting.

Bagaimana mungkin?

Cailey bahkan melihat dengan jelas saat peluru itu menembus kulitnya tempo hari dan bagaimana darah itu mengucur terekam dengan jelas pada otaknya.

“Hei,” sapa Kenny sambil melambaikan tangannya di depan wajah Cailey yang tengah melamun.

“Oh hai,” balas Cailey.

Kenny menarik kursinya dan duduk berhadapan dengan Cailey.

“Memikirkan Julian?”

Cailey mengangguk.

“Aku akan bantu melacaknya. Kau sudah mengurus pemberhentian kerjamu?” tanya Kenny.

Cailey menggeleng, “Bukan waktu yang tepat,” kata Cailey lalu menyodorkan sebuah amplop berwarna coklat.

“Aku akan pergi ke A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Resent Wolves   Chapter 45

    Sinar matahari menyoroti wajah Cailey, membuatnya terbangun seketika. Maniknya menyipit melihat jam kayu yang tergantung pada dinding. Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Cailey memeluk tubuhnya, suhunya sangat rendah, padahal ia mematikan pendingin ruangan. Ponselnya berdering. Tubuhnya terhuyung saat mencoba bangun, Cailey memegangi kursi tempatnya tidur semalam. Kemudian berjalan perlahan menuju meja tempat ponselnya berada. Cailey mengangkat telponnya, “Halo?” “Ash, berita buruk! Gyula Roberto melarikan diri!” Manik Cailey melebar, “Tidak mungkin, sel penjaranya berlapis, bagaimana mungkin dia bisa melarikan diri?” “Tidak ada yang tahu, penjaga yang bertugas tergeletak begitu saja di lantai. CCTV buram, dan terdapat lubang besar sampai ke lapisan sel terdalam. Seperti bom, namun tidak ada yang mendengar suaranya. Petugas CCTV yang pertama kali menyadarinya saat seluruh sistem tiba-tiba buram kemudian mati,” jelas Kenny. Cailey menggeleng-gelengkan kepalanya, “Bahkan lapisan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Resent Wolves   Chapter 46

    Zachary masih menatap Cailey saat manik Cailey menyipit memastikan bahwa pria berjubah itu memang benar-benar Julian.“Julian? Bagaimana kau bisa menge—,” kata-kata Zachary terhenti saat tiba-tiba salah satu seorang pria bertubuh besar disamping The Argjend melempar tubuh Zachary dari atas Cailey dengan keras.Cailey dengan sigap bangkit kemudian buru-buru menarik pria itu ke belakang. Cailey merasakan tubuhnya kembali pulih berkat air mata phoenix itu. Pria bertubuh besar itu membalikkan badannya, matanya menatap Cailey dengan marah. Kemudian ia mencekik leher Cailey dan mengangkatnya ke udara.Cengkeramannya benar-benar kuat, Cailey harus menahan sakit sebelum kakinya diayunkan dan menendang perut pria bertubuh besar itu hingga terdorong ke tanah.Zachary menghampiri Cailey dengan cepat, ia telah me-mindlink seluruh warrior serta warga pack yang telah dilatihnya. Zachary benar-benar memilih prajurit terkuat pada garda depan. Mereka akan tiba dalam 1 menit.Zachary menyentuh leher Ca

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Resent Wolves   Chapter 47

    Sinar keemasan menyoroti wajah Cailey saat langit berubah warna menjadi jingga kebiruan, merambat lurus melalui sela-sela sel hitam yang dingin.Jemari Cailey bergerak seiring indra pendengarannya mendengarkan derap langkah yang kian mendekat.Suara-suara itu membuat manik Cailey perlahan membuka. Pandangannya pertama kali adalah wajah tampan Julian yang masih mengenakan topeng masquarade berwarna emas, dengan jubah hitam yang menjulur ke lantai.“Hai,” sapanya.Cailey menghembuskan napasnya kasar, “The Argjend huh?” Sindir Cailey dengan memasang wajah sinis.Kemudian pandangannya mengarah ke sekelilingnya, lalu ke tangan kanannya yang terasa nyeri. Cailey mendelik, sebuah borgol yang tersambung pada tali melingkari pergelangan tangannya, “Kau memborgolku?” tanyanya dengan lirih namun sinis.“Maaf sweetheart, aku terpaksa melakukannya. Kemampuan escaping mu memang tak bisa diragukan lagi,” kata Julian masih memandangi Cailey. Terutama pandangannya pada leher Cailey yang membuatnya ris

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Resent Wolves   Chapter 48

    Manik Cailey menatap serigala hitam itu nyalang. Bibirnya terkatup rapat sebelum akhirnya ia membuka suara, “Pembunuh,” katanya lirih namun tajam.Cailey dapat melihat kilatan merah pada manik Julian. Wajah serigalanya sedikit terkejut seolah paham betul apa yang dikatakan Cailey. Ini bukan sekedar membunuh werewolves pada pack-pack di hutan Arizona, melainkan membunuh sesuatu yang amat berharga bagi Cailey, membunuh masa lalunya.Cailey menutup matanya, wajahnya menengadah. Mengingat bagaimana serigala-serigala itu membunuh kedua orang tuanya dengan keji. Luka yang ditorehkan ayahnya di punggung serigala hitam itu sangat jelas ada pada punggung Julian. Ayahnya menggores punggung itu dengan perak, bekas luka itu tidak mungkin menghilang, seharusnya Cailey menyadari hal itu.“Tetapi mengapa Jay?” Cailey hampir tidak dapat mengeluarkan suara, berusaha dengan sekuat tenaga menahan supaya cairan bening itu tidak turun dari pelupuk matanya.“Maaf,” Julian menundukkan kepalanya.“Look, aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Resent Wolves   Chapter 49

    Wajah serigala Julian tersenyum remeh, “Tidak akan bisa membunuhnya hm?” Julian mendekat pada Cailey.“Kurasa kau harus tahu berita apa yang baru saja kudapat dari warrior setiaku,” mulut Julian hampir menyentuh telinga Cailey.“Zachary, kekasihmu itu sudah mati,” katanya setengah berbisik.Manik Cailey membesar, “Tidak mungkin, aku tidak percaya padamu!”Zachary sangat kuat, tidak mungkin ia mati semudah itu.Cailey takut, itu pasti. Berusaha menyangkal dengan keras akalnya yang mengatakan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.“Kau tidak mempunyai bukti atas kematiannya,” kata Cailey masih berusaha menyangkalnya.“Bukti?” Julian tersenyum kemudian memanggil pria bertubuh jakung yang baru saja kemari tadi.Pria itu datang membawa sebuah karung hitam berukuran sedang di tangannya. “Alpha, kurasa Luna tak akan sanggup melihatnya,” kata pria itu.Kening Cailey mengernyit dalam. “Keluarkan saja, dia sudah biasa melihat mayat,” kata Julian santai.Pria bertubuh jakung itu mengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Resent Wolves   Chapter 50

    Cailey terbangun saat merasakan tubuhnya tergoncang dengan keras. Pandangannya gelap, namun rentina nya masih mampu menangkap secercah cahaya yang merambat memasuki jendela kecil yang hanya berukuran 400 centimeter persegi disisi kanannya.Pemandangan di jendela itu hanya pepohonan tinggi, batangnya mirip pohon pinus. Suara-suara berisik mengiringi telinganya. Seperti langkah yang berlarian mengikuti kereta yang Cailey tumpangi.Kedua tangannya terbogol pada sisi ranjang yang Cailey tiduri.“Akh,” Cailey meringis, kepalanya teramat sakit karena bangun secara tak nyaman. Namun sialnya, kedua tangannya tidak bisa ia gunakan untuk sekedar mengelus kepalanya.Suara lolongan serigala terdengar dengan jelas di telinga Cailey. Dilihat dari goncangannya, sepertinya kereta ini melewati bebatuan yang tidak rata. Dan juga goncangannya lebih mulus untuk ditarik oleh kuda. Sepertinya kereta ini ditarik oleh serigala, mengingat suara lolongannya yang terasa sangat dekat dihadapan Cailey.Tenggoroka

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Resent Wolves   Chapter 51

    Pasukan The Argjend membuat ancang-ancang untuk meyerang. Membuat barisan rapi, dengan pakaian perak mereka yang berkilauan oleh sinar sang surya yang telah terbit di timur. Tentu saja, perak yang mereka gunakan bukan merupakan perak asli.Manik The Argjend berkilat, mengarah pada kaki Cailey yang tertancap peluru. Tidak ada tanda-tanda darah yang keluar, dapat dipastikan itu adalah peluru bius. Kemudian pandangannya beralih pada si penembak yang tengah memandang The Argjend dengan tatapan takut.“Demi Moon Goddess, bukan aku yang menembaknya,” cicitnya.Dengan segera warrior dibelakangnya mengecek tubuh si penembak itu dan menemukan satu buah pistol lengkap dengan peluru biusnya.The Argjend menarik salah satu sudut bibirnya.“Tunggu, kau bukan dari pack ku,” The Argjend menoleh kearah Liam, “kan?” tanyanya melanjutkan.Wajah Liam memucat. Penembak itu memang mata-mata yang dikirim oleh Liam sejak lima hari yang lalu, yang bahkan telah hilang kabarnya.DorBunyi tembakan itu menggema

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Resent Wolves   Chapter 52

    “Kau?”“Hai Liam!”“Sidney! Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Liam panik sambil mengedarkan pandangannya dengan was-was.“Tenanglah, aku bersama salah satu warrior ku,” kata gadis berambut sewarna karamel itu, membuat Liam menghela nafasnya lega saat maniknya menangkap warrior dari pack paman Zachary.Warrior yang bernama Arthur itu menundukkan kepalanya memberi hormat kepada Liam, “Beta, Helen mengutusku untuk membantumu.”Liam tersenyum hangat menyambutnya, “Lalu, bagaimana dengan Sidney?”“Nona Sidney memaksa untuk ikut kemari, dia sampai menangis, tapi aku berjanji untuk menjaganya,” jelas Arthur.Sidney tersenyum malu saat Liam memandangnya dengan tajam.“Kudengar kakak iparku sakit, aku hanya ingin mengunjunginya,” cicit Sidney sembari menautkan kedua jarinya.Pandangannya beralih pada tubuh Sang Luna yang terbaring dengan selimut yang menutupi hanya sampai ke tengah perutnya. Sidney mendekati Cailey perlahan dan menggenggam tangannya yang terbuka.Dilihatnya wajah Cailey yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08

Bab terbaru

  • Resent Wolves   Chapter 57

    Cailey membuka sebuah tirai sewarna putih tulang yang menggantung pada jendela ruang kerja di istana Zachary. Di dekatnya, meja kayu berdebu yang beraroma khas diletakkan menempel pada sebagian sisi jendela. Cailey mengambil berkas yang tertumpuk di atas buku ‘Silsilah Manusia Serigala di Hutan Arizona’. Dalam sebuah map besar berwarna cokelat, Cailey menarik beberapa kertas penting. Beruntung insiden peperangan tidak mengenai bagian sayap kiri gedung, sehingga hal-hal penting yang tersimpan rapi di bunker dan ruang kerja Zachary tidak terpengaruh olehnya, termasuk dokumen atas kasus Gyula Roberto yang kini ada di tangannya.Logo Secret Intelligence Service yang menonjol menjadi perhatian manik Cailey untuk pertama kali, lengkap dengan tulisan top secret di bawahnya, menandakan bahwa dokumen ini bersifat sangat rahasia. Cailey membalikan kertas itu untuk membaca laporan berisikan kasus pembunuhan perdana menteri Inggris yang berhasil ia kumpulkan, dengan tambahan informasi yang didapa

  • Resent Wolves   Chapter 56

    Dua hari kemudian...Lima tangkai bunga krisan putih yang mekar disusun dengan sentuhan elegan pita hitam yang mengikatnya menjadi satu. Diletakannya bunga itu di atas gundukan tanah, dekat dengan nisan yang masih baru. Sebuah nama yang terukir di atasnya membuat Cailey mengusap air mata pada pipinya sekali lagi. Matahari hampir kembali ke peraduannya, namun Cailey seakan tidak ingin beranjak. Sudah satu jam lamanya Cailey duduk, menatap nisan itu dengan tatapan kosong. Karenanya, bagian ujung bawah gaun hitamnya menjadi kotor terkena tanah.Pikiran Cailey kembali memutar memori saat pertama kali seorang anak lelaki mengulurkan tangan padanya. Mengajaknya melihat dunia dari sisi yang berbeda, memulai kehidupan baru dan melupakan kesedihan yang selama itu ia bawa dalam hatinya. Saat itu matahari menyinari kota London dengan cerah. Rambut keperakan anak lelaki itu bergerak tertiup angin, seiring kapal yang ditumpanginya bergerak menyusuri sungai Thames. Itu adalah pertama kalinya Cailey

  • Resent Wolves   Chapter 55

    Moon Goddess menginjakkan kakinya di bumi dengan agung. Begitu pula seorang lelaki berambut pirang dengan wajah bak malaikat dan kulit yang bercahaya mengikuti dibelakangnya. Seluruh serigala berhenti berperang, burung-burung malam berhenti berkicauan, bahkan pepohonan seakan tunduk pada keagungannya. Lantas Parker berusaha bangkit dengan sisa tenaganya dan berlutut menundukkan tubuhnya, diikuti oleh seluruh werewolves lainnya.Dengan tangan yang dikepalkan pada dada, Parker menyapa “I'm Parker alias Alpha Zachary Colbert, greetings to Your Majesty The Queen of the Moon, Moon Goddess.”“All hail The Moon Goddess!” seru seluruh pasukan Zachary yang menggema dengan magis ke seluruh penjuru hutan. Menghantarkan pesan tak kasat telinga kepada seluruh werewolves di hutan Arizona. Memberi tahu kedatangan Moon Goddess yang jarang terjadi dalam seribu tahun ini.Cailey yang ikut menundukkan kepalanya mulai meneliti sekeliling melalui ekor matanya. Jarak pandangnya tidak begitu luas karena ia

  • Resent Wolves   Chapter 54

    Zachary melompat dan merubah tubuhnya menjadi serigala, meninggalkan Cailey dengan ekspresi terkejutnya. Bibir pucatnya kini sedikit memerah, rasa hangat yang ditinggalkannya membuat bibir itu tersenyum.Langit bertambah gelap, namun dengan bulan yang ada setidaknya mampu menerangi sebagian dari hutan. Sayangnya sinar yang menerangi itu tak dapat mengurangi atmosfer di udara yang kian mencekam.Parker melolong di bawah sinar rembulan, kemudian lolongan itu dibalas oleh seluruh kawananya layaknya sebuah paduan suara yang merdu. Rambut keabuannya berkilauan dan bergerak diterpa angin malam. Kekuatannya seolah bertambah kuat seiring sinar rembulan itu menyentuh kulitnya saat berlari. Bersyukur purnacandra penuh terjadi hari esok, sehingga seluruh serigala tidak akan mencapai puncak kekuatannya hingga esok.Kaki Parker berhenti melangkah, dihadapannya ia dapat melihat pasukannya yang tengah berperang. Parker mengedarkan pandangannya, meneliti situasi dengan cepat. Bernard dengan tubuh ser

  • Resent Wolves   Chapter 53

    Dagu Parker terangkat, menunjukkan kuasa atas pack-nya. Auranya begitu mengintimidasi, namun tetap berwibawa. Manik The Argjend menyorot tajam kemudian menyeringai secepat kilat, bahkan Parker tidak dapat memastikan apakah itu hanya halusinasinya atau The Argjend benar-benar tersenyum, sebelum akhirnya ia melihat jubah kebesaran itu berbalik menjauh. Parker me mindlink seluruh pasukannya untuk tetap bertarung dibawah arahan Sang Beta, kemudian tubuh serigala itu berlari, tak kuasa lagi membendung keinginannya untuk segera berjumpa dengan empunya aroma cherry blossom yang sejak tadi menguar begitu kuat seakan menariknya. Kaki Parker berhenti di sebuah gedung bercat putih, sebuah pahatan sebatang tongkat dengan seekor ular yang melingkarinya seolah menyambutnya. Kemudian Parker menaiki undakan tangga setinggi dua kali lipat tubuhnya. Saat ia memasuki gedung itu, ia dapat melihat semua orang tergesa-gesa, tenggelam dalam kesibukannya, hingga Parker melangkahkan satu kakinya. Auranya ya

  • Resent Wolves   Chapter 52

    “Kau?”“Hai Liam!”“Sidney! Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Liam panik sambil mengedarkan pandangannya dengan was-was.“Tenanglah, aku bersama salah satu warrior ku,” kata gadis berambut sewarna karamel itu, membuat Liam menghela nafasnya lega saat maniknya menangkap warrior dari pack paman Zachary.Warrior yang bernama Arthur itu menundukkan kepalanya memberi hormat kepada Liam, “Beta, Helen mengutusku untuk membantumu.”Liam tersenyum hangat menyambutnya, “Lalu, bagaimana dengan Sidney?”“Nona Sidney memaksa untuk ikut kemari, dia sampai menangis, tapi aku berjanji untuk menjaganya,” jelas Arthur.Sidney tersenyum malu saat Liam memandangnya dengan tajam.“Kudengar kakak iparku sakit, aku hanya ingin mengunjunginya,” cicit Sidney sembari menautkan kedua jarinya.Pandangannya beralih pada tubuh Sang Luna yang terbaring dengan selimut yang menutupi hanya sampai ke tengah perutnya. Sidney mendekati Cailey perlahan dan menggenggam tangannya yang terbuka.Dilihatnya wajah Cailey yang

  • Resent Wolves   Chapter 51

    Pasukan The Argjend membuat ancang-ancang untuk meyerang. Membuat barisan rapi, dengan pakaian perak mereka yang berkilauan oleh sinar sang surya yang telah terbit di timur. Tentu saja, perak yang mereka gunakan bukan merupakan perak asli.Manik The Argjend berkilat, mengarah pada kaki Cailey yang tertancap peluru. Tidak ada tanda-tanda darah yang keluar, dapat dipastikan itu adalah peluru bius. Kemudian pandangannya beralih pada si penembak yang tengah memandang The Argjend dengan tatapan takut.“Demi Moon Goddess, bukan aku yang menembaknya,” cicitnya.Dengan segera warrior dibelakangnya mengecek tubuh si penembak itu dan menemukan satu buah pistol lengkap dengan peluru biusnya.The Argjend menarik salah satu sudut bibirnya.“Tunggu, kau bukan dari pack ku,” The Argjend menoleh kearah Liam, “kan?” tanyanya melanjutkan.Wajah Liam memucat. Penembak itu memang mata-mata yang dikirim oleh Liam sejak lima hari yang lalu, yang bahkan telah hilang kabarnya.DorBunyi tembakan itu menggema

  • Resent Wolves   Chapter 50

    Cailey terbangun saat merasakan tubuhnya tergoncang dengan keras. Pandangannya gelap, namun rentina nya masih mampu menangkap secercah cahaya yang merambat memasuki jendela kecil yang hanya berukuran 400 centimeter persegi disisi kanannya.Pemandangan di jendela itu hanya pepohonan tinggi, batangnya mirip pohon pinus. Suara-suara berisik mengiringi telinganya. Seperti langkah yang berlarian mengikuti kereta yang Cailey tumpangi.Kedua tangannya terbogol pada sisi ranjang yang Cailey tiduri.“Akh,” Cailey meringis, kepalanya teramat sakit karena bangun secara tak nyaman. Namun sialnya, kedua tangannya tidak bisa ia gunakan untuk sekedar mengelus kepalanya.Suara lolongan serigala terdengar dengan jelas di telinga Cailey. Dilihat dari goncangannya, sepertinya kereta ini melewati bebatuan yang tidak rata. Dan juga goncangannya lebih mulus untuk ditarik oleh kuda. Sepertinya kereta ini ditarik oleh serigala, mengingat suara lolongannya yang terasa sangat dekat dihadapan Cailey.Tenggoroka

  • Resent Wolves   Chapter 49

    Wajah serigala Julian tersenyum remeh, “Tidak akan bisa membunuhnya hm?” Julian mendekat pada Cailey.“Kurasa kau harus tahu berita apa yang baru saja kudapat dari warrior setiaku,” mulut Julian hampir menyentuh telinga Cailey.“Zachary, kekasihmu itu sudah mati,” katanya setengah berbisik.Manik Cailey membesar, “Tidak mungkin, aku tidak percaya padamu!”Zachary sangat kuat, tidak mungkin ia mati semudah itu.Cailey takut, itu pasti. Berusaha menyangkal dengan keras akalnya yang mengatakan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.“Kau tidak mempunyai bukti atas kematiannya,” kata Cailey masih berusaha menyangkalnya.“Bukti?” Julian tersenyum kemudian memanggil pria bertubuh jakung yang baru saja kemari tadi.Pria itu datang membawa sebuah karung hitam berukuran sedang di tangannya. “Alpha, kurasa Luna tak akan sanggup melihatnya,” kata pria itu.Kening Cailey mengernyit dalam. “Keluarkan saja, dia sudah biasa melihat mayat,” kata Julian santai.Pria bertubuh jakung itu mengan

DMCA.com Protection Status