Hola, enjoy this chapter.Chapter 24Invited by Su Yenny Sehari sebelum tahun baru China tiba, Shashi di studionya menunggu Su Yenny yang dijadwalkan akan melakukan fitting gaun pesanannya. Ia duduk di ruang kerjanya sembari menggeser-geser layar ponselnya, mengamati foto-foto dekorasi ruangan tempat tinggalnya yang kini didominasi oleh warna merah. Bibirnya melengkung membentuk senyuman mengingat betapa serunya memasang dekorasi itu bersama Tian, mereka bahu-membahu melakukannya. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya jika dirinya akan berada di dalam suasana hangat penuh canda tawa setelah bertahun-tahun tahun baru China hanya dilalui sendirian di Milan, terlebih lagi bersama Tian."Nona, Jim bertanya jam berapa studio kita akan tutup hari ini?" tanya An. Shashi mendongak menatap An dan alisnya berkerut. "Jim?" "Asisten Tuan Muda," jawab An. "Tuan Muda sedang sibuk dan meminta Jim untuk menanyakannya padaku.""Kalau dari perkiraanku fitting ini memerlukan waktu paling cepat satu ja
Hola, enjoy this chapter!Chapter 25You're Mine!Setelah Su Yenny meninggalkan studio, sembari menunggu Tian sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya, Shashi mengunggah beberapa sketsa gaun terbaru ke Instagram dan Weibo-nya lalu mengambil kertas kosong dan pensil. Beberapa menit kemudian ia memeriksa pemberitahuan di Instagram dan mendapati Erick Miguel memberikan tanda suka, nyaris berbarengan dengan Jordan kemudian Erick memberikan komentar di bawahnya berupa pujian. Shashi tentu saja membalas komentar Erick, mengucapkan terima kasih dan memberikan emoticon dua mata bertanda amor. Tidak berselang lama, Jordan menelepon. "Aku baru menyadari jika Erick Miguel ternyata salah satu pengikutmu,' ucap Jordan.Shashi terkekeh. "Ya. Kau terkejut, 'kan?" "Aku yakin kau sebenarnya sangat senang," kata Jordan. Shashi menjilat bibirnya dan tersenyum karena ucapan Jordan benar, saking senangnya saat bertemu Erick dan ternyata pria itu adalah salah satu pengikutnya, Shashi ingin sekali ber
Hola, enjoy this chapter!Chapter 26Grandma's AngerKetika Tian dan Shashi tiba di supermarket, kereta dorong Jim sudah penuh dengan barang dan kereta dorong An juga hampir penuh. Shashi sampai melongo menyaksikannya. "Kita berbelanja sebanyak ini?" tanya Shashi kepada Tian. "Ya," jawab Tian. "Kurasa butuh waktu satu bulan untuk menghabiskan semua makanan ini," gumam Shashi. "Kau harus makan lebih banyak agar saat menghadapiku tidak kewalahan," bisik Tian. Shashi melotot, kulit pipinya memerah karena malu Tian mengucapkan kalimat yang menjurus kepada hal vulgar di depan An dan Jim. Meskipun Tian mengucapkan dengan pelan, tetap saja Shashi khawatir jika dapat didengar oleh Jim dan An.Tian kembali mendekatkan bibirnya di telinga Shashi. "Kita perlu makan banyak ikan mulai sekarang." Apa makna harus mengonsumsi banyak ikan? Apa karena perayaan tahun baru? Tetapi, kalimat Tian tidak merujuk pada perayaan tahun baru China di Tiongkok yang identik dengan menyantap hidangan dari ikan
Hola, enjoy this chapter!Chapter 27Is't About Ning Xi?"Nek, dengarkan aku dulu," kata Tian. Nenek Li menyipitkan matanya menatap Tian. "Mendengarkanmu? Mau ditaruh di mana wajahku jika kau membatalkan rencana pernikahan dengan Su Yenny?"Tian mendekati neneknya, meletakkan tangannya di pundak wanita tua itu. "Nenek jangan khawatir, aku yang akan mengurus semua ini dan kujamin tidak ada hubungannya dengan Nenek.""Kau lebih baik memberiku racun dibandingkan harus menanggung malu seumur hidup karena ulahmu," ucap Nenek Li dengan nada sangat tegas. "Lagi pula, apa kekurangan Su Yenny? Meskipun dia hanya anak angkat, tidak apa-apa. Nenek bisa menerimanya karena dia anak angkat satu-satunya dan dia juga sudah memiliki bisnis yang menjanjikan. Jika kau membantu bisnisnya, aku yakin bisnis itu kelak akan berkembang pesat." "Nek, aku dan Su...." "Hari pertunangan kalian akan digelar lusa dan kau ingin membatalkan? Yang benar saja!" potong nenek Li."Nek, sebenarnya aku tidak mencintai S
Chapter 28Happy New Year Shashi terbangun jam delapan pagi. Semalam dia menunggu Tian kembali hingga larut malam, tetapi sepertinya pria itu tidak kembali. Shashi menghela napasnya yang terasa sangat berat, tetapi segera menyadari jika tidak seharusnya dirinya berharap terlalu banyak kepada Tian meskipun pria itu memperlakukannya dengan baik. Shashi menekuk kedua kakinya dan meletakkan dagunya di atas lutut, berpikir jika pada akhirnya tahun baru kali ini juga dilalui dengan kesendirian. Mau bagaimana lagi? Pada akhirnya di dunia ini tidak ada yang dapat diharapkan dan dipercayai kecuali diri sendiri. Wanita itu kemudian meninggalkan tempat tidur untuk membersihkan tubuhnya tanpa mencuci rambutnya karena hal itu merupakan tradisi yang diwarisi dari neneknya. Shashi kemudian mengenakan Qipao-nya, sayang bila gaun pemberian Tian tidak dikenakan lalu wanita itu pergi ke dapur untuk memasak –menghangatkan makanan yang dibuat Tian kemarin. Namun, Shashi menghentikan langkahnya karena
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 29Hug Me Tidak lama setelah An memberi tahu Tian bahwa asisten Su Yenny menghubunginya, tim studio gaun pengantin membubarkan diri. Setelah membantu Tian dan Shashi menumpuk peralatan makan yang telah dipakai ke meja dapur, An juga meninggalkan tempat tersebut. Saat Shashi selesai membasuh tangan dan sedang mengeringkannya, Tian memeluk pinggang ramping wanita itu dari belakang, diberikannya kecupan halus di kening wanita itu kemudian berkata, "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Shashi tersipu dan memiringkan kepalanya. "Sebenarnya Nenek Gu mengundangku untuk mengunjunginya.""Kenapa kau tidak datang?" Shashi berbalik dan menatap Tian. "Apa Anda juga akan pergi ke sana?" Tian meraih dagu Shashi diamatinya wajah wanita yang seolah tidak asing di matanya itu dengan saksama. "Aku juga ingin mengunjungi Nenek Gu, tetapi aku harus mengunjungi nenekku terlebih dahulu." Bibir Shashi mengulas senyum tipis, menyembunyikan fakta bahwa ada rasa s
Happy reading and enjoy!Chapter 30Tian's Trick Christian Li bertunangan dengan Su Yenny bukan hal ke kebetulan, melainkan takdir masa lalu yang terulang bertunangan dengan dan mungkin harus diselesaikan di kehidupan sekarang. Kenapa harus terkejut? Bukankah dirinya sudah pernah melaluinya di kehidupan sebelumnya? Garis nasib seperti anak sungai yang mengalir, kita tidak bisa membendungnya karena air itu justru akan meluap. Lebih baik mengikutinya kemudian membuat aliran sungai baru menuju tempat lain yang kita kehendaki.Lagi pula dengan menghadiri pesta tersebut artinya ia mendapatkan kesempatannya untuk memasuki keluarga Bao? Ayah kandungnya pasti akan terkejut dengan keberadaan dirinya di sana, Tian juga pasti tidak akan menyangka jika dirinya datang bersama Kai. Shashi merasa ini adalah ide yang paling gila juga tantangan besar, ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Tanpa berpikir panjang Shashi langsung menyetujui untuk pergi bersama Kai dan nenek Gu besok malam
Chapter 31 Your Mom is a Bitch "Kau yakin tidak apa-apa?" Sekali lagi Kai berbisik di telinga Shashi. Shashi tersenyum dengan sangat elegan. "Anda sudah menanyakannya berulang kali, seharusnya Anda sudah tahu jawabannya." "Kau tidak perlu berpura-pura tegar, lagi pula bahuku cukup kokoh untuk kau jadikan sandaran." Kai menepuk-nepuk pundaknya dengan lembut seraya tersenyum jail.Shashi menatap Kai dengan senyum masih mengembang di bibirnya. "Anda yakin sekali kalau saya punya perasaan terhadap Tuan Li." "Kai, sudah. Kau dari tadi kau terus saja menggoda Xiao Bao," ujar Nenek Gu seraya melotot kepada cucunya.Senyum elegan Shashi berubah menjadi senyum jail dan wanita itu menjulurkan lidahnya kepada Kai seraya bergelayut manja pada lengan nenek Gu. Kai mengusap tengkuknya dan tersenyum penuh kekalahan, sepertinya memang dirinya telah tergeser sebagai cucu kesayangan neneknya. "Kau jangan lagi menggoda Xiao Bao, kalau kau masih menggoda Xiao Bao, kau sama saja tidak menghormati t
Epilogue Tujuh bulan kemudian, Shashi meringkuk dalam pelukan Tian. Kelelahan setelah beberapa hari sibuk dengan rangkaian acara pernikahan mereka yang benar-benar dilakukan sesuai urutan adat Tionghoa. Dimulai dari lamaran, memasang seprei di tempat tidur, menyisir rambut, mempersiapkan gaun pengantin, menjemput pengantin wanita, tes untuk pengantin pria, dan upacara minum teh. Belum lagi pesta bujang yang dilakukan malam sebelum mereka melakukan pemberkatan pernikahan di Wihara. Namun, meskipun kelelahan rasanya Shashi tidak ingin momen itu berlalu. Apa lagi momen di mana dirinya dan Tian mengenakan Hanfu berwarna merah yang menjadi busana mereka saat pemberkatan pernikahan di Wihara tadi pagi. Tian terlihat seperti seorang pangeran dari kerajaan mengenakan Hanfu yang dipenuhi bordiran bercorak naga warna emas, ementara dirinya mengenakan Hanfu bercorak Phoenix dan mengenakan mahkota berbentuk Phoenix juga. Ia benar-benar merasa seperti berada di era kuno ribuan tahun yang lalu.
Chapter 60EndShashi mendapatkan telepon dari ibu tirinya, ayahnya memerintahkan agar ia segera kembali ke rumah saat itu juga dan ibu angkatnya juga mengatakan jika Su Yenny tengah menangis meraung-raung seraya memberitahu semua orang kalau Shashi dan Tian memiliki hubungan.Sementara setibanya Shashi dan Tian di rumah keluarga Bao, Tuan Bao menghela napas dengan berat seraya menatap Shashi yang datang bersama Tian dengan tangan saling menggenggam. "Papa lihat sendiri, 'kan?" kata Su Yenny. "Mereka merencanakan semua ini, mereka memfitnahku." "Shashi...," kata Tuan Bao. "Yenny baru saja mengatakan kalau kau dan Tian memiliki hubungan khusus." "Apa yang dibilang Yenny memang benar, Paman," sahut Tian dan semakin mengeratkan genggamannya. "Kami berencana akan segera menikah."Tuan Bao terlihat tidak senang dengan ucapan Tian. "Sayang, bagaimana bisa kau mau menikahi mantan tunangan kakakmu?" "Kami saling mencintai," ucap Shashi kemudian menggigit bibir bawahnya.Tuan Bao menggelen
Chapter 59Bukti Kejahatan "Apa yang kau perbuat pada Qian Zi" tanya Tuan Bao seraya melangkah melewati pintu. "Aku tidak melakukan apa-apa padanya, bagaimana bisa kau menuduhku begitu saja?" "Ma, aku mendengarnya. Aku tidak tuli, kau jelas-jelas mengakui telah melakukan sesuatu pada Qian Zi." "Putraku, kau salah paham," ucap nenek Bao, bibirnya gemetaran.Bao Ji Yang tersenyum masam dan menggeleng. "Sebenarnya putriku sudah menceritakan semuanya padaku." Nenek Bao menggeleng. "Dan kau percaya mulut anak pelacur itu?" "Ma, hentikan! Tolong hormati wanita yang melahirkan putriku, dia bukan pelacur seperti yang kau tuduhkan." Nenek Bao duduk di kursi, ia menatap Shashi yang berdiri di belakang Tuan Bao dengan tatapan tajam. "Kau memasukkannya ke dalam rumah ini dan belum dua puluh empat jam, otakmu sudah dicucinya. Kau bahkan menuduh ibumu dengan tuduhan yang tidak memiliki bukti." "Ma, sebenarnya aku tidak ingin mengungkit masa lalu lagi. Aku benar-benar ingin melupakannya. Tet
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 58Ketahuan Paginya di ruang makan hanya ada Shashi, An, ayahnya, dan Nyonya Bao. Tidak terlihat keberadaan Su Yenny dan nenek Bao di sana."Selamat pagi, Papa. Selamat pagi, Bibi," sapa Shashi lalu duduk di kursi yang ditarik oleh seorang pelayan. "Bagaimana tidurmu?" tanya Tuan Bao."Aku tidur dengan baik," jawab Shashi meskipun faktanya kalau harus membandingkan tidurnya semalam tidak senyaman tidur dalam dekapan Tian seperti malam-malam sebelumnya selama berada di Guangzhou. "Bagaimana dengan kamar yang kau tempati? Apa menurutmu cukup nyaman?" tanya Nyonya Bao. Shashi tersenyum. "Kamarnya sangat nyaman. Terima kasih, Bi." "Jangan sungkan kalau kau menginginkan sesuatu, katakan saja padaku. Aku akan segera menyiapkan," ucap Nyonya Bao. "Ayo, makanlah. Pagi ini aku sengaja menyiapkan bubur karena kudengar kau telah lama tinggal di Milan, aku merasa tidak percaya diri jika harus menyiapkan hidangan ala Eropa untukmu." "Semua ini Bibi yang
Hola, happy reading and enjoy! Chapter 57Bujukan Nakal "Cepat sekali rupanya berita itu menyebar, ya?" ucap Wang Yu ketika Su Yenny memasuki ruang kerjanya.Su Yenny tersenyum masam, ia menarik kursi di depan meja kerja Wang Yu lalu duduk. "Aku tidak menyangka jika semua ini terjadi." "Apa yang kau pikirkan?" "Aku sangat menghormati Nona Bao selama ini, tidak disangka dia ternyata memiliki banyak sekali rahasia." Wang Yu, pria tampan berusia tiga puluh tahun itu tersenyum seraya menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya. "Apa maksudmu?" Su Yenny menghela napasnya. "Aku mempercayakan jasanya untuk membuat gaun pengantinku, tidak disangka dia sebenarnya diam-diam menargetkan keluarga Bao. Akulah yang membawa petaka ke keluarga Bao, andai aku tidak keras kepala menggunakan gaun rancangannya pasti dia tidak akan memanfaatkan kesempatan untuk memasuki keluarga Bao." Wang Yu menegakkan punggungnya dan menopangkan sikunya di atas meja kerja. "Kenapa kau berpikir begitu?" "Entahlah,
Chapter 56Perkenalan Satu pekan kemudian di perusahaan keluarga Bao, Tuan Bao mengumpulkan seluruh pemegang saham di ruang pertemuan. Tuan Bao duduk di kursi pemimpin rapat, sementara pemegang saham duduk mengitari meja yang panjangnya sekitar lima meter. "Hari ini aku mengumpulkan kalian semua di sini karena aku harus menyampaikan sesuatu yang mungkin akan membuat kalian semua terkejut," kata Tuan Bao memulai pembicaraan. "Aku sudah mempertimbangkan dan memikirkannya dengan baik. Di usiaku yang tidak muda lagi dan juga kesehatanku yang tidak begitu baik akhir-akhir ini, aku memutuskan untuk melepaskan jabatanku." Semua yang berada di sana terkejut mendengar berita itu karena selama ini tidak ada tanda-tanda jika orang nomor satu di perusahaan itu memiliki gangguan kesehatan. Nenek Bao dan istri Tuan Bao yang merupakan salah satu pemegang saham di perusahaan bahkan tidak kalah terkejutnya dengan apa yang diutarakan Tuan Bao karena selama ini Tuan Bao tidak pernah mengungkitnya di
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 55Penggosip Shashi terjaga dari tidurnya dan sebenarnya tidak terkejut mendapati dirinya berada di kamar adiknya, semalam setelah memastikan neneknya tidur dirinya menyelinap ke kamar adiknya dan berbaring di sisi Tian. Tetapi, masalahnya sekarang Tian sudah tidak ada di sisinya dan mendapati matahari sudah masuk ke celah-celah jendela kamar. Tamatlah riwayatnya, pikir Shashi. Tetapi, ia masih menyempit diri mengagumi cincin berlian yang melingkar di jari manisnya. Entah kapan Tian menyiapkannya dan semalam disematkan di jari manisnya. Ia lalu melompat turun dari peraduan dan dengan hati-hati membuka pintu kamar. Mengendap-endap seperti seorang pencuri menuju dapur. "Xiao Shi, kau ini. Masih saja tidak bisa mengubah kebiasaanmu, cepat bantu calon suamimu menyiapkan sarapan."Shashi berdiri kaku dengan pipi memerah. Neneknya sedang memilih-milih sayuran segar di atas meja dapur, kelihatannya neneknya sudah ke pasar pagi-pagi sekali dan Tian
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 54Melamarnya "Bagaimana hasil pertemuannya?" tanya Shashi ketika Tian memasuki tempat tinggal mereka. Tian mendekati Shashi dan melingkarkan lengannya di pinggang Shashi. "Aku tidak menyangka kau memiliki ide gila seperti itu. Kau licik juga, ya?" Shashi menghela napasnya kemudian tersenyum. "Hidup di dunia yang kejam ini, terkadang jika kita tidak licik makan kita yang akan tersingkir." Wanita di dalam video itu adalah Shashi. Kebetulan perawakannya dengan Su Yenny memiliki tinggi badan yang mungkin hanya terpaut beberapa centimeter saja, juga bentuk tubuh mereka. Adegan demi adegan dilakukan selayaknya pembuatan film di mana Shashi dan Kai adalah pemeran dua aktor yang berperan lalu hasilnya diedit oleh orang kepercayaan Tian yang kompeten dalam bidangnya."Sebenarnya saya merasa kasihan pada Su Yenny, tidak seharusnya kita berbuat seperti ini padanya," gumam Shashi. "Dia layak mendapatkannya karena berusaha mencelakai sahabatku dan tidak
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 53Terbongkarnya Sifat Su Yenny Keesokan paginya Jim berdiri di depan pintu kamar hotel yang ditempati oleh Su Yenny, wanita itu sudah bersiap dengan dandanannya yang elegan. "Di mana bosmu?" tanya Su Yenny dan tidak segan menampakkan sikap tidak senang melihat Jim yang berada di depannya. "Tuan Muda menunggu Anda di rumahnya," kata Jim. Mengabaikan tatapan Su Yenny yang tidak bersahabat."Bukannya kemarin malam tuanmu mengatakan akan menjemputku pagi ini? Kenapa justru kau yang datang?" "Saya hanya menjalankan perintah, Nona." Su Yenny mengedikkan bahunya dan dengan raut wajah cemberut menutup pintu kamar lalu meninggalkan hotel diikuti Jim. Tadi malam Tian mengajaknya makan malam di sebuah restoran hotel lalu memintanya tinggal di hotel itu dengan layanan kamar nomor satu. Mereka membicarakan beberapa hal, termasuk rencana pernikahan yang akan mereka gagalkan. Dari gaya Tian yang sangat santai sepanjang obrolan mereka, Su Yenny sama sekal