Ling Li yang baru memasuki rumah memperhatikan seisi rumah sambil berjalan terus masuk ke dalam. Di ruang tamu yang tidak seberapa besar Ling Li menatap beberapa lukisan bergambar hewan yang ditempel di dinding, mata Ling Li terus memperhatikan setiap gambar dengan teliti Ling Li merasa gambar itu seperti hidup dan sedang memperhatikannya."3 lukisan itu akan membantumu nanti, lebih baik kamu simpan saja,"ucap Sin."Membantu bagaimana maksud mu?" tanya Ling Li tidak mengerti."Sudah simpan saja dulu," ucap Sin lagi."Baiklah, aku percaya padamu," sahut Ling Li.Ling Li bergegas memasukkan 3 lukisan bergambar hewan berbeda itu ke dalam tas penyimpanannya, Ling Li kembali berjalan memasuki kamar yang berada tepat di sampingnya."Kira-kira ini kamar Yuw atau Yus," ucap Ling Li."Kalau menurutku ini pasti kamar Yus, coba kamu perhatikan dengan baik hampir semua yang ada di sini berwarna gelap sama seperti pakaian Yus," sahut Sin."Benar juga," ucap Ling Li yang langsung berjalan ke meja k
Ling Li mengikut saran Sin untuk menguasai kedua kitab jurus yang diambilnya dari rumah Yus, dengan cepat Ling Li mengeluarkan dua kitab jurus dari dalam tas penyimpanan nya dan membaca nama jurus yang tertera di depan."Jurus seribu satu wajah, jurus seribu satu suara," ucap Ling Li."Kedua jurus ini apa penting?" tanya Ling Li."Walau terlihat tidak penting tidak ada jurus yang tidak berguna, tidak ada salahnya kamu menguasai itu terlepas berguna atau tidak untukmu," ucap Sin."Karena kamu sudah berkata seperti itu, aku akan berusaha menguasai keduanya," sahut Ling Li.Ling Li langsung membuka kitab jurus yang ada di pangkuannya lalu menutup matanya, tak lama Ling Li yang baru menutup mata tiba-tiba mendengar suara dari segala arah di sekitarnya hingga membuat Ling Li tanpa sadar membuka matanya.Ling Li tidak bisa melihat apa yang ada di sekitarnya karena terlalu gelap, menggunakan mata Dewa nya juga masih tidak bisa melihat apa yang ada sekitarnya saat ini."Siapa kamu? apa yang m
Benar apa yang dikatakan Sin hanya membutuhkan waktu beberapa menit belasan Naga duduk rapi mengelilinginya, para Naga hanya terdiam sambil menatap langit menunggu Naga lainnya datang satu persatu.Menggunakan mata Dewa nya Ling Li menghitung Naga di depannya, hanya butuh waktu setengah jam setengah dari Naga yang ditunggu Ling Li telah berkumpul."Ini aneh, kenapa mereka tidak datang," ucap Sin."Mereka siapa?" tanya Ling Li."Siapa lagi kalau bukan utusan ketiga itu," sahut Naga kedua."Tunggu, apa mungkin mereka saat ini sedang membuat jebakan untuk kita," ucap Ling Li."Kemungkinan memang iya, tapi mereka tidak bisa memasuki Dunia Naga yang terkunci sebelum waktunya tiba," sahut Sin."Jadi, apa setelah kita sampai di sana mereka tidak akan datang sebelum waktunya," ucap Ling Li."Kalau kita pergi itu sama saja membuka jalan untuk mereka, tentu saja mereka langsung datang ke sana," sahut Sin lagi."Bagaimana sebelum kita kembali ke Dunia Naga kita hancurkan saja mereka semua," ucap
Banyaknya Naga terbang satu arah semakin membuat kehebohan di setiap kota dan desa yang dilewati Ling Li, sorakan terus diteriakkan mereka yang mengira pemandangan langka seperti itu adalah pertanda baik bagi mereka semua.Ling Li yang melihat dari atas hanya tersenyum sambil terus terbang bersama 99 Naga lainnya menuju gurun pasir yang tertera di peta, setelah menempuh perjalanan cukup lama Long Xu dan 99 Naga sampai di perbatasan gurun berpasir tidak jauh dari tempat markas utama para iblis.Ling Li meminta semua Naga turun untuk mengatur strategi, kehebohan yang ada di mana-mana pasti sudah di dengar oleh para iblis, jika menyerang langsung sama saja memberikan nyawa secara cuma-cuma pikirnya."Kita harus mengatur strategi," ucap Ling Li."Strategi seperti apa?" tanya Sin."Di setiap daerah pasti terdapat iblis yang bersembunyi, pergerakan kita saat ini pasti sudah diketahui pasukan iblis. Strategi yang harus kita jalankan adalah berpencar," ucap Ling Li."Tunggu, bukankah kalau be
"Kamu lihat sebelah sana Sin," ucap Ling Li yang melihat wakil panglima iblis memimpin pasukannya ke barisan depan."Aku melihatnya, hanya bertambah sedikit saja itu tidak akan merubah hasil akhirnya," sahut Sin."Itu benar, kalau begitu tunggu apa lagi," ucap Ling Li yang langsung berlari ke arah para pasukan iblis.Sadar sebelumnya kalah banyak dari Sin Ling Li sengaja berlari lebih dulu, Ling Li membentangkan tangannya mengeluarkan bermacam-macam racun hingga membuat pasukan wakil panglima iblis terkepung di dalam kabut asap beracun miliknya.Panglima iblis sangat terkejut melihat seorang manusia mengeluarkan racun dahsyat seperti itu, panglima iblis sadar bahkan satu hirupan saja akan membuat para iblis keracunan apa lagi sampai sebanyak itu pikirnya.Ling Li yang baru mengeluarkan racunnya bergegas mundur ke belakang, Sin hanya menggelengkan kepalanya melihat Ling Li bertindak agresif seperti itu secara langsung, seni membunuh dengan darah jadi berkurang kalau Ling Li terus seper
Sin menatap Ling Li tanpa berkedip, cara Ling Li menghabisi keempat Pangeran iblis itu benar-benar kejam, padahal keempat Pangeran iblis sudah sekarat saat Ling Li mengayunkan pedangnya Ling Li malah menambahnya dengan salah satu jurus perguruan Legenda hingga membuat kematian keempat Pangeran iblis lebih tragis."Setelah menerobos tingkat kamu jauh lebih hebat, tapi aku penasaran bagaimana bisa bola api mereka malah membuatmu menerobos tingkat," ucap Sin."Mana api dari Naga keempat yang langsung menyerap bola api itu, setelah diserap api itu membakar bagian dalam tubuhku setelah itu aku tidak mengingatnya," sahut Ling Li."Ternyata masih bisa seperti itu, apa kalau ada tornado alami juga akan membuatmu menerobos tingkat?" tanya Sin."Aku tidak tau," sahut Ling Li mengangkat bahunya."Kita sudahi saja secepatnya, karena semua penghalang sudah mati kamu panggil saja mereka," ucap Ling Li."Hemmmm, baiklah," sahut Sin.Hooooooooooooooeeeeeeeeeer.Hanya dengan satu auman Sin Naga yang b
Melewati portal Ling Li langsung tiba di dunia Naga, Ling Li berdiri tertegun melihat bangunan-bangunan puluhan kali lebih besar dari yang ada di dunia manusia.Sin yang melihat Ling Li tertegun tau apa yang dipikirkannya, tapi tidak ada waktu untuk mengagumi dunianya karena masih ada yang harus mereka lakukan saat ini."Kalian semua silahkan kembali untuk mempersiapkan sambutan, aku dan Ling Li akan mencari tubuh Dewi Naga," ucap Sing."Biarkan kami ikut juga," sahut Naga kedua."Itu tidak perlu, cukup aku saja yang menemaninya karena kalau sampai mereka datang sebelum kita kembali Naga lainnya akan berada dalam masalah besar," ucap Sin."Baiklah, kalau begitu berhati-hatilah," sahut Nata kedua."Kami pergi dulu," ucap Ling Li yang langsung menaiki Sin.Sin membawa Ling Li terbang mengelilingi dunia Naga yang tidak seluas Dunia manusia, walau begitu menemukan tubuh Dewi Naga tidaklah muda bagi mereka.Deeeeerrrrrrrrrrtttttt.Pedang dan kedua benda di dalam tas penyimpanan Ling Li kem
"Sing apa itu benar kamu?" tanya Ling Li."Tentu saja, aku berusaha mencarimu setelah kita terpisah, semua karena dia," ucap Sin."Dari awal aku sudah menyadarinya, maka dari itu aku memberikan mu petunjuk untuk menemukan ku dan ternyata benar kamu menemukanku," sahut Ling Li."Hahahaha, memangnya apa yang bisa kamu lakukan bersamanya kalian berdua akan mati di tanganku saat ini juga," ucap Sin palsu yang langsung merubah wujudnya kembali seperti semula.Ling Li hanya tersenyum, sejak terpisah dari Sin dirinya bisa merasakan banyak jiwa leluhur Naga yang terperangkap di gunung petaka, walau tidak tau bagaimana mereka semua bisa tertangkap setidaknya segel jiwa yang telah mengakuinya menjadi Tuan pasti bisa membebaskan para jiwa leluhur Naga yang ada di gunung itu."Walau kamu leluhur Naga aku tidak takut padamu," ucap Sin menatap tajam leluhur Naga."Sudahlah Sin, kamu tidak perlu turun tangan untuknya aku punya cara sendiri biar aku yang akan melakukannya tapi setelah urusan kita di
Ling Li menarik nafas panjang menatap ke anak tangga di depannya, setelah yakin sudah siap Ling Li melangkah naik ke anak tangga pertama. Breeeeeees. Di anak tangga pertama Ling Li merasa seperti disiram air yang cukup panas, Ling Li menatap ke tangannya yang masih baik-baik saja setelah tersiram air itu. "Ini baru anak tangga pertama," ucap Ling Li. Tap tap tap. Ling Li kembali melangkahkan kakinya menaiki anak tangga kedua, di tempatnya saat ini berdiri Ling Li merasa hawa panas mengelilinginya, hawa panas yang dirasakannya berbeda dari yang pernah dirasakannya selama ini. Sambil menahan hawa panas yang mengelilinginya Ling Li melangkah naik ke tangga ketiga, hawa panas seketika menghilang, dari bawah Ling Li tiba-tiba merasa kakinya kepanasan seperti menginjak bara api. Ling Li menundukkan kepalanya, setelah melihat kakinya menginjak bara api yang sangat panas Ling Li mengeluarkan unsur airnya menyiram bara api dibawahnya dan langsung naik ke anak tangga selanjutnya.
Sin yang terbang menuju tempat sebelumnya tiba-tiba terpikirkan sesuatu, Ling Li sangat terobsesi dengan menjadi kuat sepertinya ada tempat yang bisa membuatnya menjadi kuat selain menyerap inti monster. "Jika aku katakan ada tempat yang bisa membuatmu menjadi kuat apa kamu akan pergi ke sana?" tanya Sin. "Itu tentu saja," sahut Ling Li. "Kalau begitu aku akan membawamu ke sana ke tempat yang bisa membuatmu menjadi lebih kuat," ucap Sin. "Kenapa tidak mengatakannya dari awal, kalau begitu Cepat bawa aku ke sana," sahut Ling Li penuh semangat. Sin langsung terbang dengan kecepatan penuh selama beberapa hari, Setibanya di suatu tempat Sin bergegas turun ke bawah membuat Ling Li yang masih berada di atasnya terus memperhatikan menara di depannya. "Di menara itu terdapat menara surga dan neraka Aku sangat yakin di tempat itu Cocok untukmu," ucap Sin. "Kalau begitu aku tidak akan membuang waktu lagi," sahut Ling Li yang bergegas turun dari Sin dan Sin kembali masuk ke dalam lar
Sin yang melihat Ling Li berjalan menuju perkotaan bergegas ke luar dari dalam tubuhnya, Sin lupa memberitahu Ling Li satu hal inti hati monster sangat sulit di dapat orang biasa yang tidak mengetahui kelemahannya, jika Ling Li menyerapnya di kota pendekar dari beberapa penjuru pasti akan mendatanginya dan berusaha merebutnya Sin yang tiba-tiba ke luar mengejutkan Ling Li, tidak seperti biasanya jika ingin ke luar Sin akan bilang dulu padanya tapi sekarang Sin tiba-tiba saja ke luar dan berdiri di depannya. "Ada apa?" tanya Ling Li. "Cepat naik," ucap Sing membuat Ling Li semakin tidak mengerti. Ling Li langsung menaiki Sin tanpa banyak bertanya, baru saja Sin membawa Ling Li terbang dari beberapa arah Ketua dari berbagai perguruan mendatangi tempat Ling Li sebelumnya. "Ada apa? tidak biasanya kamu langsung ke luar begitu saja," ucap Ling Li. "Apa kamu tidak sadar beberapa orang sedang ke arahmu," sahut Sin. "Aku memang merasakan getaran, tapi aku tidak terpikir jika mer
"Apa kamu akan langsung berburu?" tanya Sin yang melihat Ling Li yang berulang kali menarik nafas panjang. "Tidak, aku masih harus singgah ke sebuah tempat," sahut Ling Li. "Tempat apa?" tanya Sin lagi. "Nanti juga kamu akan mengetahuinya," ucap Ling Li. Ling Li langsung terbang kembali menuju kediaman keluarga Li yang sudah di bakarnya. Ling Li berdiri di antara kuburan ayah pemilik tubuh dan bibi Cie, setelah mengucapkan beberapa kata Ling Li menundukkan kepala memberi penghormatan terakhir. "Ahhhhh, ternyata datang kemari," ucap Sin. Kali ini semua yang berkaitan dengan tubuh asli sudah terlepas olehnya, Ling Li merasa jauh lebih tenang seakan tubuh yang digunakannya saat ini benar-benar miliknya seutuhnya. "Haaaaaaah," Ling Li menghela nafas panjang sambil berjalan pergi, sekarang dirinya sudah bisa kembali ketujuan awalnya. "Jadi apa kamu akan pergi ke reruntuhan Arkas sekarang?" tanya Sin. "Tentu saja, bukankah itu tujuan awal kita," ucap Ling Li. "Setelah
Ling Li berjalan pergi meninggalkan rumah ibu tirinya yang penuh dengan genangan darah, satu tugasnya selesai Ling Li bergegas ke Pangeran Yan yang berada tidak jauh dari istana. "Bagaimana?" tanya Pangeran Yan pelan. "Selesai," ucap Ling Li sambil tersenyum puas. "Apa kita serang sekarang?" tanya Pangeran Yan lagi. "Pasukan yang kamu bawa kalau banyak dengan mereka, aku akan pergi ke barak prajurit setelah selesai aku akan bertelepati padamu," ucap Ling Li. "Baiklah, akan ku tunggu," sahut Pangeran Yan. Salah satu prajurit yang melihat Pangeran Yan selalu menuruti perkataan Ling Li memutuskan untuk bertanya, sebenarnya apa yang membuat Pangeran Yan selalu menurut pada Ling Li. "Kamu tidak akan tau, karena semua yang direncanakannya sudah pasti berhasil, aku sudah membuktikannya sendiri," ucapan Pangeran Yan membuat prajurit yang bertanya terdiam. Di tempat berbeda Ling Li yang mendatangi barak prajurit langsung mengeluarkan racunnya, Ling Li sengaja hanya menyebarkan racunnya
Ketua Along tersenyum tipis sambil bersiap menyerang Ling Li, Ketua Along meyakini dirinya memiliki pertahanan yang sangat kuat dan penyerangan yang sangat cepat, dirinya sangat yakin pria yang akan menjadi panglima perangnya tidak sehebat dirinya sendiri. Wheeeeeeeessssss. Ketua Along bergerak cepat menyerang Ling Li yang hanya diam, diamnya Ling Li menjadi kesempatan untuk Ketua Along menyerangnya bertubi-tubi. Serangan kaki tangan yang sudah dikerahkan Ketua Along sama sekali tidak membuat Ling Li merasa kesakitan, Ling Li sengaja hanya diam membiarkan Ketua Along menyerangnya agar merasa puas. Ini tidak mungkin, kenapa serangan ku tidak berpengaruh padanya, aku akan mencobanya sekali lagi," dalam hati Ketua Along. Buuuug, buuuuuug, buuuuuuug. Ketua Along terus menendang Ling Li tanpa henti, setelah merasa kelelahan sendiri Ketua Along menghentikan usahanya dan menatap Ling Li. "Apa sudah selesai?" tanya Ling Li. "Sekarang giliranku," ucap Ling Li dengan nada serius
Setelah berhasil menghentikan penyebaran racun Ling Li langsung mengambil pil mahkota Dewi miliknya, Ling Li menelankan pilnya ke Pangeran Yan dan kembali duduk di sebelahnya. Hanya beberapa menit racun di dalam tubuh Pangeran Yan perlahan menghilang, Ling Li yang melihat usahanya berhasil menghela nafas lega dan duduk bersandar. "Heeeeeh, setelah berburu monster bagaimana jika kamu membuka pengobatan saja dan menjadi tabib," ucap Sin. "Aku tidak berminat, lagipula mengobati orang membutuhkan kesabaran ekstra," sahut Ling Li. "Emmm, benar juga harusnya aku tau kalau kamu tidak memiliki kesabaran ya," ucap Sin. Ling Li yang duduk di samping Pangeran Yan Su melihat mata Pangeran Yan terbuka perlahan, Pangeran Yan yang habis bermimpi bertemu seseorang langsung menatap ke arah Ling Li tanpa berkedip. "Apa aku masih bermimpi," ucap Pangeran Yan. Plaaaaaaaaaak. "Bangun, sudah bukan waktunya tidur lagi," sahut Ling Li yang baru menepuk pundak Pangeran Yan. "Kamu? apa ini be
Sebelum membakar rumah keluarga Li Ling Li menemukan sebuah giok berlambang kerajan. Selain kelompok pembunuh bayaran darah merah salah satu anggota kerajaan pasti ikut andil dalam pembantaian keluarganya. "Kita mulai dari kelompok pembunuh bayaran darah merah dulu," ucap Ling Li. "Ahhhhh aku ingat, aku pernah mendengar markas pembunuh bayaran darah merah berada di bukit tengkorak," sahut Sin. "Apa kamu tau tempatnya?" tanya Ling Li. "Tentu saja," sahut Sin. "Bawa aku sekarang juga ke sana," ucap Ling Li yang langsung menaiki Sin. Sin mengepakkan sayapnya terbang menjauh meninggalkan rumah keluarga Li yang terbakar habis, Sin yang bisa merasakan hawa membunuh Ling Li sangat kuat memutuskan untuk tetap diam tanpa bertanya apa yang akan Ling Li lakukan setelah sampai di sana. Hanya membutuhkan waktu 1 jam bagi Sin untuk tiba di bukit tengkorak, Sin langsung menurunkan Ling Li dan menunjuk ke arah balik bukit tempat markas pembunuh bayaran darah merah berada. "Kamu ingin me
Dari kejauhan Wei Yan hanya bisa menatap ayahnya yang berjalan pergi, dari dalam lubuk hati Wei Yan merasa bersalah sudah berkata seperti itu pada ayahnya tapi penderitaan yang selama ini dirasakannya sendiri juga dari ayahnya, apakah salah yang sudah dilakukannya tadi pikir Wei Yan yang menangis dalam diamnya. Ling Li yang melihat Wei Yan menangis tanpa sadar langsung memeluknya, Ling Li berulang kali mengatakan pada Wei Yan kalau yang dilakukannya tadi sudah benar. "Ehem, sangat jarang melihat mu berinisiatif terlebih dulu," ucap Sin bertelepati. Ling Li bergegas melepaskan pelukannya, tepat setelah melepaskan pelukannya Wei Yan yang berhenti menangis membuat Ling Li merasa lega sendiri. "Terima kasih," ucap Wei Yan memalingkan wajahnya. "Untuk apa?" tanya Ling Li. "Karena kamu sudah membantu ku tadi, tidak hanya itu kamu juga bahkan sudah menyembuhkan wajahku, andai ada yang bisa kulakukan untuk berterima kasih padamu," ucap Wei Yan sambil menatap Ling Li. "Jangan pi