Cailey berjalan tergesa-gesa memasuki hutan yang sama seperti sebelumnya. Cailey mencoba untuk mengikuti jalur yang dilaluinya dahulu. Maniknya mengarah ke sekeliling hutan. Cailey berjalan masuk ke dalam hutan yang lebih gelap dengan sorot cahaya matahari yang minim. Cailey rasa ia tidak bisa membuatnya terbiasa dengan hutan ini Demi Tuhan jalur yang dilaluinya terlihat menyeramkan meskipun siang hari.Tiba-tiba dua ekor serigala besar menghadangnya. Cailey terperanjat, hampir bersiap untuk mengambil bayonet yang ia sisipkan di sepatu botnya, sebelum serigala itu tiba-tiba memanggil nama Cailey dengan embel-embel Luna di depannya.Cailey dapat mendengar serigala itu berbicara, yang bukan merupakan hal aneh lagi jika keberadaan werewolf saja pernah membuatnya nyaris beku di balik laptop dan kali ini Cailey tidak mau repot-repot terkejut.Lagipula werewolf bukanlah hantu, jadi tak ada alasan bagi Cailey untuk takut.Salah satu serigala membungkuk, seakan mempersilakan Cailey untuk mena
Burung-burung berkicauan saat Cailey membuka matanya. Cahaya matahari membuat matanya mengerjap. Cailey menguap kemudian terdiam sesaat, saat menyadari ada yang aneh dengan lehernya. Matanya melirik ke samping dan mendapati sebuah tangan dengan sedikit pembuluh darah yang menonjol yang ia gunakan sebagai bantalan lehernya. Lantas Cailey berbalik, wajahnya hampir bertabrakan dengan wajah Zachary jika Cailey tidak sempat memundurkannya.Zachary dengan tubuh manusianya sedang tertidur dengan wajah yang damai. Cailey terkejut saat melihat ke bawah jika Zachary tidak mengenakan sehelai benang apapun. Buru-buru Cailey bangun dan menarik selimutnya sampai ke leher Zachary. Wajahnya memerah, dengan cepat Cailey merangkak turun dari ranjang, sebelum sebuah tangan menariknya. Zachary menarik tangannya sehingga Cailey jatuh ke dalam pelukannya.“Kemana kau akan pergi?” tanya Zachary dengan suara khas bangun tidurnya yang rendah.“Zachary…kau tidak memakai bajumu,” cicit Cailey masih dengan wajah
Dia Gyula Roberto!“Sial, aku tak membawa pistol maupun borgol!” batin Cailey.Kedua warrior yang mengikuti Cailey ikut berhenti saat melihat Luna-nya berhenti secara mendadak. Begitu Gyula melihat wajah Cailey, ia langsung berlari, spontan membuat Cailey mengejarnya, diikuti oleh warrior di belakangnya.Salah satu warrior yang terlihat bingung lantas menanyai Cailey, “Luna, apakah kita perlu menangkap orang itu?”“Ya!” seru Cailey.Tanpa bertanya apapun, mereka mempercepat langkah kakinya sehingga mendahului Cailey untuk mengejarnya. Cailey hampir menutup mulutnya takjub melihat kedua warrior itu sudah sampai dekat sekali dengan Gyula, kemudian menangkap tangan Gyula dan menyatukannya di belakang.Cailey mencoba menetralkan nafasnya begitu ia sampai kepada Gyula yang tengah diapit oleh kedua warrior-nya. Tanpa menunggu lebih lama, Gyula menggerakan tubuhnya dengan cepat untuk melepaskan diri. Mirip seperti anak kecil yang tidak mau diimunisasi.Tentu saja Gyula tidak berhasil karena
DegZachary merasakan jantungnya sakit secara sekilas tiba-tiba. Zachary mengernyitkan dahinya, rasanya perasaannya tidak enak saat itu. Kepalanya pusing untuk melihat berkas-berkas laporan di hadapannya. Meneliti laporan mengenai rogue yang menyerang setiap harinya, mencari tujuan, dan kelemahan mereka. Zachary berusaha keras untuk membuat pack-nya menjadi tentram kembali, ia menyiapkan dengan matang strategi-streategi di otaknya. Zachary mengacak rambutnya kacau, rasanya suasana hatinya menjadi buruk untuk alasan yang ia sendiri tidak ketahui.Pikirannya teralihkan saat Liam memanggilnya.'Alpha.''Hmm?' Zachary hanya menggumam, suasana hatinya yang buruk menular begitu saja pada mulutnya, membuatnya malas berbicara.'Dua orang Alpha dari pesisir hutan timur dan utara datang menemui, untuk melakukan kerja sama melawan para rogue.''Hm,' balas Zachary singkat, kemudian langsung melompat dan berlari menuju tempat dimana Liam berada.Sambil berlari, Zachary bertransformasi di udara unt
Cailey terbangun saat merasakan tubuhnya ditepuk dengan lembut. “Julian, ini sudah pagi?” tanya Cailey, masih dengan matanya yang ditahan untuk tidak menutup kembali. Rasanya ia baru tidur selama beberapa menit.Julian membuka tirai membuat cahaya matahari menyorot wajah Cailey. “Aargh!” Cailey mengerang lalu menarik selimutnya kembali untuk menutupi wajahnya.“Ck, kau bilang ingin pulang,” kata Julian lalu mengelus rambut Cailey yang tidak tertutupi selimut.Sial!Bukan itu yang membuat Cailey mengerang, melainkan ingatannya yang jatuh kembali pada jendela semalam. Membuatnya tak bisa tidur, hingga kantung hitam menghiasi bawah matanya.“Hmm, 5 menit lagi. Aku benar-benar mengantuk,” kata Cailey masih menutup kedua matanya.Cailey memekik saat merasakan tubuhnya melayang. Tetapi setelah itu, matanya kembali dalam kegelapan. Demi Tuhan, rasanya sangat sulit hanya untuk memperlihatkan manik kecokelatannya pada dunia. Cailey hanya dapat mendengar samar-samar apa yang Julian katakan, kar
Malam terasa sangat sepi. Jarang sekali kendaraan berlalu lalang, tidak seperti Las Vegas yang selalu ramai dengan hingar bingar kehidupan malamnya. Cailey mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Cailey berniat untuk bermalam disana, mengingat suasana hutan yang lebih menyeramkan pada saat malam hari. Lebih baik untuk kembali saat matahari terbit esok.Cailey menutup jendela mobilnya, saat merasakan angin dingin menusuk kulitnya. Rasa sepi jalanan mulai membuatnya waswas. Cengkeraman pada setirnya menguat. Cailey menginjak pedalnya semakin ke bawah untuk menambah kecepatan. Alhasil menimbulkan deruman mobil yang memecah keheningan malam.Saat sampai, mobilnya ia parkirkan pada tempat yang sama seperti saat pertama kali ia menginjakkan kakinya di hutan ini, karena ia tak mungkin membawa mobilnya ke dalam hutan. Medan permukaan tanah pada hutan tidak cocok untuk Porche-nya.Cailey menyalakan senternya setelah mengunci pintu mobil. Kemudian dengan langkah lebar ia berjalan memasuki
Cailey bersin, kemudian menutup hidungnya saat debu-debu di atas buku berhamburan. Cailey mengambil sebuah buku di rak tinggi dengan bertumpu pada ujung jari kakinya pada sebuah kursi kayu kecil. Zachary tidak mengizinkannya pulang untuk sementara waktu karena bertambahnya rogue yang menyerang perbatasan istana, sehingga Cailey memilih untuk menghabiskan waktunya di perpustakaan istana. Banyak sekali warrior yang dikerahkan dan Zachary pergi untuk memimpin mereka. Zachary menyampaikan pesan itu melalui Liam, semenjak bangun tidur pagi ini, Cailey belum melihat Zachary sekalipun.Berdiri di atas kursi, Cailey melihat judul-judul buku yang membuatnya tertarik, setidaknya ada tiga buku yang kini ada di tangannya. buku-buku itu membahas mengenai sejarah werewolf. Cailey tertarik untuk membacanya, selagi menunggu keadaan hutan aman, sehingga ia bisa pulang dan melanjutkan misinya.Cailey turun dari kursi pijakannya dan berjalan ke arah sofa dengan jendela besar di sisi kanan yang memperlih
Saat memastikan bahwa pack Zachary sudah aman, Zachary mengantarkan Cailey pulang sampai ke depan apartement-nya. Setelah Cailey menyatakan perasaannya pada Zachary, pria itu tidak dapat berhenti tersenyum sedetikpun selama di perjalanan. Zachary masih tidak percaya jika Cailey sudah menerima dan mencintainya. Rasanya Zachary ingin cepat-cepat menikahi Cailey dan membuat wanita itu tinggal bersamanya di istana. Demi Moon Goddess, lihatlah seberapa serakahnya pria itu atas cintanya. Rasanya berat untuk berpisah dengan Cailey setelah apa yang mereka lakukan. Bagaimana darahnya berdesir kuat saat Cailey menerimanya tadi. Zachary menginginkan wanita ini. Cailey benar-benar manis seperti gula. Insting serigalanya menjadi lebih sensitif saat mereka berdekatan. Zachary menyibak rambutnya ke belakang. Memikirkannya saja membuat Zachary ingin cepat-cepat bertemu Cailey lagi dan merengkuh wanitanya itu ke dalam dekapannya. Jika saja Cailey tidak mengusirnya karena wanita itu membutuhkan fokus