“Aku ke sini ingin mengatakan kalau Pamanmu ingin mempercepat pernikahan kita dan juga pernikahan sepupumu.”
Penuturan Kyara membuat tatapan Al berbinar. Ia tersenyum hingga memperlihatkan deretan giginya yang putih dan juga rapi.
“Wah, benarkah? Kita akan jadi pasangan suami istri, ya? Seperti yang Al liat waktu kecil dari Mom and Dad, kita bisa bermesra-mesraan seperti mereka, kata Dad dulu Al baru bisa seperti mereka kalau Al udah punya istri.”
Kyara yang mendengar hal tersebut menggaruk belakang kepalanya yang mendadak gatal karena bingung dengan perkataan Al. ‘Apakah dia bocah dengan pemikiran dewasa. Ah, tidak-tidak dia memang pria dewasa. Namun, memiliki pikiran bocah, ha? Ah, sudahlah ini sangat membingungkan bagiku.’
“Bagus, kalau Dami akan menikah juga. Al sebenarnya tidak suka sama Dami karena dia tatap Kyara terus kalau dia ketemu sama Kyara. Al tidak suka milik Al diperhatikan orang, karena Kya
Maaf ya jrnag up, soalnya auhtor gak punya paketan.🙏🥺 Ttp dukung ya.
Seorang pria paruh baya sedang memarahi bawahannya yang tidak becus dalam menjalankan tugas. Tidak ada yang mengeluarkan suara, mereka bahkan enggan menarik napas dalam-dalam. Mereka semua menerima kemarahan pria paruh baya itu karena mereka memang tidak bisa melakukan apa yang atasannya minta. “Bodoh kalian semua, kenapa hanya melacak hacker bajingan itu kalian tidak bisa, dasar tidak becus!” Pria itu memarahi bawahannya yang tak becus melakukan apa yang ia minta. Pria itu adalah William, CEO Astrofin Group. Karena ketidak becusan bawahannya, saham perusahaan menurun drastis yang mempengaruhi beberapa perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaannya. “Maaf Tuan, tapi orang misterius itu sangat pintar sampai kami tidak bisa melacaknya.” Salah satu dari bawahannya bersuara, dan mengatakan ketidakmampuan mereka menjalankan tugas yang diberikan oleh atasannya.
Di sebuah rumah kumuh yang sangat minim pencahayaan seorang wanita paruh baya sedang duduk di sebuah kursi di bawah lampu penerangan yang berkedip-kedip. Alhasil, sosoknya tak terlihat begitu jelas. “Nyonya, gadis itu selalu berada di taman dan tidak di temani seorang pengawal.” Tiba-tiba dari sudut tergelap ruangan itu muncul sebuah sosok yang melaporkan hasil intaiannya. “Hm, bagus selalu awasi pergerakannya dan laporkan kepadaku.” “Baik Nyonya, jika tidak ada hal lain saya akan pergi.” Sosok berbaju hitam itu berucap kemudian ia undur diri, dan tubuhnya kembali ditelan oleh kegelapan seakan sosoknya tidak pernah ada sebelumnya. Wanita itu hanya mengangguk sebagai jawaban. Sebelum senyum iblis tercetak di bibirnya. “Hm, tunggu saja kehancuranmu jalang sialan, tunggu sampai hari itu tiba, kita liat siapa yang akan bertahan sampai akhir.” Wanita paruh baya itu bergumam dengan suara pelan, suranya kem
Jam telah menunjukkan pukul sepuluh siang. Al masih menunggu kedatangan Kyara . Tak lama berselang salah satu pelayan Al memberitahu mengenai kedatangan Kyara. Senyuman tiba-tiba tercipta di bibir Al saat mendengar berita itu. “Dia sudah datang.” Al tersenyum ke arah Febian yang hanya dibalas tatapan jengah oleh Febian. ‘Ck, dasar! Apakah seperti itu jika seseorang dimabuk cinta?’ Febian bertanya dalam hati tak habis pikir. Bahwa virus kasih sayang yang Kyara tularkan kepada Al ternyata sudah infeksi. “Hy, Al.” Kyara menyapa Al dengan senyum manis terbit di bibir peachnya, tak lupa ia mengusap puncak kepala Al dan juga mencubit pipi Al gemas. Namun, Kyara tak mencubitnya dengan tenaga full karena takut Al nanntinya menangis. Saat ini Kyara tampil cantik dengan mengenakan dress selututnya yang berwarna dark blue yang membuat aura keanggunan mencuak dari tampilan Kyara. “Gadis kecil kau datang.” Al tersenyum hingga membuat matanya menyipit
Saat ini Kyara dan Al sedang berada di salah satu butik yang telah disiapkan oleh Bram–khusus untuk mengurus pakaian pengantin mereka. “Selamat datang kalian pasti Kyara dan Al ‘kan yang diceritakan oleh Tuan Bram.” Seorang wanita cantik menyapa mereka dengan ramah. “Iya, benar.” Kyara menjawab tak kalah ramah. Sedangkan Alviano, senantiasa menggenggam tangan Kyara menegaskan bahwa mereka mempunyai hubungan yang spesial. “Silahkan masuk, saya antar untuk melihat baju yang akan kalian kenakan. Oh iya, panggil saya Tante Vio.” Pemilik butik itu memperkenalkan namanya sebagai Vio. Dia terlihat sangat ramah kepada Alviano dan Kyara. Vio mengantarkan mereka masuk secara pribadi dan memperlihatkan rancangan baju pengantin yang akan mereka kenakan pada hari pernikahan mereka. “Nah, ini yang akan kalian kenakan silahkan kalian coba dulu ya, karyawan Tante akan membantu kalian mengenakan ini.” Vio menerangkan seraya memper
Di saat suasana sedang genting Al bertanya kepada Kyara apa yang sedang terjadi kenapa semua orang menjerit ketakutan. “Gadis kecil ada apa ini?” Al bertanya dengan nada panik dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Terlihat dia sangat ketakutan karena situasi yang mereka alami. “Tidak apa-apa Al, kamu harus selalu bersamaku, ya.” Kyara menjawab dengan lembut. Tak ada nada ketakutan yang keluar dari pita suaranya. Ia memeluk Al lebih erat sembari mengusap kepalanya berharap hal itu dapat menenangkan Alviano. “Gadis kecil, kita harus telepon Febian.” Al mengusulkan untuk menelepon Febian. “Iya benar, ah, kenapa aku bisa melupakannya. Kamu punya nomor Febian?” Gurat kebahagiaan muncul di wajah Kyara. Ia kemudian melepaskan pelukannya dari Alviano. Kyara yang melihat ada jejak air mata di sudut mata Al langsung mengusapnya dengan lembut. “Nomor Febian selalu Al ingat.” Al menjawab dengan raut wajah polos kemudian menyerahkan ponselnya kepada Kyara u
Di lain sisi William sedang meratapi nasib perusahaannya karena lagi-lagi data-data penting perusahaan dicuri yang membuat harga saham merosot dengan sangat cepat. Beberapa penginvestasi pun menarik saham mereka, utang perusahaan di mana-mana. Hal, itu membuatnya hampir gila. Perusahaannya pun belum mendapatkan kejelasan kontrak mengenai kerjasama yang bernilai satu milliar itu. Begitu banyak kendala yang perusahaannya alami, sehingga saat ini perusahaan berada di masa krisis. “Kenapa jadi begini, sebulan yang lalu perusahaanku baik-baik saja, terkutuklah kamu Febian dan juga keponakan durhaka!” William berkata dengan nada frustasi karena masalah datang menimpannya silih berganti. Namun, diirinya belum ingin menyerah untuk mengembalikan situasi perusahaannya yang semakin hari semakin memburuk. Masih ada harapan untuk membalikkan keadaan. Iya, jika perusahaannya mendapatkan kerjasama itu, maka semuanya akan baik-baik saja. “Aku harus mendapatkan kontrak kerjas
Riuh tamu undangan memenuhi aula sebuah rumah mewah. Furniture pernikahan berjejer rapi di setiap jalan masuk. Karpet merah membentang dari arah luar hingga dalam, banyak mobil mewah yang terparkir di area parkir rumah tersebut. Tamu undangan yang mengenakan pakaian mewah dan rapi tampak tersenyum saat memasuki aula acara tempat berlangsungnya sebuah pernikahan. Di dalam, berbagai hidangan sudah tersaji, kue-kue di setiap meja tertata rapi. Berbagai jenis bunga tampak menghiasi beberapa tempat. Rumah megah itu sedang melangsungkan sebuah pernikahan yang sangat mewah, tamu yang berdatangan didominasi oleh para pebisnis, serta masyarakat yang khusus diundang oleh Bram–Ayah Kyara. Ya, hari ini sesuai waktu yang telah disepakati, Alviano Arga Dinata dan Kyara Angela Wijaya akan segera melangsungkan pernikahannya beberapa menit lagi. Banyak yang memperbincangkan tentang Alvino–pria idiot yang menjadi CEO sekaligus atasan mereka. Meskipun, dia idiot m
Kembali pada Kyara, banyak yang menatap Kyara dari tatapan kagum iri dan juga benci. Seperti yang Alexa dan Alexina layangkan ke arah Kyara, menatap Kyara seperti ingin memakannya saja. Namun, Kyara mengabaikan tatapan mereka. Ia menganggap bahwa mereka tak pernah ada di hari bahagianya saat ini. Di atas Altar sudah ada Al yang menunggu sang mempelai wanita. Kyara berjalan diapik oleh Bram menuju Altar. Karpet merah membentang dari arah tangga sampai ke altar pernikahan. Di sisi lain Al juga sangat tampan dengan pembawaannya yang tenang, tidak ada lagi kesan anak-anak seperti biasanya. Al menampilkan senyum terbaiknya kepada Kyara yang disambut baik oleh Kyara. Meskipun Kyara sedikit aneh. Namun, ia tidak menunjukkannya. Menurutnya, kali ini Al tidak seperti orang idiot dia seperti orang normal kebanyakan. Akan tetapi, Kyara tidak memikirkannya lebih jauh. Sesampainya di altar Bram menyerahkan tangan Kyara kepada Al yang disambut baik oleh Al. Setelah
Setelah mendapatkan kejutan yang sangat membahagiakan Al tak henti - hentinya tersenyum walaupun hanya senyum tipis yang membuat semua karyawan meleleh karenanya. "Feb, jam berapa saya akan bertemu dengan dia?" tanya Al dengan menekan kata dia pada ucapannya. "Saat jam makan siang," jawab Febian sekertaris sekaligus tangan kanan Al. "Baiklah, kau sudah menemukan bukti-bukti yang akan menyudutkannya?" tanya Al lagi dengan seringaian yang tersunging di bibir tipisnya. "Sudah, saya pastikan dia tidak bisa berkutik," tutur Febian ikut tersenyum. 'Tunggu dan lihat saja, ini sangat menyenangkan.' *** Di sebuah kamar nan mewah terlihat seorang wanita yang sedang memerah menatap layar monitor komputer. Entah apa yang dia lihat sehingga menimbulkan fantasi aneh di sekitarnya. "Ah, ya ampun Al kau membuatku bergairah," ujar wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Tessa saudari kandung dari Kyara. Tessa menatap layar monitor komputer yang menampakkan tubuh atletis Al yang dibalut ja
Al mengeram frustasi akibat apa yang dia alami. Lama berdiam diri mengontrol emosinya benda pipih di sampinya yang tadi sempat ia lempar kini berdering. Langsung saja Al mengambil benda pipih persegi empat itu untuk mejawab telepon yang masuk. "Iya, apa kau sudah mendapatkan kabarnya?" tanya Al to the point. "Ck, kenapa kerja kalian tidak ada yang becus." Setelah mengatakan hal itu Al mematikan telephone sepihak. Mengacak rambutnya frustasi karena tidak bisa mendapatkan kabar tentang sang istri. Sementara itu, ada tatapan khawatir yang menatapnya dari kejauhan. Jam sudah menunjukkan 11 : 57 dan Al belum beranjak dari sofa itu. Seketika lampu padam tidak ada penerangan di ruangan itu. Al mencoba mencari ponselnya sebagai penerangan. Belum lagi Al mengambil ponselnya di depan sana sudah ada cahaya temaran dari arah dapur. Di tengah ruangan lilin kecil menyala satu persatu hingga membentuk kata 'Happy Berstday Al' melihat hal itu Al baru paham belum lagi Al sempat tertegun. Semua lampu
Arkg! “Kenapa bisa begini!” Seorang pria tampan menggeram frustasi di ruangannya. Pria itu mengamuk karena semua penginvestasi menolak bekerjasama dengan perusahaannya lagi. Jadi, perusahaannya berada dalam masa yang sulit. Tok! Tok! Tok! “Masuk!” seru Daniel. Ya, pria itu adalah Daniel mantan kekasih dari Kyara di masa lalu. Sepertinya Al dan Kyara telah bergerak—Daniel akan mendapatkan hukuman berat karena telah mengkhianati Kyara di masa lalu. Masuklah seorang wanita yang merupakan sekertaris Daniel, seperinya dia ingin melaporkan sesuatu kepada atasannya. “Maaf Pak,” ujar sekertaris Daniel dengan hati-hati karena ia tahu suasana hati bosnya tidak dalam kondisi yang baik. “Iya, ada apa Bella?” tanya Daniel to the point. “Begini Pak, perusahaan TU Company menerima bekerjasama dengan Anda dengan syarat Anda mau bertemu dengan pemimpin dari TU Company,” jelas wanita itu yang bername tag Bella. Bagaikan d
“Alfiano Arga Dinata, CEO INC Group. Pria muda berumur 28 tahun ini sukses membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan.” Tessa membaca profil Al. Ia sudah jatuh cinta pada pria itu pada saat bertemu di mall kemarin.‘Oh, beruntung sekali aku jika bisa bersading dengannya masih muda, tampan dan yang lebih penting sukses. Al tidak ada tandingannya. Apa lagi ANS Grub dalam masa yang sulit saat ini tiba-tiba saham turun drastis walaupun itu perusahaan Kakakku yang bodoh, tapi masa bodohlah aku tidak ingin ambil pusing yang terpenting aku harus bisa menarik perhatian Al,’ pikir Tessa berfantasi sendiri mengenai Al. Pikirannya telah kacau akibat fantasi liar yang ia ciptakan sendiri. Tidak mengetahui bahwa Al sendiri tak terlalu menempatkan dirinya di pandangan Al.Tessa yang sedang berfantasi tentang Al. Sosok tampan itu sekarang malah memandang sosok jelita di sampingnya.Menurut Al, Kyara adalah anugrah terin
“Ada apa ini?” Terdengar sebuah suara bas nan seksi menghentikan pembicaraan mereka.Tessa tertegun menatap sosok tampan di depannya itu.‘Omg! Tampannya, Daniel saja akan kalah dengan ketampanan pria ini. Astaga! Dia ... dia adalah Alviano Arga Dinata dari INC Group. Ternyata aslinya sangatlah tampan,’ ujar Tessa membatin. Netranya menatap Al dengan sangat intens seakan jika ia berkedip, maka Al akan hilang dari pandangannya.“Dady!” teriak Angel yang langsung membuyarkan fantasi Tessa tentang Al. Angel langsung saja memeluk sang dady di hadapan semua orang.Orang-orang yang melihat kedatangan salah satu pengusaha sukses itu lantas memotretnya. Blis camera mengenai sosok mereka tanpa jedah. Tempat itu, semakin ramai sejak kedatangan Al.Al langsung saja mengkode Febian agar membubarkan massa tersebut yang mulai menatap mereka penuh minat.Sedangkan Tessa dibuat terkejut, karena
Bias cahaya matahari tampak malu-malu memasuki kuseng-kuseng jendela sebuah kamar. Di sana dua insan masih terlelap dalam tidurnya. Jam pada dinding kamar sudah menunjukkan pukul setegah tujuh. Namun, masih belum ada tanda-tanda dari kedua insan itu untuk bangun. “Engh ...!” Lenguhan kecil keluar dari bibir sang wanita. Perlahan, tapi pasti matanya mulai mengerjap ‘tuk menyesuaikan cahaya yang masuk di netranya. Pupil mata yang berwarna coklat terang itu menyapa dunia, bulu matanya yang lentik tampak bergerak-gerak tak kala anila menerpanya. Wanita itu bernama Kyara Angela Wijaya—pandangannya menyapu area kamar. Sampai tatapannya jatuh pada seorang pria tampan berkulit putih dan memiliki rambut hitam legam yang sehalus sutra. Kyara menyelusuri wajah suaminya yang tanpah celah itu. Suami? Ya, mereka telah menikah lima tahun lalu. Di mana sebuah insiden berdarah terjadi yang membuat hari bahagia itu menjadi hari yang penuh
Setelah 3 hari dirawat di rumah sakit, ahirnya Kyara di perbolehkan untuk pulang oleh dokter. “Yes, akhirnya bebas dari tempat terkutuk ini,” ujar Kyara senang. Al yang melihat tingkah sang istri hanya geleng-geleng kepala. “Semuanya sudah siap?” tanya Al memastikan tidak ada lagi yang tertinggal. “Iya, ayo kita pulang,” ucap Kyara bersemangat yang dibalas angukan oleh Al. Hanya ada Al yang menemani kepulangan Kyara karena Anna dan juga bram tiba-tiba mempunyai urusan yang tidak dapat ditinggalkan ataupun diwakili entah apa itu mereka tidak ingin mengambil pusing. Namun, yang Al tahu ini mengenai kontrak kerjasama yang akan dilakukan oleh Bram dengan perusahaan itu. Setelah menempuh perjalanan yang kurang dari tiga puluh menit akhirnya mereka sampai di sebuah rumah bergaya eropa klasik, mereka sekarang berada di rumah Al, rumah yang tampak dijaga oleh banyak pria yang menggunakan rompi dan senja lengkap, di rumah itu suda
Seorang pria yang memiliki paras tampan terduduk di kursi rumah sakit yang disediakan untuk menjenguk pasien. Pria tampan itu adalah Alviano Arga Dinata yang sedang menatap seorang wanita yang tertidur pulas di ranjang rumah sakit seakan tidak terpengaruh akan keributan yang terjadi di dunia luar, manik indahnya masih senantiasa bersembunyi enggan untuk menyapa dunia kembali. “Ra, bangunlah, Sayang,” gumam Al parau sambil sesekali mengecup tangan mulus Kyara yang tak terpasang selang infus. Al tanpak kacau pakaian yang semalam yang ia kenakan masih melekat di tubuhnya tanpa ada niatan untuk menggantinya. Ceklek! Suara pintu dibuka, Bram berdiri di ambang pintu sembari menatap tak berdaya menantunya yang masih menunggu istirnya untuk segera sadar, ia kemudian menghampiri sang menantu yang nampak sangat kacau dari semalam ia telah menemani gadisnya yang masih tertidur pulas di rajang rumah sakit. Walaupun gadis itu telah dipindahka
Mereka telah sampai di rumah sakit yang masih di bawah naungan perusahaan Alviano, Al yang penuh kepanikan langsung menggendong tubuh lemah Kyara yang sudah kehilangan rona hidup masuk ke dalam rumah sakit. “Suster!” teriak Al panik dan membuat beberapa pasien terjengit kaget. Beberapa perawat rumah sakit langsung mengambil brangkar untuk digunakan membawa Kyara ke ruang ICU. Al langsung meletakkan Kyara ke tempat tidur rumah sakit tersebut, kemudian membantu suster untuk mendorongnya menuju ke ruang ICU. “Please, selamatkan istri saya,” mohon Al kepada dokter yang datang setelah melihat pemilik rumah sakit itu membawa seorang gadis yang mereka yakini adalah istrinya karena terbukti dengan gaun pengantin yang dikenakan oleh Kyara, gaun putih itu telah kehilangan keindahannya akibat warna merah pekat menghiasi. “Baik, Pak, kami akan melakukan yang terbaik,” jawab dokter itu kepada Al. Kyara langsung dimasukkan ke ruang ICU