Aku dan Yang Mulia Kaisar pun masuk ke aula sekolah sihir ini. Kami pun mengadakan rapat tertutup tentang izin untuk penggunaan air suci. "Jadi saat ini di kekaisaran kami sedang menyelidiki suatu kasus. Dan kami membutuhkan air suci untuk penyelidikan tersebut." Ujar Kaisar meminta izin. "Maaf Yang Mulia Kaisar, namun apakah kasus itu sangat besar hingga Yang Mulia membutuhkan air suci ?" Tanya penyihir tetua. "Awalnya kasus ini tidak begitu besar, dan hanya melibatkan beberapa kekacauan setelah insiden penyerangan Permaisuri. Namun ketika saya melihat-lihat lagi beberapa dokumen yang merujuk pada tersangka. Saya melihat beberapa kejanggalan tentang para pelayan yang ia perkerjakan." Jelas Kaisar."Beberapa data pelayan tersebut lebih banyak daripada orang yang bekerja. Kami mencurigai ada aktivitas perdagangan manusia di tempat pelaku tersebut.""Maaf jika saya boleh bertanya siapakah pelaku yang dimaksud." Tanya penyihir tetua lagi. "Ia adalah Marquess Joshua kerabat dari Duke A
Pendeta Agung dan penyihir tetua membolak-balik buku sejarah yang mengacu pada pemberian Dewa. Mereka mencari informasi tentang reinkarnasi yang terus terulang. Aku hanya diam. Karena aku juga sudah pernah mencari jawaban itu sebelumnya. Namun aku juga tidak bisa mendapatkan nya."Apakah Dewa pernah berkomunikasi dengan Anda Yang Mulia ?" Tanya Pendeta Agung. "Sangat sering. Sejak kehidupan pertamaku, sejak ia memberikanku anugerah untuk terus bereinkarnasi. Ia selalu datang di mimpiku untuk berkomunikasi denganku." "Bahkan dalam perjalanan menuju kemari. Ia sempat bertemu denganku di dalam mimpi. Kami juga bercakap-cakap. Bahkan karena terlalu sering berbicara dengannya aku jadi terbiasa menggunakan bahasa non formal." Jelas ku kepada mereka. Mereka tentu saja terkejut dengan jawaban ku. Pasalnya menurut sejarah yang tercatat. Hanya beberapa orang dan dalam kurun waktu yang sangat lama. Baru Dewa mau menampakan dirinya dan memberi pesan kepada orang-orang khusus. Sedangkan menur
Setelah kembali dari kuil, aku kembali ke istana dengan selamat. Aku lekas mengabari Yang Mulia Kaisar, bahwa mulai sekarang, aku akan memiliki pengawal tambahan yang diusulkan oleh sekolah sihir dan juga kuil. Setelah beristirahat beberapa jam, sidang Marquess Joshua pun dilaksanakan. Aku duduk di singgasana. Melihat jalannya sidang pertama yang aku lakukan resmi sebagai Venezuela. "Silakan masukkan tangan Anda ke dalam air suci ini. Air suci ini akan membakar tangan Anda, apabila Anda mengatakan hal yang sebaliknya atau kebohongan." Ujar Pendeta istana memulai sidang. Marquess Joshua dengan gugup mencelupkan tangannya ke dalam air suci. Ia lalu berdiri dengan tegang dan aku tahu di dalam pikirannya ia sangat ketakutan saat ini. Beberapa menteri juga terlihat sangat gugup, mungkin mereka takut bahwa kejahatan berantai yang dilakukan Marquess Joshua bersama mereka akan terungkap."Menurut data yang aku dapatkan. Kulihat para pelayan yang bekerja di rumahmu, jumlahnya tidak sama den
Aku sangat kesal saat ini. Acara minum teh yang seharusnya hanya ada aku dan Yang Mulia Kaisar. Terganggu karena ada sosok yang tidak diinginkan datang. Mungkin, rasa kesal ini bukan berasal dari aku. Namun dari Venezuela. Pasalnya aku yakin di dalam lubuk hatinya ia sangat menantikan acara ini. Namun malah hancur begitu saja. Lady Vrantia, entah bagaimana dia tiba-tiba bisa masuk ke dalam ruang kaca yang sedang digunakan untuk aku dan Kaisar minum teh bersama. Sebenarnya aku sangat ingin mengusirnya begitu pula dengan Kaisar. Namun mengingat bahwa ia adalah tamu dari salah satu kerajaan di bawah kekaisaran ini. Kami berdua pun mengurungkan niat kami masing-masing. Acara minum teh gagal. Karena kesal aku pun pergi keluar. Meninggalkan mereka berdua di sana. "Sangat keterlaluan sekali Lady itu." Ujar Yuni meremas-remas gaunnya kesal. "Sabar, bagaimanapun dia adalah tamu kekaisaran. Mau tidak mau, kita harus sedikit mengalah." Ujar NadilaDalam circle pertemanan dayang yang ada di
Aku membuka mataku. Menatap Venezuela yang duduk di balkon ruangan. Ini adalah kamar kehidupan pertamaku. Dan tempat ini juga menjadi tempat pertemuan kami. Aku berjalan menghampiri Venezuela. Aku duduk di hadapannya dan mencomot salah satu hidangan di meja itu. "Maafkan aku, karena emosiku kau jadi marah kemarin." Ujar Venezuela sembari menundukkan tatapannya. "Untuk apa kau minta maaf ? Bagaimanapun wanita itu memang sudah kurang ajar. Tanpa emosi dari mu pun, aku pasti sudah menjelek-jelekkan wanita itu." Jelaskan sambil melihat keluar balkon. Pemandangan yang sudah sangat lama sekali tidak kulihat. Pusat kota yang tentram di bawah kerajaan yang aku pimpin. "Kau bisa mengabaikan perasaan yang datang dari hatimu. Agar kau tidak terbawa emosi denganku." Aku menatap Venezuela. Aku tahu dia sangat ingin marah saat ini. Rasa kecewanya juga sangat besar. Tapi ia selalu dituntut untuk menjadi wanita terhormat, yang tidak mudah terpancing emosi. "Apa kau, tidak bisa menyukai laki-la
Aku terbangun di tengah malam. Ku lihat Yang Mulia Kaisar sedang tertidur. Entah sudah berapa lama kami tidur bersama. Ia hampir tidak pernah tidur di kamarnya. Mungkin aktivitasku juga ikut membangunkannya. Iya duduk sambil mengusap matanya yang mengantuk. "Apakah kau terbang karena aku ?" Tanyaku sungkan karena melihat raut wajahnya yang terlihat sangat mengantuk. "Apa kau haus aku bisa ambilkan minum untukmu." Ujarnya sambil berusaha mengumpulkan kesadaran. "Tidak aku hanya terbangun saja." Ujarku lagi."Apakah kau bermimpi buruk ? atau aku mengganggumu ketika tidur ?" Dia terlihat sangat mengkhawatirkan aku. Dia juga berusaha untuk menghilangkan rasa kantuknya. "Darian, sudah ku katakan aku tidak apa." Ujarku sambil menggeleng pelan. Ia tersenyum, sepertinya iya senang mendengar aku memanggil namanya. Alih-alih memanggilnya Yang Mulia Kaisar. "Kau tahu, aku sangat senang ketika kau memanggil namaku. Rasanya seperti jarak diantara kita semakin menipis." Ujarnya sambil mengel
Sore ini aku masih sibuk dengan kegiatanku. Selain itu, aku juga harus menyortir laporan dari mata-mata yang sudah aku kirim. Setelah mendapatkan informasi yang menarik, aku membagi-bagi informasi tersebut. Dan mulai menentukan beberapa orang. "Salam Yang Mulia Permaisuri, ini adalah dokumen para calon selir dari kerajaan di bawah kekaisaran kita." Lady Zaraela masuk membawa beberapa tumpu dokumen bersama 3 dayang ku. "Baik, letakkan saja di sana." Ucapku sambil memilah-milah dokumen. "Berikan ini kepada putri dari Countess Silvana. Dan juga Count Dravin. Katakan pada mereka untuk mempersiapkan diri terhadap ujian seleksi pemilihan selir." Ucapkan memberikan surat kepada Lady Zaraela. "Untuk sisanya, tuliskan surat permintaan maaf bahwa mereka tidak lolos dalam seleksi pertama." Lady Zaraela mengangguk dan lalu pergi keluar. Aku meregangkan badanku yang sedikit kaku karena terlalu lama menunduk. Nadila datang dan memijat bahuku yang kaku. "Apa Yang Mulia Permaisuri tahu, katanya
Mendengar ucapanku, ia langsung menoleh terkejut. Ia dengan panik membereskan buku yang ia baca. Lalu berjalan ke arahku dengan tatapan yang sangat kesal. "Tidak bisakah kau jangan mengejutkanku ?! Kau ini seperti hantu saja, masuk tidak bersuara." Ujarnya sambil mengatur ulang buku-buku nya. "Aku tidak mengejutkanmu, aku sudah bersuara ketika membuka pintu. Kau saja yang terlalu sibuk sampai tidak mendengarnya." Balasku tak mau kalah. "Lagi pula, tujuanku kemari adalah memarahimu." Mendengar ucapanku, dia langsung menoleh dengan tatapan bingung."Untuk apa kau memarahiku, memangnya aku salah apa." Nada bicaranya seperti anak kecil yang merajuk. Namun wajahnya, seperti kesatria yang baru kembali dari medan perang. "Ibu Suri tahu bahwa kamu mencari buku tentang itu." Ia sedikit membulatkan matanya karena mendengar kata-kataku. Ia menggaruk belakang kepalanya. Dan tersenyum canggung. Ia lalu menarikku untuk duduk di tepi ranjang, dan berpikir bagaimana cara menjelaskan itu semua.
"Pihak kekaisaran kami, bukanlah pihak yang menyerang lebih dulu. Serangan beruntun ada dua sisi kekaisaran kami mengejutkan. Kami adalah pihak yang dirugikan, dan karena insiden mendadak ini banyak sekali korban yang tidak bisa diselamatkan." Kaisar memberikan sanggahan terhadap serangan balik yang kami lakukan untuk kekaisaran Matari. "Meskipun kami menyerang lebih dulu, kami tidak menggunakan senjata pemusnah massal, yang sangat berbahaya dan tidak terdaftar dalam senjata perang." Sanggah Kaisar Matari dalam rapat Akbar bersama Asosiasi perang dunia. "Sejujurnya yang mulia senjata kami sudah terdaftar sejak 500 tahun yang lalu." Ujarku membuat semua yang ada di sana terkejut. "Racun yang kami buat, terbuat dari tumbuhan langka yang di mana buahnya akan matang setelah tumbuh 20 tahun. Itu termasuk tumbuhan langka jenis purba yang harus dikembangbiakkan secara khusus. Selain untuk racun tumbuhan ini juga bisa digunakan untuk obat. Dan racun jenis ini juga sudah ada sejak 500 tahu
Kaisar Matari, menginginkan negosiasi perdamaian. Ia menginginkan hal tersebut, setelah pasukannya tumbang oleh racun yang di lempar Kaisar. Ia menginginkan gencatan senjata. Namun, itu masih belum pasti. Pihak kami, berfikir bahwa mungkin itu adalah jebakan. Pihak kami sangat berhati-hati. Mengingat Kaisar Matari adalah pria yang licik. "Negosiasi ini nampak mencurigakan." Ujar Kaisar di hadapan para komando pasukan. Aku ada di dalam tenda. Tapi, aku masih bisa mendengar semuanya. Aku mencoba beristirahat dengan tenang. Karna, esok adalah hari yang sibuk untukku. Sejak aku menginjakkan kaki di sini. Aku selalu sibuk dengan mengurus para korban. Mengobati dan memperhatikan mereka. Trauma akibat peperangan adalah hal pertama yang harus di obati. "Jangan tertidur. Seseorang berusaha menyelinap kemari." Aku tidak bisa melihat wujud Delano dan Zaniel. Tapi, aku bisa merasakan dan mendengar mereka. "Apakah itu dari pihak Kaisar Matari ?" Tanyaku pelan. "Benar !" Aku langsung mengamb
Sesuai dengan pembicaraan semalam. Aku dan Kaisar sekarang dalam perjalanan ke Medan perang. Ada beberapa syarat yang harus ku lakukan. Salah satunya adalah, aku hanya bisa berada di sisi terbelakang. Aku hanya boleh berada di garis aman. Dimana pos prajurit, dan unit bantuan berada. Meskipun begitu, aku tetap menyetujui nya. Karna, lebih baik dari pada berada di istana sendirian. Aku menyerahkan urusan istana pada para selir. Terkhusus, selir-selir kepercayaan ku. Kereta kuda sudah memasuki wilayah area peperangan. Suasananya sunyi, dan kebanyakan yang terdengar hanyalah rintihan kesakitan. Para anak-anak yang menangis karena kelaparan, dan juga para prajurit yang sedang mengalami pengobatan. Kami berhenti di tanda yang sudah disiapkan. Kami turun Dan disambut langsung oleh komando pasukan milik kerajaan. "Anda pasti lelah karena perjalanan jauh. Kami sudah menyiapkan tempat untuk Anda berdua beristirahat." Aku hanya mengangguk dan mengikutinya. Yah, ia juga tidak salah. perjalan
Awalnya, aku tidak ingin membuat semuanya semakin rumit seperti ini. Dari pihak dari kekaisaran Matari sudah berbuat sesuatu yang membuat kami kewalahan. Dugaanku yang pertama benar. Leana dan penyihir hitam kabur kekaisaran Matari. Lihat bahwa jantung dari pinggir hitam tersebut adalah jantung monster yang berasal dari kekaisaran Matari. Mereka menggunakan kekuatan penyihir hitam untuk memunculkan sekitar 20 monster. Di mana jumlah itu sudah cukup untuk menghancurkan ibukota di kerajaan barat Daya. Keputusan dalam rapat diambil, dan Kaisar akan turun tangan menuju ke wilayah peperangan. Namun ternyata keputusan itu diambil tanpa meminta persetujuan ke dahulu. "Kau mau pergi ke sana ? Apakah jika kau pergi ke sana kau akan merubah sesuatu ?" Usia kandungan ku semakin bertambah dari hari ke hari. Aku tahu bahwa ada sesuatu yang mengancam bayiku. Jadi aku, berpikir bahwa aku tidak akan jauh dari Kaisar."Bagaimanapun aku adalah pemimpin negeri ini. Aku harus turun untuk bertanggung
"Kami tidak bisa membatalkan secara sepihak, karna kami sudah mendapatkan tumbal dengan jumlah yang sangat besar." Aku secara khusus meminta dan memanggil iblis yang menjalin kontrak dengan kaisar negara Matari. Aku hendak mencari tau bagaimana cara membatalkan kontrak. Tapi, sepertinya aku terlambat memikirkan cara ini. Korban dan tumbal sudah hampir setara dengan kontrak perjanjiannya. "Maafkan kami. Kami tidak menyangka bahwa tumbal yang akan di ambil adalah tempat dimana dirimu berada." Iblis tak seharusnya memiliki rasa bersalah. Tapi, mereka bisa meminta maaf padaku. "Tidak masalah. Lagi pula bukan salah kalian jika kalian tidak tau tentang ku." Ujar ku dengan lemas. "Tapi, tak bisakah kau jangan meninggalkan istana ini ?" salah satu iblis itu tiba-tiba mengatakan hal itu. Aku mengerutkan keningku dan menatap Delano. Delano menatap mereka dengan tajam. Sepertinya ini berhubungan dengan takdir. "Memangnya ada apa ?" Tanya ku penasaran."Kau tak perlu tau !" Aku terkejut de
Suasana semakin memanas dari hari ke hari. Keberadaan Leana juga belum di temukan. Iblis yang memiliki kontrak dengan Leana juga tidak menemukan keberadaannya. Sepertinya Leana berlindung di bawah penyihir hitam.Raja dari negara bagian barat daya datang dan meminta bantuan kepada kami. Putrinya yang berusia 9 tahun di jadikan sandra oleh pihak musuh. "Pihak musuh meminta surat perjanjian dagang antar negara sebagai ganti dari putrinya.""Di surat perjanjian tertulis, negara mana saja yang bisa menjalin kerja sama antar satu sama lain. Ada negara yang tidak terdaftar. Selain karena negara tersebut adalah negara yang kurang maju, negara yang tidak tertulis juga masuk dalam negara nakal yang suka mengacau yang lain.""Bantuan dari negara tetangga sedang menuju kemari. Namun, di sela-sela waktu itu, kita harus sekuat tenaga melawan mereka." Raja dari negara bagian barat daya terus menekan kepada Kaisar. Bagaimanapun, ia adalah seorang ayah sebelum seorang raja. Tapi, surat perjanjian
Tidak akan ada yang menyangka bahwa masalah yang akan datang, sangat banyak seperti ini. Hari ini sudah hari keempat di mana raja Felix tinggal di pusat kekaisaran. Sayangnya berita buruk sampai di hari ini juga. Gerbang terluar dari kerajaan milik Raja Felix diserang oleh pasukan dari negara asing.Mau tidak mau Kaisar harus mengirimkan bala bantuan berupa pasukan dan juga obat-obatan ke gerbang terluar dari kerajaan tersebut. Raja Felix juga kembali ke kerajaannya untuk melihat situasi terkini. Aku sudah mencurigai mereka sejak aku menemukan, bahwa. Salah satu rumah yang diperebutkan oleh dua bersaudara itu berada di kerajaan milik Raja Felix. Rumah tersebut adalah rumah yang paling mewah dan juga megah. Mata-mata yang aku kirimkan untuk mengikuti raga Leana, memberi kabar bahwa Leana meminta izin untuk kembali ke kampung halamannya. Aku dengan tegas mengatakan untuk tidak membiarkan dia pergi, namun sepertinya ia menyelinap dan pergi tanpa sepengetahuan ku. Kontrak para iblis y
"INTINYA SAYA SANGAT KEBERATAN YANG MULIA !!" Suara Raja Felix diiringi ke belakang meja menggema di seluruh Aula. Singkat cerita, surat yang disampaikan tentang kecelakaan yang terjadi kepada putrinya, telah sampai kepada raja Felix. Ia yang telah mendengar kabar itu pun langsung memutuskan untuk datang ke pusat kekaisaran untuk melihat keadaan putrinya. Raja Felix ingin membawa Selir Vrantia kembali ke kerajaan nya untuk di rawat. Namun Kaisar tidak menyetujui dengan alasan kekeluargaan. Karena, bagaimana pun Selir Vrantia sudah menjadi bagian dari Kekaisaran. Aku juga tidak memberi izin.Bukan aku berniat memisahkan anak dan ayah tersebut, tapi aku bisa melihat ada aura gelap di sekitar Raja Felix. Sejujurnya hal tersebut sudah terlihat sejak pertama kali kami berdua bertemu. Hanya saja pada saat itu Aura itu tidak begitu kuat dan juga seperti hampir hancur. Pada saat itu aku berpikir bahwa mungkin saja ada seseorang yang mengirimkan sihir hitam kepada raja Felix. Jadi aku tidak
"Di rumah ke 3, dimana rumah tersebut adalah yang paling megah. Di temukan banyak sekali lukisan wanita. Ada sekitar 8 wanita berbeda di lukisan tersebut. Penyelidik telah mencari mereka, dan menemukan bahwa 5 dari mereka telah meninggal." Begitu saja, setelah penyelidikan yang membutuhkan waktu 2 Minggu. Akhirnya terungkap salah satu misteri rumah pertama. Menurut Delano, hubungan antara raga Leana dan si termuda adalah, keponakan dan bibi. Si termuda mengenali raga Leana. Dan Leana yang tau tentang hubungan mereka lalu memberi tau soal harta. Hubungan antara ibu termuda dan ibu tertua adalah kakak adik. Delano juga menjelaskan hal yang mengejutkan. Tuan Leonardo menikahi ibu yang tertua. Lalu ketika ia hamil, beliau meninggalkan perhiasan untuknya. Adiknya yang iri diam-diam mencuri anting itu. Membuatnya seperti pasangan, dan menyelipkan anting yang lain pada Tuan Leonardo. Ia juga mencuri kalung pasangan. Dan dengan alasan berkerja ia pergi dan mengikuti Tuan Leonardo. Sampai