Ayah Ling Li sulit percaya kalau selama ini Ling Li selalu di tindas oleh Mae Li dan Istrinya, Ayah Ling Li merasa bersalah pada Ibu Ling Li yang sudah tiada karena selama ini tidak mengetahui penderitaan Putrinya dan malah sibuk mengurusi usaha dagangnya, saat itu juga Ayah Ling Li menghukum istri dan anaknya dengan cara mengurangi uang harian keduanya.
Di dalam kamarnya Ling Li langsung membaringkan tubuhnya, lelah yang dirasakannya membuatnya tanpa sadar tertidur lelap seketika.Awan putih yang dikelilingi para Naga mengejutkan Ling Li yang merasa baru saja tertidur, kedamaian di depan matanya seakan bisa dirasakannya dan itu membuatnya ikut bahagia.Tok tok tok.Ling Li membuka matanya setelah mendengar pintu kamarnya diketuk terus-menerus, Ling Li tersadar ternyata yang dilihatnya tadi hanya mimpi."Nak," panggil suara dari luar kamar Ling Li."Iya sebentar," sahut Ling Li sambil berjalan membuka pintu.Ling Li menatap wanita paruh baya di depannya sambil tersenyum, wanita itu ada di dalam ingatan Ling Li dan wanita paruh baya itu yang merawatnya dari kecil."Bibi Ae," ucap Ling Li."Bibi mau antar ini titipan Ayahmu, semoga berguna untukmu," sahut Bibi Ae sambil memberikan tas penyimpanan ke Ling Li."Terima kasih Bi, tapi aku tidak membutuhkannya," ucap Ling Li."Sudah terima saja Nak, itu Ayahmu memberikannya tulus padamu," sahut Bibi Ae."Kalau begitu Bibi pergi ya," sambung Bibi Ae disambut anggukan kepala oleh Ling Li."Tunggu apa lagi cepat buka tas itu," ucap Sin.Ling Li langsung membuka tas penyimpanannya dan mengeluarkan isinya, tiga jenis pil dan satu gulungan yang baru dikeluarkan Ling Li ditaruhnya di depannya.Ling Li masih tidak mengerti untuk apa semua itu dan kenapa ayah pemilik tubuh sebelumnya baru peduli sekarang, Ling Li juga berpikir bagaimana jadi nya jika ayah pemilik tubuh sebelumnya tau kalau Putri asli nya sudah mati."Pil Ajaib, pil terobosan, pil peningkat energi dan gulungan jurus Pukulan pembelah," ucap Sin."Semua itu akan berguna untukmu, tapi untuk saat ini lebih baik kamu minum pil peningkat energi saja dulu," sambung Sin.Tanpa menjawab Ling Li langsung menelan pil peningkat energi yang dipegangnya, tepat setelah pil masuk ke tenggorokannya Ling Li bisa merasakan tubuhnya kembali berenergi lagi dan bahkan Ling Li bisa merasakan energi di tubuhnya melimpah ruah."Ahhhhhh, aku merasa tubuhnya kembali bertenaga," ucap Ling Li sambil membentangkan tangannya."Tentu saja, efek peningkat energi memang seperti itu," sahut Sin."Sekarang kita lakukan pelatihan lautan aura nadi spiritualmu yang baru kamu bentuk kemarin," sambung Sin disambut anggukan kepala oleh Ling Li."Pertama tutup matamu, kosongkan pikiranmu dan perlahan rasakan lautan aura nadimu yang mulai bergejolak," ucap Sin.Ling Li melalukan apa yang dikatakan Sin, pikirannya yang sudah dikosongkannya membuatnya mudah merasakan gejolak aura nadinya.Panas dingin terus berganti dirasakan Ling Li dari aura nadinya, perlahan hawa panas yang berada di aura nadinya mulai menyebar keseluruh tubuhnya.Errrrrrrkkkkkh.Ling Li menggigit bibirnya sebisa mungkin tidak berteriak, dirinya tidak lemah menahan panas pasti bisa dilalui nya."Tahan sebentar lagi," ucap Sin.Ling Li masih mencoba menahan sebisanya, setelah menahan cukup lama hawa panas di dalam tubuh pelahan menghilang. Baru saja tubuhnya tidak lagi merasa panas hawa dingin menusuk tulangnya."Errrrrrrrrrkkkkkhhhh," Ling Li kembali menggigit bibirnya lebih kuat, kali ini hampir saja dirinya tidak kuat menahan dingin di dalam tubuhnya."Sudah selesai, buka matamu," ucap Sin.Ling Li langsung membuka matanya, Ling Li memperhatikan tubuhnya yang ternyata baik-baik saja."Lautan aura nadi spiritualmu sudah melebar dari sebelumnya, asal kamu tahu semakin lebar aura nadimu semakin cepat pelatihanmu meningkat," ucap Sin."Begitu ternyata, tapi aku baru pertama kali merasakannya," sahut Ling Li."Sekarang kamu berlatih sendiri bela diri yang kamu ketahui, setelah selesai kamu bisa mencoba menguasai jurus digulungan itu," ucap Sin."Aku mengerti, aku akan mencobanya," sahut Ling Li yang langsung berdiri.Ling Li terus mengulang gerakan menyerang dan pertahanannya, Ling Li juga menggabungkan keduanya menjadi gerakan menyerang dan bertahan menjadi dalam satu gerakan di tambah gerakan gerakan yang dikuasainya di kehidupan sebelumnya.Tenaga nya yang sebelumnya pulih sangat cepat berkurang, Ling Li kesal karena baru berlatih seperti itu saja sudah kelelahan kembali karena memang dasarnya pemilik tubuh sebelumnya sangat lemah."Haaaah, haaaah, walau sudah menelan pil peningkat energi tetap saja tubuh ini cepat lelah," ucap Ling Li."Itu karena tubuhmu memang lemah," sahut Sin."Coba tubuhku yang dulu pasti aku tidak selemah saat ini, walau berlatih tiga hari penuh aku pasti bisa bertahan," dalam hati Ling Li."jangan buang waktu lagi, kamu harus menguasai jurus pukulan pembelah dari gulungan itu," ucap Sin.Ling Li menganggukkan kepalanya, tanpa banyak berpikir Ling Li bergegas membuka gulungan yang ada di depannya, Sinar yang keluar dari dalam gulungan mengejutkan Ling Li, gerakan memukul yang keluar dari dalam gulungan langsung masuk ke dalam kepala Ling Li.Ling Li mencoba mengikuti setiap gerakan dengan cepat, kepalan tangannya yang sudah mengepal erat bersiap dilepas Ling Li"Pukulan Pembelah," teriak Ling Li.Buuuug buuuug buuuug buuuug.Pukulan bertubi-tubi menghantam tembok dan menghancurkannya seketika, Ling Li terdiam tidak percaya hanya dengan satu pukulan jarak jauh bisa menghancurkan tembok yang terbuat dari batu, sedangkan di kehidupan sebelumnya untuk menghancurkan semua itu dirinya harus menggunakan granat."Bagus-bagus kamu sudah bisa menguasai jurus itu dengan cepat, tapi itu hanya jurus tingkat rendah tidak bisa dibandingkan dengan jurus tingkat tinggi," ucap Sin."Tidak masalah walau hanya jurus tingkat rendah, suatu hari nanti aku pasti bisa menguasai banyak jurus tingkat tinggi," sahut Ling sambil memperhatikan tangannya.Merasa Ling Li sudah banyak kemajuan Sin berpikir memberitahu Ling Li yang sebenarnya, mungkin memang sudah saatnya memulai mencari saudaranya sebelum kehancuran terjadi."Sudah saatnya aku memberitahumu rahasia terbesar ras Naga sekaligus permintaan pertama ku dan kamu manusia yang akan menjadi penyelamatnya," ucap Sin."Maksudnya?" tanya Ling Li tidak mengerti."Apa kamu masih ingat mimpimu tadi? semua masih berkaitan," tanya Sin balik."Tempat itu bernama Benua Kehidupan Naga, hanya tersisa tiga tahun lagi Benua kehidupan Naga akan sepenuhnya dihancurkan," ucap Sin."Apa yang harus kulakukan? apa kalau benua kehidupan Naga hancur kamu juga akan menghilang?" tanya Ling Li."Tentu saja aku akan menghilang dan itu tidak hanya aku saja tapi semua Naga, kamu mungkin tidak akan pernah mengingat kalau ras Naga pernah ada, tugasmu adalah mengumpulkan Seratus jiwa Naga sebelum tiga tahun, tapi yang paling utama kamu harus mencari kedelapan Adikku, setelah itu Naga sisanya akan mudah kamu temui dengan bantuan mereka," sahut Sin.Mendengar apa yang dikatakan Sin Ling Li terdiam sesaat, dirinya tidak memiliki siapapun di tempatnya saat ini, Sin adalah satu satunya yang membantunya menjadi kuat, tidak mungkin dirinya melupakan kebaikan nya dan mengabaikan permintaan nya."Aku akan membantumu walau aku tidak yakin apa aku mampu," Ucap Ling Li."Selama ada aku kamu pasti mampu, tapi sebelum itu aku Ingin mengatakan sesuatu," ucap Sin."Katakan saja," sahut Ling Li."Setiap Naga memiliki kemampuan yang berbeda, karena terlalu lama di luar Dunia Naga kemungkinan mereka tidak akan mudah memberikan permata mereka sepertiku, jadi kamu harus berusaha untuk meyakinkan mereka bagaimanapun caranya," ucap Sin."Lalu apa aku juga harus melawan mereka?" tanya Ling Li."Tentu saja, maka dari itu perjalananmu masih panjang, kamu harus memperkuat tingkat pelatihanmu," sahut Sin."Baiklah, aku juga tidak ingin terus menjadi lemah," ucap Ling Li."Kalau begitu tunggu apa lagi, sekarang saatnya kita pergi," sambung Ling Li yang lan
Ling Li berlari memutar dengan cepat ke arah Mae Li, sesuai apa yang dipikirkannya saat ini Mae Li terlihat kebingungan ingin mencambuk Long Xu ke arah mana.Wheeeeeessssss.Wheeeeeeesssssssss.Ling Li menyeringai sambil mengayunkan pedangnya dua kali berturut-turut ke arah Mae Li, dua sayatan pedang yang sengaja diarahkan ke tangan lawannya membuat Mae Li tidak lagi bisa mengayunkan cambuknya.Arrrrrrrrkkkkkhhhhh.Jeritan Mae Li disambut senyum lebar oleh Ling Li, tanpa mempedulikan jeritan adik tirinya yang berdiri di depannya Ling Li bersiap kembali mengayunkan pedangnya."Jangan bunuh Anakku," teriak Ibu tiri Ling Li."Tapi kenapa? bukankah ini pertarungan hidup dan mati," ucap Ling Li."Haaaah, ya sudahlah. Ini benar-benar membosankan, orang lemah berpura-pura kuat berakhir hanya seperti ini memalukan," sambung Ling Li."Nak Ling Li sudah menjadi kuat ya, sekarang sudah tidak ada lagi yang bisa menindasmu," ucap Bibi Ae."Terima kasih karena Bibi mempercayaiku," sahut Ling Li.Da
Ling Li bergegas pergi setelah tau sang Iblis menyadari kehadirannya, Ling Li berlari sekencang mungkin sebelum sang Iblis mengejarnya."Makananku mau lari ke mana, bau wanita muda menyegarkan," teriak sang Iblis yang langsung mengejar Ling Li.Ling Li terdiam mematung saat melihat sang Iblis sudah ada di depannya menghalangi jalannya, melihat Iblis secara langsung dengan matanya membuat Ling Li menelan ludah, di kehidupan sebelumnya iblis tidak nyata dan sekarang wujud iblis benar benar ada di depannya."Ternyata seperti ini bentuk Iblis," dalam hati Ling Li."Daging muda segar, jadilah makanan yang baik jangan lari-lari lagi," ucap sang Iblis menjulurkan lidahnya."Kalau kamu hanya diam saja kamu pasti mati," ucap Sin."Jadi apa aku harus melawannya," sahut Ling Li pelan."Tentu saja, walau tidak ada harapan untukmu menang itu lebih baik dari pada hanya diam," ucap Sin.Ling Li menatap sang Iblis di depannya yang terus menjulurkan lidahnya, Ling Li merasa sedikit merasa sendiri memb
Sepanjang jalan menuju Aula Me Ling Li terus berpikir ras Elf yang tidak memiliki kultivasi melainkan sihir, Ling Li berpikir keras bagaimana caranya agar dirinya bisa menang di pertarungan nanti melawannya."Heeeh, sebenarnya mustahil kamu bisa menang melawan pria bangsa Elf itu, bangsa Elf bisa merubah benda apa saja menjadi senjata, sihir mereka juga sangat kuat," ucap Sin seakan tau apa yang dipikirkan Ling Li."Setiap makhluk hidup memiliki kelemahan, aku yakin pria Elf itu juga pasti punya kelemahan," sahut Ling Li.Setelah mendaftar Ling Li langsung disuruh turun ke arena bertarung, dari arena Ling Li bisa melihat pinggiran arena bertarung yang dipenuhi penonton.Ling Li yang berdiri di arena dikejutkan oleh pria tampan dengan telinga runcing yang berjalan ke arahnya, tatapan membunuh dari pria itu sempat membuat Ling Li sedikit gugup walau hanya sebentar."Ras Elf, elf.""Elf, elf."Penonton terus bersorak meneriaki nama Lulang pria bangsa Elf yang ada di depannya, tentu saja
Mata Ling Li terus memperhatikan sekelilingnya, ternyata benar setelah melewati dua pohon besar tadi mereka sampai di dunia bangsa Elf, Ling Li sebelumnya berpikir kalau dunia Elf berbeda dengan dunia manusia ternyata dirinya salah."Sepertinya tidak ada bedanya dengan dunia manusia," ucap Ling Li"Memang, semua yang ada di sini sama seperti yang ada di dunia manusia, tapi di sini selalu dingin walau ada matahari di sini tidak akan kepanasan," sahut Lulang."Lulang sudah pulang," teriak Anak perempuan yang berlari ke arah Lulang."Can kenapa ada di sini?" tanya Lulang sambil mengelus kepala Anak perempuan Elf yang memeluknya."Can sudah menunggu Lulang sangat lama, Can senang Lulang sudah pulang," ucap Can penuh semangat."Hehehehe, Alang pasti membawa banyak makanan kali ini. Ayo berikan pada Canlin," sambung Can penuh semangat dan matanya berbinar-binar."Baiklah, mari pulang dulu," ucap Luang."Ikuti aku, nanti aku akan mengantarmu ke suatu tempat," sambung Lulang."Hemmmm," sahut
Setelah Naga kedua masuk ke tubuhnya Ling Li bergegas pergi meninggalkan goa, Ling Li berjalan kembali ke arah kediaman Lulang dan berniat berpamitan lebih dulu."Itu manusia temannya Lulang," ucap Can.Ling Li yang berdiri di depan rumah Lulang hanya tersenyum, Ling Li merasa kasihan pada Anak-anak yang dijaga Lulang karena masih kecil sudah harus berpisah dari orangtua mereka dan semua itu karena perbuatan manusia."Heeeeeh manusia, Lulang sudah pergi," ucap Can menatap Ling Li.Mendengar itu Ling Li memutar badannya bersiap pergi, karena Lulang tidak ada tidak ada gunanya juga dirinya berada lama lama di wilayah ras Elf."Tolong kami."Ucapan Can membuat Ling Li menghentikan langkahnya, Ling Li menatap anak perempuan Elf yang menangis dengan keras di depannya."Tolong selamatkan Ratu kami, hanya dengan Ratu kami selamat orangtua kami juga bisa selamat," ucap anak Elf itu."Tenang saja aku akan menyelamatkannya," sahut Naga kedua mengendalikan suara Ling Li.Suara pria yang keluar d
Belum hilang rasa penasaran Ling Li tentang pil ditangannya Ling Li menatap selembar kertas yang tergulung di depannya, Ling Li langsung mengambil gulungan kertas dan bersiap bertanya kertas apa itu tapi Ling Li tersadar wanita tua itu sudah menghilang."Wanita muda aku tahu banyak yang ingin kamu tanyakan, percayalah padaku keduanya itu akan berguna bagimu. Pergilah, aku yakin kamu bisa menyelamatkan ras Elf," ucap suara sang Nenek yang langsung menghilang.Ling Li membawa kedua pemberian sang Nenek misterius dan berjalan pergi dengan seribu pertanyaan, Ling Li tidak memiliki pilihan selain percaya bahwa yang dibawanya saat ini pasti akan berguna."Apa kamu tahu kertas gulungan apa yang ada di tanganmu itu?" tanya Naga kedua."Tidak tahu, memangnya apa?" tanya Ling Li yang malah balik bertanya."Itu resep pil penolak racun, siapapun Nenek itu dia pasti alchemist tingkat atas," ucap Naga kedua."Lalu kenapa dia memberikannya padaku?" tanya Ling Li lagi."Nenek itu tahu resep pil penol
Ling Li menyeringai sambil memegang erat pedangnya, Ling Li sudah tidak sabar ingin menghabisi murid perguruan black racun yang berlagak ingin melawannya dan mengira bisa menghabisinya."Pantas saja aku merasa tidak asing dengan pedang itu, ternyata itu pedang sayap Naga," ucap Naga kedua."Aku kira kamu sudah mengetahuinya sejak pertama bertemu," sahut Sin."Kalian mau maju, atau aku yang maju," ucap Ling Li."Heeeeh, memangnya kalau kamu yang maju kamu bisa menang melawan kita," sahut salah satu murid dengan sombongnya."Kalau belum dicoba mana tau!" Teriak Ling Li yang langsung berlari sambil mengayunkan pedangnya."Arrrrrrrrkkkkkhhhhh, kamu membunuh teman kami," teriak beberapa murid serentak."Tenang saja kalian juga akan menyusul mereka," sahut Ling Li menyeringai sambil mengayunkan pedangnya.Ling Li menjilati pedangnya yang berlumuran darah, Ling Li menatap potongan tubuh murid yang tersisa di depannya, gerbang perguruan black racun dibanjiri darah segar muridnya sendiri."Apa
Ling Li menarik nafas panjang menatap ke anak tangga di depannya, setelah yakin sudah siap Ling Li melangkah naik ke anak tangga pertama. Breeeeeees. Di anak tangga pertama Ling Li merasa seperti disiram air yang cukup panas, Ling Li menatap ke tangannya yang masih baik-baik saja setelah tersiram air itu. "Ini baru anak tangga pertama," ucap Ling Li. Tap tap tap. Ling Li kembali melangkahkan kakinya menaiki anak tangga kedua, di tempatnya saat ini berdiri Ling Li merasa hawa panas mengelilinginya, hawa panas yang dirasakannya berbeda dari yang pernah dirasakannya selama ini. Sambil menahan hawa panas yang mengelilinginya Ling Li melangkah naik ke tangga ketiga, hawa panas seketika menghilang, dari bawah Ling Li tiba-tiba merasa kakinya kepanasan seperti menginjak bara api. Ling Li menundukkan kepalanya, setelah melihat kakinya menginjak bara api yang sangat panas Ling Li mengeluarkan unsur airnya menyiram bara api dibawahnya dan langsung naik ke anak tangga selanjutnya.
Sin yang terbang menuju tempat sebelumnya tiba-tiba terpikirkan sesuatu, Ling Li sangat terobsesi dengan menjadi kuat sepertinya ada tempat yang bisa membuatnya menjadi kuat selain menyerap inti monster. "Jika aku katakan ada tempat yang bisa membuatmu menjadi kuat apa kamu akan pergi ke sana?" tanya Sin. "Itu tentu saja," sahut Ling Li. "Kalau begitu aku akan membawamu ke sana ke tempat yang bisa membuatmu menjadi lebih kuat," ucap Sin. "Kenapa tidak mengatakannya dari awal, kalau begitu Cepat bawa aku ke sana," sahut Ling Li penuh semangat. Sin langsung terbang dengan kecepatan penuh selama beberapa hari, Setibanya di suatu tempat Sin bergegas turun ke bawah membuat Ling Li yang masih berada di atasnya terus memperhatikan menara di depannya. "Di menara itu terdapat menara surga dan neraka Aku sangat yakin di tempat itu Cocok untukmu," ucap Sin. "Kalau begitu aku tidak akan membuang waktu lagi," sahut Ling Li yang bergegas turun dari Sin dan Sin kembali masuk ke dalam lar
Sin yang melihat Ling Li berjalan menuju perkotaan bergegas ke luar dari dalam tubuhnya, Sin lupa memberitahu Ling Li satu hal inti hati monster sangat sulit di dapat orang biasa yang tidak mengetahui kelemahannya, jika Ling Li menyerapnya di kota pendekar dari beberapa penjuru pasti akan mendatanginya dan berusaha merebutnya Sin yang tiba-tiba ke luar mengejutkan Ling Li, tidak seperti biasanya jika ingin ke luar Sin akan bilang dulu padanya tapi sekarang Sin tiba-tiba saja ke luar dan berdiri di depannya. "Ada apa?" tanya Ling Li. "Cepat naik," ucap Sing membuat Ling Li semakin tidak mengerti. Ling Li langsung menaiki Sin tanpa banyak bertanya, baru saja Sin membawa Ling Li terbang dari beberapa arah Ketua dari berbagai perguruan mendatangi tempat Ling Li sebelumnya. "Ada apa? tidak biasanya kamu langsung ke luar begitu saja," ucap Ling Li. "Apa kamu tidak sadar beberapa orang sedang ke arahmu," sahut Sin. "Aku memang merasakan getaran, tapi aku tidak terpikir jika mer
"Apa kamu akan langsung berburu?" tanya Sin yang melihat Ling Li yang berulang kali menarik nafas panjang. "Tidak, aku masih harus singgah ke sebuah tempat," sahut Ling Li. "Tempat apa?" tanya Sin lagi. "Nanti juga kamu akan mengetahuinya," ucap Ling Li. Ling Li langsung terbang kembali menuju kediaman keluarga Li yang sudah di bakarnya. Ling Li berdiri di antara kuburan ayah pemilik tubuh dan bibi Cie, setelah mengucapkan beberapa kata Ling Li menundukkan kepala memberi penghormatan terakhir. "Ahhhhh, ternyata datang kemari," ucap Sin. Kali ini semua yang berkaitan dengan tubuh asli sudah terlepas olehnya, Ling Li merasa jauh lebih tenang seakan tubuh yang digunakannya saat ini benar-benar miliknya seutuhnya. "Haaaaaaah," Ling Li menghela nafas panjang sambil berjalan pergi, sekarang dirinya sudah bisa kembali ketujuan awalnya. "Jadi apa kamu akan pergi ke reruntuhan Arkas sekarang?" tanya Sin. "Tentu saja, bukankah itu tujuan awal kita," ucap Ling Li. "Setelah
Ling Li berjalan pergi meninggalkan rumah ibu tirinya yang penuh dengan genangan darah, satu tugasnya selesai Ling Li bergegas ke Pangeran Yan yang berada tidak jauh dari istana. "Bagaimana?" tanya Pangeran Yan pelan. "Selesai," ucap Ling Li sambil tersenyum puas. "Apa kita serang sekarang?" tanya Pangeran Yan lagi. "Pasukan yang kamu bawa kalau banyak dengan mereka, aku akan pergi ke barak prajurit setelah selesai aku akan bertelepati padamu," ucap Ling Li. "Baiklah, akan ku tunggu," sahut Pangeran Yan. Salah satu prajurit yang melihat Pangeran Yan selalu menuruti perkataan Ling Li memutuskan untuk bertanya, sebenarnya apa yang membuat Pangeran Yan selalu menurut pada Ling Li. "Kamu tidak akan tau, karena semua yang direncanakannya sudah pasti berhasil, aku sudah membuktikannya sendiri," ucapan Pangeran Yan membuat prajurit yang bertanya terdiam. Di tempat berbeda Ling Li yang mendatangi barak prajurit langsung mengeluarkan racunnya, Ling Li sengaja hanya menyebarkan racunnya
Ketua Along tersenyum tipis sambil bersiap menyerang Ling Li, Ketua Along meyakini dirinya memiliki pertahanan yang sangat kuat dan penyerangan yang sangat cepat, dirinya sangat yakin pria yang akan menjadi panglima perangnya tidak sehebat dirinya sendiri. Wheeeeeeeessssss. Ketua Along bergerak cepat menyerang Ling Li yang hanya diam, diamnya Ling Li menjadi kesempatan untuk Ketua Along menyerangnya bertubi-tubi. Serangan kaki tangan yang sudah dikerahkan Ketua Along sama sekali tidak membuat Ling Li merasa kesakitan, Ling Li sengaja hanya diam membiarkan Ketua Along menyerangnya agar merasa puas. Ini tidak mungkin, kenapa serangan ku tidak berpengaruh padanya, aku akan mencobanya sekali lagi," dalam hati Ketua Along. Buuuug, buuuuuug, buuuuuuug. Ketua Along terus menendang Ling Li tanpa henti, setelah merasa kelelahan sendiri Ketua Along menghentikan usahanya dan menatap Ling Li. "Apa sudah selesai?" tanya Ling Li. "Sekarang giliranku," ucap Ling Li dengan nada serius
Setelah berhasil menghentikan penyebaran racun Ling Li langsung mengambil pil mahkota Dewi miliknya, Ling Li menelankan pilnya ke Pangeran Yan dan kembali duduk di sebelahnya. Hanya beberapa menit racun di dalam tubuh Pangeran Yan perlahan menghilang, Ling Li yang melihat usahanya berhasil menghela nafas lega dan duduk bersandar. "Heeeeeh, setelah berburu monster bagaimana jika kamu membuka pengobatan saja dan menjadi tabib," ucap Sin. "Aku tidak berminat, lagipula mengobati orang membutuhkan kesabaran ekstra," sahut Ling Li. "Emmm, benar juga harusnya aku tau kalau kamu tidak memiliki kesabaran ya," ucap Sin. Ling Li yang duduk di samping Pangeran Yan Su melihat mata Pangeran Yan terbuka perlahan, Pangeran Yan yang habis bermimpi bertemu seseorang langsung menatap ke arah Ling Li tanpa berkedip. "Apa aku masih bermimpi," ucap Pangeran Yan. Plaaaaaaaaaak. "Bangun, sudah bukan waktunya tidur lagi," sahut Ling Li yang baru menepuk pundak Pangeran Yan. "Kamu? apa ini be
Sebelum membakar rumah keluarga Li Ling Li menemukan sebuah giok berlambang kerajan. Selain kelompok pembunuh bayaran darah merah salah satu anggota kerajaan pasti ikut andil dalam pembantaian keluarganya. "Kita mulai dari kelompok pembunuh bayaran darah merah dulu," ucap Ling Li. "Ahhhhh aku ingat, aku pernah mendengar markas pembunuh bayaran darah merah berada di bukit tengkorak," sahut Sin. "Apa kamu tau tempatnya?" tanya Ling Li. "Tentu saja," sahut Sin. "Bawa aku sekarang juga ke sana," ucap Ling Li yang langsung menaiki Sin. Sin mengepakkan sayapnya terbang menjauh meninggalkan rumah keluarga Li yang terbakar habis, Sin yang bisa merasakan hawa membunuh Ling Li sangat kuat memutuskan untuk tetap diam tanpa bertanya apa yang akan Ling Li lakukan setelah sampai di sana. Hanya membutuhkan waktu 1 jam bagi Sin untuk tiba di bukit tengkorak, Sin langsung menurunkan Ling Li dan menunjuk ke arah balik bukit tempat markas pembunuh bayaran darah merah berada. "Kamu ingin me
Dari kejauhan Wei Yan hanya bisa menatap ayahnya yang berjalan pergi, dari dalam lubuk hati Wei Yan merasa bersalah sudah berkata seperti itu pada ayahnya tapi penderitaan yang selama ini dirasakannya sendiri juga dari ayahnya, apakah salah yang sudah dilakukannya tadi pikir Wei Yan yang menangis dalam diamnya. Ling Li yang melihat Wei Yan menangis tanpa sadar langsung memeluknya, Ling Li berulang kali mengatakan pada Wei Yan kalau yang dilakukannya tadi sudah benar. "Ehem, sangat jarang melihat mu berinisiatif terlebih dulu," ucap Sin bertelepati. Ling Li bergegas melepaskan pelukannya, tepat setelah melepaskan pelukannya Wei Yan yang berhenti menangis membuat Ling Li merasa lega sendiri. "Terima kasih," ucap Wei Yan memalingkan wajahnya. "Untuk apa?" tanya Ling Li. "Karena kamu sudah membantu ku tadi, tidak hanya itu kamu juga bahkan sudah menyembuhkan wajahku, andai ada yang bisa kulakukan untuk berterima kasih padamu," ucap Wei Yan sambil menatap Ling Li. "Jangan pi