Sun Yong yang sedang mempersiapkan adegan tiba- tiba melihat tunangannya dengan gembira mengobrol dengan Joya. Sambil cemberut, dia berjalan menuju ke arah mereka dan duduk menyilangkan lengannya. Sambil mengembungkan pipinya dia memelototi pacarnya yang masih asyik berbicara dengan Joya sama sekali mengabaikannya." Sepertinya sayangku tidak mencintaiku lagi.." kata Sun Yong sambil mengembungkan pipinya.Mendengar kata- kata Sun Yong, Fei Jia akhirnya melirik tunangannya dan terkekeh," Sayang, apakah kamu akhirnya menyadarinya sekarang?"" Apa!" Sun Yong tersentak secara dramatis. " Jia kamu benar- benar tidak mencintaiku lagi. Sayang, bagaimana kamu bisa melakukan ini padaku? Kenapa kamu tidak menginginkan aku lagi? Ya Tuhan!! Kenapa kamu menghukumku? Bagaimana aku akan hidup sekarang?"" Raja drama!" Kata Fei Jia memutar matanya. " Joya mari kita abaikan dia..."" Baby siapa saingan cintaku? Siapa yang punya nyali untuk mencurimu dariku? Siapa yang cukup berani untuk mencuri perha
Memutar matanya Joya mengangkat pistol di tangannya sambil berkata kepada para penjaganya,, " Buka kain yang menutup matanya."Para penjaga melakukan apa yang diperintahkan. Segera setelah penutup mata dilepas dari mata Windy, dia berteriak, " Siapa kamu? Mengapa kamu menculikku? apakah kamu tahu siapa... Kakak?"Windy terengah- engah kaget melihat Joya di depannya, " Kakak... kamu? Kamu yang menyuruh mereka menculikku? Kenapa?"" Kalian semua bisa pergi. Uang sudah di transfer ke rekening kalian." Joya berkata kepada para penjaga mengabaikan tangisan Windy. Tiba- tiba salah satu penjaga besar melangkah maju, melirik gadis tak berdaya sambil menjilat bibirnya, " Nona, saya tahu kami sudah melakukan tugas kami dan bukan hak kami untuk ikut campur dalam masalah ini. Tapi saya hanya ingin mengatakan bahwa saya tahu anda ingin membunuh gadis ini, tapi saya punya ide yang lebih baik yang bisa kamu gunakan untuk membalas dendam. Percayalah padaku, Nona ide ini akan bekerja jauh lebih baik d
Alis Joya berkedut karena kesal. " APAKAH KAMU MENGERTI?" teriaknya sambil mengarahkan pistol ke dahi Windy.Windy yang ketakutan menganggukkan kepalanya dengan panik. Melihat tawa mengejek keluar dari bibirnya, " Gadis baik. Sekarang dengarkan baik- baik pertanyaanku adik perempuanku. Apakah kamu akan meninggalkan Lui Wei?"Sunyi" Jangan terburu- buru, adik perempuanku. Tidak usah buru- buru. Pikirkan baik- baik jawaban apa yang akan kamu katakan kepada saya. Karena semua jawaban kamu akan memutuskan keputusan saya mengenai hidup dan mati kamu.Seluruh tubuh Windy gemetar hebat. Tidak ada bantuan di sekitar. Tidak ada yang bisa membantunya melarikan diri dari cengkeraman kakak perempuannya.Melihat Windy menangis histeris, Joya berjalan mendekatinya. Menyeka air matanya, dia bertanya dengan penuh kasih sayang, " Huaa apa yang telah terjadi? Kenapa kamu menangis?"Ketika Joya menyeka air mata dari wajah Windy, itu membuat pistol di tangannya menyentuh wajah Windy. Melihat pistol itu
" Kakak, tolong lepaskan saya. Apa yang kamu lakukan tidak bena. Kakak dengarkan saya...” Hua memohon. Dia takut pada Zhi Xing ini, kepribadian gila kakak perempuannya.Dia tahu apa yang mampu dilakukan kakak perempuannya. Dia telah melihatnya berkali—kali, betapa kejamnya kakak perempuannya ini. Dan saat ini dia tahu bahwa kakaknya tidak waras untuk berpikir dengan jelas yang membuat Hua semakin membatu.“ Lepaskan kamu?” Zhi Xing mencibir, “ Mengapa aku harus melepaskanmu?, maka bukankah hakku untuk menghukummu atas kejahatan berat yang telah kamu lakukan?”“ Apakah kamu tahu kejahatan apa yang telah kamu lakukan Hua?” Zhi Xing tiba—tiba melototkan Hua, “ Kejahatan menikahi Lui Wei, adalah kejahatan paling besar yang tidak akan pernah saya maafkan Hua.“ Lui Wei adalah milikku. Dia milikku selama ini. Lalu kenapa? Kenapa dia menikah denganmu? Adikku yang tersayang kenapa kamu mencuri cintaku?” Zhi Xing bertanya, “ Kamu tahu betapa aku sangat mencintaimu adikku. Setalah orang tua kit
Ngomong – ngomong, sebelum menjawab pertanyaan saya, saya memiliki satu keraguan bahwa saya merasa ingin bertanya kepadamu. Kita adalah saudara sedarah, lalu bagaimana kamu begitu berbeda dariku?”“ Maksud saya hanya melihat saya, saya begitu berani dan pistol ditangan saya ini,, “ Pistol ini sangat indah, bukankah begitu adik?Hua terengah- engah menggelengkan kepalanya, “ Tidak!”Hua tahu apa artinya itu. Dia tahu tentang hobby gila saudara perempuannya. Kakak perempuannya tidak pernah mengunakan tangannya saat berurusan dengan musuhnya. Dia selalu memperkerjakan orang atau menggunakan pembunuhnya sendiri yang terlatih untuk berurusan dengan mereka.Dia tahu saudara perempuannya merasa bahwa dia di atas semua orang dan mereka tidak layak baginya untuk mengotori tangannya dengan darah, jadi dia tidak pernah berurusan dengan musuh- musuhnya secara pribadi. Tetapi ketika dia memiliki satu musuh yang dia cintai secara ppribadi, dia akan berurusan dengan mereka sendiri.Di rumah mereka,
“ Jadi, apa pilihanmu Hua? Apa yang kamu pilih? Ya atau tidak? Hidup atau mati?” Xing bertanya. Melihat kalau Hua masih belum memberikan jawaban, dia mencibir. “ Aku tidak punya banyak waktu Hua. Pilih dengan cepat, maukah kamu meninggalkan Liu Wei atau tidak? Ya atau tidak?”“ Tidak!” Hua berteriak, “ Aku tidak meninggalkannya. Aku lebih baik mati!”Plok Plok Plok“ Sama seperti yang kupikirkan. “ Xing mencibir, “ aku tahu kamu akan mengatakan itu. Kamu tahu apa, kamu membuatku sangat marah. Lihat, kamu membuatku menjadi orang jahat. Sekarang aku harus membunuh adikku sendiri?”“ Tidak! Kakak jangan... jangan bunuh aku. Tolong jangan bunuh aku.” Hua memohon.“ Huh? Tidak? Kamu tidak ingin mati dan kamu tidak ingin meninggalkan Lui Wei. “ Sampai jumpa sudah menyia-nyiakan banyak waktu saya, jadi mari kita selesaikan ini lebih cepat. Saya tahu saya memberi kamu dua opsi kematian, karena saya kakakmu jadi biarkan saya memilih untukmu.”“ Yang mana? Yang mana ya yang harus saya pilih? Hm
Semua orang memuji Windy, Sun Yong dan Joya atas akting mereka. Sutradara Ye sangat senang dengan semua adegan yang sudah ditampilkan.Membersihkan tenggorokannya, dia pindah ke tengah ruangan, “ Semuanya tolong dengarkan saya. Hari ini saya sangat senang karena syuting kita telah selesai tanpa masalah. Dan saya berterima kasih atas semua bantuan dan kerja keras kalian untuk menyelesaikan film ini. Jadi, hari ini saya akan mengadakan pesta pribadi di mana setiap orang yang merupakan bagian dari film ini harus hadir. Mari rayakan.”“ Ya!” Semua orang tertawa.Ada banyak orang dilokasi syuting yang terkejut dengan akting Joya. Beberapa dari mereka masih tidak percaya bahwa ini adalah film pertamanya. Keterampilan aktingnya tidak kurang dibandingkan dengan aktris yang berpengalaman. Mereka memberi selamat dan memujinya atas film pertamanya.Beberapa bahkan mengambil foto dengannya, beberapa mengambil tanda tangannya. Dengan keterampilan aktingnya, mereka sudah tahu bahwa Joya akan menjad
Ketika Joya kembali ke kelompoknya, Yang Mi segera memeluknya dengan erat. “ Selamat atas film pertama Anda, “ katanya merasa sangat bangga dengan artisnya. Dia masih bisa mengingat dengan jelas hari itu ketika dia duduk di sebuah kedai kopi dan seorang gadis cantik duduk di sebelahnya.Meskipun film ini belum dirilis, Yang Mi tahu bahwa itu akan menjadi hit. Dari film ini, artisnya akan segera dihargai sebagai aktris berbakat oleh orang- orang. Film ini akan menjadi titik awal karier Joa.“ Terima kasih kak Yang Mi. “ Joya tersenyum dengan air mata kebahagiaan. Rasa pencapaian dan penghargaan yang dipenuhi dalam hatinya. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya sejak kelahiran kembali, dia merasakan kepuasan diakui sebagai seorang aktris. Kali ini dia dipuji karena aktingnya, bukan sebagai Windy.Sementara Joya dan Yang Mi lagi berbagi bahagia, Fei Jia segera bergabung dengan mereka, “ Joya, kamu begitu luar biasa.” Dia memuji dan masuk mode penggemar, “ Lihat... Aku masih bisa merasa me
“ Pesan apa lagi yang kamu dapat? Untuk hal kecil ini mengapa kamu mengganggu malam indahku – tunggu!” Jun berhenti dan kemudian dengan nada yang serius dia bertanya, “ Surat... Maksudmu surat cinta dari psiko ?”“ Ya!” jawab Irwan.“ Tunggu sebentar...” kata Jun dan suara- suara aneh dan suara pergerakan terdengar melalui telepon diikuti oleh penutupan suara pintu. “ Apa yang dia katakan? Ancaman lainnya?” Jun bertanya dengan tergesa- gesa.“ Hmmmm...” Irwan menjawab memberi tahu Jun tentang isi pesan itu.“ Irwan kita benar- benar perlu melakukan sesuatu tentang orang yang tidak dikenal ini. Kita tidak tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya atau apa langkah selanjutnya, Hmmm! Kita bahkan tidak tahu identitasnya. Saat ini saya benar- benar malu dengan keterampilan peretasan saya, sehingga saya bahkan tidak bisa melacak orang itu.” Jun menjawab dengan rasa bersalah dan rasa malu menetes dalam nadanya.“ Hei Jun, aku tahu kau yang terbaik. Jangan memandang rendah keterampilanmu. Ak
Setelah beberapa detik, sebuah pesan muncul di layarnya.Irwan Lung, Satu kebohonganmu menghilangkan segala milikku, tapi saat itu aku bisa memaafkanmu! Tapi sekarang kamu merampas hidupku, aku tidak dapat menerimanya! Aku harap kamu telah pulih dari kecelakaan waktu itu, karena kali ini aku akan datang untuk hatimu.... Kematianmu! RK.Saat membaca pesan itu Irwan menyipitkan matanya. Ini adalah pesan kedua dari musuh yang tidak dikenalnya itu. Tapi kali ini adalah ancaman, tidak ada kata- kata tambahan.Irwan tahu dia punya banyak musuh, dia tahu b
Malam ini Joya sangat gugup dan berjalan bolak- balik di sekitar ruang tamu. Dia tidak tahu apa yang akan dia katakan begitu Irwan kembali. Dia tahu ini salahnya lagi.Kemarin malam setelah mereka bercerita, Irwan sudah mengatakan kepadanya bahwa seharusnya membawa pengawal bersamanya setiap kali dia meninggalkan rumah. Tetapi dia menjadi wanita yang keras kepala dan bodoh, dia tidak mematuhi kata- kata suaminya.Dia sangat terlalu percaya diri bahwa tidak ada yang akan terjadi padanya karena mereka sudah memberikan peringatan kepada keluarga Izaac itu. Tapi siapa yang mengira dia benar- benar ceroboh?Itu adalah keberuntungannya bahwa dia di selamatkan oleh pria yang bernama Rahul Khan itu. Sekarang yang dia tahu hanyalah dia harus memikirkan bagaimana cara meminta maaf kepada Irwan. Dia sudah marah padanya untuk pertama kalinya, dia tidak tahu apakah dia akan memaafkannya kedua kalinya.Ketika Joya sedang merenungkan bagaimana cara memberi tahu Irwan tentang insiden hari ini, dia me
Hari sudah gelap ketika Rahul terbangun. Mengedipkan matanya, dia melihat dia berada di ruang medis rumahnya. Kamar ini secara khusus dibangun untuknya untuk beberapa situasi darurat seperti hari ini.Dia memiliki tabung IV yang terhubung ke satu tangannya sementara tangannya yang lain dibalut. Bersandar di belakang tempat tidur dia mengerang kesakitan, seluruh tubuhnya terutama kepalanya sangat sakit.“ Ini air...” paman Qin berkata dan membantu Rahul untuk minum air, “ Bagaimana perasaanmu sekarang?” dia bertanya.“ Mengerikan...” Rahul mengerang setelah minum airnya. Rahul melirik jam dan segera melepas selimut yang ditempatkan di atasnya. Dia mencoba bangun dari tempat tidur ketika tiba- tiba dia di dorong kembali ke tempat tidur.“ Jangan mencoba bangun Rahul!” paman Qin berkata dengan keras, “ Kamu tidak boleh bangun dari tempat tidur ini.”“ Tapi paman Qin-“ Rahul mencoba berdebat ketika tiba- tiba dia dimarahi dengan sangat keras, “ Tidak! Rahul, setiap kali aku mendengarkanmu
Dengan senyum cerah di wajahnya, dia membuka file. foto Joya terlihat di dalam file itu. Membelai foto itu, Rahul tersenyum lebar dan dia membalik halaman untuk membaca informasinya.Kerutan muncul di bibirnya saat dia membaca tentang hidupnya. Dia membaca tentang bagaimana dia diperlakukan oleh keluarga itu. Bagaimana orang- orang itu memperlakukannya seperti setitik kotoran di bawah kaki mereka. Bagaimana mereka menggunakannya sebagai pelayannya. Semakin dia membaca file itu semakin dia marah.Tubuhnya bergetar karena kemarahan. Setiap detail tentang hidupnya di tulis dalam file itu. Dia merasa tertekan membacanya. Darahnya mendidih karena marah.“ Orang- orang keluarga itu, beraninya mereka memperlakukan ratuku seperti itu?” dia meraung membuat paman Qin dan tangan kanannya melompat ketakutan.“ Apa yang terjadi Rahul?” tanya paman Qin dengan cermat.“ Keluarga Izaac itu memperlakukan Joya saya sebagai pelayan mereka. Mereka memperlakukan ratuku yang berharga sebagai budak mereka.
“ Oh!! Itu...” Yosh berkata melirik keranjang. Dia berdiri dan menggendong bayi yang diletakkan di dalamnya. Membujuk bayi di lengannya, dia berkata dengan lembut, “ Ini bayi... anakku tersayang.”Rahul terkesiap, seorang bayi?Melihat bayi kecil di pelukan ayahnya, matanya menyala dengan rasa ingin tahu dan dia bertanya dengan penuh semangat, “ Ayah bisakah aku menggendong bayinya? Tolong tolong, tolong ayah...”“ Ummm... bayi itu lembut Rahul, bagaimana jika dia jatuh dari tanganmu?” Yosh bertanya masih membujuk bayi itu di pelukannya.“ Tidak ayah. Aku tidak akan menjatuhkannya! Aku janji, tolong...” dia merengek.“ Baik. Tapi pegang dia dengan hati- hati, oke?” kata Yosh menaruh bayi itu ke lengan Rahul. Membuatnya menggendong bayi itu dengan hati- hati, dia tersenyum bangga pada putranya.Pada saat ini, semuanya kosong dalam pikiran Rahul. Ada bai yang lucu dalam pelukan dan dia merasa senang di hatinya saat dia menggendong bayi itu. Mata bayi itu tertutup seolah- olah tidur nyen
“ Kamu menemukan Ratu kami?” paman Qin bertanya dengan penuh semangat, “ Wah!! Itu bagus! Di mana? Bagaimana dia? Siapa dia?”“ Pama Qin di sangat cantik, suaranya sangat lembut. Dan paman Qin ketika dia tertawa rasanya seperti seluruh dunia tertawa bersamaku. Aku sangat bahagia, paman Qin. “ Rahul berkata dengan antusias.“ Saya sangat senang , kamu akhirnya menemukan ratu kami,Rahul.” Paman Qin tersenyum bahagia.“ Aku juga. Aku merasa sangat bahagia setelah waktu yang lama, paman Qin.” Dia berkata memberinya senyum sedih. Tetapi paman Qin, dia tidak mengingatku. Dia tidak tahu apa- apa tentangku.”“ Jangan sedih Rahul. Bagaimana dia bisa mengingatmu? Dia hanya bayi kecil pada waktu itu.” Paman Qin menghiburnya.“ Aku tahu...” Rahul menghela nafas. Menutup matanya, pikirannya kembali ke masa kecilnya mengingat hari ketika dia pertama kali memeluknya. Senyuman kecil muncul dibibirnya mengingat hari itu._ Flashback on_Bocah kecil yang gemuk sedang duduk di sofa bermain dengan telepo
Menjabat tangan pria itu Joya tersenyum, “ Senang bertemu denganmu juga, Tuan Rahul. “ Rahul tersenyum ketika tiba- tiba matanya jatuh pada gelang Joya. Dia membeku.Meraih tangan Joya, dia segera memeriksa gelang itu. “ Tuan Rahul ada apa?” tanya Joya terkejut dengan perilakunya. Dia tidak tahu mengapa Rahul meraih tangannya seperti itu.Rahul Khan tidak mengatakan apa- apa. Dia tampak seperti linglung. “ Tuan Rahul Khan?” Joya memanggilnya lagi.Tidak ada jawaban.Bingung, Joya mengguncang pria di depannya membuatnya keluar dari linglungnya. “ Tuan Rahul, apa kamu baik- baik saja?” tanyanya.“ Hah?” Rahul mengedipkan matanya menatapnya dan kemudian dia melirik gelang itu lagi. “ Aku baik- baik saja. Aku benar- benar menyesal atas perilakuku tadi, tetapi apakah gelang ini milikku?” tanyanya perlahan.Joya mengangguk sambil tersenyum, “ Ya.”“ Apakah kamu yakin?” Rahul bertanya lagi.“ Ya... Tuan Rahul. Gelang ini telah bersamaku sejak bayi. Kenapa? Apa yang terjadi? Kamu sedikit emos
Setelah Joya meninggalkan cafe, dia berjalan di jalan samping cafe tiba- tia sebuah minibus berhenti tepat didepannya. Bingung dengan situasi ini, dia berhenti dan melihat minibus itu ketika dua pria mengenakan topeng turun. Meraih lengannya satu orang mendorongnya ke dalam minibus sementara yang lain menutup mulutnya untuk mencegah dia berteriak.Joya berjuang ketika dia mencoba membebaskan dirinya dan berteriak minta tolong. “ Diam!” teriak seorang pria bertopeng itu sambil menutup mata Joya dengan kain. Mereka mengikat tangan dan kakinya dengan tali , sementara mereka menyumbat mulutnya dengan kain. Tidak ada pilihan selain duduk dengan tenang di sudut.Joya panik tidak tahu apa yang akan terjadi dengannya. Dia tidak tahu harus berpikir apa. Kemarin dia dilecehkan dan sekarang dia diculik. Mengambil napas dalam- dalam dia mencoba menenangkan dirinya dan mulai memikirkan kemungkinan apapun untuk keluar dari situasi ini.Saat minibus bergerak, dia merindukan lengan Irwan. Dia berhara