Hola, happy reading and enjoy!Chapter 41 Gold Digger Sabtu malam setelah makan malam bersama Shashi, Tian memenuhi janjinya pada Tuan Bao untuk bermain catur di kediaman keluarga Bao. Ketika ia keluar dari mobil, Su Yenny juga kebetulan keluar dari mobil sport yang berharga ratusan ribu Dolar. Seperti biasanya, Su Yenny berpenampilan bak seorang putri dengan pakaian dari merek ternama dan menjinjing tas mahal serta mengenakan sepatu hak tinggi."Tian," sapa Su Yenny dengan lembut seraya melangkah mendekati Tian. "Kenapa kau ke sini? Seingatku bukankah aku sudah mengatakan kalau papaku tidak bisa bermain golf besok." Bibir Tian mengulas senyum tipis, sinis, tetapi tidak terlihat. Berpikir jika jarak Su Yenny dan ayah angkatnya terlalu jauh sehingga Tuan Bao sepertinya tidak pernah memberi tahu hal apa pun kepada Su Yenny."Aku memiliki janji bertemu dengan ayahmu malam ini," jawab Tian. "Apa kalian akan membicarakan masalah bisnis?" tanya Su Yenny seraya menjepitkan sejumput ramb
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 42Hasil tes DNA "Anda minum-minum?" tanya Shashi pada Tian. Ia mengendus aroma alkohol yang sangat kuat saat Tian menciuminya."Hanya sedikit," ucap Tian seraya mendaratkan kecupan-kecupan di pundak dan leher Shashi seraya memeluk Shashi dari belakang.Shashi menjauhkan dirinya dari Tian. "Anda butuh sup pereda pengar." "Aku tidak mabuk," kata Tian kembali memeluk Shashi. Shashi mendengus. "Bagaimana tidak mabuk? Jelas-jelas aroma alkohol dari mulut Anda tercium sangat kuat." Tian tersenyum dan mengikuti Shashi yang berjalan ke dapur. Ia lalu duduk di kursi menyaksikan Shashi mulai memotong daging sapi kemudian merebusnya dan memasukkan sedikit cabai bubuk. Ia mengamati setiap gerak-gerik Shashi yang terlihat kaku memegangi peralatan masak dan menatap panci berisi sup dengan sangat serius sembari sesekali melihat ke layar ponselnya. "Kau yakin bisa membuat sup?" tanya Tian untuk memastikan. "Saya melihat resepnya di internet, ini akan berha
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 43Akting Seperti Bidadari Su Yenny menyeka air matanya yang terus-menerus berlinang di pipinya, perasaannya sangat hancur karena Tian sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk mendekatinya. Bagaimana bisa seorang pria begitu angkuh di depannya sementara dirinya adalah tuan putri di kediaman keluarga Bao yang merupakan mitra bisnis keluarga Li dan saat memikirkan betapa dinginnya sikap Tian terhadapnya benar-benar menyakitkan hingga dadanya seperti ditikam berkali-kali menggunakan belati."Nona, apa Anda memiliki ide?" tanya Mei.Su Yenny sesenggukan seraya menggelengkan kepalanya. "Jika aku memiliki ide, untuk apa aku menangis begini!" Mei menghela napasnya dalam-dalam lalu berjalan mondar-mandir di depan Su Yenny. "Apa mungkin dia sebenarnya punya kekasih?" Su Yenny melotot. "Jangan membuatku semakin depresi!" "Lalu apa? Bukankah sangat aneh, dia tidak pernah terlihat menggandeng perempuan mana pun di publik dari dulu." Su Yenny sudah
Hola, Happy reading and enjoy!Chapter 44Senjata Makan Tuan Ekor mata Shashi berkali-kali memastikan jika Tian belum mengangkat gelasnya, terus berharap pria itu tidak masuk ke dalam perangkap Su Yenny. Ia ingin sekali dapat menggapai pikiran Tian untuk memberitahu apa yang Su Yenny perbuat melalui telepati seperti di film-film fantasi. Meskipun itu mustahil dan membuatnya semakin frustrasi.Akhirnya ia mendekati Kai dan berbisik, "Su Yenny memasukkan sesuatu ke dalam gelas Tian. Kita harus lakukan sesuatu." Kai tidak merespons, pria itu bersikap sangat tenang dan ketika lagu yang dinyanyikannya berakhir ia kembali memilih lagu lalu menyanyikannya lagi. Barulah setelah lagu berakhir ia mendekati Tian."Kau ini membosankan sekali," gerutunya seraya duduk di samping Tian. "Aku dan Xiao Bao hampir kehabisan suara. Sekarang giliranmu dan Nona Su yang bernyanyi." "Aku tidak bisa bernyanyi," kata Tian dengan malas."Tian, lagu apa yang ingin kau nyanyikan? Biar aku pilihkan," ucap Su Ye
Chapter 45Menyingkirkan Wen Kai"Kalau tidak salah dengar di saat pesta pertunangan saya, Nyonya Tua Gu mengatakan jika Anda adalah cucunya, bukan?" tanya Su Yenny ketika berada di dalam lift yang bergerak turun bersama Shashi. Karena nenek Gu sendiri yang mengakuinya sebagai cucunya, sebenarnya Shashi bisa saja membenarkan pertanyaan Su Yenny. Tetapi, Shashi memperhitungkan kelak bisa saja keluarga Gu yang lain tidak mengenalnya dan tidak mengakuinya. Ia tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri."Sebenarnya mereka keluarga angkat saya di sini, keluarga saya berada di Henan, " jawab Shashi. "Jadi, Anda sendirian di kota ini?" "Ya, begitulah." "Saya benar-benar iri dengan kemandirian Anda, Nona Bao."Shashi tersenyum seraya menatap deretan angka di samping pintu lift. "Saya justru iri karena Anda hidup di tengah-tengah keluarga yang utuh." "Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung Anda," kata Su Yenny. "Anda tidak menyinggung. Saya hanya bicara fakta karena jika dibandingkan deng
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 46Pria Idaman Shashi menarik tangannya dan berkata, "Mari kita ke rumah Nenek Gu." Bibir Tian mengulas senyum, tatapannya tertuju pada wajah Shashi yang merona dan terlihat gugup. "Tidak perlu terburu-buru." "Apa Anda ingin saya seduhkan teh terlebih dahulu?" tanya Shashi berusaha menutupi kegugupannya.Tian justru kembali menggenggam telapak tangan Shashi dan menatap mata wanita itu. "Aku tidak ingin teh, aku ingin berterima kasih karena kau sudah menyelamatkan aku kemarin malam.""Yang saya lakukan tidak sepadan dengan apa yang Anda berikan pada saya selama ini, Anda tidak perlu berterima kasih." "Jadi, kau beranggapan tidak berhak menerima niat baikku?" "Bukan begitu maksud saya." "Aku memaksa berterima kasih, sekarang katakan apa yang kau inginkan? Aku akan menuruti semua keinginanmu," ucap Tian dengan lembut dan meyakinkan. Shashi mengerjapkan matanya lalu menatap Tian. Keinginannya masih seperti di kehidupan sebelumnya yaitu Tian me
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 47Pria yang SalahBeberapa hari kemudian Bao Ji Yang berada di dalam ruangan praktik Dokter Spesialis Ginjal dan Hipertensi, ia baru saja menjalani beberapa prosedur untuk menjalani cuci darah. "Berapa peluangku untuk sembuh?" tanya Bao Ji Yang. Dokter He mengamati catatannya kemudian membenarkan posisi kacamatanya. "Kesehatan ginjal Anda mengalami banyak kemajuan, saya yakin Anda akan segera sehat kembali." "Kuharap kau tidak sedang menghiburku." Dokter itu tersenyum. "Di samping pengobatan yang tepat dan pola hidup sehat yang Anda terapkan sangat membantu penyembuhan, tentunya Anda juga harus memiliki motivasi yang tinggi untuk sembuh." Bao Ji Yang tersenyum masam. "Apa aku terlihat tidak bergairah untuk hidup?" "Saya tidak berani mengatakan hal seperti itu, hanya saja saya sarankan Anda lebih banyak bergerak. Olahraga yang ringan saja seperti berjalan kaki di pagi hari dan mengurangi aktivitas yang mengharuskan duduk berlama-lama." Bao
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 48Dewi Keberuntungan Konon di keluarga Bao mereka, setiap anak perempuan akan dilahirkan memiliki ciri khusus berupa tanda lahir berwarna merah berbentuk seperti burung Phoenix di tubuh mereka dan konon itu adalah kutukan leluhur mereka karena keluarga Bao nyaris kehilangan takhta kerajaan. Sang Raja terbunuh bersama ratu dan putrinya, bahkan pangeran satu-satunya yang akan kemungkinan akan menduduki takhta juga ikut terbunuh. Banyak spekulasi tentang kematian mereka, salah satunya adalah putri kedua mereka bersekongkol dengan putra kerajaan Dong Li yang ingin memperluas wilayah mereka. Namun, rumor itu segera dipatahkan setelah putri ke dua kerajaan Juzhu mengibarkan bendera perang menyerang kerajaan Dong Li. Dalam perang tersebut disebutkan jika putri ke dua berhasil membunuh pangeran kerajaan Dong Li, sayangnya setelah itu Sang Putri memilih bunuh diri setelah mengetahui kebenaran kematian ayah dan orang tuanya lalu putri yang gagah berani
Epilogue Tujuh bulan kemudian, Shashi meringkuk dalam pelukan Tian. Kelelahan setelah beberapa hari sibuk dengan rangkaian acara pernikahan mereka yang benar-benar dilakukan sesuai urutan adat Tionghoa. Dimulai dari lamaran, memasang seprei di tempat tidur, menyisir rambut, mempersiapkan gaun pengantin, menjemput pengantin wanita, tes untuk pengantin pria, dan upacara minum teh. Belum lagi pesta bujang yang dilakukan malam sebelum mereka melakukan pemberkatan pernikahan di Wihara. Namun, meskipun kelelahan rasanya Shashi tidak ingin momen itu berlalu. Apa lagi momen di mana dirinya dan Tian mengenakan Hanfu berwarna merah yang menjadi busana mereka saat pemberkatan pernikahan di Wihara tadi pagi. Tian terlihat seperti seorang pangeran dari kerajaan mengenakan Hanfu yang dipenuhi bordiran bercorak naga warna emas, ementara dirinya mengenakan Hanfu bercorak Phoenix dan mengenakan mahkota berbentuk Phoenix juga. Ia benar-benar merasa seperti berada di era kuno ribuan tahun yang lalu.
Chapter 60EndShashi mendapatkan telepon dari ibu tirinya, ayahnya memerintahkan agar ia segera kembali ke rumah saat itu juga dan ibu angkatnya juga mengatakan jika Su Yenny tengah menangis meraung-raung seraya memberitahu semua orang kalau Shashi dan Tian memiliki hubungan.Sementara setibanya Shashi dan Tian di rumah keluarga Bao, Tuan Bao menghela napas dengan berat seraya menatap Shashi yang datang bersama Tian dengan tangan saling menggenggam. "Papa lihat sendiri, 'kan?" kata Su Yenny. "Mereka merencanakan semua ini, mereka memfitnahku." "Shashi...," kata Tuan Bao. "Yenny baru saja mengatakan kalau kau dan Tian memiliki hubungan khusus." "Apa yang dibilang Yenny memang benar, Paman," sahut Tian dan semakin mengeratkan genggamannya. "Kami berencana akan segera menikah."Tuan Bao terlihat tidak senang dengan ucapan Tian. "Sayang, bagaimana bisa kau mau menikahi mantan tunangan kakakmu?" "Kami saling mencintai," ucap Shashi kemudian menggigit bibir bawahnya.Tuan Bao menggelen
Chapter 59Bukti Kejahatan "Apa yang kau perbuat pada Qian Zi" tanya Tuan Bao seraya melangkah melewati pintu. "Aku tidak melakukan apa-apa padanya, bagaimana bisa kau menuduhku begitu saja?" "Ma, aku mendengarnya. Aku tidak tuli, kau jelas-jelas mengakui telah melakukan sesuatu pada Qian Zi." "Putraku, kau salah paham," ucap nenek Bao, bibirnya gemetaran.Bao Ji Yang tersenyum masam dan menggeleng. "Sebenarnya putriku sudah menceritakan semuanya padaku." Nenek Bao menggeleng. "Dan kau percaya mulut anak pelacur itu?" "Ma, hentikan! Tolong hormati wanita yang melahirkan putriku, dia bukan pelacur seperti yang kau tuduhkan." Nenek Bao duduk di kursi, ia menatap Shashi yang berdiri di belakang Tuan Bao dengan tatapan tajam. "Kau memasukkannya ke dalam rumah ini dan belum dua puluh empat jam, otakmu sudah dicucinya. Kau bahkan menuduh ibumu dengan tuduhan yang tidak memiliki bukti." "Ma, sebenarnya aku tidak ingin mengungkit masa lalu lagi. Aku benar-benar ingin melupakannya. Tet
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 58Ketahuan Paginya di ruang makan hanya ada Shashi, An, ayahnya, dan Nyonya Bao. Tidak terlihat keberadaan Su Yenny dan nenek Bao di sana."Selamat pagi, Papa. Selamat pagi, Bibi," sapa Shashi lalu duduk di kursi yang ditarik oleh seorang pelayan. "Bagaimana tidurmu?" tanya Tuan Bao."Aku tidur dengan baik," jawab Shashi meskipun faktanya kalau harus membandingkan tidurnya semalam tidak senyaman tidur dalam dekapan Tian seperti malam-malam sebelumnya selama berada di Guangzhou. "Bagaimana dengan kamar yang kau tempati? Apa menurutmu cukup nyaman?" tanya Nyonya Bao. Shashi tersenyum. "Kamarnya sangat nyaman. Terima kasih, Bi." "Jangan sungkan kalau kau menginginkan sesuatu, katakan saja padaku. Aku akan segera menyiapkan," ucap Nyonya Bao. "Ayo, makanlah. Pagi ini aku sengaja menyiapkan bubur karena kudengar kau telah lama tinggal di Milan, aku merasa tidak percaya diri jika harus menyiapkan hidangan ala Eropa untukmu." "Semua ini Bibi yang
Hola, happy reading and enjoy! Chapter 57Bujukan Nakal "Cepat sekali rupanya berita itu menyebar, ya?" ucap Wang Yu ketika Su Yenny memasuki ruang kerjanya.Su Yenny tersenyum masam, ia menarik kursi di depan meja kerja Wang Yu lalu duduk. "Aku tidak menyangka jika semua ini terjadi." "Apa yang kau pikirkan?" "Aku sangat menghormati Nona Bao selama ini, tidak disangka dia ternyata memiliki banyak sekali rahasia." Wang Yu, pria tampan berusia tiga puluh tahun itu tersenyum seraya menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya. "Apa maksudmu?" Su Yenny menghela napasnya. "Aku mempercayakan jasanya untuk membuat gaun pengantinku, tidak disangka dia sebenarnya diam-diam menargetkan keluarga Bao. Akulah yang membawa petaka ke keluarga Bao, andai aku tidak keras kepala menggunakan gaun rancangannya pasti dia tidak akan memanfaatkan kesempatan untuk memasuki keluarga Bao." Wang Yu menegakkan punggungnya dan menopangkan sikunya di atas meja kerja. "Kenapa kau berpikir begitu?" "Entahlah,
Chapter 56Perkenalan Satu pekan kemudian di perusahaan keluarga Bao, Tuan Bao mengumpulkan seluruh pemegang saham di ruang pertemuan. Tuan Bao duduk di kursi pemimpin rapat, sementara pemegang saham duduk mengitari meja yang panjangnya sekitar lima meter. "Hari ini aku mengumpulkan kalian semua di sini karena aku harus menyampaikan sesuatu yang mungkin akan membuat kalian semua terkejut," kata Tuan Bao memulai pembicaraan. "Aku sudah mempertimbangkan dan memikirkannya dengan baik. Di usiaku yang tidak muda lagi dan juga kesehatanku yang tidak begitu baik akhir-akhir ini, aku memutuskan untuk melepaskan jabatanku." Semua yang berada di sana terkejut mendengar berita itu karena selama ini tidak ada tanda-tanda jika orang nomor satu di perusahaan itu memiliki gangguan kesehatan. Nenek Bao dan istri Tuan Bao yang merupakan salah satu pemegang saham di perusahaan bahkan tidak kalah terkejutnya dengan apa yang diutarakan Tuan Bao karena selama ini Tuan Bao tidak pernah mengungkitnya di
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 55Penggosip Shashi terjaga dari tidurnya dan sebenarnya tidak terkejut mendapati dirinya berada di kamar adiknya, semalam setelah memastikan neneknya tidur dirinya menyelinap ke kamar adiknya dan berbaring di sisi Tian. Tetapi, masalahnya sekarang Tian sudah tidak ada di sisinya dan mendapati matahari sudah masuk ke celah-celah jendela kamar. Tamatlah riwayatnya, pikir Shashi. Tetapi, ia masih menyempit diri mengagumi cincin berlian yang melingkar di jari manisnya. Entah kapan Tian menyiapkannya dan semalam disematkan di jari manisnya. Ia lalu melompat turun dari peraduan dan dengan hati-hati membuka pintu kamar. Mengendap-endap seperti seorang pencuri menuju dapur. "Xiao Shi, kau ini. Masih saja tidak bisa mengubah kebiasaanmu, cepat bantu calon suamimu menyiapkan sarapan."Shashi berdiri kaku dengan pipi memerah. Neneknya sedang memilih-milih sayuran segar di atas meja dapur, kelihatannya neneknya sudah ke pasar pagi-pagi sekali dan Tian
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 54Melamarnya "Bagaimana hasil pertemuannya?" tanya Shashi ketika Tian memasuki tempat tinggal mereka. Tian mendekati Shashi dan melingkarkan lengannya di pinggang Shashi. "Aku tidak menyangka kau memiliki ide gila seperti itu. Kau licik juga, ya?" Shashi menghela napasnya kemudian tersenyum. "Hidup di dunia yang kejam ini, terkadang jika kita tidak licik makan kita yang akan tersingkir." Wanita di dalam video itu adalah Shashi. Kebetulan perawakannya dengan Su Yenny memiliki tinggi badan yang mungkin hanya terpaut beberapa centimeter saja, juga bentuk tubuh mereka. Adegan demi adegan dilakukan selayaknya pembuatan film di mana Shashi dan Kai adalah pemeran dua aktor yang berperan lalu hasilnya diedit oleh orang kepercayaan Tian yang kompeten dalam bidangnya."Sebenarnya saya merasa kasihan pada Su Yenny, tidak seharusnya kita berbuat seperti ini padanya," gumam Shashi. "Dia layak mendapatkannya karena berusaha mencelakai sahabatku dan tidak
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 53Terbongkarnya Sifat Su Yenny Keesokan paginya Jim berdiri di depan pintu kamar hotel yang ditempati oleh Su Yenny, wanita itu sudah bersiap dengan dandanannya yang elegan. "Di mana bosmu?" tanya Su Yenny dan tidak segan menampakkan sikap tidak senang melihat Jim yang berada di depannya. "Tuan Muda menunggu Anda di rumahnya," kata Jim. Mengabaikan tatapan Su Yenny yang tidak bersahabat."Bukannya kemarin malam tuanmu mengatakan akan menjemputku pagi ini? Kenapa justru kau yang datang?" "Saya hanya menjalankan perintah, Nona." Su Yenny mengedikkan bahunya dan dengan raut wajah cemberut menutup pintu kamar lalu meninggalkan hotel diikuti Jim. Tadi malam Tian mengajaknya makan malam di sebuah restoran hotel lalu memintanya tinggal di hotel itu dengan layanan kamar nomor satu. Mereka membicarakan beberapa hal, termasuk rencana pernikahan yang akan mereka gagalkan. Dari gaya Tian yang sangat santai sepanjang obrolan mereka, Su Yenny sama sekal