Rayhan menatap layar ponselnya sambil sesekali cekikikan. Jam sudah menujukkan jam 10 sebenarnya sudah lewat 1 jam dari jam tidurnya.
Tak masalah bukan lagi pula gege nya juga sudah tidur jadi tak kan ada yang marah padanya.
Me.
Kakak galak.
Kakak galak.
Hm.
Me.
Ih tadi aja manggil prince.
Kakak galak.
Iya kenapa prince kenapa
belum tidur??
Me.
Nanti kak Rayhan masih mau
chat an sama kak Niel.
Kakak galak.
Tidur prince atau kakak nggak
mau main sama kamu.
Me.
Iya ini tidur kok good night kak.
Kakak galak.
Iya night too prince.
Tangannya menutup layar percakapan nya Rayhan tersenyum pelan kapan sang abang seperti ini padanya??
Cklekk.
Pintu
Suasana minggu sore ini masih gerimis dan tentunya dingin.Rafka sibuk mengusap punggung adiknya yang sedang ada dipangkuan nya. Jari mungil adiknya itu asik bermain kancing baju kemejanya. Ditubuhnya tersampir selimut tebal miliknya."Dek gege nggak pulang dulu ya besok gege ada lomba di luar kota gapapa kan?? " Tanya Rafka pelan. Karena ia tau adiknya ini manja dan dia yang paling dekat dengannya.Mata Rayhan membola lalu bagaimana nasibnya nanti??Ia tak mau jadi kelinci panggang nanti."Tapi ge nanti adek sama siapa," Rajuk anak itu.Rafka diam benarkan adiknya ini susah di tinggal."Kan ada kak Dafka terus bang sagara juga nanti malem pulang kok jadi adek ada temennya"Bujuk nya.Bukan tak ingin menemani adiknya tapi ini pertandingan taekwondo penting baginya. Tak mungkin ia absen ia juga tak mungkin mengajak alvino karena pasti anak itu akan re
Sagara masih duduk di samping adiknya sejak tadi menunggu Rayhan bangun. Ia masih tidak mengerti kenapa adiklknya ada di depan mansion padahal hujan turun sejak tadi. Apa anak itu sudah bosan bernafas???Setelah membawa adiknya ke kamar nya tadi ia langsung menghubungi dokter keluarga nya. Dan syukurlah adiknya hanya demam walau alerginya sempat kambuh sehingga harus membuat nya memakai nassal canula sekarang.Dafka sendiri masih sibuk duduk di ranjang Rayhan sambil terus mengusap rambut adiknya ia menyesal sungguh ia tak berniat menghukum dan membentak adiknya tadi.Tugas nya menumpuk tadi tapi saat sudah hampir selesai malah tugas nya tersiram kopi. Setelah menghukum Rayhan tadi ia langsung mengulang nya untung ia masih ada salinannya.Niatnya tadi hanya membuat adiknya jera tapi ia malah tertidur tadi saat ia bangun jam sudah jam setengah 8. Dan tepat saat ia akan membuka pintu ia ma
Rayhan mencoba menyamankan posisinya saat ini. Ia bosan sebenarnya hanya tiduran seperti ini tapi mau bagaimana lagi??Gege nya hilang gak tau dimana padahal tadi bilangnya mau menemaninya.kakak nya yang setan itu malah kabur dengan pacarnya. Abangnya jangan di tanya sudah pasti sedang pacaran dengan berkas berkas nya.Ting...Rayhan meraih ponselnya saat benda pipih itu berbunyi.Kakak galak.Prince lagi apa??Salah satu fans nya ternyata begini nih kalau punya wajah tampan pasti banyak yang mengidolakan nya Pikir Rayhan.Me.Lagi pelajaran kak.Kakak galak.Bohong ekor kamu bakal tumbuh.Me.ih enggak kok.Kakak galakTlp.Rayhan mengernyit bingung apanya??kakak galak itu paling suka bicara
20.HilangSuasana di ruangan ini begitu mencekam dan ini semua karena aura hitam yang di keluarkan oleh pimpinan kantor ini.Siapa lagi kalau bukan Sagara. Bahkan mereka menunduk takut tak berani menatap mata tajam Sagara. Tampak sekali Sagara begitu marah.Bahkan mereka semua masih tak tau kenapa mereka di kumpulan di ruangan ini."Apa saya pernah mengajari kalian bertindak lancang pada keluarga Kavendra??" Tanyanya dingin.Mereka semua diam tak ada yang berani menjawab."JAWAB!!"Bentak Sagara pada akhirnya." Tidak"Jawab mereka pelan."Bagus lalu apa maksud sikap kalian tadi?? " Tanya nya datar.Sekarang mereka paham maksud atasan mereka ini apalagi melihat sikap mereka pada adik atasan mereka tadi."Kalian bertiga, kesini" Tunjuk Sagara pada tiga orang yang tadi pagi
Rayhan tampak mendusel manja pada dada bidang kakak galak nya. Daniel sendiri tidak masalah ia malah senang jika anak nakal ini manja pada nya. Lengan nya sibuk menopang tubuh mungil itu di pangkuannya."Prince kenapa?? " Tanya Daniel pelan."Nggak papa kak prince cuma lagi lapar" jawab Rayhan pelan. Mata bulat itu kini mulai menerawang langit yang mulai menghitam.Angin juga mulai berhembus membuatnya sedikit kedinginan. Posisi mereka kini ada di sebuah taman kecil di sudut kota. Suasana nya juga sepi mungkin efek mendung.Daniel terkekeh pelan padahal anak itu baru makan 3 porsi mie ayam dan itu belum ada 2 jam pantas saja perut nya buncit."Prince mau makan apa lagi?? "Tanya Daniel lembut."Mau boba kak Boleh nggak??"Daniel mengangguk" Boleh tunggu sini atau mau ikut?? "tanyanya."Sini aja kak."
Siang ini Rayhan sudah di perbolehkan pulang lagipula anak itu juga sudah rewel ingin pulang sejak kemarin. Padahal baru 2 hari di rumah sakit.Sekarang ia sedang bergelung nyaman di kasurnya Rafka juga sibuk bersiap untuk sekolah sebenarnya ia tak ingin berangkat dulu mengingat adiknya itu masih sakit.Tapi ada beberapa pelajaran yang harus ia ikuti apalagi ia sudah hampir lulus. kakaknya juga harus menyelesaikan beberapa tugas dosen nya dan sudah berangkat lebih dulu tadi. Jadi dengan berat hati mereka harus meninggalkan Rayhan sendiri."Adek beneran nggak papa sendirian?? " Tanya Rafka khawatir.Rayhan yang masih terbungkus selimut mengangguk imut"Huum gege nggak usah khawatir" Katanya pelan.Rafka mengangguk paham walau ada sedikit rasa tak enak dalam dirinya. Melihat keraguan gege nya Rayhan lalu bangkit mendudukkan dirinya lalu memeluk pinggang gege nya yang b
Rayhan masih terus menempel pada Daniel saat ini masuk takut karena menonton tadi. Daniel merutuki dirinya yang mengiyakan permintaan anak itu.Kini anak itu sedang duduk di pangkuan Daniel tak peduli dengan tatapan orang orang di sekitar mereka. Tapi untung saja taman dekat mall ini tak terlalu ramai.Tangan Daniel mengusap rambut anak itu yang terlihat lepek akibat berkeringat. Rayhan tak peduli ia malah menyamankan dirinya."Prince nggak mau minum hm?? " Tanya Daniel yang kini beralih mengusap pipi gembul Rayhan."Eung.... " Rayhan menggeleng tanda menolak."Mau turun" Lanjutnya pelan.Daniel menurut tangannya membantu anak itu turun dan duduk di sampingnya. Rayhan juga sudah tampak tenang saat ini."Mau apa hm?? " Tanya Daniel lembut matanya menatap Rayhan dengan lembut. Anak itu kini melihat ja
"Mau ikut ge!! " Teriak Rayhan kesal.Pagi ini kembali di awali dengan keributan dan pelaku utama nya tentu saja anak bungsu kavendra.Kondisi Rayhan sudah lebih baik dari kemarin apalagi setelah makan mie ayam kemarin. Bahkan anak itu sudah teriak teriak tidak jelas. Dafka yang mendengar nya hanya dapat menyumpal telinganya dengan earphones sambil memakan sarapannya dengan khidmat.Rafka yang malah sibuk menenangkan Rayhan yang kini menolak sarapan ingin ikut ke sekolah nya katanya."Tapi nanti nggak ada yang jagain kamu dek nanti kakak banyak ulangan" Bujuk Rafka.Pusing menghadapi bocah kesayangan nya. Ingin meninggalkan nya di rumah takut anak itu kembali kabur. Jadi jalan satu satunya biar ikut kakaknya dulu saja.Dafka menoleh tak terima "Enak aja nanti gue ada kencan ya ntar kalo tuh bocah ikut dikira gue melihara tuyul lagi ihh ogah."
"Maaf tapi..... "BUGGG.....Tangan Sagara melayang begitu saja mengenai rahang kiri milik dokter Erlangga." Jangan bilang maaf!! bilang adek saya baik baik aja!!! "Teriak Sagara murka.Dokter itu menunduk mengabaikan rasa sakit yang menjalar di pipi kirinya. "Maafkan kami tapi pasien dengan nama Rayhan Kavendra Clarence dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.07."Liquid bening yang sejak tadi di tahan oleh Daniel luruh seketika mendengar nya. Adiknya, adiknya tak mungkin benar benar meninggalkan nya kan? adiknya tadi berkata merindukan nya tapi kenapa? kenapa mereka harus bertemu saat sang adik sudah tak bernyawa lagi?Tidak!! pasti dokter keparat itu berbohong, adiknya itu kuat adiknya tak mungkin secepat ini meninggalkan nya kan?"JANGAN SAMPAI GUE BAKAR RUMAH SAKIT INI SIALAN!! BILANG KE GUE RAYHAN BAIK BAIK AJA!!
Rayhan membuka mata nya perlahan saat dirasa merasakan sesuatu yang menimpa perutnya hingga menimbulkan nyeri. Ia menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat kakaknya yang tertidur sembari memeluknya. Mungkin kakaknya terbangun dan pergi ke kamarnya.Padahal ia sendiri lupa ia kembali ke kamar nya jam berapa."Makasih ya kak masih mau di samping bocah nyebelin ini, maaf sering bikin kesel" Tangan Rayhan mengusap pipi kakaknya begitu lembut.Ia tersenyum sendu ingin menangis namun air matanya bahkan sudah tak mau keluar sama sekali. Rasanya terlalu menyesakkan untuk saat ini."Bangun kak nanti keburu ikan nya yang di goreng idup lagi" Rayhan menepuk nepuk pipi dafka yang tampak terganggu."Kak ihh ayok" Rayhan mendengus kesal ia duduk lalu dengan sekuat tenaga langsung menarik kasar tangan Dafka."Bangunnn!!! "Dafka terbangun paksa saat m
Dafka berlari secepat mungkin menuju area kolam renang saat salah satu maid memberi tau nya jika kedua adiknya ada disana. Sumpah demi apapun perasaan nya sudah tak enak. Apalagi mengingat kondisi emosi Rafka yang sedang buruk. Dan pasti Rayhan lah yang akan jadi tempat pelampiasan nya."RAYHAN!! "Mata nya membola melihat Rayhan berada di kolam renang dengan kondisi yang sudah mengenaskan.Wajahnya pucat dan seragamnya basah kuyup. Dengan segera ia menghampiri Rayhan."Adekkk!!?? " Panik Dafka.Dengan tergesa Dafka mencoba menarik tubuh lemah Rayhan agar naik ke atas. Cukup sulit mengingat ia tak pernah menggendong Rayhan selama ini."Di... ngin... hahh... " Rayhan merasa dada nya menyempit.Nafasnya bahkan nyaris habis. Namun jantung seakan tak mau di ajak kerja sama. Ingin menarik nafas saja rasanya begitu menyakitkan. Sesak.
Rayhan berjalan mengendap endap menuju lantai bawah ia berjalan lewat tangga tentu saja. Takut kakak kakaknya terbangun jika ia turun dengan lift. Bersyukur lah ia memasang alarm dan bisa bangun sebelum yang lainnya bangun. Ia berjalan turun menuju dapur utama. Dapat ia lihat banyak maid yang sudah mulai bekerja."Untung kakak buncit belum bangun"Gumamnya pelan.Ia bersenandung ringan sambil tersenyum ke beberapa maid dan penjaga yang menyapa nya." Tuan kecil ada apa ke dapur?? apa anda ingin sesuatu?? "Tanya salah seorang maid yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga Kavendra.Rayhan menggumam pelan. " Eung Rayhan mau masak buat gege Kak"Jawab nya singkat.Memang alasan Rayhan ingin bangun pagi karena ia ingin membuatkan gege nya bekal. Walaupun ia tak pernah di ijinkan oleh gege nya memasuki area dapur karena takut ia ceroboh dan terluka.
Daniel mengusap lembut punggung tangan Rayhan yang masih belum sadar sejak 1 jam lalu. Sudah berulang kali ia memanggil nama Rayhan. Namun nihil adiknya ini seakan begitu menikmati tidur lelap nya. Atau mungkin adik nya terlalu kelelahan. Pipi gembul yang biasanya berwarna putih juga tampak memucat."Prince bangun yuk, " Daniel mengecup punggung tangan adiknya sekali lagi berharap afeksi nya berhasil membuat Rayhan bangun.Adiknya sudah diperiksa tadi dan kata dokter yang berjaga adiknya mengalami dehidrasi dan mengalami tekanan sehingga kondisi nya menurun di tambah imun adiknya yang memang rendah untuk anak seusianya. Tak ada yang perlu di khawatir kan cukup menjaga pola makan dan perbanyak istirahat. Rayhan juga tak boleh mendapatkan tekanan dulu karena itu tak baik bagi kondisi nya."Kalo prince bangun nanti kakak ajak prince jalan jalan ya kita kulineran kemanapun prince
Rayhan termenung memperhatikan jalanan yang ramai dari balik kaca mobil milik kakaknya. Pikirkan nya melayang ke sikap gege nya tadi. Ia bahkan tak pernah menyangka jika pada akhir gege nya serius akan mengabaikan nya. Padahal biasanya gege nya itu selalu cerewet mengingatkan semua keperluan nya saat akan sekolah."Awas ketempelan Cil" Celetuk Dafka."Kan aku temenan sama setan nya kak jadi nggak mungkin mau nempelin aku setan nya" Balas Rayhan sedikit malas.Dafka menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak bodoh untuk tau jika adiknya sedang memikirkan sikap Rafka tadi. Namun jika mengingat kembali ucapan Rafka semalam semuanya memang nyata. Padahal tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya jika Rafka akan begitu berubah."Jangan di pikirin Ray, nanti lo sakit. Rafka cuma lagi kesel aja makanya kayak jadi nanti juga baik lagi kok" Dafka menatap lurus kedepan sesekali a
Dafka berjalan cepat menuju kamar milik Rafka ia sangat yakin adiknya berada di sana. Entahlah perasaan nya juga tak enak ia takut Rafka macam macam pada Rayhan. Sejak semalam ia bahkan di kunci abang nya di kamarnya dan berakhir ia yang hanya bisa berdoa agar adiknya baik baik saja.Cklek...Dafka berusaha membuka pintu Rafka namun gagal. Sudah beberapa kali ia mencoba nya namun hasilnya sama saja. Sepertinya Rafka mengunci nya."Sial mana di kunci lagi" Gumam nya kesal.Terdengar suara langkah kaki di belakangnya dan tanpa menoleh pun ia sangat tau siapa yang menyusul nya saat ini."Cari ini kak?? "Kata nya sinis.Memamerkan sebuah kunci di tangannya.Dafka menoleh dan benar saja itu adalah Rafka. " Balikin kuncinya Raf, gue mau liat adek "Geram nya.Rafka terkekeh pelan ia kembali memasukan kunci itu ke
"Sudah selesai drama nya Rayhan Kavendra Clarence?? " Desis suara itu terdengar begitu tajam.Rayhan sontak menoleh dan netra nya beradu tepat dengan tatapan yang sangat dingin milik Rafka. Di sana tepat di hadapan nya Rafka berdiri dengan raut wajah yang bahkan belum pernah sekalipun ia lihat sebelumnya."Ge_gege..." Suaranya tercekat tak mampu keluar sedikitpun.Plok... plok.... plok...Suara tepuk tangan dari Rafka sambil menyunggingkan senyum miring miliknya. Rahang nya mengeras dengan sorot mata yang begitu mengerikan. Aura yang mansion bahkan begitu gelap."Bagus sekali permainkan mu Rayhan" Rafka berjalan menghampiri adiknya yang masih terpaku di tempatnya.Dafka sendiri tak kalah terkejut ia bahkan tak mampu untuk sekedar mengeluarkan pembelaan apapun. Terlebih melihat adanya abang nya yang hanya menatap mereka dengan tangan
Rafka menatap adiknya yang sibuk memakan makan siangnya dengan tenang. Tangan nya sesekali mengusap sudut bibir Rayhan yang kotor oleh makanan nya. Bahkan ia tampak tak peduli dengan makan siang nya sendiri. Kini semua atensi nya terfokus pada kesayangan nya itu."Kamu nggak makan Zheyeng??" Tanya Satya yang ikut duduk bersama kedua kakak beradik itu. Mulut nya masih sibuk mengunyah nasi goreng nya."Bisa nggak sih lo jadi manusia sehari aja Sat jijik gue" Balas Rafka datar.Netra tajam nya masih menatap penuh sayang ke arah pipi bulat adiknya yang tampak menggembung karena makanan nya. Terlalu malas menghadapi sahabat nya yang gila itu.Efek baru saja putus karena di selingkuhi mungkin. Ingin rasanya ia memasukan teman nya itu ke rumah sakit jiwa tapi kasian juga dokter yang merawat nya."Ge~adek mau es susu coklat" Pinta Rayhan setelah menelan makanan nya yang